Anus Adalah

Diposting pada

Anus

Anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan. Panjang anus adalah kira-kita 4-5 cm. Anus memainkan peranan penting untuk defekasi. Sekiranya terjadi kelainan,defekasi tidak dapat berlangsung normal.Terdapat beberapa otot yang membantu anus agar defekasi lancar seperti m.puborektal merupakan bagian dari otot levator ani,sfingter ani eksternus (otot lurik) dan sfingter ani internus (otot polos).


Perdarahan arteri didapatkan dari a.hemoidalis superior,a.hemoidalis media dan a.hemoidalis inferior.Venanya pula terdiri dari v.hemoidalis superior dan v.hemoidalis inferior. Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit.


Kelainan congenital yang didapatkan pada anus adalah atresia ani,yaitu kegagalan pembentukan lubang anus,yang disebabkan kelainan genetic.Pada orang dewasa,kelainan yang sering didapatkan adalah hemoroid.Hemoroid terjadi karena pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis. Hemoroid terdiri atas dua  tipe,yaitu hemoroid interna dan eksternal.

Anus Adalah


Anus juga dapat terkena infeksi,yang sering menular melalui hubungan seksual seperti kondiloma akuminata.Infeksi antara lain boleh menyebabkan timbulnya abses pada anus.Selain kelainan jinak,keganasan dapat timbul pada anus,seperti karsinoma basoselular dan karsinoma planoselular.


Pengertian Anus

Anus adalah bagian terakhir dari sistem pencernaan pada manusia dan hewan, Anus yang juga sering disebut dengan dubur ialah perpanjangan dari rektum yang terletak di luar tubuh, terbuka atau tertutupnya anus diatur oleh otot sfingter.


Fungsi Anus

Adapun anus yang diantaranya yaitu:

  • Untuk Melakukan Proses Defekasi

Defekasi ialah proses membuang kotoran sisa pencernaan dalam bentuk feses, defekasi disebabkan oleh reaksi otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf, otot yang bereaksi tersebut ialah otot sfingter.


  • Mengatur Keluarnya Feses

Pada saat proses buang air besar, kita juga dapat mengatur pengeluaran feses sesuai keinginan.

  • Menahan BAB Di Saat Tertentu

Rasa ingin BAB juga dapat ditahan ketika belum sempat pergi ke toilet, hal ini dikarenakan ada kontraksi otot sfingter dan levator setelah menerima impuls dari otak. Otak mengeluarkan impuls tersebut ketika kita ingin menahannya.


Struktur Anus

Kulit di sekitar anus merupakan kulit berkeratin, yang dilapisi oleh epitel skuamos stratified dan memiliki komponen kulit rambut halus, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan nervus somatik “sensitif terhadap nyeri” tanpa komponen kulit tersebut maka kulitnya terlihat seperti dilapisi sel epitel kuboid.


Saluran anal mempunyai panjang sekitar 2-4,5 cm, dikelilingi oleh otot berbentuk seperti cincin yang disebut sfingter anal internal dan sfingter anal eksternal. Saluran ini juga dilapisi oleh membran mukosa bagian atas saluran ini memiliki sel yang menghasilkan sekret untuk mempermudah feses keluar dari tubuh.


Baca Juga : Pengertian Usus Besar Serta Fungsi Dan Strukturnya


Bagian-Bagian Anus

Adapun bagian anus dan fungsinya yang diantaranya yaitu:

  • Anal Canal

Anal Canal “Kanalis Anal” merupakan sebuah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanal ini merupakan sebagai penghubung antara rektum dengan bagian luar tubuh.


  • Rektum

Rektum sebenarnya merupakan organ yang berbeda dengan anus, rektum merupakan ruangan dengan panjang sekitar 12-15 cm yang terletak setelah kolon “usus besar”. Fungsi rektum ialah untuk menampung feses sementara, ketika rektum sudah penuh, maka dinding rektum akan memberikan impuls “rangsangan” ke otak sehingga timbul keinginan untuk buang air besar “defekasi”.


  • Sfingter Anal Internal

Sfingter anal internal merupakan jaringan otot polos yang mengelilingi 2,5 cm bagian kalis anal. Sfingter anal internal mempunyai ketebalan sekitar 5 mm, karena disusun oleh serat otot polos, maka kerja dari sfingter ini berlangsung secara tidak sadar dan tidak dapat dikontrol. Fungsi dari sfingter anal internal ialah untuk mengatur pengeluaran feses saat buang air besar agar feses tidak kembali masuk ke usus.


  • Sfingter Anal Eksternal

Sfingter Anal Eksternal merupakan jaringan otot rangka “lurik” berbentuk elips yang melekat pada dinding anus. Panjangnya sekitar 8-10 cm. Fungsi dari sfingter anal eksternal ialah untuk membuka dan menutup kanalis anal. Karena disusun oleh otot rangka “lurik” maka kerja dari sfingter ini adalah secara sadar. Otot inilah yang membuat kita bisa menahan proses defekasi “buang air besar” untuk sementara.


  • Pectinate Line

Pectinate Line merupakan garis yang berfungsi sebagai garis pembagi antara dua pertiga “atas” dengan bagian sepertiga “bawah” anus. Fungsi dari Pectinate line termasuk penting karena bagian yang dipisahkan olehnya membuatnya struktur dan fungsi yang berbeda.


"Anus" Pengertian & ( Fungsi - Struktur - Bagian )

  • Kolom Anal

Kolom anal atau yang juga sering disebut dengan kolom Morgagni ialah beberapa lipatan membran mukosa dan serat otot. Nama Morgagni’s diambil dari penemunya yaitu Giovanni Battista Morgagni, fungsi dari kolom anal ialah sebagai pembatas dinding anus.


Baca Juga : Pengertian Usus Halus Serta Fungsi Dan Strukturnya


Anatomi dan Fisiologi Anus

Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ektoderm, sedangkan rektum berasal dari endoderm. Karena perbedaan asal anus dan rektum ini maka perdarahan, persarafan, serta penyaliran vena dan limfenya berbeda juga, demikian pula epitel yang menutupinya.

Anatomi-anorektum

Gambar I.1. Anatomi anorektum

Anatomy-of-the-anal-canal

Daerah batas rektum dan kanalis analis ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan kulit luar disekitarnya kaya akan persyarafan sensoris somatik dan peka terhadap rangsang nyeri, sedangkan mukosa rektum mempunyai persarafan autonom dan tidak peka terhadap nyeri. Nyeri bukanlah gejala awal pengidap karsinoma rektum, sementara fisura anus nyeri sekali. Darah vena diatas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan yang berasal dari anus dialirkan ke sistem kava melalui cabang v.iliaka.


Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3cm. Batas antara kanalis anus disebut garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinata atau linea dentata. linea pectinea / linea dentata yang terdiri dari sel-sel transisional. Dari linea ini kearah rectum ada kolumna rectalis (Morgagni), dengan diantaranya terdapat sinus rectalis yang berakhir di kaudal sebagai valvula rectalis.


Didaerah ini terdapat kripta anus dan muara kelenjar anus antara kolumna rektum. Infeksi yang terjadi disini dapat menimbulkan abses anorektum yang dapat menimbulkan fistel. Lekukan antar sfingter sirkuler dapat diraba didalam kanalis analis sewaktu melakukan colok dubur dan menunjukkan batas antara sfingter interna dan sfingter eksterna (garis Hilton).


Cincin sfingter anus melingkari kanalis analis dan terdiri dari sfingter intern dan sfingter ekstern. sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk dari fusi sfingter intern, oto longitudinal, bagian tengah dari otot levator (puborektalis), dan komponen m.sfingter eksternus.


 Otot-otot yang berfungsi mengatur mekanisme kontinensia adalah :

  1. Pubo-rektal merupakan bagian dari otot levator ani

  2. Sfingter ani eksternus (otot lurik)

  3. Sfingter ani internus (otot polos)

Muskulus yang menyangga adalah m. Puborectalis. Otot yang memegang peranan terpenting dalam mengatur mekanisme kontinensia adalah otot-otot puborektal. Bila m. pubo-rektal tersebut terputus, dapat mengakibatkan terjadinya inkontinensia.


Batas-batas kanalis ani, ke kranial berbatasan dengan rectum disebut ring anorektal, ke kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke lateral dengan fossa ischiorectalis, ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior pada laki-laki dengan sentral perineum, bulbus urethra dan batas posterior diafragma urogenital (ligamentum triangulare) sedang pada wanita korpus perineal, diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina posterior. Ring anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian serabut m. levator ani mengelilingi bagian bawah anus bersama m. spincter ani ekternus.

spincter-ani-ekternus

 


Baca Juga : Penjelasan Tentang Kelenjar Pencernaan Dalam Biologi Lengkap


  • Pendarahan Arteri

Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.mesenterika inferior. Arteri ini membagi diri menjadi dua cabang utama: kiri dan kanan. Cabang yang kanan bercabang lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini mungkin dapat menjelaskan letak hemoroid dalam yang khas yaitu dua buah di setiap perempat sebelah kanan dan sebuah diperempat lateral kiri.


Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna, sedangkan a.hemoroidalis inferior adalah cabang a.pudenda interna. Anastomosis antara arkade pembuluh inferior dan superior merupakan sirkulasi kolateral yang mempunyai makna penting pada tindak bedah atau sumbatan aterosklerotik didaerah percabangan aorta dan a.iliaka.


Anastomosis tersebut ke pembuluh kolateral hemoroid inferior dapat menjamin perdarahan di kedua ekstremitas bawah. Perdarahan di pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan kaya sekali darah sehingga perdarahan dari hemoroid intern menghasilkan darah segar yang berwarna merah dan bukan darah vena warna kebiruan.


  • Pendarahan Vena

Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis internus dan berjalan kearah kranial kedalam v.mesenterika inferior dan seterusnya melalui v.lienalis ke vena porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan ronggga perut menentukan tekanan di dalamnnya. Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus vena didalam hati, sedangkan embolus septik dapat menyebabkan pileflebitis, v.hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam v.pudenda interna dan v. hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.


  • Penyaliran Limf

Pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang menyalirkan isinya menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan limfe terus mengalir sampai ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas di daerah anus dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal. Pembuluh limfe dari rektum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan v.hemoroidalis superior dan melanjut ke kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta. Operasi radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus didasarkan pada anatomi saluran limf ini.


Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit, sedang rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap rasa sakit. Rektum diinervasi oleh saraf simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan n.presakralis (hipogastrica)  yang berasal dari L2,3,4 dan saraf parasimpatis dari S2,3,4.

anal-verge

Kontinensia-anus


Kontinensia anus bergantung pada konsistensi feses, tekanan didalam anus, tekanan didalam rektum, dan sudut anorektal. Makin encer feses, makin sukar untuk menahannya didalam usus. Tekanan pada suasana istirahat didalam anus berkisar antara 25-100mmHg dan didalam rektum antara 5-20mmHg. Jika sudut antara rektum dan anus lebih dari 80 derajat, feses sukar dipertahankan.


  • Defekasi

Pada suasana normal, rektum kosong. Pemindahan feses dari kolon sigmoid kedalam rektum kadang-kadang dicetuskan oleh makan, terutama pada bayi. Bola isi sigmoid masuk kedalam rektum, dirasakan oleh rektum dan menimbulkan keinginan untuk defekasi. Rektum mempunyai kemauan khas untuk mengenai dan memisahkan bahan padat, cair dan gas. Sikap badan sewaktu defekasi yaitu sikap duduk atau jongkok, memegang peranan yang berarti.


Defekasi terjadi akibat refleks peristalsis rektum, dibantu oleh mengedan dan relaksasi sfingter anus eksternal. Syarat untuk defekasi normal ialah persarafan sfingter anus untuk kontraksi dan relaksasi yang utuh, peristalsis kolon dan rektum tidak terganggu, dan struktur anatomi organ panggul yang utuh. Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar.


Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai sistem saraf enteric dalam dinding rectum. Ketika feses masuk rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal aferen menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic dalam kolon descendens, sigmoid, rectum, mendorong feses ke arah anus. Ketika gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani interni direlaksasi oleh sinyal penghambat dari pleksus mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi secara volunter sehingga terjadi defekasi.


Jadi sfingter melemas sewaktu rectum teregang Sebelum tekanan yang melemaskan sfingter ani eksternus tercapai, defekasi volunter dapat dicapai dengan secara volunter melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan otot-otot abdomen (mengejan). Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal yang dengan sadar dapat dihambat dengan menjaga agar sfingter eksternus tetap berkontraksi atau melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.


Baca Juga : 8 Organ Sistem Pencernaan Serta Fungsinya Terlengkap


Definisi Hemoroid

Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan  kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan. Rektum panjangnya 15 – 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula – mula mengikuti cembungan tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada ketinggian tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis.


Akhirnya rektum menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum dan bagian anteriornya tertutup oleh peritoneum. Fleksura perinealis berjalan ektraperitoneal. Haustra ( kantong ) dan tenia ( pita ) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan otot longitudinalnya berkesinambungan.


Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas yakni ampula rektum bila ini terisi maka timbulah perasaan ingin buang air besar. Di bawah ampula, tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap – sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan, yakni lipatan kohlrausch, pada jarak 5 – 8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut – serabut otot sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot longitudinal lipatan tersebut saling menjauhi.


Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang sedikit bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit bagian luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis berpigmen yang bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat.


Mukosa kolon mencapai dua pertiga bagian atas kanalis analis. Pada daerah ini, 6 – 10 lipatan longitudinal berbentuk gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini terlontar keatas oleh simpul pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan lipatan transversal. Alur – alur diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang panjangnya kira – kira 1 cm, di sebut daerah hemoroidal, cabang arteri rectalis superior turun ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan membentuk dasar hemorhoid interna

Rektum-dan-anus-normal

Gambar II. 1 Rektum dan anus normal


Baca Juga : Enzim Adalah – Pengertian, Sifat, Struktur, Faktor, Cara Kerja Dan Contohnya


  • Etiologi dan Faktor Resiko

Faktor resiko

  1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.

  2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.

  3. Keturunan : dinding pembuluh darah lema h dan tipis

  4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk hemoroid.

  5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi.

  6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi hormone relaksin.

  7. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis hepatis.


  1. Patofisiologi

Hemoroid terjadi akibat  kongesti dan pembesaran “fibrovasculer cushion” (bantalanfibrovaskuler) sepanjang mukosa anus. Dalam keadaan normal, bantalan fibrovaskuler ini berfungsi mempertahankan mekanisme kontinens defekasi. pada saat tekanan  intrarektal meningkat. Apabila seseorang batuk, bersin, mengedan, kelompok fibrovaskuler ini mengalami kongesti dan membesar, untuk turut menahan muncratnya feses bersama mekanisme sfingter. Bantalan fibrovaskuler ini juga perlu dalam menerima sensasi massa rektal yang melewatinya,apakah cair, solid, atau gas.


Telah disepakati bahwa keseringan mengedan /chronic straining akibat konstipasi , diare, merupakan penyebab patologis hemoroid. Akibat keseringan mengedan yang kronik, daya lekat bantalan fibrovaskuler tersebut dengan dinding anorektal dibawahnya sehingga terjadi prolaps jaringan hemoroid interna melalui kanalis ani. Nutrisi rendah serat, konstipasi, pregnansi dapat meningkatkan tekanan intra abdomen dan tekanan haemorrhoidial, mengakibatkan distensi vena haemorrhoidal. Ketika rectal ampulla membentuk tonjolan, abstruksi vena terjadi. Sebagai akibat dari terulangnya dan terjadi dalam waktu lama peningkatan tekanan dan obtruksi,dilatasi permanen vena haemorrhoidal terjadi.


Akibat dari distensi itu, trombosis dan perdarahan terjadi.  Komplikasi  utama  adalah perdarahan trombosis dan stragulasi haemorrhoid. Perdarahan hebat dari trauma pada vena  selama defekasi dapat  menyebabkan volume darah  menurun dan dapat juga menyebabakan bebrapa resiko yang butuk, yaki resiko itu adalah resiko yang menimbulkan resiko kekurangan cairan dan dari perdarahan terjadi resiko injuri yangmengakibatkan resiko infeksi.


Trombosis dapat terjadi sewaktu  waktu dimanifestasikan oleh intensitas nyeri, dapat menimbulkan takut untuk BAB yang menyebabkan feses mengeras dan terjadi  resiko konstipasi.  Strangulasi haemorrhoid prolap haemorrhoid dalam penyedian darah merupakan bagiandari spingter anal yang dapat menjadi trombosis ketika darahdalam haemorrhoid membeku.


Sementara itu,  kongesti  hemoroid  juga .menyebabkan penipisan/perapuhan mukosa di atasnya sehingga vaskularisasi meningkat. Secara anatomis, koneksi  arteriovenosa, adalah  normal tejadi di bantalan hemoroid tersebut. Dengan semakin menipisnya mukosa diatasbantalanfibrovaskuler disertai kongesti, jaringan vaskuler pecah dan menimbulkan perdarahan yang segar (hematoskesia).  pada saat defekasi yang disertai feses keras/mengedan.


Baca Juga : Saraf Simpatik Dan Parasimpatik


  • Klasifikasi

Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan (jam 7), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak primer tesebut.


Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus.

Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus berhubungan secara longgar dan merupakan awal aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.


Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.


Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu :

  • Derajat I : Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita adalah perdarahan
  • Derajat II : Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri setelah selesai defekasi.
  • Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri.
  • Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi

Hemoroid-interna-dan-eksterna

Gambar II.2. Hemoroid interna dan eksterna


  • Penegakan Diagnosis

Beberapa gejala klinis yang tampak terjadi pada penderita hemoroid seperti:

  • Dubur mengalami pendarahan (darah jernih dan menetes)
  • Nyeri di sekitar anus dan rektum
  • Iritasi dan gatal-gatal
  • Tonjolan atau benjolan di anus

Baca Juga : Hewan Vertebrata


Pemeriksaan

Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkantekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien sering duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan.


Pemeriksaan umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan.


  • Pemeriksaan Colok Dubur

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.


  • Pemeriksaan Anoskopi

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.


Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.


  • Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.


Penatalaksanaan

  • Penatalaksanaan Medis

Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.

  • Non-farmakologis

Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.


  • Farmakologi

Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

  1. Obat yang memperbaiki defekasi.

Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar.


  1. Obat simptomatik.

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus.


  1. Obat penghenti perdarahan.

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.


  1. Obat penyembuh dan pencegah serangan. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.

  • Minimal Invasif

Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.


Penatalaksanaan Tindakan Operatif

Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.

  • Rubber band ligation – terbuat dari karet dan ditempatkan di sekitar dasar wasir dalam dubur.
  • Sclerotherapy adalah salah satu bentuk pengobatan tertua. Suatu larutan kimia disuntikkan langsung ke dalam wasir atau daerah di sekitarnya. Larutan ini menyebabkan reaksi lokal yang merusak aliran darah dalam wasir.
  • Teknik laser atau teknik elektrokoagulasi – kedua teknik ini menggunakan perangkat khusus untuk membakar jaringan hemoroid.
  • Cryotherapy – teknik ini menggunakan suhu dingin untuk menghilangkan vena dan menyebabkan inflamasi dan jaringan parut. Hal ini memakan waktu lebih lama, terkait dengan rasa sakit setelah terapi, dan kurang efektif dibanding perawatan lainnya. Oleh karena itu, prosedur ini tidak umum digunakan.
  • Hemorrhoidectomy – Kadang-kadang, wasir meluas atau parah, entah itu hemoroid internal atau hemoroid eksternal, yang mungkin memerlukan operasi untuk menghilangkannya, operasi ini disebut sebagai hemorrhoidectomy. Metode ini adalah yang terbaik untuk menghilangkan hemoroid secara permanen. Hemorrhoidectomy adalah pengobatan untuk hemoroid derajat tingkat tiga dan empat.

Penatalaksanaan Tindakan non-operatif

  • Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.
  • Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Membantu mencegah prolaps.

  • Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

  1. Jalankan pola hidup sehat

  2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)

  3. Makan makanan berserat

  4. Hindari terlalu banyak duduk

  5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

  6. Minum air yang cukup

  7. Jangan menahan kencing dan berak

  8. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan

  9. Jangan mengejan berlebihan dan duduk pada air hangat


  • Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.


Demikianlah pembahasan mengenai Anus Adalah – Pengertian, Fungsi, Bagian, Struktur, Gambarnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.