Materi Antonim, Sinonim Dan Akronim

Diposting pada

Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkan dalam bahasa yang baik.

Antonim-Sinonim-Dan-Akronim

Di pandang pentingnya bahasa dalam kehidupan kita maka penulis disini mencoba membahas beberapa istilah dan tatanan bahasa yang sering kita pakai dalam berkomunikasi ataupun yang kita tuangkan lewat sebuah tulisan atau kalimat, seperti sinonim, antonim, kata umum dan kata khusus yang merupakan unsur-unsur penting dalam sebuah bahasa.

Pengertian Antonim

Kata antonim terdiri dari “anti” atau “ant” yang berarti lawan ditambah akar kata “onim” atau “onuma” yang berarti nama; yaitu kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau berlawanan dengan kata yang lain.

Contoh:

Kuat             ><        Lemah

Jauh              ><        Dekat

Pintar            ><        Bodoh

Muka            ><        Belakang

Kaya             ><        Miskin


Ragam Antonim

Fromkin & Rodman (1983: 193) serta Heatherington (1980: 139-140) membedakan antonim menjadi lima macam yaitu antonim komplementer, antonim perbandingan (gradable), antonim relasional, antonim resiprokal, dan hiponim.


  • Antonim Komplementer

Diantara antonim-antonim yang ada terdapat antonim yang berkomplementer, yaitu pasangan yang saling melengkapi. Yang satu tidaklah lengkap atau tidak sempurna bila tidak dibarengi oleh yang satu lagi.

Sebagai contoh, kata hidup berantonim dengan kata mati.


  • Antonim Gradable (perbandingan)

Suatu antonim dapat disebut sebagai antonim gradable apabila penegatifan suatu kata tidaklah bersinonim dengan kata yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang tidak senang tidak perlu atau belum tentu sedih.


  • Antonim Relasional

Antonim yang memperlihatkan kesimetrisan dalam makna anggota pasangannya disebut antonim relasional, karena antara anggota pasangan antonim itu terdapat hubungan yang sangat erat.


  • Antonim Resiprokal

Ada pula sejenis antonim yang mengandung pasangan yang berlawanan atau bertentangan dalam makna tetapi juga secara fungsional berhubungan erat; hubungan itu justru hubungan timbal balik.Antonim seperti ini disebut antonim resiprokal. Contoh yang jelas adalah pasangan kata: membeli-menjual.


  • Hiponim

Hiponim merupakan suatu kata yang memiliki arti hierarkies (anggota dari kata yang lebih umum),atau yang biasa disebut dengan kata-kata yang terwakili maknanya oleh kata yang lebih umum.

Beberapa Contoh Hiponim :

  • Olah RagaHimponimnya : Basket.Voli,Senam
  • Kendaraan Hiponimnya : motor,mobil,sepeda
  • Film Hiponimnya : Horror, Action, Romantic, Comedy

Oposisi Makna

Menurut Chaer (1997: 27) antonim sering juga disebut dengan istilah oposisi makna, seperti pada uraian berikut ini:


  1. Oposisi mutlak

Kata-kata yang memiliki pertentangan makna secra mutlak termasuk dalam jenis ini. Misalnya: hidup dengan mati. Orang yang hidup sudah pasti tidak mati, sedangkan orang yang mati pasti tidak hidup. Contoh lain diam dan gerak. Sesuatu yang diam pasti tidak bergerak, begitu pula sebaliknya sesuatu yang bergerak pasti tidak diam.


  1. Oposisi kutub

Ada kata-kata yang pertentangannya tidak mutlak, tetapi berjenjang/bertingkat. Contoh: kata kaya dengan miskin. Kaya dengan miskin tidak memiliki pertentangan yang mutlak.

Orang yang kaya kadangkala masihmerasa miskin, sebaliknya orang yang miskin mungkin ada yang merasa tidak miskin.

Kata-kata yang beroposisi kutub umumnya berkelas kata adjektif. Contoh: cantik dengan jelek, periangdengan pendiam, pintar dengan bodoh, dan sebagainya.


  1. Oposisi hubungan

Oposisi hubungan ditujukan untuk kata-kata yang saling berhubungan. Kehadiran suatu kata mengakibatkan kehadiran kata yang lain. Contoh, kata penjual ada karena adanya kata pembeli. Kata guru bersamaan hadir dengan kata murid, jika tidak ada kata guru maka tidak akan muncul kata murid. Kata-kata tersebut timbul secara serempak dan saling melengkapi.

Kata-kata yang beroposisi hubungan ini dapat berupa kata kerja dan kata benda. Contoh kata-kata yang berupa kata kerja antara lain adalah: pulang-pergi, maju-mundur, belajar-mengajar, dan sebagainya. Sedangkan contoh kata yang beroposisi hubungan berupa kata benda antara lain adalah: guru-murid, buruh-majikan, dan pimpinan-bawahan.


  1. Oposisi Hierarkial

Kata-kata yang beroposisi hierarkial adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), satuan hitungan, penanggalan, dan jenjang kepangkatan. Kata centimeter dan kilometer merupakan contoh kata yang beroposisi secara hierarkial karena keduanya berada dalam deretan ukuran panajang. Begitu pula kata sersan dengan jenderal, karena berada dalam jenjang kepangkatan.


  1. Oposisi majemuk

Adalah kata-kata yang tidak hanya beroposisi dengan satu kata saja, melainkan dengan dua buah kata atau lebih. Contoh, kata ramah dapat beroposisi dengan judes, galak, bengis, dan kejam.


Contoh Akronim

1.  Panjang >< Pendek

Panjang : Selama ini banyak orang yang bermasalah dengan panjangnya jam kerja
Pendek : Walau badannya pendek, tetapi tak menghalanginya dalam beraktifitas di masyarakat


2. Besar >< Kecil

Besar : Begitu luas dan besar negara indonesia kita ini
Kecil : Kecil bukan berarti lemah terhadap lawan


3. Benar >< Salah

Benar : Jangan merasa dirimulah yang paling benar
Salah : Kau salah menilaiku jelek di depan matamu


4. Tinggi >< Rendah

Tinggi : Tak ku sangka Tingginya bisa melebihi tinggi badanku saat ini
Rendah : Pesawat itu terbang sangat rendah saat ingin mendarat


5. Pro >< Kontra

Pro : Selama ini mereka hanya pro terhadap satu golongan
Kontra : Banyak tokoh masyarakat yang kontra dengan program pemerintah


6. Banyak >< Sedikit

Banyak : Banyak dari masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum
Sedikit : Peminat angkutan umum saat ini sangat sedikit


7. Mati >< Hidup

Mati : Warga protes karena barang elektronik mereka rusak akibat sering mati lampu
Hidup : Hidup di dunia hanyalah sementara, untuk itu jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain


8. Laki- Laki >< Perempuan

Laki – Laki : Asrama ini khusus untuk siswa laki – laki
Perempuan : Perempuan merupakan perhiasan dunia


9. Bersih >< Kotor

Bersih : Buanglah sampah pada tempatnya agar lingkungan menjadi bersih
Kotor : Air sungai menjadi kotor karena timbunan sampah di sungai


10. Terang >< Gelap

Terang : Malam ini sepertinya akan terang bulan
Gelap : Rumahnya begitu gelap gulita tanpa cahaya sedikit pun


11. Kuat >< Lemah

Kuat : Rumah itu berdiri kokoh karena terbuat dari material kayu yang kuat
Lemah : Tubuhnya begitu lemah karena kekurangan asupan nutrisi


12. Rajin >< Malas

Rajin : Dia pintar karena rajin belajar
Malas : Dia sangat malas belajar sehingga nilainya jelek semua


13. Keras >< Lembut

Keras : Wataknya sangat keras, sehingga sulit di nasihati
Lembut : Sikapnya begitu lembut kepada siapapun itu


14. Sehat >< Sakit

Sehat : Walaupun tua dia tetap terlihat sehat baik secara fisik maupun rohani
Sakit : Anak itu takut disuntik karena rasanya sakit


15. Berani >< Takut

Berani : Sikapnya terlalu berani kepada orang tuanya
Takut : Manusia pada umumnya takut akan mati


16. Jujur >< Bohong

Jujur : Jujur lebih baik dari pada berbohong
Bohong : Jangan pernah berkata bohong kepada orang tua


17. Subur >< Tandus

Subur : Tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian
Tandus : Tanah tandus sangat cocok untuk di buat bangunan


18. Gemuk >< Kurus

Gemuk : Dia gemuk karena kerjanya hanya makan dan tidur
Kurus : Kesulitan ekonomi membuat badannya menjadi kurus kering


19. Asli >< Palsu

Asli : Walau terlihat asli, tetapi sebenarnya itu adalah barang tiruan
Palsu : Saat ini banyak sekali barang palsu yang beredar di pasaran


20. Kontan >< Utang

Kontan : Ayah membeli mobil itu secara kontan
Utang : Utangku di toko sudah banyak, sehingga aku perlu pinjaman uang darimu


21. Cepat >< Lambat

Cepat : Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sehingga kita harus berpisah
Lambat : Pertumbuhan ekonomi akhir – akhir ini sangat lambat

22. Aktif >< Pasif
Aktif : Dia dikenal sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi
Pasif : Walaupun pasif di kelas, dia sangat aktif di rumah


23. Simpati >< Antipati

Simpati : Kami semua sangat simpati dengannya karena jasa yang ia berikan kepada kami
Antipati : Sikapnya begitu antipati kepada siapapun sehingga dijauhi oleh temannya


24. Sama >< Beda

Sama : Mereka kembar tapi tak sama
Beda : Jangan menjauh dariku karena kita beda


25. Sempit >< Longgar

Sempit : Celana ini terlalu sempit untuk dipakai besok
Longgar : Gunakanlah waktu longgar dengan kegiatan yang positif


26. Elastis >< Kaku

Elastis : Pakaian renang ini sangat elastis saat digunakan
Kaku : Badannya sangat kaku ketika diberi obat bius


27. Tradisional >< Moderen

Tradisional : Untuk memperingati hari kebangkitan nasional, para siswa menggunakan pakaian tradisional
Moderen : Proses pembuatannya sangat cepat karena menggunakan teknologi moderen


28. Mahal >< Murah

Mahal : Harga Mobil itu sangat mahal di pasaran
Murah : Motor bekas itu di jual sangat murah


29. Stabil >< Labil

Stabil : Harga bawang merah di pasaran masih sangat stabil
Labil : Perilaku remaja masih sangat labil, untuk itu perlu pengawasan khusus oleh orang tua


30. Nyata >< Maya

Nyata : Perannya begitu nyata di masyarakat sekitar
Maya : Banyak sekali hal – hal negatif yang ada di dunia maya


Pengertian Sinonim

Secara etimologi kata sinonimi atau disingkat sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’, dan syn yang berarti ‘dengan’. Maka secara harfiah kata sinonimi berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’ (Chaer, 1994 :82). Sementara menurut H.G Tarigan (1993:78) kata sinonim terdiri dari sin (“sama” atau “serupa”) dan akar kata onim ”nama” yang bermakna “sebuah kata yang dikelompokkan dengan kata-kata lain di dalam klasifikasi yang sama berdasarkan makna umum.

Ketidakmungkinan kita menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim disebabkan oleh beberapa hal:

  1. Faktor waktu. Misalnya kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan.
  2. Faktor tempat atau daerah. Misalnya kata saya dan beta.
  3. Faktor sosial. Misalnya kata aku dan saya.
  4. Faktor bidang kegiatan. Misalnya kata tasawuf, kebatinan, dan mistik adalah tiga buah kata yang bersinonim.
  5. Faktor nuansa makna. Misalnya kata-kata melihat, melirik, melotot, meninjau, dan mengintip, semuanya bersinonim.

Pembagian sinonim dengan mengikuti Palmer dalam T.Fatimah Djajasudarma (1999:40) sebagai berikut :

  • Perangkat sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing dan  yang lainnya, yang terdapat didalam bahasa umum. Misalnya, konde dan sanggul, domisili dan kediaman, khawatir dan gelisah.
  • Perangkat sinonim yang pemakaiannya bergantung kepada langgam dan laras bahasa. Misalnya,  dara, gadis,  dan  cewek; mati, meninggal,  dan wafat. Pemakaian kosakata langgam dan laras bahasa yang berbeda akan menghasilkan kalimat yang tidak apik (ill-formed). Misalnya, “Cewek yang tinggal di rumah besar itu kemarin wafat”.
  • Perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya sama. Misalnya, negarawan dan politikus; ningrat dan feodal.
  • Perangkat sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata tertentu (keterbatasan kolokasi). Misalnya,  telur busuk, nasi basi, mentega tengik, susu asam, baju apek, busuk, basi, tengik, asam dan apek memiliki makna yang sama, yakni buruk, tetapi tidak dapat saling menggantikan karena dibatasi persandingan yang dilazimkan.
  • Perangkat sinonim yang maknanya kadang-kadang tumpang-tindih. Misalnya,  bumbu  dan  rempah-rempah;  bimbang, cemas, dan sangsi; nyata dan kongkret.

Contoh Sinonim

1. Bohong = Dusta

Bohong : Semua yang dikatakannya kepadamu adalah bohong
Dusta : Jangan pernah ada dusta diantara kita


2. Perspektif = Sudut Pandang

Perspektif : Menurut perspektif hukum semua yang dilakukannya telah melanggar hukum
Sudut Pandang : Berdasarkan sudut pandang pelatih, pemain itu mempunyai potensi yang sangat besar.


3. Realita = Kenyataan

Realita : Realitanya Indonesia masih saja mengimpor beras dari negara tetangga
Kenyataan : Mereka tampak sangat kecewa, melihat kenyataan bahwa indonesia gagal lolos ke piala dunia


4. Meninggal = Mati

Meninggal : Dia tampak sangat sedih melihat ayahnya meninggal dunia
Mati : Ingatlah semua manusia pasti akan mati


5. Paras = Wajah

Paras : Sungguh memikat paras wanita itu, sehingga membuat lelaki kagum melihatnya
Wajah : Dilihat dari wajahnya, sepertinya ia keturunan arab


6. Asa = Harapan

Asa : Indonesia membuka asa untuk tampil di final piala thomas
Harapan : Pendukung Indonesia mempunyai harapan besar, agar indonesia bisa menjuarai piala thomas


7. Niscaya = Pasti

Niscaya = Jika kita bersungguh – sungguh menggapai impian kita, niscaya impian itu akan tergapai
Pasti : Dengan giat belajar dan diiringi doa, pasti kesuksesan akan mudah diraih


8. Primer = Utama

Primer : Leicester City memastikan gelar liga primer inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah klub
Utama : Yang lebih utama dari gelar juara adalah proses untuk meraih gelar juara itu


9. Target = Sasaran

Target : Pemerintah provinsi jakarta, mempunyai target normalisasi kali ciliwung selesai di tahun 2017
Sasaran : Sasaran pemerintah dalam pembangunan nasional adalah daerah – daerah perbatasan


10. Memiliki = Mempunyai

Memiliki : Ayah memiliki mobil yang diimpor langsung dari jerman
Mempunyai : Ibuku mempunyai harapan agar anak – anaknya sukses di masa depan


11. Kuno = Antik

Kuno : Di pinggir kota itu, terdapat sebuah bangunan kuno yang masih berdiri kokoh hingga sekarang
Antik : Di dalam bangunan tua itu, terdapat barang – barang antik peninggalan penjajah


12. Matahari = Mentari

Mentari : Mentari pagi sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita
Matahari = Dia tetap berlari di bawah teriknya matahari siang itu


13. Beragam = Majemuk

Beragam : Indonesia patut bangga dengan kekayaan alamnya yang begitu beragam
Majemuk : Masyarakat indonesia yang majemuk, harus menghargai satu sama lain


14. Umum = Awam

Umum : Pada umumnya sebuah kesuksesan diraih dengan kerja keras
Awam : Sosialisasi sangat diperlukan agar masyarakat awam paham dengan program yang dicanangkan pemerintah


15. Anggapan = Asumsi

Anggapan : Dia menepis anggapan bahwa dirinya terlibat dalam kasus korupsi itu
Asumsi : Jangan sampai ada asumsi rakyat, yang akan menimbulkan gejolak sosial


16. Refleksi = Cerminan

Refleksi : Hukum merupakan refleksi dari masyarakat, sehingga hukum bisa dipertahankan dan dikembangkan dalam masyarakat
Cerminan : Cerminan dari orang jujur adalah perkataannya sesuai dengan kenyataan


17. Takaran = Dosis

Takaran : Seharusnya makanan itu bisa jadi, jika ia membuatnya sesuai takaran
Dosis : Minumlah obat itu secara teratur dan jangan melebihi dosis yang diberikan oleh dokter


18. Dispensasi = Pengecualian

Dispensasi : Anda akan mendapat dispensasi jika mendapat izin dari atasan
Pengecualian : Semaunya harus siap berdiri di depan lapangan tanpa pengecualian


19. Panduan = Pedoman

Panduan : Kita bisa melakukannya jika sesuai dengan panduan yang diberikan
Pedoman : Jadikanlah al-qur’an sebagai pedoman kehidupan


20. Perkenalan = Ta’aruf

Perkenalan : Aku semakin akrab dengannya semenjak perkenalan itu
Ta’aruf : Sebaiknya sebelum kau menikah, kau perlu taaruf dengannya


21. Senang = Bahagia

Senang : Dirinya sangat senang ketika diberi hadiah mobil baru oleh ayahnya
Bahagia : Bahagia rasanya bisa bertemu kembali dengan teman lama


22. Sukar = Sulit

Sukar : Sukar rasanya melihat keadaan sepak bola indonesia saat ini untuk lolos ke piala dunia
Sulit : Sedih rasanya ketika melihat orang lain dalam keadaan sulit untuk bersekolah


23. Pintar = Pandai

Pintar : Pemerintah membuat terobosan baru dengan membuat kartu indonesia pintar
Pandai : Rupanya tak sepandai otaknya


24. Semboyan = Slogan

Semboyan : Indonesia memiliki semboyan bhineka tunggal ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu
Slogan : Perusahaan itu memiliki slogan kepuasan konsumen adalah nomor satu


25. Ulet = Giat

Ulet : Dia sangat ulet dalam melakukan pekerjaannya
Giat : Prestasinya sangat mentereng itu berkat ia disiplin dan giat dalam berlatih


26. Orisinil = Asli

Orisinil : Motor antik itu masih menggunakan mesin orisinil buatan pabrik
Asli : Pemerintah sedang giat – giatnya mengajak masyarakat membeli produk asli indonesia


27. Sandang = Pakaian

Sandang : Korban banjir sangat kekurangan kebutuhan sandang
Pakaian : Ibu membelikan pakaian untuk ayah di hari ulang tahun pernikahan mereka


28. Sampai = Tiba

Sampai : Sampai sejauh ini, mereka belum memperlihatkan kemajuan dalam prestasi
Tiba : Sudah tiba saatnya sepak bola indonesia bangkit dari keterpurukkan


29. Laris = Laku

Laris : Mendekati bulan puasa, bahan sembako laris terjual
Laku : Barang antik itu lebih laku di luar negeri


0. Embargo = Larangan

Embargo : Masyarakat diharapkan tidak berada di dekat perbatasan karena ada embargo dari pemerintah pusat
Larangan : Sampah di sungai semakin banyak karena masyarakat tidak mematuhi larangan membuang sampah langsung ke sungai


Pengertian Akronim

Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. Penggunaan akronim bermacam-macam. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci berikut dengan contohnya.


Macam-Macam Akronim

Macam-Macam akornim adalah sebagai berikut:


1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri. Akronim ini ditulis secara kapital dan tanpa tanda titik.

Contoh:

LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia


2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur, ditulis dengan huruf awal kapital.

Contoh:

Bulog = Badan Urusan Logistik
Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia


3. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:

pemilu = pemilihan umum
rapim = rapat pimpinan
jurdil = jujur dan adil
cekal = cegah dan tangkal


Aturan Pembuatan Akronim

Saat kita mau membuat akronim, ada aturan-aturan yang hendaknya tidak diabaikan begitu saja. Apa saja aturan tersebut?

  • Jumlah suku kata dalam akronim tidak melebihi kata yang sudah lazim dalam bahasa indonesia. Artinya, tidak lebih dari tiga suku kata.
  • Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian antara vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia, yang lazim agar mudah diingat.

Demikian Ulasan Tentang 70 Contoh Antonim, Sinonim Dan Akronim: Pengertian, Ragam dan Macam Semoga Bermanfaat Buat Para Sahabat Setia Dosenpendidikan.Com 😀


Baca Juga :