Koloid adalah – Pengertian, Sifat, Jenis, Pembuatan & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Apresiasi yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, sifat, jenis, pembuatan dan contoh, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm ( 10-7-10-5 cm ).
Sifat Koloid
Sifat-sifat khas yang dimiliki oleh koloid diantaranya adalah :
-
Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na2Cr2O7, maka sinar dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini dapat dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki partikel-partikel koloid relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar dan sebaliknya Na2Cr2O7 memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit diamati.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Korosi Adalah
Contoh Effect Tyndall
-
Gerak Brown
Dalam mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown (1773-1858), seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati butiran sari tumbuhan pada permukaan air dan mikroskop. Partikel koloid dalam medium pendispersinya disebut gerak brown.
Bagaimana gerak brown dijelaskan? Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. System koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang.
Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown. Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
Contoh Gerak Brown
-
Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
- Pemutihan gula tebu.
- Norit.
- Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan (+). Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol. Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan (-) dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
Contoh adsorbsi
-
Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh Muatan Koloid dan Elektroforesis
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
-
Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Hukum Faraday – Percobaan, Makalah, Penerapan Dan Contoh Soal
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
- Perubahan suhu.
- Pengadukan.
- Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
- Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh :
susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
Contoh Koagulasi Koloid
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan. Contoh : Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
-
Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung : gelatin yang merupakan koloid padatan dalam medium air. Gelatin biasa digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukkan kristal es yang kasar sehingga diperoleh esk krim yang lebih lembut.
-
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol. Sol liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka (dapat mengikat) pada cairan (fase pendispersinya). Sol liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak suka paca cairan (fase pendispersinya) pada koloid liofil pengikatan medium pendispersi disebabkan oleh gaya tarik menarik (berupa gaya elektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil.
Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
- Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.
- Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh: dispersi emas, belerang dalam air.
Sifat-Sifat | Sol Liofil | Sol Liofob |
Pembuatan | Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya | Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya |
Muatan partikel | Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan | Memiliki muatan positif atau negative |
Adsorpsi medium pendispersi | Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung | Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik |
Viskositas (kekentalan) | Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi | Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi |
Penggumpalan | Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit | Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan |
Sifat reversibel | Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya | Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol |
Efek Tyndall | Memberikan efek Tyndall yang lemah | Memberikan efek Tyndall yang jelas |
Migrasi dalam medan listrik | Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali | Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel |
Jenis-Jenis Koloid
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis koloid, diantaranya adalah:
-
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat: debu buangan knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair: hairspray dan obat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Laju Reaksi – Persamaan, Teori, Contoh Soal, Hukum Dan Faktornya
-
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan, permata (gem).
-
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi.
Contoh emulsi padat: jelly, mutiara, opal. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.
-
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn.
Contoh buih cair : krim kocok (whipped cream), busa sabun. Contoh buih padat : lava, biskuit.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.
-
5. Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.
Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab semua gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.
Sistem koloid dapat dikelompokkan, seperti tabel berikut :
No | Fase Terdispersi | Medium Pendispersi | Nama Koloid | Contoh |
1 | Gas | Cair | Busa/Buih | Buih sabun, krim kocok |
2 | Gas | Padat | Busa padat | Batu apaung, karet busa |
3 | Cair | Gas | Aerosol | Awan, kabut |
4 | Cair | Cair | Emulsi | Susu, santan |
5 | Cair | Padat | Emulsi padat | Keju, mentega, mutiara |
6 | Padat | Gas | Aerosol padat | Asap, debu |
7 | Padat | Cair | Sol | Cat, kanji, tinta |
8 | Padat | Padat | Sol padat | Kaca berwarna, paduan logam |
Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan iystem koloid sol, yaitu :
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Etanol – Pengertian, Msds, Rumus, Struktur, Bahaya, pH & Pembuatannya
1. METODE KONDENSASI
Metode di mana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia
-
a. Dekomposisi Rangkap
Misalnya:
* Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) ? As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-).
* Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
AgNO3 (aq) + HCl(aq) ? AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
-
b. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Misalanya :
* Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) ? Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)
* Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) ? Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
-
c. Reaksi Reduksi – Oksidasi (redoks)
Misalnya :
* Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) ?2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
* Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya gas H2S ;
2H2S(g) + SO2 (aq) ? 3S(s) + 2H2O(l)
-
d. Penggatian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya;
>> Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
> Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Asam Asetat – Pengertian, Rumus, Reaksi, Bahaya, Sifat Dan Penggunaannya
2. METODE DISPERSI
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:
-
Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam :
-
- – Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb
- – Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb
- – Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna
- – Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas
Sistem kerja alat penggilingan koloid :
Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja tersebut. Kemudian, terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membentuk sistem koloid. Contoh kolid yang dibuat adalah; pelumas, tinta cetak, sol belerang dsb.
-
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid atau sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
- – Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin
- – Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3
- – Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
- – Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid.
Contohnya; gelatin dalam air.
Daftar Pustaka:
- http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/Koloid.pdf
- http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra%20060150/index.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
- Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry 2 for Grade XI Senior high School and Islamic Senior High School. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Demikianlah pembahasan mengenai Koloid adalah – Pengertian, Sifat, Jenis, Pembuatan & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂