Cyanobacteria Adalah

Klasifikasi Cyanobacteria – Pengertian, Ciri, Struktur, Reproduksi, Habitat, Manfaat, Keuntungan & Kerugian – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Kerangka Karangan yang dimana dalam hal ini meliputi klasifikasi, pengertian, ciri, struktur, reporduksi, habitat, manfaat, keuntungan dan kerugian, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Klasifikasi-Cyanobacteria

Pengertian Cyanobacteria

Alga atau ganggang Hijau-Biru atau Cynobacteria ialah kelompok Eubacteria (bakteri). Anggota Cyanobacteri tersebar dalam berbagai tempat misalnya di perairan, tanah, batu-batuan serta bongkahan batu. Pada umumnya Alga Hijau-Biru melimpah di perairan yang mempunyai pH Netral atau perairan yang mempunyai sedikit sifat basa. Sangat jarang dijumpai perairan yang memiliki pH kurang dari 4-5. Selain dari itu ada juga Cyanobacteria yang mampu bersimbiosis dengan organisme yang lain seperti Gloeocapsa dan Nostoc yang bersimbiosis dengan alga yang membentuk lumut kerak ( lichen ), Anabaena bersimbiosis dengan lumut hati, paku air dan palem-paleman untuk memfiksasi nitrogen.

Cynobacteria mengandung sejenis klorofil, selain dari itu juga memiliki klorofil dan berbagai karotenoid. Ganggang Hijau-Biru ( Alga Hijua Biru ) mempunyai fikosianin dan terkadang fikoeritrin. Dengan adanya fikosianin penyebab Cyanobacteria dengan sifat khas yakni berwarna hijau kebiru-biruan. Namun tidak semua juga memiliki warna hijau biru, melainkan juga warna hijam, cokelat, kuning, hijau rumput, merah dan campuran. Contohnya laut yang memiliki warna merah yang disebabkan oleh blooming Cyanobacteria yang memiliki kandungan yang besar akan fikoeritrin. Kebanyakan dari Cyanobacteria mampu mengikat nitrogen dari atmosfer dengan proses fiksasi nitrogen yang terjadi di heterosista.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Anatomi Tumbuhan Alga Menurut Ahli Biologi

Sedangkan akar tanaman yang dapat bersimbosis dengan Cyanobacteria yang menyediakan bahan berenergi tinggi yang digunakan oleh Cyanobacteria sebagai energy untuk mengubah N2 menjadi ammonia dan memasok bahan-bahan kimia yang mampu mengikat oksigen. Jenis Cyanobacteria yang lain dimana dapat memfermentasi selulosa sebagai sumber energi.Cynobacteria berperan sebagai tumbuhan perintis yang dilakukan dengan cara membentuk permukaan tanah yang gundul dan berperan penting dalam menambah materi organik ke dalam tanah.

Ciri-Ciri Cyanobacteria

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri cyanobacteria, terdiri atas:

1. Bentuk dan Ukuran Tubuh Cyanobacteria

Berbeda dengan bakteri pada umumnya yang bersifat uniseluler (sel tunggal), bentuk tubuh Cyanobacteria ada yang multiseluler dan ada pula yang uniseluler. Tubuh Cyanobacteria yang multiseluler berbentuk filamen (benang), contohnya Oscillatoria, Microcoleus, Rivularia, Plectonema boryanum, dan Anabaena. Cyanobacteria uniseluler ada yang berbentuk bulat soliter (sendiri) dan ada pula yang berkoloni.

Cyanobacteria yang berbentuk bulat soliter misalnya Chroococcus dan Anacystis, sedangkan Cyanobacteria yang berbentuk bulat berkoloni, misalnya Merismopedia, Nostoc, Gloeocapsa, dan Mycrocystis. Ukuran tubuh Cyanobacteria berkisar 1 mm – 60 mm, sehingga mudah diamati dengan mikroskop cahaya biasa. Oscillatoria princeps merupakan Cyanobacteria berbentuk benang dengan ukuran tubuh terbesar. Cyanobacteria yang berbentuk benang disebut juga trikoma, terdiri atas sel-sel yang tersusun seperti rantai. Pada trikoma terdapat beberapa sel dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.

  1. Heterokista, adalah sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya, berdinding tebal, dengan isi yang jernih dan mengandung enzim nitrogenase. Heterokista berfungsi untuk mengikat nitrogen.
  2. Akinet, adalah sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya, berfungsi menyimpan cadangan makanan, berdinding tebal, dan mengandung endospora. Sel ini berfungsi untuk mempertahankan diri pada kondisi lingkungan yang buruk.
  3. Baeosit, adalah sel-sel vegetatif yang merupakan hasil reproduksi (pembelahan sel), berbentuk bulat, berukuran kecil, dan berklorofil. Sel ini berfungsi untuk fotosintesis.

2. Struktur Sel Cyanobacteria

Struktur sel penyusun tubuh Cyanobacteria mirip dengan sel bakteri Gram negatif, dengan ciri utama memiliki dinding sel yang mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis. Sel Cyanobacteria terdiri atas bagian-bagian, yaitu lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran fotosintetik, mesosom, sitoplasma, ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas, protein padat, dan nukleoplasma (DNA).

  • Lapisan lendir, menyelimuti dinding sel. Lendir berfungsi membantu pergerakan meluncur (lokomosi) pada Cyanobacteria uniseluler, serta gerak bergetar atau maju mundur (osilasi) pada Cyanobacteria yang berbentuk benang (filamen). Contohnya Oscillatoria
  • Dinding Sel, mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi isi sel.
  • Membran sel (membran plasma), bersifat selektif permeabel dan berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat.
  • Membran fotosintetik (membran tilakoid), merupakan pelipatan membran plasma ke arah dalam sitoplasma yang berfungsi untuk berfotosintesis. Membran fotosintetik mengandung klorofil (hijau), karoten, dan pigmen fotosintetik lainnya, antara lain fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Perpaduan antara pigmen-pigmen tersebut menyebabkan warna Cyanobacteria berbeda-beda, antara lain kekuningan, kemerahan, kecokelatan, violet, hijau cerah, hijau kebiruan, bahkan kehitaman.
  • Mesosom, merupakan penonjolan membran ke dalam sitoplasma dan berfungsi untuk menghasilkan energi.
  • Sitoplasma, merupakan larutan koloid yang tersusun dari air, protein, lemak, gula, mineral, dan enzim. Di dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas, protein padat, dan nukleoplasma (DNA).
  • Ribosom, merupakan organel kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.
  • Granula penyimpanan, berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
  • Vakuola gas, berisi udara yang menyebabkan tubuh Cyanobacteria bisa mengapung di permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis.
  • Nukleoid, merupakan materi genetik yang tersusun dari DNA dan tidak dikelilingi membran. Nukleoid terdapat di lokasi tertentu.

Struktur Sel Cyanobacteria

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Materi Bakteri Kelas 10 Lengkap

Klasifikasi Cyanobacteria

Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi cyanobacteria, terdiri atas:

  1. Chroococcales

Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauan umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni.

  1. Chamaesiphonales

Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kondisi yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel.

Contoh : Chamaesiphon confervicolus

  1. Nostocales

Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi suatu membran. Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.

Contoh :

1. Oscillatoria

Oscillatoria

2. Rivularia

Rivularia

3. Anabaena

Anabaena

4. Spirulina

Spirulina

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kingdom Monera – Pengertian, Ciri, Ruang Lingkup dan Manfaat

Reproduksi Cyanobacteria

Berikut ini terdapat beberapa reproduksi cyanobacteria, terdiri atas:

  1. Pembelahan Biner

Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler yang berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada yang langsung memisah, dan ada pula yang tetap bergabung sehingga membentuk koloni (misalnya Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang.

  1. Fragmentasi

Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh yang terlepas akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu pada sel-sel yang mati. Filamen hasil pemutusan disebut hormogonium. Hormogonium ini memiliki panjang filamen yang berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang mengalami fragmentasi antara lain Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.

  1. Pembentukan Endospora

Pembentukan endospora terjadi bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan, misalnya pada kondisi kekeringan. Sel yang mengandung endospora ini disebut akinet. Akinet berasal dari sel vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya karena mengandung cadangan makanan, dan berdinding tebal. Bila kondisi lingkungan membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru, contohnya Nostoc sp.

Habitat Cyanobacteria

Cyanophyta dapat ditemukan pada berbagai lingkungan misalnya danau, laut, dan sungai.Cyanophyta dapat terlihat dengan mata telanjang berupa lapisan tipis berwarnahijau biru, merah, atau ungu kehitaman. Pada saat tertentu, Cyanophyta yang hidup di air muncul berlimpah sehingga menyebabkan air tampak berwarna seperti warna Cyanophyta tersebut. Contohnya Cyanophyta berwarna hijau biru (Anabaena ) membuat air sawah tampak kehijauandan Cyanophyta merah (Ascillatoria rubescens) membuat laut di daerah Timur Tengah berwarnamerah sehingga disebut Laut Merah.

Beberapa jenis Cyanophyta yang dapat mengikat nitrogen berperan sebagai tumbuhan perintis pada habitat miskin nutrisi (makanan), misalnya pantai . Cyanophyta, Syneckococcus lividus dapat hidup di habitat yang ekstrim, misalnya habitat dengan tingkat keasaman tinggi (pH 4,0) dan temperatur tinggi ( ). Sedangkan jenis lainnya ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Nostoc dan Anabaena azollae. Nostoc hidup diakar tumbuhan paku Cycas.

Anabaena azollae hidup di daun tumbuhan paku air Azolla pinata. Simbiosis antara Cyanophyta dengan organisme lain saling memberi keuntungan. Cyanophyta berperan dalam memberikan nutrisi organik pada organisme simbiotiknya. Sedangkan organism simbitiknya memberikan kelembaban dan nutrisi anorganik pada Cyanophyta.

Manfaat Cyanophyta

Berikut ini terdapat beberapa manfaat cyanophyta, terdiri atas:

  • Nostoc

Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.

Anabaena azollae 

Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata ( paku air ). Paku ini dapat memfiksasi nitrogen (N2) di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3) yang tersedia bagi tanaman.

  • Spirullina

Ganggang ini mengandung protein yang tinggi yang lebih dikenal dengan sebutan protein sel tunggal ( PST ) sehingga dijadikan sebagai sumber makanan.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Archaebacteria Dan Eubacteria Beserta Ciri Dan Perbedaannya

Keuntungan dan KerugianCyanobacteria

Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari cyanobacteria, terdiri atas:

1. Keuntungan Cyanobacteria

  1. Cyanobacteria yakni sebagai pengikat nitrogen bebas artinya peran Cyanobacteria yakni mengikat nitrogen yang utama di alam, nitrogen sendiri sangat diperlukan oleh tanaman sehingga Cyanobacteria menguntungkan untuk tanaman contohnya ialah Nostoc Commune, Anabaena Cycadae dan Anabaena azollae.
  2. Sebagai vegetasi peintis yakni dengan cara membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan dimana tumbuhan lain tidak dapat hidup di daerah itu.
  3. Cyanobacteria juga berperan sangat penting untuk menambah materi-materi organic ke dalam tanah.
  4. Spiriluna mampu menghasilkan senyawa karbohidrat yang lumayan dan senyawa organik lain sangat tinggi yang diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan yang mengandung banyak sekali protein didalamnya. Oleh karena itu spiriluna dapat digunakan untuk dikembangkannya sumber pangan di masa datang karena spiriluna ini dalam bentul pil.

2. Kerugian Cyanobacteria

  • Beberapa spesies dari Cyanobacteria memproduksi racun syaraf ( neurotoksin ) seperti ular yang sangat berbahaya bagi hewan dan manusia biasanya racun ini menyerang hati ( hepatotoksin ) dan sel ( sitotoksin ) mereka membentuk endotoksin sehingga sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia.
  • Jika terlalu banyak Cyanobacteria menempel pada tembok bangunan maka lama-kelamaan tembok tersebut akan cepat mengalami keretakan.
  • Cyanobacteria juga dapat merugikan akibat ulah manusia yakni Cyanobacteria dapat hidup di lingkungan yang mengandung kadar fosfat dan nitrogen yang tinggi. Kadar tersebut pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan oleh pencemaran limbah industri dan pertanian. Kondisi ini dapat mengakibatkan tumbuhnya Cyanobacteria secara berlimpah. Limpahan tersebut dapat menutupi permukaan perairan sehingga matahari dan oksigen yang dibutuhkan organism lain dalam perairan berkurang.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Penjelasan Jenis-Jenis Monera Dalam Ilmu Biologi

Demikianlah pembahasan mengenai Klasifikasi Cyanobacteria – Pengertian, Ciri, Struktur, Reproduksi, Habitat, Manfaat, Keuntungan & Kerugian semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.