Latar Belakang
Perkembangbiakan Tebu – Pengertian, Proses, Cara Dan Klasifikasi – Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran besar dalam perkembangan pertanian di Indonesia. Potensi hasil dari subsektor perkebunan sangat dibutuhkan oleh industri pengolahan sebagai bahan baku produk. Salah satu komoditas subsektor perkebunan yang memiliki peran strategis adalah tebu.
Dikatakan memiliki peran strategis karena tebu merupakan bahan baku pembuatan gula pasir, sedangkan gula pasir sendiri merupakan salah satu komoditi sembilan bahan pokok (sembako) bagi masyarakat. Dengan demikian, ketersediaan gula pasir di pasar sangat tergantungpada jumlah bahan bakunya, yaitu tebu.
Perkebunan tebu merupakan salah satu perkebunan penting dan termasuk perkebunan yang telah lama dikembangkan di Indonesia yaitu sejak zaman penjajahan. Pada tahun 1930-an Indonesia mengalami puncak kejayaan dan menjadi salah satu ekportir gula di dunia. Pabrik dan perkebunan tebu tersebut telah tersebar dibeberapa provinsi di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.
Pada saat ini perkebunan tebu dikembangkan oleh perusahaan dan rakyat. Menurut BPS (2014), pada tahun 2012 luas lahan perkebunan tebu milik perusahaan mencapai 194,9 ribu hektar. Sedangkan luas perkebunan rakyat mencapai 247,8 ribu hektar. Perkebunan tebu rakyat yang luasnya mencapai 56% dari luas perkebunan tebu di Indonesia produktivitasnya masih tergolong rendah. Menurut Fitriani dkk (2013), kondisi produksi potensial tanaman tebu dapat mencapai 8 ton/ha, sedangkan dari data BPS produktivitas perkebunan tebu rakyat pada tahun 2013 hanya dapat mencapai 5,8 ton/ha.
Pada era perdagangan bebas saat ini, produksi perkebunan tebu rakyat nasional perlu mendapat perhatian serius guna mempersiapkan diri dalam MEA, Saat ini Indonesia telah melakukan impor gula untuk mencukupi permintaan dalam negeri. Menurut data pada tahun 2011, impor gula di Indonesia telah mencapai 2,3 juta ton (Anonim, 2013). Impor gula di Indonesia setiap tahun mengalami kenaikan, meskipun pada tahun 2010 terjadi penurunan impor. Tetapi secara garis besar impor gula setiap tahun mengalami kenaikan.
Selain itu, sebagian besar petani tebu rakyat di pedesaan masih menghadapi kondisi keterbatasan lahan, teknologi budidaya, modal dan infrastruktur pertanian (Arifin dalam Fitriani dkk, 2013). Intensitas kegiatan dalam usahatani tebu juga ditentukan oleh ketersediaan modal, input produksi, teknologi budidaya, dan kepastian harga jual tebu di tingkat pabrik. Keputusan untuk melakukan usahatani tebu juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti: upah, harga input, harga output, dan tingkat kesadaran petani akan pentingnya komoditas yang diusahakan (Fitriani dkk, 2013).
Oleh karena itu, strategi yang berpijak kepada keunggulan sumber daya seperti pemanfaatan lahan, tenaga kerja, modal dan lainnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi usahatani guna mengurangi impor yang pada gilirannya dapat menciptakan keunggulan daya saing. Hal ini bisa terwujud apabila kebijakan yang sedang berlangsung dan yang akan datang mampu memberikan dukungan demi tumbuh dan berkembangnya suatu usahatani dan agroindustri (Ratna dkk, 2014).
Baca Juga : 101 Pengertian Molekul Organik Serta Contohnya Lengkap
Klasifikasi
Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum officinarum. Di daerah Jawa Barat disebut Tiwu, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut Tebu atau Rosan. Sistematika tanaman tebu adalah:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Saccharum
Species : Saccarum officinarum
Syarat Tumbuh
Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl.
Jenis – Jenis Tebu
Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8, B.Z. 132, B.Z. 62, dll.
Baca Juga : Pengertian Protein Hewani Dan Nabati Serta Perbedaannya
Cara Tanam
- Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.
- Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit)
Jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan kedalaman + 1 cm.
- Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata.
-
Waktu Tanam
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.
-
Penyiraman
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.
Baca Juga : 11 Vitamin Serta Fungsi, Jenis, Sumber Dan Akibat Kekurangannya Lengkap
-
Penyulaman
- Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata satu.
- Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan.
- Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan
- Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian air ke – 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan
- Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2
Tanaman Tebu
Tebu merupakan tanaman yang di jadikan sebagai bahan baku gula. Pada tanaman ini hanya bisa tumbuh di daerah yang memiliki iklim tropis seperti di Indonesia. Tebu termasuk jenis tanaman rumput-rumputan dan jarak antara waktu tanam hingga di panen bisa mencapai kurang lebih setahun. Di Indonesia sendiri, tebu banyak dibudidayakan di wilayah pulau Jawa Dan Sumatera.Dalam hal ini lalu bagaimana proses perkembangbiakan pada tanaman tebu. Nah berikut ada beberapa fase dalam perkembangbiakan tanaman tebu, untuk lebih jelasnya simak uraian dibawah ini.
-
Fase Perkecambahan (0-1 Bulan)
Fase ini dimulai saat terjadinya pertumbuhan mata tunas tebu yang awalnya dorman menjadi tunas muda yang dilengkapi dengan daun, batang dan akar. Pada fase perkecambahan sangat ditentukan oleh faktor internal pada bibit seperti varietas, umur bibit, jumlah mata, panjang stek, cara meletakkan bibit, bibit terinfeksi hama penyakit, serta kebutuhan hara bibit.
Baca Juga : 8 Organ Sistem Pencernaan Serta Fungsinya Terlengkap
Selain itu, untuk faktor eksternal seperti kualitas dan perlakukan bibit sebelum tanam, aerasi, kedalaman peletakan bibit dan kualitas pengolahan tanah juga sedikit berpengaruh pada fase perkecambahan ini.
-
Fase Pertunasan Atau Pertumbuhan Cepat (1-3 Bulan)
Dalam fase pertumbuhan anakan ialah perkecambahan dan tumbuhnya mata-mata pada batang tebu di bawah tanah menjadi tanaman tebu yang baru. Fase pertunasan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tebu, karena dapat mereflesikan produktivitas tanaman tebu. Pada fase ini, tanaman membutuhkan kondisi air yang terjamin kecukupannya, oksigen dan hara makanan khususnyan N, P dan K serta penyinaran matahari yang cukup.
Yang pada fase ini, secara agresif pada tanaman tebu mengalami pertumbuhan secara horizontal dengan terbentuknya tunas-tunas baru yang secara bertahap, yang mulai dari tunas primer hingga tunas tertier. Pada umur tanaman ini, pertumbuhan kesamping terus terjadi hingga mencapai pertumbuhan jumlah tunas maksimum pada umur tebu sekitar 3 bulan. Dalam proses pertunasan ini meskipun dominan terjadi munculnya anakan, namun pola pertumbuhannya berupa fisik dicerminkan dengan pembentukan daun, akar dan batang.
-
Fase Pemanjangan Batang (3-9 Bulan)
Dalam proses pemanjangan batang pada dasarnya merupakan pertumbuhan yang didukung dengan perkembangan beberapa bagian tanaman, yaitu perkembangan tajuk daun, perkembangan akar dan pemanjangan batang. Fase ini terjadi setelah fase pertumbuhan tunas mulai melambat dan terhenti.
Baca Juga : 102 Sistem Pernapasan Pada Hewan Invertebrata Lengkap
Pemanjangan batang merupakan proses paling dominan pada fase ini, yang sehingga stadia pertumbuhan pada periode umur tanaman 3-9 bulan ini dikatakan sebagai stadia perpanjangan batang. Ada 2 unsur dominan yang berpengaruh dalam fase pemanjangan batang, yaitu diferensiasi dan perpanjangan ruas-ruas tebu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama sinar matahari, kelembaban tanah, aerasi, hara N dan faktor inheren tebu.
Fase Kemasakan Atau Generatif Maksimal (10-12 Bulan)
Fase kemasakan diawali dengan semakin melambatnya bahkan terhentinya pertumbuhan vegetatif. Tebu yang memasuki fase kemasakan secara visual ditandai dengan pertumbuhan tajuk daun berwarna hijau kekuningan, pada helaian daun acapkali dijumpai seperti bercak berwaran coklat.
Pada kondisi tertentu, sering ditandai dengan kaluarnya bunga. Selain sifat inheren tebu, faktor lingkungan yang berpengaruh cukup dominan untuk memacu kemasakan tebu antara lain kelembaban tanah, panjang hari, dan status hara tertentu seperti hara nitrogen.
Manfaat Lainnya Dari Tanaman Tebu
Selain sebagai bahan baku gula, tebu juga ternyata memiliki manfaat lain seperti:
- Daun tebu yang kering (dadhok) ialah biomassa yang memiliki nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesan Jawa sering memakai dadhok sebagai bahan bakar untuk memasak. Selain menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panasnya.
- Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik.
- Di beberapa daerah, air perasan tebu sering dijadikan minuman segar pelepas lelah, air perasan tebu cukup baik bagi kesehatan tubuh karena dapat menambah glukosa.
Baca Juga : 101 Sistem Pernapasan Pada Hewan Vertebrata Lengkap
Pemupukan
- Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha
- Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis ± 1 – 2 botol/1000 m² dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram juringan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 5 – 10 meter juringan. - Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu
- Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.
- Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 – 6 tutup dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan
Hama Dan Penyakit
-
Hama Penggerek Pucuk dan batang
Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural BVR.
Baca Juga : 100 Klasifikasi Arthropoda Beserta Ciri Dan Peranannya
-
Hama Tikus
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu.
-
Penyakit Fusarium Pokkahbung
Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan Natural GLIO + 2 sendok makan gula pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada daun-daun muda setiap minggu, pengembusan tepung kapur tembaga (1 : 4 : 5).
-
Penyakit Dongkelan
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal.
-
Penyakit Nanas
Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO.
-
Penyakit Blendok
Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air panas dan POC NASA selama 50 menit kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal sebelum tanam untuk melokalisir serangan.
Baca Juga : Penjelasan Klasifikasi Annelida Beserta Contoh Dan Cirinya
Demikianlah pembahasan mengenai Perkembangbiakan Tebu – Pengertian, Proses, Cara Dan Klasifikasi semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂