Pendidikan Informal : Pengertian, Ruang Lingkup, Karakteristik Dan Contohnya

Diposting pada

Pendidikan Informal : Pengertian, Ruang Lingkup, Karakteristik Dan Contohnya– DosenPendidikan.Com – Di dalam kehidupan, pasti tidak akan terlepas dari yang namanya pendidikan, sejatinya mendidik seseorang sudah dapat dilakukan semenjak orang itu dilahirkan ke dunia. Hal itu tidak terlepas dari tujuan pendidikan itu sendiri yakni untuk mencerdaskan bangsa dan memperbaiki kehidupan manusia ke depannya.

Nah untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Pendidikan Informal yang dimana dalam hal ini meliputi Pengertian, Fungsi, Peranan, Ciri dan contoh, nah agar lebih memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.


Pengertian Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dengan pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak ia lahir sampai mati di dalam keluarga/pergaulannya sehari-hari.

Pendidikan informal ini meliputi pendidikan secara langsung yang berkaitan dengan pribadi anak itu sendiri dengan pergaulannya, baik di lingkungannya maupun lingkungan terbuka atau lingkungan luar.


Pengertian Pendidikan Informal Mnurut Para Ahli

  • Menurut Mooridjan

Seorang pengamat pendidikan, dalam uraian KHD tentang tri pusat sistem pendidikan, dikatakan bahwa pusat pendidikan terutama untuk anak adalah didalam rumah tangga dengan ibu dan bapak sebagai pendidik. Selain waktu terbanyak dari seorang anak itu memang dalam rumah, juga sebenarnya hubungan emosional yang dapat membangun sikap, sifat dan watak seorang anak dimulai sejak lahir, dalam rumah.

Saat sang bayi lahir, guru bicara pertama, guru nyanyi pertama adalah ibu. Pendeknya sebelum anak mengenal sekolah, bahkan masih dalam masa “Aha Elibris” (selalu ingin bertanya) peranan orang tua sangat besar.


  • Menurut UU Sisdiknas

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional.


  • Sedangkan menurut Coombs

Pendidikan informal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.


Pendidikan informal yang mana sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku seorang anak. Di sini anak mengenal bahasa yang pertama, serta kebiasaan-kebiasaan yang dihilangkan hingga dewasa, sehingga pendidikan ini akan mempengaruhi jiwa seorang anak.

Baca Juga :“Pembelajaran Reciprocal Teaching” Pengertian – Strategi – Langkah & ( Kelebihan – Kelemahan )


Ruang Lingkup Pendidikan

  1. Pendidikan dalam keluarga (informal)
  2. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
  3. Pendidikan di sekolah (formal)
  4. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
  5. Pendidikan dlm masyarakat (nonformal)
  6. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pentingnya Pendidikan Informal

Pendidikan informal merupakan penidikan pemula, sebelum melangkah kepada pendidikan formal. Berhasil atau tidaknya pendidikan formal atau pendidikan sekolah bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan ini adalah pundamen atau dasar bagi pendidikan selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik dis ekolah maupun dalam masyarakat.


Hal yang dikemukakan tadi tidak bisa disangkal lagi betapa pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang berpribadi dan berguna bagi masyarakat. Tentang pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga itu telah dinyatakan oleh banyak ahli didik dari zaman yag telah lampau.

Comenius, seorang ahli didaktik yang terbesar, dalam bukunya Didaktica Magna, disamping mengemukakan azas-azas didaktiknya yang samapai sekarang masih dipertahankan kebenarannya, juga menekankan betapa pentingnya pendidikan keluarga itu bagi anak-anak yang sedang berkembang.


Di dalam uraiannya tentang tingkatan-tingkatan sekolah yang dilalui oleh anak sampai mencapai tingkat kedewasaan, ia menegaskan behwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang disebut scola-materna (sekolah ibu). Untuk tingkatan ini ditulisnya sebuah buku penuntun, yaitu informatorium. Di dalamnya diutarakan bagaimana orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan bijaksana, untuk memuliakan Tuhan dan untuk keselamatan jiwa anak-anaknya.


J.J, Rouseatu, sebagai salah satu pelopor ilmu jiwa anak mengutaarakan pula betapa pentingnya pendidikan keluarga itu. Ia menganjurkan agar pendidikan anak-anak disesuaikan dengan tiap-tiap masa perkembangannya sedari kecilnya, dijelaskannya pendidikan-pendidikan manakah yang perlu diberikan kepada anak-anak mengigat msa-masa perkembangan anak itu.

Baca Juga : “Pembelajaran Probing Prompting” Pengertian – Langkah & (Kelebihan – Kekurangan)


Fungsi Dan Peranan Pendidikan Informal

Mengacu pada pengertian pendidikan informal diatas, fungsi dan peranan utama dalam pendidikan ialah untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Adapun beberapa fungsi dan peranannya ialah sebagai berikut:


  • Membantu meningkatkan hasil belajar anak, baik pendidikan formal maupun non formal.
  • Mengontrol dan memotivasi anak agar lebih giat belajar.
  • Membantu pertumbuhan fisik dan mental anak, baik dari dalam keluarga maupun lingkungan.
  • Membentuk kepribadian anak dengan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan perkembangan anak.
  • Memotivasi anak agar mampu mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya.
  • Membantu anak didik agar lebih mandiri dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Nah dari penjelasan diatas, kita menyadari bahwa peran keluarga, khususnya orang tua, sangan besar terhadap pertumbuhan seorang anak. Artinya orang tua akan selalu terlibat dalam proses pembelajaran seorang anak sepanjang hidupnya. Berikut ialah fungsi dan peranan orang tua dalam proses belajar yang efektif dan bermakna:


  • Orang tua sebagai pendidik.
  • Orang tua sebagai pembimbing.
  • Orang tua sebagai teladan.
  • Orang tua sebagai pengontrol
  • Orang tua sebagai fasilitator
  • Orang tua sebagai motivator
  • Orang tua sebagai inovator

Pendidikan Informal : Pengertian, Fungsi, Peranan, Ciri Dan Contoh


Peranan Pendidikan Informal di Keluarga

    1. Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.
    2. Membentuk Kehidupan Emosional Anak, dan 3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :
      • Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih.
      • Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita.
      • Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.
    3. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral Seperti pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
    4. Memberikan Dasar Pendidikan Sosial Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.
    5. Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.

Baca Juga : “Model Pembelajaran CIRC ( Cooperative Integrated Reading And Composition )” Pengertian – Tujuan – Unsur & ( Kelebihan – Kekurangan )


Tanggung Jawab Keluarga

  • Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak. Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa sifat negatif bagi perkembangan anak.
  • Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
  • Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan yang asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk betul-betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.

  • Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk masyarakat yang sejahtera.
  • Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan anak akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan.
  • Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.

Karakteristik Pendidikan Informal

Suatu jalur pendidikan dapat kita kenali dengan memperhatikan karakteristiknya, adapun ciri-ciri pendidikan informal ialah sebagai berikut:


  • Tidak terdapat persyaratan khusus yang harus dilengkapi.
  • Peserta didik tidak perlu mengikuti ujian tertentu.
  • Proses pendidikan dilakukan oleh keluarga dan lingkungan.
  • Tidak terdapat kurikulum tertentu yang harus dijalankan.
  • Tidak terdapat jenjang dalam proses pendidikannya.
  • Proses pendidikan dilakukan secara terus menerus tanpa mengenal ruang dan waktu.
  • Orang tua merupakan guru bagi anak didik.
  • Tidak terdapat manajemen yang jelas dalam proses pembelajaran.

Jenis Pendidikan Informal

  1. Agama
  2. Budi pekerti
  3. Etika
  4. Sopansantun
  5. Moral
  6. Sosialisasi

Baca Juga : “Model Pembelajaran Kooperatif” Pengertian & ( Struktur – Konsep – Ciri – Manfaat )


Contoh Pendidikan Informal

Seperti yang disebutkan pada penjelasan diatas, bahwa proses penyelenggaraan pendidikan ini dilakukan oleh keluarga dan lingkungan. Adapun beberapa contoh jalur pendidikan ini ialah sebagai berikut:


  • Pendidikan budi pekerti
  • Pendidikan agama
  • Pendidikan etika
  • Pendidikan sopan santun
  • Pendidikan moral
  • Sosialisasi dengan lingkungan

Perbedaan Antara Pendidikan Informal Dan Nonformal

Terdapat beberapa perbedaan antara pendidikan informal dan  pendidikan nonformal. Pada prinsipnya, perbedaanya terletak pada maksud penyelenggaraannya. Pada pendidikan informal, tidak dimaksudkan khusus untuk pendidikan, pendidikan tersebut hanya diperoleh dari pengalaman, baik dikeluarga maupun diluar keluarga.Sedangkan pada pendidikan nonformal,memang sengaja dimaksudkan untuk  pendidikan. Untuk mengetahui  lebih jelas perbedaan kedua jenis pendidikan tersebut, perhatikan tabel berikut.



Penjelasan diatas adalah secara garis besar saja. Jika pembaca ingin mengetahui lebih dalam, disarankan  untuk membaca literatur pendukung, seperti Cooms, et al. (1973). Non-formal Education for ruler Development;New Path to Learning for Rular children and Youth, USA; McCal (1971). Non-formal Education; A definition, USA.


Masalah Pendidikan Informal

Pendidikan informal beradadalamlingkungankeluarga.Baikburuknya pendidikan keluarga ditentukan oleh kepalakeluarga masing-masingdalam memanajemen keluarganya. Masalah yang sering adalah kurangnya perhatian keluarga kepada anak, minimnya keadaan keuangan keluarga sehingga banyak anak-anak mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi.


Demikianlah pembahasan mengenai Pendidikan Informal : Pengertian, Fungsi, Peranan, Ciri Dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂