Analogi adalah

Diposting pada

Analogi adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Fungsi, Tujuan, Jenis & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Analogi yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, ciri, fungsi, tujuan, jenis dan contoh, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Analogi adalah

Pengertian Analogi

Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejalak husus dengan membandingkan atau mengumpakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.


Pengertian Analogi Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengtian analogi menurut para ahli, terdiri atas:

  1. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, analogi adalah persesuaian antara kedua benda yang berlainan (kamisa,1997:37).
  2. Analogi adalah berusaha untuk mencapai kesimpulan dengan menggantikan dengan apa ynag kita coba untuk membuktikan dengan sesuatu yang serupa dengan hal tersebut, namun yang lebih dikenal,dan kemudian menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran kita (louis O. Kattsef,1992:32).
  3. Analogi adalah proses dari fenomena menuju fenomena yang lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi pada fenomena yang lain (Mundiri, 2008:157).
  4. Analogi adalah proses berfikir untuk menyimpulkan sesuatu berdasarkan kesamaannya dengan sesuatu yang lain (Syarkawi dhofir, 2000:78).
  5. Analogi adalah suatu perbandingan yang dipakai untuk mencoba membuat suatu idea yang dapat dipercaya guna membuat suatu konsep yang sulit menjadi mudah dan jelas (poespoprodjo, 1999:179).
  6. Analogi adalah berbicara dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain, dan dua hal ynag berlainan itu dibandingkan satu dengan yang lainnya (Soekadijo, tt:139).
  7. Analogi adalah pengertian yang menunjuk sesuatu yang sama tetapi dalam kesamaan itu ada sesuatu yang berbeda pula (Poedjawijatna, 2004:40).

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Contoh Teks Ulasan


Ciri-Ciri Analogi

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri analogi, terdiri atas:


  • Tidak boleh persis sama (jelasnya).
  • Kejelasan dan penjelasan tentang (B) di contoh untuk menjelaskan dan menyelesaikan (A) ibaratan bukan perumpamaan, ibaratan adalah sebuah proses.
  • Proses merancang bukan hanya 1 (satu), salah satunya adalah ibaratan.
  • (B) sekaligus sebagai sumber ide, namun bukan hanya sumber ide tetapi juga menentukan macam proses untuk menggarap (A).
  • Ibaratan harus diciptakan oleh imajinasi atau intuisi.

Kalau kita sudah berketetapan menggunakan ibaratan, maka kita mengakui bahwa kita boleh berimajinasi.

Di dalam berarsitektur, imajinasi merupakan sumber penentu macam jenis corak ibaratan. Di dalam berarsitektur, kita punya kebebasan seluas-luasnya.

  • Ibaratan sebagai proses penalaran mempunyai macam yang tidak terbatas jumlahnya. Setiap orang boleh dan bisa mencari atau membuta ibaratannya sendiri.

Jenis-Jenis Analogi

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis analogi, terdiri atas:


  1. Analogi Induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.


Misalnya, Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.


  1. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai. Misalnya, untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.


  1. Cara Menilai Analogi

Dalam sebuah analogi, diperlukan alat ukur untuk mengukur keterpercayaan dari analogi tersebut. Adapun untuk mengukur keterpercayaan sebuah analogi dapat diketahui dengan alat berikut:

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Contoh Teks Negosiasi


  • Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan

Semakin besar peristiwa sejenis yang dianalogikan, semakin besar pula taraf keterpercayaanya. Semisal si A menggunakan jasa sebuah biro penerbangan dan ternyata pelayanannya tidak memberikan kepuasan pada si A, maka atas dasar analogi, si A menyarankan kepada temannya untuk tidak menggunakan biro penerbangan yang sama dengan yang digunakan tadi.


Analogi si A akan semakin kuat dengan adanya si B yang juga tidak merasa puas dengan biro penerbangan tersebut. Analogi menjadi semakin kuat lagi setelah ternyata si C, D, E, F dan G juga mengalami hal yang serupa.


  • Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi

Contohnya: tentang sepatu yang telah kita beli pada sebuah toko. Bahwa sepatu yang baru saja kita beli tentu akan awet dan enak dipakai karena sepatu yang dulu dibeli di toko ini juga awet dan enak dipakai. Analogi ini menjadi lebih kuat lagi misalnya diperhitungkan juga persamaan harganya, mereknya, dan bahannya.


  • Sifat dari analogi yang kita buat.

Sebagai contohnya apabila kita mempunyai mobil dan satu liter bahan bakarnya dapat menempuh 10 km, kemudian kita menyimpulkan bahwa mobil B yang sama dengan mobil kita akan bisa menempuh jarak 10 km tiap satu liternya, maka analogi demikian cukup kuat. Analogi ini akan lebih kuat jika kita mengatakan bahwa mobil B akan menempuh 8 km setiap liter bahan bakarnya, dan menjadi lemah jika kita mengatakan bahwa mobil B akan dapat menempuh 15 km setiap liter bahan baakarnya. Jadi semakin rendah taksiran yang kita analogikan semakin kuat analogi itu.


  • Mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan.

Semakin banyak pertimbangan atas unsu-unsurnya yang berbeda semakin kuat keterpercayaan analoginya. Konklusi yang kita ambil bahwa Zaini pendatang baru di Universitas X akan menjadi sarjana yang ulung karena beberapa tamatan dari universitas tersebut juga merupakan sarjana ulung. Analogi ini menjadi lebih kuat jika kita mempertimbangkan juga perbedaan yang ada pada para lulusan sebelumnya. A,B,C,D dan E yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam ekonomi, pendidikan SLTA, daerah, agama, pekerjaan orang tua toh kesemuanya adalah sarjana yang ulung.


  • Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan.

Bila tidak relevan sudah barang tentu analogikanya tidak kuat dan bahkan bias gagal. Bila kita menyimpulkan bahwa mobil yang baru kita beli setiap liter bahan bakarnya akan menempuh 15 km berdasarkan analogi mobil B yang sama modelnya serta jumlah jendela dan tahun produksinya sama dengan mobil yang kita beli ternyata dapat menempuh 15 km setiap liter bahan nakarnya, maka analogi serupa adalah analogi yang tidak relevan. Seharusnya untuk menyimpulkan demikian harus didasarkan atas unsur-unsur yang relevan yaitu banyaknya silinder, kekuatan daya tariknya serta berat dari bodinya.


Analogi yang mendasarkan pada suatu hal yang relevan jauh lebih kuat daripada analogi yang mendasarkan pada selusin persamaan yang tidak relevan. Penyimpulan seorang dokter bahwa untuk mengobati tuan B adalah sebagaimana yang telah dilakukan terhadap tuan C karena keduanya menderita tanda-tanda terserang penyakit yang sama dank arena jenis darahnya sama, jauh lebih kuat disbanding jika mendasrkan pada paersamaan lebih banyak tetapi tidak  relevan, misalnya karena umurnya, bintang kelahirannya, latar belakang pendidikannya, warna kulitnya, jumlah anaknya dan kesukaannya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Contoh Teks Eksplanasi


Analogi yang relevan biasanya terdapat pada peristiwa yang mempunyai hubungan kausal. Meskipun hanya mendasarkan pada satu atau dua persamaan, analogi ini cukup terpercaya kebenarannya. Kita mengetahui bahwa sambungan rel kereta api dibuat tidak rapat untuk menjaga kemungkinan mengembangnya bila kena panas, rel tetap pada posisinya, maka kita akan mendapat kemantapan yang kuat bahwa rangka rumah yang kita buat dari besi juga akan terlepas dari bahaya melengkung bila kena panas, karena kita telah menyuruh tukang untuk memberikan jarak pada tiap sambungannya.


Di sini kita hanya mendasarkan pada satu hubungan kausal bahwa karena besi memuai bila kena panas, maka jarak yang dibuat antara dua sambungan besi akan menghindarkan bangunan dari bahaya melengkung. Namun begitu analogi yang bersifat kausal memberikan keterpercayaan yang kokoh.


  1. Kesesatan Analogi

Disamping faktor-faktor tersebut di atas, yang bisa disebut faktor-faktor obyektif, juga ada faktor-faktor subyektif, yang mempengaruhi tinggi rendahnya probabilitas analogi. Faktor subyektif itu terletak pada diri manusia yang berpikir dan berupa kondisi-kondisi tertentu, yang bersifat pribadi dan tidak disadari.


Kesalahan dalam membuat analogi bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, tergesa-gesa, yaitu terlalu cepat menarik konklusi, sedang fakta-fakta yang dijadikan dasarnya tidak cukup mendukung konklusi itu. Kedua, kecerobohan, kesimpulan yang ceroboh terjadi karena mengabaikan adanya faktor-faktor analogi yang penting.


Ketiga, prasangka, prasangka membuat orang tidak mengindahkan fakta-fakta yang tidak cocok dengan konklusi. Keempat, memaksa, menjadikan ide agar terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan ide lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan ide yang pertama tadi.


Analogi yang pincang karena hal-hal tersebut di atas amat banyak digunakan dalam perdebatan maupun dalam propaganda untuk menjatuhkan pendapat lawan maupun mempertahankan kepentingan sendiri. Karena sifatnya seperti benar, analogi ini sangat efektif pengaruhnya terhadap pendengar.


Tujuan dan Fungsi Tes Analogi

Tes Analogi bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mengetahui persamaan hubungan antara dua kata. Dengan tes ini, kemampuan seseorang akan dinilai terutama dalam mengartikan arti sebuah kata, fungsi-fungsi kata, hubungan antar kata, dan pemakaian serta padanan fungsi dengan kata yang lain.

Untuk menjawab pertanyaan padanan kata, kita harus merumuskan hubungan antara kata-kata yang diberikan dan kemudian mengidentifikasi pilihan jawaban yang mengandung kata-kata berkaitan satu sama lain. Maka dari itu, penyelesaian soal analogi ini harus mengandalkan daya nalar dan diharapkan lebih mantap serta percaya diri dalam menjawab soal.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Teks Negosiasi

Contoh Analogi

Berikut ini terdapat beberapa contoh analogi, terdiri atas:


Contoh Analogi 1:

Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.

Contoh Analogi 2:

Belajar dengan menggunakan buku dan kertas seperti pedang yang berkepala dua . Jika menggunakan kertas terlalu banyak dapat menyebabkan hutan gundul dan pemansan global terjadi. Tapi apabila tidak menggunakan kertas dapat menyebabkan orang tidak dapat belajar dengan baik apalagi yang memiliki tingkat ekonomi terbatas serba salah untuk mengambil keputusan seperti saat menggukan pedang berkepala dua yang bisa menyerang 2 arah yang berlawanan.

Contoh Analogi 3:

Pertumbuhan tindak kejahatan korupsi di Inodnesia terus bertumbuh pesat. Baru saja ada yang tertangkap sudah muncul banyak tersangka lain yang terus menghebohkan dunia perpolitikan Indonesia. Sama halnya seperti pepatah mati satu tumbuh seribu . Begitulah juga keadaaan tindak korupsi di negara ini yang terus tumbuh pesat dan merugikan banyak orang.

Contoh Analogi 4:

Belajar matematika butuh ketelitian apalagi ketika mempelajari beberapa bab tertentu yang butuh tingkat ketelitian yang tinggi. Sama seperti kita mencari jarum di tumpukan jerami ialah hal yang susah namun bukanlah mustahil jika dilakukan dengan penuh semangat dan konsentrasi.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan :  Contoh Teks Editorial


Contoh Analogi 5:

Ternyata monyet merawat anaknya mirip dengan cara menusia merawat anaknya. Mereka juga menyusui anaknya dan tentunya mereka juga selalu menggendong anaknya penuh belas kasih. Induk monyet juga sangat mengjaga anaknya dari marabahaya sama seperti ibu kita yang juga selalu menjaga kita.

Saya kira contoh contoh diatas sudah cukup untuk membuat kamu mengerti tentang topik kita yaitu paragraf analogi. Dan tentu saja agar kamu lebih mahir lagi bisa kamu buat beberapa paragraf analogi untuk mengasah kemampuan menulis kamu.

Demikianlah pembahasan mengenai Analogi adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Fungsi, Tujuan, Jenis & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂