Lumut Daun

Lumut Daun (Bryopsida)

Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryopsida juga nama lainnya yaitu Musci adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal.

Hamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh dalam kelompok yang padat, sehingga satu sama lainnya bisa saling menyokong dan menguatkan. Hamparan ini memiliki sifat seperti karet busa yang bisa menyerap dan menahan air. Contoh lumut daun adalah Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di tembok atau batuan yang lembab), dan Aerobrysis longissima (hidup sebagai epifit di hutan).

lumut-daun

Tubuh lumut daun bisa dibedakan menjadi rizoid, batang, dan daun. Rizoid merupakan deretan sel yang memanjang atau filamen seluler, menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi. Melalui rizoid ini, lumut daun dapat melekat pada benda tempat hidupnya, misalnya saja pohon, dinding, atau bebatuan. Sementara, fotosintesis banyak terjadi pada bagian atas rizoid yang menyerupai batang atau daun. Namun perlu diingat, jikalau bentuk batang, daun, maupun akar (rizoid) lumut daun tidak sama persis strukturnya dengan tumbuhan vaskuler.

Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Habitatnya yang amat luas, dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.

bagian lumut daun

Gambar. Bagian-bagian tumbuhan lumut daun

Baca Juga : Sel Saraf

Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Amatilah batang dan daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di objek glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di bawah mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah yang membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga digolongkan tersendiri.

Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah.

Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong, Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit.

Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar dan memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan membentuk tudung (kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini akan terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium. Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu berbentuk seperti tabung silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup yang disebut operculum, di bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau kapsul sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan operculum terlepas sehingga spora akan keluar.

Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunas-tunas, dan menjadi tumbuhan lumut.

Baca Juga :Protista

Contoh spesies lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Ciri – Ciri Umum Lumut Daun (Bryopsida)

Kelas ini dikenal sebagai lumut daun karena tubuhnya sudah jelas dibedakan antara batang, daun dan rizoid meskipun menurut Koch (1956) batang dan daun tersebut sifatnya masih semu dan lebih tepat kalau disebut cauloid dan phylloids.

Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:

  1. Protonema yang terdiri dari benang-benang yang bercabang dan berwarna hijau. Pada beberapa marga protonema dapat berbentuk lain. Protonema dapat dibedakan atas protnema primer dan protonema sekunder.

  2. Gametofora yang berbatang dan berdaun, dan seperti juga pada protonema, gametofora juga mempunyai rizoid. Gametangium terkumpul pada ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun- daun yang letaknya paling atas. Anteredium dekelilingi oleh daun-daun perigonium, dan arkegonium dikelilingi oleh daun-daun periketium. Daun daun tersebut kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan dinamakan juga periantum.

Sporogonium terdiri atas kaki, seta dan kapsul. Bagian kaki seperti pada lumut hati dan lumut tanduk merupakan bagian yang masuk ke dalam jaringan gametofit dan berfungsi sebagai haustorium. Sedang seta atau tangkai sporogonium umumnya panjang dan berwarna kuning agak coklat atau agak merah. Kemudian bagian kapsul ini yang sudah mempunyai pembagian yang lain dari lumut hati. Kapsul spora lumut daun dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

  1. Apofise yang merupakan penggelembungan ujung seta.

  2. Kotak atau teka di mana di dalamnya dibentuk spora. Pada golongan yang telah maju dindingnya terdiri dari jaringan-jaringan epidermis, jaringan air dan jaringan yang sel-selnya kaya kloroplas. Di dalam kotak spora terdapat kolumela yang letaknya sentral, dan arkespora hanya membentuk spora saja, jadi tidak terbentuk elatera.

  3. Tutup atau operculum, ini tiak selalu ada pada llumut daun. Antara tutup dan dinding kotak terdapat annulus.

  4. Karakteristik Bryopsida

  5. Gametofit tumbuh tegak atau merayap

  6. Berkembang dari protonema

  7. Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler

  8. Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau melingkari batang.

  9. Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul

  10. Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata

  11. Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya elater.

  12. Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna.

  13. Contoh : Polytrichum, Rhizogonium, Rhodobryum, Leucobryum, Hypopterygium, Hypnodendron, Pogonatum, Macromitrium, Spagnum

Baca Juga :Fungsi Faring

Reproduksi Lumt Daun

Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah.

Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong. Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit.

Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan.

Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut. Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada cabang protonema. Lama-kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan baru dari sel tersebut.

Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan lumut tersusun seperti rumpun. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora.

Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat khusus.Hal ini ditandai dengan mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar.

Dengan bantuan seta, kapsul dapat terangkat sehingga spora yang terhambur mudah tertiup angin. Perkembangan embrio lebih cepat dari perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan menyebabkan robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebut vaginula.

Baca Juga :Otot Polos

Cara Berkembang biak aseksual:

  1. Beberapa lumut daun yang mempunyai batang meryap memebentuk cabang-cabang yang tegak. Bila bagian yang tua mati, maka cabang-cabang tadi dapat memnjadi individu baru yang jumlahnya lebih banyak.

  2. Pada pangkal batang lumut dapat terbentuk beberapa tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang. Bila cabang tersebut terpisah dari batang pokok, maka dapat membentuk individu baru.

  3. Pembentukan stolon dari pangkal batang. Stolon tersebut dapat bersisik atau tidak, dan tumbuh merayap atau di bawah permukaan tanah.Kemudian ujung dari tiap stolon dapat tumbuh tegak seperti tumbuhan induknya.

  4. Protonema primer yang berasal dari perkecambahan satu spora dapat membentuk beberapa tunas untuk kemudian tumbuh menjadi tumbuhan lumut yang berdaun.

  5. Protonema terputus-putus menjadi banyak protonema yang lebih pendek, akhirnya masing-masing potongan akan memebentuk tunas tumbuhan lumut.

  6. Tumbuhan lumut mempunyai daya regenerasi yang besar setiap bagian dari tumbuhan lumut baik batang, daun maupun protonema dalam kondisi lingkungan yang sesuai dapat berkembang menjadi benang-benang yang hijau seperti ganggang, bercabang-cabang dan dinamakan protonema sekunder. Melalui tunas-tunas yang timbul dari protonema sekunder tersebut dapat membentuk individu yang lebih banyak.

  7. Melalui pembentukan umbi (tuber) pada protonema atau pada rizoid yang sekaligus sebagai cara untuk mempertahankan diri terhadap perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan.

  8. Pada lumut daun juga dapat dibentuk kuncup (gemma), misalnya pada ketiak daun.

  9. Lumut yang tumbuhnya merayap pada waktu kekeringan bagian ujungnya masih dapat bertahan. Bila lingkungan tidak lagi kering maka dapat tumbuh kembali dengan jumlah individu yang lebih banyak.

  10. Apospori

Lumut daun ada yang homotalik dan ada yang heterotalik. Pada yang homotalik dapat dibedakan antara:

  1. Paroisis (paroicous), apabila anteredia dan arkegonia terletak pada cabang yang sama tetapi dalam kelompok berbeda.
  2. Autoisis (autoicous), bila anteredia dan arkegonia terletak pada cabang yang berbeda.
  3. Sinoisis (sinoicous), apabila anteredia dan arkegonia pada kelompok dan cabang yang sama.

Baca Juga :Sistem Organ

Habitat Lumut Daun

Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air.

Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.

Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.

Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.

Contoh Spesies Lumut Daun

  • Andreaea petrophila

Tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Dapat ditemui di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang pohon,di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau. Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas. Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang. Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah masak pecah dengan 4 katup-katup. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.

Sistematik :

Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Andreaeales
Famili : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andreaea petrophila

 Andreaea petrophila

  • Funaria hygrometrica

Sporogoniumnya mempunyai satu tangkai yang elastis, disebut seta. Kaliptra melebar seperti perut dan berguna sebagai penimbunan air bagi sporogonium yang masih muda. Gigi peristom tipis seperti selaput, berasal dari satu lapis sel sporogonium. Gigi mempunyai garis-garis melintang dan bersendi. Masuk dalam kelompok Eubryales acrocarpi.

Baca Juga :Kingdom Plantae – Pengertian, Ciri, Reproduksi dan Klasifikasi

Sistematik :

Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Species : Funaria hygrometrica

Funaria hygrometrica

  • Sphagnum fimbriatum

Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau. Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas. Hidup di tempat-tempat berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, pada bagian bawah yang ada di dalam air mati dan berubah menjadi gambut.

Protonema merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri dari satu sel saja. Batangnya bercabang-cabang dan membentuk roset pada ujungnya. Setelah pembuahan, kaki selau memanjang seperti tangkai dan dinamakan pseudopodium. Kapsul spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak.

Sistematik :

Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum fimbriatum

Sphagnum fimbriatum

  • Polytrichum commune

Biasanya hidup di tempat lembab dan sedikit basah.  Tangkai tegak dan bercabang-cabang. Bentuk sporangium bulat lonjong. Kaliptra adalah ujung spora yang menutupi sporangium. Kapsul adalah tangkai yang mendukung arkegonium dan antheridium. Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.

Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara. Sporangium adalah kotak spora. Spora adalah alat perkembangbiakan. Seta adalah tangkai pendukung anteridium dan arkegonium. Kapsul spora tegak/mendatar. Pada SISIperut tulang daun seringkali terdapat lamella yang membujur. Daunnya terdiri atas beberapa lapis sel.

Lumut berkembangbiak dengan spora, Spra tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora. Dapat mencegah erosi dan sebagai penterap juga menyimpan air.

Baca Juga :Protista – Pengertian, Peranan, Klasifikasi, Struktur, Macam Dan Contohnya

Sistematik:

Division :Bryophyta
Class :Polytrichopsida
Ordo :Polytrichales
Family :Polytrichaceae
Genus :Polytrichum
Spesies :Polytrichum commune

Polytrichum commune

  • Hypnodendron reinwardtii

Sistematika:

Divisi    : Bryophyta
Kelas    : Bryopsida
Bangsa  : Hypnobryales
Suku     : Hypnodendraceae
Marga   : Hypnodendron
Jenis    : Hypnodendron reinwardtii

Hypnodendron reinwardtii

  • Peranan Bryopsida
  • Fungsi

  1. Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons).
  2. Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.
  3. Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.
  • Manfatat
    Lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus. Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.

Demikian penjelasan artikel diatas semoga dapat bermanfaat untuk semua pembaca setia kami.