Pengertian Flagellata
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang berarti cambuk) atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig” yang berarti cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel (posterior).
Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan. Flagellata juga memiliki alat pernapasan yang disebut stigma. Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan untuk pembakaran hidrogen yang terkandung di dalam kornel.
Flagellata meliputi sekitar 1500 jenis Protozoa yang semuanya mempunyai alat gerak flagela. Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas dan flagel. Kinetoplas terdiri dari blefaroplas. Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam badan parasit.
Kadang-kadang ada struktur yang nampak sebagai satu garis mulai dari anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping badan parasit terdapat membran bergelombang dan kosta yang merupakan dasarnya. Beberapa spesies flagelata mempunyai sitostoma Berdasarkan struktur morfologinya.
Ciri-Ciri Flagellata (Mastigophora)
Flagellate terdiri dari beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan jenis protozoa lainnya secara umum ciri-ciri Flagellata (Mastigophora) sebagai berikut :
- Mempunyai alat gerak yaitu flagel (bulu cambuk).
- Hidup sebagai parasit atau hidup bebas di habitat air laut dan air tawar.
- Permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula sehingga bentuknya tetap.
- Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi olah suatu selaput yang fleksibel yang disebut pellicle, di sebelah luarnya terdapat selaput plasma.).
- Memiliki dua macam protoplasma, yaitu, ektoplasma (lapisan luar) yang memadat dan lapisan dalam berupa endoplasma yang berwujud agak encer.
- Hidup secara soliter dan ada juga yang Uniseluler atau berkoloni.
- Bersifat mikroskopis ( hanya bias dilihat dengan mikroskop).
- Berkembang biak secara seksual dan aseksual, secara seksual di lakukan dengan konjugasi sedangkan secara aseksual di lakukan dengan pembelahan diri.
- Bentuk Tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi).
Bagian Tubuh Dan Fungsinya
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya volvox. ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein. Bentuk tubuh zooflagellata mirip dengan sel leher porifera. Zooflagellata mempunyai flagel yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.
Flagel adalah semacam bulu cambuk. Bulu cambuk terletak pada bagian depan sel, ada juga yang berada di belakang sel. Bila alat geraknya berada di depan sel maka saat bergerak seperti menarik sel itu, sedangkan pada falgellata yang memiliki alat gerak di belakang maka gerakannya seperti mendorong sel. Flagel tidak hanya sebagai alat gerak tetapi juga sebagai alat pencipta gelombang di air sehingga makanannya dapat mendekat ke mulutnya dan dapat dimakan.
Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membrane selulosa. Salah satu spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena viridis. Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh tumpul dan bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh pelikel dan dilengkapi dengan satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak untuk berpindah tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.
Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior dan melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya, sehingga berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intensitas cahaya di lingkungan. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Bagian yang bernama vakuola kontraktik, fungsinya sebagai tempat pembuangan zat sisa yang berupa cairan, ada nukleus atau inti sel, vakuaola makanan, palikel. Berbeda dengan vakuola kontraktik, vakuola makanan berfungsi sebagai mulut flagellata. Pelikel adalah suatu lapisan luar flagellata yang terbentuk dari protein.
Cara Makan
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25°C, sedangkan pH antara pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik (heterotrof), apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih kecil, bersifat holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic yang berasal dari lingkungan karena memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah mati dan bersifat parasitik dengan cara menempel pada inang untuk mendapat nutrisi.
Fitoflagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian besar spesies ini memiliki kloroplas, sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Euglena viridis dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna organisme lain (holozoik).
Euglena dapat menghasilkan makanan sendiri karena pada lapisan entoplasma terdapat kloroplas yang mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup cahaya, terjadi fotosintesis yang menghasilkan zat tepung (amilum). Amilum ini disimpan didalam sitoplasma dalam bentuk butir-butir paramilum.
Habitat Flagellata
Flagellata terdapat dalam berbagai habitat, termasuk lingkungan darat dan perairan (air tawar dan air laut). Tanah yang ditinggali oleh protozoa telah diketahui dari hampir setiap jenis tanah dalam setiap lingkungan, dari tanah rawa sampai pasir kering. Flagellata termasuk protozoa dengan angka keragaman spesies yang dominan. Densitasnya mencapai 3000 sampai 200.000 per gram tanah.
Sejauh ini, telah dipelajari tentang flagellate dari segi ekologis, yaitu spesies air tawar dan spesies air laut. Beberapa di antaranya adalah stenohalin (sensitive terhadap tonicity dan membutuhkan rentang salinitas yang sempit) dan euryhaline (toleran terhadap variasi salinitas).
Flagellata hidup secara komensal atau parasit dengan tumbuhan atau hewan yang sering membutuhkan lingkungan khusus, sehingga flagellate teradaptasi dalam lingkungan yang terbatas dari hostnya. Contohnya, flagellate dapat hidup pada lingkungan anaerob di usus serangga atau invertebrate. Flagellata darat ada yang autotrof obligat dan memerlukan pencahayaan yang memadai untuk pertumbuhan. Misalnya Chloromonads yang terhambat pertumbuhannya ketika musim salju.
Spesies air autotrofik terbatas hanya pada zona fotik dimana kualitas cahaya dan intensitas cahaya berada dalam kisaran kompensasi fotosintesis organisme. Titik kompensasi fotosintesis adalah tingkat intensitas cahaya di mana fotosintesis hanya cukup untuk menjaga metabolisme respirasi. Fotoautotrof yang mampu menyesuaikan respirasinya ke tingkat yang sangat rendah dan sangat efisien menggunakan energi cahaya yang tersedia, memiliki intensitas cahaya kompensasirendah.
Ada banyak variasi kompenssasi dari Dinoglagellata dengan kisaran < 1 -35 μEinsteins/m2/sec. Flagellata heterotrofik, walaupun kadang-kadang terhambat oleh intensitas cahaya, tetapi sedikit dipengaruhi oleh variasi cahaya daripada tipe fotoautotrofik. Jadi, flagelata heterotrofik banyak ditemukan di tempat yang mempunyai sumber karbon organic melimpah dan tanpa cahaya, meskipun ada beberapa yang dapat tumbuh baik di lokasi dengan intensitas cahaya rendah. Pertumbuhan pigmen dan warna euglenoid (contohnya, pigmen Euglena gracilis var bacillaris dan Astasia longa tak berpigmen) terjadi di tempat yang kurang cahaya daripada di tempat gelap.
Beberapa euglenoid (contohnya E. sanguine dan E. haematodes) berpigmen merah yang bergerak ke permukaan cell dalam cahaya terang, dan memberi warna merah pada sel, namun warna tersebut akan memudar jika sedikit cahaya. Beberapa flagelata asetat juga bersifat anaerob fakultatif. Contohnya Ochromonas malhamensis yang hanya hanya berfotosintesis mingguan dan bergantung kepada sumber karbon eksternal.
Flagelata asetat dapat hidup di lingkungan yang mempunyai pH rendah yang kaya akan asam aorganik. Mempunyai membrane yang relative impermeable terhadap asam organic dan menggunakan mekanisme transport membrane untuk regulasi dalam tubuh. Molekul khusus yang menempel pada membrane plasma dan membawa molekul asam tersebut ke sitoplasma.
Reproduksi Flagellata
Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya pada Euglena. Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga menghasilkan individu muatan yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan.
Pada Volvox terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan ovum, namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma serta ovum. Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri.
Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu baru.
Penjelasannya:
a) Reproduksi secara vegetatif: pembelahan biner
Pembelahan biner pada flagellata berlangsung secara longitudinal. Menurut Smith (2010), pembelahan sel dimulai dengan menduplikasi DNA-nya untuk membuat dua set lengkap. Sel terus tumbuh dan set DNA bergerak ke ujung berlawanan pada sisi sel. Setelah sel telah mencapai ukuran yang tepat, sel membagi menjadi dua sel anak dengan DNA yang identik. Fusi biner adalah cara reproduksi klasik yang digunakan ketika suatu organisme hidup dalam lingkungan yang stabil.
Waktu pembelahan biner ini penting, karena organisme harus melakukannya pada saat yang tepat. Proses ini sebagian diatur oleh septum cincin, yaitu cincin protein yang terbentuk disekitar pertengahan sel. Septum cincin ini mendorong sel untuk dibagi secara merata tanpa merusak DNA atau dinding sel. Kesalahan dalam proses fusi dapat menyebabkan pembentukan sel anak dengan DNA tidak lengkap, atau salinan tambahan gen tertentu. Cincin septum dirancang untuk mencegah hal ini.
b) Reproduksi secara generatif: persatuan antara ovum dan spermatozoid
Selain reproduksi secara vegetative (pembelahan biner), kelompok flagellata juga melakukan perkembangbiakan secara generatif. Reproduksi ini sangat diperlukan untuk memperkaya variasi genetic, sehingga akan meningkatkan kemampuannya untuk hidup pada kondisi lingkungan yang baru.
Contoh flagellate yang memiliki proses secara generative adalah Volvox sp. Volvox merupakan kandidat protozoa yang unik untuk diteliti. Catatan penting untuk membahas Volvox adalah Volvox merupakan Flagellata yang berkoloni membentuk suatu bola.
Reproduksi aseksual terjadi pada garis ekuator, sel ini berkembang menjadi “germ cell”, kelompok individu jantan dan individu betina terbentuk pada koloni yang berbeda. Sel-sel germinal betina tidak membagi, melainkan semakin membesar untuk membentuk sebuah ovum.
Pada beberapa spesies koloni Volvox bersifat hermaphroditic, yaitu dalam satu koloni dapat membentuk sperma serta ovum. Namun kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga pembuahan diri (pada satu koloni) dapat dicegah (Wimvan, 2003).
Reproduksi dimulai dari koloni betina yang menggandung ovum dan koloni jantan yang mengandung sperma bertemu. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu baru. Pada Gambar dibawah ini menunjukkan koloni Volvox jantan dengan paket sel sperma dan Volvox betina dengan ovum. Sel sperma akan menuju koloni Volvox betina untuk mencari ovum dan terjadi pembuahan.
Beberapa Flagellata memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Dalam bentuk kista, Flagellata dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Pada Zooflagellata, menjadi bentukan kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan terjadinya transmisi dari satu host ke host yang lain.
Ketika dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho=untuk memberi makan), secara aktif mencari makan dan tumbuh. Proses dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.
Klasifikasi Flagellata (Mastigophora)
Berdasarkan struktur morfologinya, Flagellata dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata. Fitoflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti tumbuhan, sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti hewan (Roger, 1988).
- Fitoflagellata
Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki plastida, sehingga dapat melakukan fotosintesis (Roger, 1988
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu: Kriptomonadida, Euglenoida, Dinoflagellata, Krisomonadida, Prymnesiida, Volvocida, Prasinomonadida, dan Silicoflagellida (Roger, 1988).
a) Kriptomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo ini memiliki ciri-ciri: tubuh kecil, berbentuk bulat telur, agak pipih pada salah satu sisi tubuhnya, permukaan selnya licin dan dilapisi dengan periplas, bentuk plastida memanjang mirip seperti perahu, memiliki dua buah flagella didaerah apikal dekat lubang mulut. Kedua flagella ini memiliki rambut-rambut yang tersusun dari protein filamen. Chroomonas mesostigmatica merupakan salah satu contoh yang representatif dari ordo ini.
b) Euglenoida
Ciri-ciri organisme yang termasuk ordo ini adalah memiliki bentuk tubuh menggelendong dengan ujung berbentuk meruncing, tubuhnya dilapisi dengan pelikel, memiliki dua buah atau lebih flagel (satu bulu cambuk panjang dan satu bulu cambuk pendek) yang muncul dari bagian lubang apikal, plastida berbentuk pipih dan seperti pita, dan memiliki stigma yang tampak jelas (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang (Roger, 1988). Beberapa contoh dari ordo Euglenoida yaitu Euglena gracilis, Euglena acus, dan Euglena viridis.
Menurut Verda (2010), Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara memasukkan makanannnya yang berupa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan dicerna.
c) Dinoflagellata
Organisme yang termasuk kedalam ordo Dinoflagellata banyak ditemukan di air tawar maupun air laut, dan merupakan sumber makanan penting bagi organisme kecil lainnya. Kelompok Dinoflagellata ini memiliki ciri-ciri: bentuk selnya biconical (seperti katup), memiliki alur spiral yang disebut cingulum dan celah longitudinal yang disebut sulkus, dan memiliki bentuk plastid yang bulat memanjang (Roger, 1988).
Dinoflagellata memiliki 2 flagela. Kedua flagella muncul dari satu lubang pada persimpangan antara cingulum dan sulcus. Dinoflagellata mampu bereproduksi secara aseksual dan seksual. Secara Aseksual biasanya melalui pembelahan mitosis khususnya pada dinoflagellata oseanik. Secara seksual melalui meiosis atau bila kondisi lingkungan memburuk akan berkembang menjadi kista istirahat dengan dinding sel yang tebal.
Contoh dari dinoflagellata antara lain Noctiluca miliaris dan Gymnodinium breve. Gymnodinium breve memiliki bentuk mirip seperti kunci gembok. Tubuhnya organisme ini dikelilingi oleh selulosa. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik (Irfani, 2011).
d) Krisomonadida
Bentuk tubuh dari kelompok Krisomonadida ini oval (bulat memanjang) atau seperti bentukan daun, kadang beberapa sel membentuk koloni dalam sebuah selubung gelatin. Krisomonas memiliki plastid yang berbentuk pipih melengkung. Memiliki sepasang flagel yang terdapat pada daerah posterior tubuhnya, salah satu dari flagel memanjang.
e) Prymnesiida
Coccoliths merupakan salah satu contoh yang representatif dari ordo Prymnesiida. Coccoliths adalah kalsifikasi yang terbentuk dari sel coccolithophores, yang merupakan fitoplankton laut. Cincin coccolith terdiri dari sekitar dua puluh unit kristal kalsit. Bentuk dari sel ini pipih-oval atau melengkung (mirip seperti pelana kuda). Kloroplasnya terletak agak menonjol pada sel dan memiliki bentukan seperti mangkuk. Memiliki dua flagel pada daerah lateral tubuhnya, diantara flagel ini terdapat bentukan unik yang disebut haptonema.
f) Volvocida
Bentuk tubuh organisme yang termasuk ordo Volvocida umumnya bulat dan berdinding tebal. Setiap spesie memiliki satu plastida dengan bentuk yang bermacam-macam, tetapi umumnya berbentuk melengkung seperti cangkir. Flagellata yang dimiliki umumnya 2 atau 4. Struktur flagella halus, tetapi padabeberapa spesies flagella berkaitan dengan papilla. Organisme ini umumnya hidup berkoloni. Permukaan koloni halus karena dilapisi oleh gelatin. Contoh dari ordo Volvocida antara lain: Volvox globator, Clamydomonas sp, dan Polytomela caeca. Ciri-ciri dari Volvox antara lain hidup secara berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing-masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.
g) Prasinomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo Prasinomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: sel berbentuk oval-pipih dan diselubungi oleh 1 atau lebih lapisan, memiliki satu plastida tipis yang berbentuk seperti cangkir, dan memiliki 1, 2, 4 atau 8 flagel yang muncul dari cekungan permukaan tubuhnya. Contoh spesies yang termasuk kedalam ordo Prasinomonadida adalah Tetraselmis convolutae.
h) Silicoflagellida
Silicoflagellata tersebar secara luas di seluruh dunia, hidup pada zona neritik dan juga perairan dingin. Silicoflagellata adalah plankton laut yang mampu memperoleh energi baik sesara autotrof maupun heterotrof. Silicoflagellata merupakan fitoplankton yang berukuran sangat kecil yakni 6-20μm. Tubuh organisme ini berbentuk seperti lempeng bintang dengan pseudopodia yang muncul dari permukaan tubuhnya dan membentuk duri. Selnya memiliki banyak plastida kecil yang berbentuk bulat (Roger, 1988). Pergerakan tubuhnya dilakukan dengan bantuan salah satu flagella yang panjang. Flagella terletak didekat salah satu duri pada permukaan tubuhnya. Duri pada kerangka pada organisme ini berfungsi untuk mengapung diperairan. Kerangka Silicoflagellata biasanya terdiri 1-2% dari komponen mengandung silika sedimen laut.
- Zooflagellata
Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada organisme lain. Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Zooflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu: Choanoflagellida, Cercomonadida, Pteromonadida, Trichomonadida, Diplomonadida, Hypermastigida, Kinetoplastida, dan Opalinida (Roger, 1988).
a) Choanoflagellida
Choanoflagellata banyak ditemukan di laut atau air payau. Kelompok Choanoflagellata merupakan contoh yang sangat representative untuk menggambarkan Zooflagellata yang hidup bebas dan memiliki struktur yang unik dalam mendapatkan makanan. Flagellata ini memiliki kumpulan mikrovilli pada bagian apikal yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Pada fase dewasa organisme ini hidup sesil dengan menempelkan bagian tangkainya pada substrat. Salah satu contoh spesies yang termasuk kedalam ordo ini adalah Monosiga ovata.
b) Cercomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo Cercomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: bentuk sel pyriform atau silindris, dapat melakukan gerakan amoeboid pada bagian posterior tubuh guna untuk menangkap mangsa, nukleus besar dan terletak pada bagian anterior, memiliki dua flagellata yang tidak simetris (yang 1 menjulur panjang, sedangkan yang lain pendek).
c) Proteromonadida
Memiliki penjuluran flagella yang panjang adalah salah satu kharakteristik dari ordo Proteromonadida. Organisme ini memiliki dua buah flagel. Flagellata ini merupakan flagellata parasit pada amfibi dan reptile. Nucleus pada organisme ini tampak jelas pada bagian anterior, didekat nucleus ini tampak mitokondria yang berbentuk melengkung.
d) Diplomonadida
Beberapa Diplomonas hidup didalam sisitem pencernaan inang, beberapa merupakan parasit pada manusia. Diplomonas yang hidup bebas umumnya berada di perairan yang kaya akan bahan organik. Organisme yang termasuk kedalam ordo Diplomonadida, umumnya memiliki sel memiliki bentukan simetri antara nukleus dan sistem flagella. Flagella yang dimiliki oleh organisme ini 1 sampai 4 buah. Flagella berada dalam alur longitudinal. Nucleus pada sel ini memiliki 2 nukleus yang tampak seperti bentukan mata (Roger, 1988). Organisme ini tidak memiliki mitokondria dan aparatus Golgi, namun memiliki relik mitokondria yang disebut mitosomes. Trepomonas sp dan Hexamita sp merupakan contoh Diplomonas yang hidup bebas. Giardia lamblia merupakan contoh Diplomonas yang hidup sebagai parasit pada manusia (Tovar et al., 2003).
e) Trichomonadida
Organisme yang termasuk kedalam ordo Cercomonadida, umumnya memiliki ciri-ciri: bentuk sel pyriform atau oval, beberapa spesies dapat melakukan gerakan amoboid, nukleusnya terdapat pada bagian anterior tubuhnya, memiliki bentukan membrane bergelombang, jumlah flagelnya antara 4 hingga 6 buah. Nukleus pada organisme ini berikatan dengan pelta (bagian yang melengkung) pada axostyle. Salah satu contoh spesies yang termasuk ordo Trichomonadida adalah Tritricomonas foetus (Roger, 1988).
f) Hypermastigida
Metacoronympha merupakan genus terbesar pada ordo Hypermastigida. Organisme ini hidup didalam usus pada rayap dan kecoa. Ciri khas dari organisme yang termasuk kedalam ordo ini adalah bentuk sel pyriform dengan flagel yang tersusun mengerucut pada bagian apikal. Organisme ini memiliki satu nukleus.
g) Kinetoplastida
Ordo ini diberi nama Kinetoplastida karena spesies-spesiesnya memiliki organ khusus, kinetoplas. Anggota dari ordo kinetoplastida ada yang hidup bebas dan ada yang hidup sebagai parasit. Spesies yang hidup bebas di alam, umumnya hidup di lingkungan perairan yang mengandung banyak senyawa organik. Organisme parasitik pada ordo ini dibedakan menjadi 2 genus, yaitu: Leishmania dan Trypanosoma yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Dua contoh spesies yang paling representatif untuk mewakili anggota ordo Kinetoplastida yang hidup bebas adalah Bodo saltans dan Chynchomonas nasuta. Bodo saltans merupakan flagellata aquatik yang memiliki flagella yang panjang untuk membantunya meluncur (bergerak). Spesies ini banyak ditemukan di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau air payau yang tinggi akan kandungan senyawa organik. Chynchomonas nasuta merupakan spesies bacterivorus dengan 1 flagella panjang dan 1 flagella anterior pendek yang muncul dari daerah sitofaring.
Pada genus Leishmania ada tiga spesies yang paling sering menjadi parasit pada manusia, yaitu: Leishmania donovani yang menyebabkan leismaniasis viseral atau kala azar, Leishmania tropica yang menyebabkan leismaniasis kulit atau “oriental sore”, dan Leishmania bransiliensis yang menyebabkan leismeniasis mukokutis atau Espundia. Pada genus Trypanosoma terdapat tiga spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu Trypanosoma brucei, Trypanosoma gambiense, dan Trypanosoma cruzi. Penyakit yang disebabkan oleh spesies tersebut disebut tripanosomiasis (Gandahusada dkk., 1998).
h) Opalinata
Opalinata merupakan kelompok organisme yang memiliki multiflagel. Organisme memiliki cirri-ciri: berbentuk pipih, silindris, atau mirip sepertibentukan daun, bagian permukaan sel dikelilingi oleh pelikel dan flagella (flagella tampak seperti silia), memiliki 1 atau banyak nukleus, tidak memiliki cytopharing, dan sistem pencernaanya termodifikasi menjadi pinositosis. Umumnya Opalinida hidup berkomensalisme didalam sistem pencernaan amfibi atau ikan.
Peranan Flagellata
Berikut ini terdapat beberapa peranan dari Flagellata, terdiri atas:
- Trichonympha dan Myxotricha
Trichonympha dan Myxotricha hidup di dalam usus rayap yang membantu rayap untuk mencerna kayu karena dapat mengeluarkan enzim selulosa. Enzim
ini membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak.
- Trypanosoma Gambiense
Trypanosoma gambiense penyebab penyakit tidur. Penyakit ini pernah menyerang orang Afrika bagian barat dengan gejala awal si penderita suka tidur dan dikenal dengan penyakit tidur. Trypanosoma gambiense hidup di dalam kelenjar ludah lalat Tsetse (Glossina palpalis). Pada saat menusuk kelenjar yang mengandung parasit tersebut masuk ke dalam darah manusia yang menyerang getah bening (kelenjar limfa) dan akibatnya kelenjar limfa si penderita membengkak/membesar dan terasa nyeri disertai demam tinggi.
- Trichomonas Vaginalis
Trichomonas vaginalis menimbulkan satu tipe penyakit vaginitis, yaitu merupakan peradangan pada vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal.
- Giardia Lamblia
Giardia Lmblia merupakan satu-satunya Protozoa usus yang menimbulkan penyakit
disentri/diare dan kejang-kejang di bagian perut. Protozoa ini ditemukan
dalam duodenum/usus dua belas jari.
- Leishmania Donovani
Leishmania donavani menimbulkan penyakit pada anjing dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit ini menyebabkan perbesaran limpa, hati, kelenjar limfa, anemia sehingga dapat menimbulkan kematian. Inang perantaranya sejenis lalat pasir (Phlebotomus).
- Tripanosoma lewisi parasit pada darah tikus
- Tripanosoma cruci penyebab penyakit cagas (anemia anak)
- Tripanosoma evansi sakit sura (malas) pada ternak, vector lalat tabanidae
- Tripanosoma brucei penyakit nagano pada ternak
- Tripanosoma gabiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
- Tripanosoma rhodosiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
- Tripanosoma vaginalis keputihan pada vagina
- Leishmania donovani penyebab sakit kalaazar (demam dan anemia)
- Leishmania tropika penyakit kulit
Demikianlah pembahasan mengenai Penjelasan Flagellata Beserta Ciri-Ciri, Klasifikasi Dan Reproduksinya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Baca Juga Artikel Lainnya: