Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang menjadi ciri khas dan keunggulan Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam.
Keanekaragaman itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke Indonesia. Masuknya budaya asing memperkaya warna kebudayaan Indonesia. Budaya asing itu sendiri bisa masuk melalui salah satunya yaitu asimilasi.
Pengertian Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Pengertian Asimilasi Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian asimilasi menurut para ahli, terdiri atas:
- Menurut Koentjara Ningrat (1996: 160)
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara insentif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
- Menurut Ogburn and Nimkoff
Asimilasi adalah proses dari interpenetration dan perpaduan individu dan kelompok anquires kenangan, sentimen, dan sikap orang lain atau kelompok, dan dengan berbagi pengalaman dan sejarah, digabungkan dengan mereka dalam kehidupan budaya”.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli
- Menurut Garbarino
Asimilasi adalah penyerapan kelompok ke dalam cara masyarakat dominan dan kelompok hilangnya umum kekhasan budaya sebagai akibatnya”.
- Menurut Soerjono Soekamto
Asimilasi adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.
- Menurut Robert E.Park dan Ernest W. Burgess (1921:735)
“Proses interpretasi dan fusi di mana orang-orang dan kelompok memperoleh kenangan, sentimen, dan sikap orang lain atau kelompok, dan, dengan berbagi pengalaman dan sejarah, digabungkan dengan mereka dalam kehidupan kebudayaan bersama “.
Ciri-Ciri Asimilasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri asimilasi, terdiri atas:
- Perbedaan di dalam masyarakat akan semakin berkurang tersebab adanya berbagai usaha untuk mengurangi maupun menghilangkan perbedaan di antara individu dan kelompok
- Kesatuan tindakan, perasaan, dan sikap akan semakin erat serta lebih mementingkan tujuan bersama.
- Adanya interaksi secara terus menerus dan langsung antara individu di dalam kelompok masyarakat.
- Terdapat kesadaran dari setiap individu untuk memberikan peninjauan pada kebudayaan yang lain untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Syarat-Syarat Asimilasi
Berikut ini terdapat beberapa syarat-syarat asimilasi, terdiri atas:
- terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
- terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
- Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
Golongan yang Mengalami Proses Asimilasi
Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan menyesuaikan diri dengan kebudayaan mayoritas, sehingga lambat laun kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
Proses asimilasi timbul bila ada kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul langsung dan intensif unntuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimiilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan tindakan.
Faktor Penghambat Terjadinya Asimilasi
Berikut ini terdapat beberapa faktor penghambat terjadinya asimilasi, terdiri atas:
- Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya golongan minoritas).
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu sering kali menimbulkan. Factor ketiga.
- Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
- Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
- Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan cirri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
- In-group feeling yang kuat dapat pula menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi.
- Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi adalah apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
- Kadangkala factor perbedaab kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi juga dapat menyebabkan terhalangnya proses asimilasi.
- Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
Faktor Pendorong Terjadinya Asimilasi
Berikut ini terdapat beberapa faktor pendorong terjadinya asimilasi, terdiri atas:
- Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
- Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
- Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
- Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
Jenis-Jenis Asimilasi
Adapun jenis-jenis dari asimilasi yaitu :
- Asimilasi budaya : proses mengadopsi nilai, kepercayaan, dari suatu kelompok etnik atau beragam kelompok bagi terbentuknya sebuah kandungan nilai, kepercayaan, dari kelompok etnik baru.
- Asimilasi struktural: proses penetrasi kebudayaan dari suatu kelompok etnik kedalam kebudayaan etnik lain melalui kelompok primer seperti keluarga, teman dekat.
- Asimilasi perkawinan, atau sering disebut asimilasi fisik yang terjadi karena perkawinanan antar etnik atau antar ras untuk melahirkan etnik atau ras baru
Contoh Asimilasi
Berikut ini terdapat beberapa contoh asimilasi, terdiri atas:
1. Begitu banyak budaya merayakan lebaran dari luar Indonesia yang bercampur baur dengan budaya Indonesia. Istilah kerennya adalah asimilasi kebudayaan. Dan pada akhirnya hal ini dapat diterima dan lambat laun menyatu sebagai salah satu kebudayaan Indonesia.
Pertama, budaya Lebaran Indonesia adalah budaya ketupat. Ketupat sendiri adalah makanan khas dari asia tenggara dan merupakan makanan yang biasanya dihidangkan pada saat merayakan lebaran. Makanan yang berasal dari beras ini boleh dikatakan sebagai budaya dari Indonesia. Tradisi makan ketupat di Indonesia kemudian diperkental dengan tambahan makanan pelengkap untuk ketupat yaitu opor ayam dan rendang daging. Bagi orang betawi asli, opor ayam adalah sayur wajib pada saat menyantap ketupat. Sedangkan rendang daging adalah makanan pelengkap khas dari Sumatera Barat, Rendang daging yang berminyak dan berwarna kehitaman akan sedap sekali jika disantap dengan ketupat.
Beberapa jenis rendang dapat dibuat pada saat lebaran, Mulai dari rendang daging asli sampai dengan rendang yang telah dicampur dengan kentang sebesar kelereng ataupun potongan singkong kecil-kecil. Cabe keriting serta takaran santan yang pas membuat lidah ini akan menari-nari pada saat menyantap ketupat plus rendang. Padanan lain dari ketupat tentunya sayur labu siam. Belum afdol jika sayur ini tidak dihidangkan pada saat lebaran. Seiring perkembangan jaman, saat ini sayur labu siam ini dapat pula digantikan dengan sayur buncis.
Merujuk pada budaya jawa, ketupat ternyata dikatakan dengan ‘kupat’ yang mempunyai dua makna. ‘Ku’ berarti ‘mengakui’ dan ‘Pat’ berarti ‘kesalahan’. Jadi berdasarkan harfiah, ketupat sama dengan “mengakui kesalahan”. Ini identik dengan makna lebaran untuk saling mengakui kesalahan dan sekaligus memberikan maaf atas semua kesalahan orang lain. Kembali kepada fitrah manusia yang masih suci. Bahkan pada saat penyebaran agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai mediasi untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Menarik sekali.
Kedua, budaya lebaran Indonesia adalah budaya dodol. Dodol mungkin bukan menjadi sesuatu yang wajib di semua wilayah di Indonesia. Namun bagi masyarakat Betawi, dodol Betawi hukumnya wajib ada pada saat perayaan lebaran. Teringat saya akan dodol betawi asli yang dijual oleh teman saya yang berasal dari daerah Condet. Resep dodol yang dibuat oleh keluarganya merupakan turun temurun dan dia hanya menjual dodol betawi ini pada saat satu minggu menjelang lebaran.
‘Ini sudah tradisi’, jika saya menanyakan keganjilan ini. Jelas sekali bahwa dodol adalah makanan dari Tionghoa. Biasanya dibuat pada saat merayakan tahun baru Cina ( Imlek ). Namun seiring waktu dan juga percampuran antara penduduk asli Betawi dan Tionghoa, dodol akhirnya menjadi makanan khas perayaan lebaran umat Muslim maupun kaum Tionghoa. Maknanya masih sama bahwa dodol dibuat untuk merayakan hari yang dianggap besar atau agung.
Ketiga, budaya lebaran Indonesia adalah budaya kue kering. Pedagang kue kering banyak bertebaran menjelang lebaran. Mulai dari harga yang murah sampai dengan harga yang mahal. Cara penjualannya pun beragam. Dapat dijual di pasar tradisional, di bazaar Ramadhan sampai dengan menggunakan media internet. Jangan tanyakan mengenai kualitas dan rasa kue kering ini. “Ono Rego Ono Rupo”, jika meminjam istilah bahasa Jawa. Harga akan menunjukkan kualitas dan rasa dari kue kering. Tradisi membuat kue kering ini pun tidak luput di rumah saya, Saya bahkan hapal jenisnya.
Sebutlah mulai dari Castangel, Nastar, Putri Salju, Sagu Keju, Semprit, Lidah kucing, Bola Coklat, kacang bawang bahkan kue biji ketapang yang merupakan kue kering khas Betawi. Ya, setiap lebaran semua kue tersebut selalu tersedia di meja rumah saya. Sebenarnya budaya kue kering ini merupakan tradisi bagi umat Kristiani pada saat merayakan hari natal. Namun lagi-lagi asimilasi budaya membuat kue kering menjadi makanan wajib pada saat lebaran.
Dibalik semua hal diatas, saya berpikir bahwa budaya lebaran di Indonesia ternyata sangat beraneka ragam. Berbagai budaya mulai dari Indonesia ( Betawi, Sumatera Barat dan Jawa ), Tionghoa dan Western telah menyatu dalam budaya lebaran di Indonesia. Ini baru dilihat dari satu kacamata yaitu makanan khas lebaran. Belum lagi tradisi petasan, mudik serta salam tempel yang menjadi semacam rutinitas pada saat perayaan lebaran. Ya, akhirnya asimilasi ini membentuk satu budaya baru dalam lebaran di Indonesia.
Budaya yang jika dikaitkan dengan pendekatan antropologi adalah sebagai simbol dan makna bersama kemudian diberdayakan dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan harfiah budaya itu sendiri yaitu cultura ( perawatan ). Terlepas dari semua hal itu, saya tetap merasa antusias dengan tradisi lebaran di Indonesia. Lebaran yang unik dengan berbagai percampuran kebudayaan dan tentunya menjadi ciri khas bagi bangsa Indonesia itu sendiri.
2. A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan Tango, tetapi tarian baru tersebut tidak mirip sama sekali dengan tarian Bali atau Tango.
3. Sunan Kalijaga, beliau menyadari pada saat itu masyarakat suka berkumpul dalam pertunjukan wayang dan musik-musik gendingan, maka dengan mengambil kisah mahabarata Sunan kalijaga memasukan filosofi-filosofi dan tata cara hidup menurut Islam dalam kisah wayang mahabarata tersebut. Dengan demikian Sunan dapat mengumpulkan masyarakat untuk menonton wayang sembari berdakwah. Maka dengan cara tersebut Sunan Kalijaga mampu untuk mengajak masyarakat lokal untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, Sunan Bonanng dengan tembang geguritannya menyebarkan agama Islam
4. Budaya setelah kematian, dimana akan ada peringatan 7 – 1000 hari. Upacara tersebut bukanlah ajaran Islam melainkan ajaran Hindhu, namun masyarakat menjalankan hal tersebut karena sudah terbiasa oleh ajaran nenek moyang mereka dan takut kualat apabila tidak menjalankannya. Selain upacara kematian terdapat juga berbagai budaya hindhu yang lain antara lain budaya sedekah bumi, dan sedekah laut. upacara tersebut dijalankan setiap bulan syura atau muharram dalam kalendar islam.
Budaya-budaya tersebut sampai sekarang masih sering dijalankan oleh masyarakat khususnya masyarakat Jawa yang kental akan budaya-budaya mistis. dalam setiap upacara mereka selalu dimulai dengan doa – doa dalam Islam. Ini dikarenakan sebelum para Wali meluruskan ajaran – ajaran Islam, mereka keburu dipanggil Oleh Allah SWT. Sehingga masyarakat tetap menjalankan ajaran-ajaran tersebut sampai sekarang.
5. Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat memalukan. Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggan.
6. sistem perkawinan islam dalam tradisi masyarakat jawa, minangkabau, sunda dan sebagainya.
Demikianlah pembahasan mengenai Asimilasi adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Contoh, Ciri, Syarat, Proses, Faktor dan Jenis semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Baca Juga :