Industri Manufaktur
Industri Manufaktur – Pengertian, Perbedaan, Proses Dan Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai industri manufaktur dan jasa yang dimana dalam hal ini meliputi definisi, jenis dan perbedaan, nah agar lebih memahami dan di mengerti simak ulasannya dibawah ini.
Pengertian Industri Manufaktur
Industri manufaktur adalah suatu proses yang merupakan bagian dari cabang industri yang menggunakan sejumlah peralatan modern seperti mesin industri, yang menggunakan sejumlah peralatan modern seperti mesin industri, program manajemen yang teratur dan terukur untuk melakukan traspormasi barang mentah menjadi barang jadi dan layak jual. Tahapan-tahan dalam industri manufaktur membutuhkan sebuah proses untuk berproduksi dan integrasi dari berbagai macam komponen yang di gunakan.
Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat di gunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat di lihat baik dari aspek kualitas produk yang di hasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, perkembangan industri di indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang mengembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat merosot ketimbang grafik peningkatannya.
Baca Juga: Konsumsi Adalah
Perkembangan industri manufaktur di indonesia juga dapat di lihat dari konstribusinya terhadap produk domestik bruto atau PBD. Bahkan pada akhir tahun 2005 dan awal tahun 2006, banyak pengamat ekonomi yang mengkhawatirkan terjadinya deindustrialisasi di indonesia akibat pertumbuhan sektor industri manufaktur yang terus merosot. Deindustrialisasi merupakan gejala menurunnya sektor industri yang di tandai dengan merosotnya pertumbuhan industri manufaktur yang berlangsung secara terus menerus. Melorotnya faktor perkembangan sektor industri manufaktur saat itu mirip dengan gejala yang terjadi menjelang ambruknya rezim oerde baru pada krisis global yang terjadi pada tahun 1998. Selain menurunkan sumbangannya terhadap produk domestik bruto, merosotnya pertumbuhan industri manufaktur juga menurunkan kemampusnnya dalam penyerapan tenaga kerja.
Sebagai sektor industri yang sangat pentinga, perkembangan industri manufaktur memang sangat di andalkan. Penurunan pertumbuhan sektor industri ini dapat menimbulkan efek domino yang sangat meresahkan. Bukan saja akan menyebabkan PDB menurun namun yang lebih mengkhawatirkan adalah terjadinya gelombang pengangguran baru. Apalagi problem pengangguran yang ada saat ini saja masih belum mampu diatasi dengan baik.
Beberaapa contoh perusahaan manufaktur
Perusahaan tekstil
Ini adalah contoh perusahaan manufaktur yang paling banyak beroprasi di indonesia. Kelebihan yang di miliki perusahaan ini adalah bisa menyerap banyak tenaga kerja karena merupakan industri padat karya, dalam melakukan proses produksinya, perusahaan ini mengolah serat kayu, kapas dan bulu binatang terutama domba yang di olah menjadi benang, kemudian dari benang lagi di olah lagi menjadi kain. Inilah yang di maksud dengan teknologi rekayasa yang menggunakan mesin atau alat produksi.
Baca Juga: Aktiva Tetap Adalah
Industri garmen
Contoh perusahaan manufaktur ini bisa di sebut sebagai perusahaan hilir dari industri tekstil. Sedang industri tekstilnya sendiri di sebut sebagai industri hulu. Perusahaan garmen ini juga merupakan salah satu industri padat karya yang banyak membantu banyak program pemerimtah untuk mengurangi angka pengangguran. Industri ini mengolah atau menjadikan kain menjadi barang produksi lain berupa baju atau pakaian. Tentu saja alat yang paling utama di gunakan daalam industri ini adalah mesin jahit.
Industri barang kerajinan
Mesti sering membentuk usaha kecil atau menengah, namun contoh perusahaan manufaktur yang stu ini tidak bisa di pandang sebelah mata begitu saja. Karena nilai devisa yang di hasilkan dari industri ini juga cukup besar perananya dalam memajukan dunia perekonomian di indonesia. Kebanyakan hasil produksi ini dalah untuk konsusmsi luar negri atau ekspor. Proses produksi dari industri jenis ini biasanya di ambil dari bermacam-macam bahan, terutama yang bersifat bekas dan ramah lingkungan menjadi produk baru dengan nilai lebih pada penampilannya.
Industri otomotif
Ini adalah contoh perusahaan manufaktur yang menggunakan teknologi tinggi. Demikian pula dengan alat atau mesin yang di gunakan. Namun meski demikian, perusahaan ini juga banyak menyerap tenaga kerja, mulai dari proses produksinya hingga sampai pada penjualan serta pelayanan purna jualnya.
Industri elektronika
Contoh perusahaan manufaktur yang satu ini keadaannya juga tidak berbeda jauh dengan industri otomotif. Untuk teknologinya masih mengandalkan teknologi dari luar negeri.
Baca Juga: Premi Asuransi Adalah
Industri barang keperluan rumah tangga
Contoh perusahaan manufaktur yang satu ini bnyak sekali jenisnya. Ada yang bersekala kecil namun ada pula yang berskala besar, misalnya industri pembuatan piring, gelas, sendok dan sebagainya. Kemudian ada industri mebel dan keperluan interior lainya.
Nilai strategis kebangkitan industri manufaktur bagi Indonesia terletak pada kemampuan mengubah paradigma ekonomi ekstraktif (yang mengandalkan SDA) menjadi ekonomi produktif (yang mendayagunakan cipta, rasa, dan karsa). Tema kebangkitan industri manufaktur adalah hilirisasi industri dimana sumber daya alam yang selama ini masih diekspor dalam bentuk mentah, harus dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dalam negeri sehingga menghasilkan komoditi ekspor bernilai tambah tinggi.
Strategi untuk mencapai kebangkitan industri manufaktur nasional adalah dengan meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan untuk mensubstitusi penggunaan sumber daya alam tidak terbarukan. Teknologi industri (teknologi proses dan produk) berperan sebagai enabler (wahana untuk mewujudkan) cita-cita kebangkitan industri manufaktur nasional dengan mendayagunakan cipta, rasa, karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia.
Dalam industri manufaktur Indonesia, terdapat 3 sektor industri yang memiliki kontribusi terbesar dari tahun 2000-2010 yaitu :
- Industri makanan, minuman, tembakau : 33,60%
- Industri Alat Angkut, Mesin, dan Peralatannya : 28,14%
- Industri Pupuk, Kimia & Karet : 12,73%
Baca Juga: “Efek Beragun Aset ( EBA )” Pengertian & ( Manfaat – Risiko – Contoh )
Sektor jasa
Pengertian dari sektor ini adalah sektor bisnis yang memfokuskan pada usaha jasa pelayanan di mana yang diperdagangkan tidak ada wujud fisiknya, oleh karena yang diperdagangkan adalah jasa pelayanannya. Di indonesia seperti kebanyakan negara-negara berkembang lain sektor jasa memainkan suatu peranan penting dalam perekonomian.
Produktifitas sektor jasa tumbuh lebih lambat dari pada sektor ekonomi lainnya, tetapi dalam tahap-tahap awal perkembangan di kebanyakan negara-negara eropa dan jepang, tenaga kerja dalam sektor jasa jauh lebih produktif daripada dalam ekonomi secara keseluruhan, karena ekonominya masih di dominasai oleh sektor pertanian yang rendah produktivitasnya. Jadi jika ada kecenderungan untuk rasio produktivitas tenaga kerja sektor jasa terhadap produktifitas ekonomi secara luas, untuk lambat laun menurunhingga mendekati kesatuan.
Sehubungan dengan produktifitas tenaga kerja dalam sektor jasa di indonesia bahwa tenaga kerja dalam setiap bagian dari sektorjasa lebih produktif daripada rata-rata nasional, dan jauh lbih produktif daripada tenaga kerja dalm pertanian. Walau sektor perdagangan menyerap proporsi tinggi dari tenaga kerja non pertanian di indonesia, produktifitas tenaga kerjadalam sektor itu pada tahun 1985 misalnya, adalaha 12% di atas rata-rata nasional.
Di tinjau dari permintaan internasional akan out put sektur jasa, secara tradisional indonesia adalah penginpor banyak jasa, trmasuk traspor dana banyak ragam jasa profesional. Seperti di kebanyakan negara yang sedang berkembang sejauh ini ekpor sektor jasa yang terpenting adalah bidang-bidang yang berhubungan dengan pariwisata. Selama tahun 1970-an pertumbuhan industri pariwisata indonesia terganggu oleh halangan yang sama-sama mempengaruhi kebanyakan industri ekspor non minyak dan persaingan inpor.
Apresiasi rill rupiah yang di sebabkan oleh ledaka minyak membuat indonesia sebuah tunjuan wisata yang berbiaya tinggi di bandingkan dengan banyak nya negara asia dan pasifik lainnya. Sedangkan peraturan pemerintah mengenai investasi asing dan domestik serta penerbangan, bersama dengan pengurusan visa yang berlangsung lama telah menghalangi perkembangan vasilitas wisatawan standar internasional.
Sektor jasa memiliki bagian yang lebih tinggi dalam pekerjaan non pertanian di indonesia jika di bandingkandengan kecenderungan historis di negara-negara yang sekarang sudah maju. Pekerjaan dalam jasa publik telah tumbuh cepat di indonesia sejak kemerdekaan dan bahwa hal ini merupakan sebuah faktor yang menyumbang kepada tingginya persentase dari tenaga kerja non pertanian dalam jasa. Pada hakekatnya hanya kira-kira 30% dari tenaga sektor jasa di indonesia adalah pegawai dalam pemerintah, masyarakat, domestik, pelayanan sosial dan tidak semua dalam faktor publik.
Baca Juga: 7 Pengertian Karyawan Menurut Para Ahli Lengkap
Walaupun tidak perlu di ragukan bahwa sektor pemerintahan menyerap persentase tinggi dari pekerja yang berkualifikasi pasca sekolah menengah di indonesia, tidaklah benar bahwa pekerjaan pelayaran sipil di perluas semata-mata untuk menampung suplai lulusan sekolah menengah atas. Ketika output manufaktur dam jasa komplementer tumbuh dalam tahun 1990-an maka lebih banyak lagi lulusan sekolah lanjutan pertama dan dan harus di seraap dalam sektor perindustrian, perbankan, dan keuangan. Industrialisasi yang telah muncul di indonesia sejak akhir tahun 1960-an menjadi lebih padat modal daripada yang di benarkan oleh kekayaan sumberdaya indonessia yang utama, dan bahwa hal ini merupaka alasan penting bagi bagian yang rendah dari tenaga kerja nonpertanian yang terserap ke dalam pekerjaan industri.
Salah satu sektor yang menjadi harapan untuk tumbuh pesat dan menjadi salah satu penopang ekonomi di tahun 2011 ini adalah sektor jasa. Sektor jasa merupakan sektor penyumbang PDB terbesar setelah sektor manufaktur di negara kita. Sementara itu jika melihat berdasarkan pertumbuhan sektor jasa, sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar (q/q) di kuartal ketiga lalu adalah jasa pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 5.12%, di mana jasa perdagangan, perhotelan dan restoran hanya menempati urutan ketiga dengan pertumbuhan kuartalan sebesar 3.86%. Jasa konstruksi menempati urutan kedua dari segi pertumbuhan dengan besaran 4.27%. elihat dari sumbangan sektor jasa terhadap PDB Indonesia yang secara signifikan mengalami kondisi yang stabil dari tahun ketahun dapat diharapkan bahwa akan terjadi pertubuhan yang kembali positif.
Sektor jasa sebenarnya sangat luas dibandingkan sektor barang. Bila kita melihat neraca produk domestik bruto (PDB) yang menjadi ukuran perekonomian suatu negara, sektor barang terdiri dari pertanian, industri dan manufaktur, dan pertambangan. Di luar ketiganya adalah sektor jasa dan itu mencapai 50% dari keseluruhan volume perdagangan. Makin maju suatu negara makin besar pula porsi perdagangan jasanya. Memang agak berbeda karakteristik negara Amerika Utara atau Eropa Barat dengan negara-negara di Asia, Amerika Serikat dan Eropa, sektor barangnya tidak pernah begitu tinggi, lain halnya dengan negara-negara di Asia yang umumnya sektor barangya cukup tinggi. Jenis-jenis jasa ini bermacam-macam seperti jasa bangunan, listrik, perdagangan, perhotelan, parawisata, perbankan, dan bahkan jasa tenaga kerja.
Baca Juga: 21 Pengertian Industri Menurut Para Ahli Terlengkap
Di Indonesia, sektor jasa sudah mencapai 50% dari keseluruhan volume ekonomi. Namun jenis-jenis jasa tersebut masih didominasi jasa tradisional. Bukan jasa modern yang terstruktur dalam sebuah perusahaan, masih informal dan perorangan. Walaupun jumlah uang berputar di sektor jasa di Indonesia semakin modern seperti jasa asuransi dan perbankan.
Dalam sektor jasa ada empat mode liberalisasi. Yang dua adalah produknya saja yang bergerak. Dua yang lain adalah orangnya juga turut hadir. Yang umum dianut adalah mulai dari mode satu dua kemudian ketiga dan keempat. Namun bila menerapkan mode satu, kita justru tidak mendapatkan apa-apa sementara ia berdagang disini. Sekarang terpikir untuk mengundang investor dan kita mendapatkan keuntungan dalam bentuk-bentuk lain seperti pajak. Jadi beberapa peraturan sudah siap tapi di bidang lainnya belum.
Banyak bidang bila kita baca peraturannya yang dibutuhkan oleh investor hanya satu saja yaitu Surat Ijin Usaha Perdagangan. Padahal perdagangan bidang jasa perangkat peraturannnya paling penting. Demikian juga halnya dengan tenaga kerja. Harusnya sudah ada peraturan tentang mekanisme masuknya tenaga kerja asing. Ada asosiasi keprofesian, standarisasi, dan sertifikasi.
Di banyak profesi kita tidak memilikinya. Hanya beberapa profesi saja yang sudah punya profesi tersebut seperti akuntan, pengacara/hukum, maupun dokter. Padahal di bidang tenaga kerja harus ada saling pengakuan akan standar kualitas tenaga kerjanya. Misalnya akuntan Indonesia diakui sama dengan akuntan mereka. Di masa depan, untuk membuka atau menutup suatu profesi peraturannya sangat tersembunyi.
Baca Juga: 8 Pengertian Asuransi Menurut Para Ahli Lengkap
Demikianlah pembahasan mengenai Industri Manufaktur – Pengertian, Perbedaan, Proses Dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂