Assessment Adalah

Assessment Adalah – Pengertian, Tujuan, Contoh, Arti & Manfaatnya – DosenPendidikan.Com – Perencanaan  penilaian  proses  serta  hasil  belajar  dan  pembelajaran  tidak  dapat  dilepaskan  dari  perencanaan  pembelajaran  itu  sendiri.  Penyusunan  rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh dan merupakan  satu  kesatuan  yang  tidak  dapat dipisahkan  satu  dengan  yang  lainnya. Rencana  penilaian  disusun  agar  menjadi  referensi  guru  dalam  menyelenggarakan penilaian keseluruhan proses pembelajaran.

 


Di  dalam  merencanakan  penilaian  pembelajaran  perlu dipahami  guru  bahwa pembelajaran yang mendidik mengandung dua kata kunci yakni, pembelajaran  dan mendidik.  Kata  pembelajaran    memiliki  konotasi  aktif  karena  peserta  didik  secara aktif  melakukan  kegiatan  belajar  dalam  situasi  pembelajaran  yang  dirancang  oleh guru,  sedangkan  kata  mendidik  mengandung  konotasi  proses  menjadi  (becoming) seorang peserta didik secara komprehensif, baik secara pedagogi (akademik) maupun secara personal (kepribadian), profesional   (vokasional), dan  secara sosial (kewarganegaraan).


Pengertian Assessment

Baca Cepat  tampilkan 

Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan dan penggunaan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan pencapaian kompetensi dari peserta didik.


Hasil   penilaian   pembelajaran   adalah   hasil   analisis  sejumlah  fakta  tentang  performance (unjuk kerja) peserta didik dalam proses penguasaan kompetensi yang diharapkan.  Fakta-fakta  yang  dikumpulkan,  diolah,  dianalisis,  diinterpretasi,  dan  disimpulkan merupakan  jabaran  kompetensi  yang  diharapkan  (kompetensi  dasar minimal) ke dalam sejumlah sub-kompetensi  beserta sejumlah   indikator dan deskriptor tertentu. Pengumpulan fakta atau bukti kinerja peserta didik menggunakan instrumen  yang  disusun  berdasarkan  indikator  pencapaian  kompetensi.


Pengertian Assessment Menurut Para Ahli

Ada beberapa pengertian tentang Assessment menurut para ahli :

  • Menurut Robert M Smith (2002)

“Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.


  • Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis

“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.


  • Menurut Bomstein dan Kazdin (1985)
  1. Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
  2. Memilih dan mendesain program treatmen
  3. Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
  4. Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.

  • Menurut Lidz 2003

Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak.  Hasil Kajian dari Pengertian diatas adalah sebagai berikut :


Tujuan assessment adalah untuk melihat kondisi anak saat itu. Dalam rangka menyusun suatu program pembelajaran yang tepat sehingga dapat melakukan layanan pembelajaran secara tepat.

Baca Juga : Budaya Organisasi – Pengertian, Fungsi, Karakteristik, Pentingnya, Tujuan & Jenisnya


Tujuan Assessment Menurut Ahli


Menurut Robb

  • Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak
  • Untuk membuat keputusan tentang penempatan anak
  • Untuk merancang individualisasi pendidikan
  • Untuk memonitor kemajuan anak secara individu
  • Untuk mengevaluasi kefektifan program.

Menurut Sumardi & Sunaryo (2006)

  • Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini
  • Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak
  • Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.

Baca Juga : Perubahan Sosial – Pengertian, Faktor, Teori, Bentuk, Ciri Dan Contohnya


Menurut Salvia dan Yesseldyke seperti dikutif Lerner (1988: 54)

Assessment dilakukan untuk lima keperluan yaitu :

  • Penyaringan (screening)
  • Pengalihtanganan (referal)
  • Klasifikasi (classification)
  • Perencanaan Pembelajaran (instructional planning)
  • Pemantauan kemjuan belajar anak (monitoring pupil progress)

Berdasarkan hasil kajian dari teori-teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
“Assessment dilakukan untuk mengetahui keadaan anak pada saat tertentu (Waktu dilakukan assessment) baik potensi-potensinya maupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki anak sebagai bahan untuk menyusun suatu program pembelajaran sehingga dapat melakukan layanan / intervensi secara tepat.


  1. Ruang Lingkup
  2. Motorik
  3. Kognitif
  4. Emosi
  5. Perilaku adaptif
  6. Bahasa

Baca Juga :Preventif Dan Represif : Pengertian, Contoh Dan Tujuannya


Tujuan Assessment

Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment purpose) adalah “keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up”.

  1. Keeping  track,  yaitu  untuk  menelusuri  dan  melacak  proses  belajar  peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.  Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu  tertentu  melalui  berbagai  jenis  dan  teknik  penilaian  untuk  memperoleh  gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

  2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti  proses  pembelajaran.  Dengan  kata  lain,  guru  perlu  melakukan  penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai  peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
  3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan  kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
  4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap  kompetensi  yang  telah  ditetapkan.  Hasil  penyimpulan  ini  dapat digunakan  guru  untuk  menyusun  laporan  kemajuan  belajar  ke  berbagai pihak yang berkepentingan.

Adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah :

  • Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.
  • Untuk  mengetahui  kecakapan,  motivasi,  bakat,  minat,  dan  sikap  peserta didik terhadap program pembelajaran.
  • Untuk  mengetahui  tingkat  kemajuan  dan  kesesuaian  hasil  belajar  peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

  • Untuk   mendiagnosis keunggulan   dan   kelemahan   peserta   didik   dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar  bagi  guru  untuk  memberikan  pembinaan  dan  pengembangan  lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan.
  • Untuk  seleksi,  yaitu  memilih  dan  menentukan  peserta  didik  yang  sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.
  • Untuk menentukan kenaikan kelas.
  • Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Secara  rinci  tujuan assessment berbasis kelas dapat dijabarkansebagai berikut:

  1. Pendidik  dapat  mengetahui  seberapa   jauh   siswa   dapat   mencapai   tingkat   pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti   pembelajaran   dan   setelah   proses pembelajaran berlangsung.
  2. Pendidik juga dapat secara langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi menunda atau menunggu ulangan semester   untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

  3. Pendidik dapat melakukan  pemantauan   kemajuan  belajar  yang  dicapai  setiap  peserta  didik, sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat  menentukan siswa  mana yang perlu pengayaan dan siswa  yang  perlu  pembelajaran  remedial  untuk  mencapai  kompetensi  yang dipersyaratkan.

  4. Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk  memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
  5. Hasil dari assessment dapat  pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite  sekolah  tentang  efektivitas  pendidikan,  tidak  perlu  menunggu  akhir semester  atau  akhir  tahun.  Komunikasi  antara  pendidik,  orang  tua  dan  komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan.

Baca Juga : Dampak Negatif Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Dan Masyarakat Serta Cara Penaggulangannya


Fungsi Assessment

Assessment atau penilaian merupakan bagian penting dalam  darisuatu  proses  belajar  mengajar. Fungsi penilaian diantara:

Fungsi  Formatif

Yaitu  untuk  memberikan  umpan  balik  (feedback)  kepada  guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan  program remedial bagi peserta didik.

Fungsi  Sumatif

yaitu  untuk  menentukan  nilai  (angka)  kemajuan/hasil  belajar  peserta  didik  dalam  mata  pelajaran  tertentu,  sebagai  bahan  untuk  memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan  penentuan lulus-tidaknya peserta didik.


Penilaian berfungsi sebagai Diagnostik

Alat yang digunakan dalam penilaian maka hasilnya dapat mengetahui kelemahan peserta didik. Jadi dengan mengadakan penilaian sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada maka akan mudah mencari cara untuk mengatasinya.


Penilaian berfungsi sebagai Penempatan

Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekolompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama belajarnya.

Penilaian berfungsi sebagai Pengukur Keberhasilan

Penilaian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.


Sementara itu, pada assessment berbasis kelas, fungsi penilaian diantara:

Fungsi Motivasi

Dalam arti, penilaian yang dilakukan guru di kelas harus mendorong motivasi siswa  untuk  belajar.  Latihan,  tugas,  dan  ulangan  yang diberikan oleh guru harus memungkinkan siswa melakukan  proses pembelajaan  baik  secara  individu  maupun  kelompok.  Bentuk  tugas,  latihan dan  ulangan  harus  dirancang  sedemikian  rupa  sehingga  siswa  terdorong untuk terus belajar dan merasakan kegiatan itu menyenangkan dan menjadi kebutuhannya.


Dengan   mengerjakan   latihan,   tugas,   dan   ulangan   yang diberikan,  siswa  sendiri  memperoleh  gambaran  tentang  hal-hal  apa  yang telah  dia  kuasai  dan  belum  kuasai.  Jika    siswa  merasa  ada  hal-hal  yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk mempelajarinya kembali.


Fungsi Belajar Tuntas

dimana penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh   guru  adalah  apakah  siswa  sudah   menguasai  kemampuan yang diarahkan, siapa dari siswa yang belum menguasai kemampuan tetentu, dan tindakan apa   yang harus dilakukan   agar  siswa  mampu  menguasai kemampuan  tersebut.


Ketuntasan  belajar harus  menjadi  fokus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Jika suatu kemampuan belum dikuasai siswa, penilaian harus terus dilakukan untuk mengetahi apakah semua atau sebagian besar siswa telah menguasai kemampuan tersebut. Rencana penilaian harus harus disusun dengan target kemampuan  yang  harus  dikuasai  siswa  pada  setiap  semester  dan  kelas sesuai dengan daftar kemapuan yang telah ditetapkan.


Fungsi  Sebagai  Indikator  Efektivitas Pengajaran

disamping  untuk memantau  kemajuan  belajar  siswa,  penilaian  kelas  juga  dapat  digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian  besar  atau  semua  siswa  telah  menguasai  sebagian  besar  atau semua  kemampuan  yang  diajarkan,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  proses belajar   mengajar   telah   berhasil   sesuai   dengan   rencana.


Apabila guru menemukan  bahwa  hanya  seagian  siswa  saja  yang  menguasai  keampuan yang ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi  dan  apa  tindaka  yang  harus  guru  lakukan  untuk  meningkatkan efektivitas pengajaran.


Fungsi  Umpan  balik

Hasil  penilaian  harus  dianalisis  oleh  guru  sebagai bahan umpan balikbagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian sangat  bermafaat  bagi  siswa  agar  siswa  mengetahui  kelemahan  yang dialaminya dalam mecapai kemampuan yang diharapakan, dan siswa diminta melakukan  latihan  dan  atau  pengayaan  yang  dianggap  perlu  baik  sebagai tugas  individu  ataupun  kelompok.


Analisis  hasil  peilaiam  juga  berguna  bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam proses belajar mengajar. misalnya, analisis terhadap kesalahan yang umum dilakukan  siswa  dalam  memahami  konsep  tetentu  mejadi  umpan  balik  dari guru  dan  melaukan  perbaikan  dalam  proses  belajar  megajar  berikutnya.

Baca Juga : Pengertian Etika/Etiket Dan Etiket/Etika Di Dalam Bekomunikasi Beserta Contohnya


Prinsip Assessment

Dalam  merancang  suatu penilaian  pembelajaran perlu  diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

  1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh   terhadap semua aspek   pembelajaran,   baik   pengetahuan,  keterampilan, maupun sikap dan nilai.
  2. Prinsip  kesinambungan  yakni  penilaian  dilakukan  secara  berencana,  terus-menerus  dan  bertahap  untuk  memperoleh  gambaran  tentang  perkembangan tingkah   laku   peserta   didik   sebagai   hasil   dari   kegiatan   belajar. Untuk memenuhi   prinsip   ini,   kegiatan   penilaian   harus   sudah   direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan  sesuai dengan program yang telah disusun.
  3. Prinsip  objektif yakni  penilaian  dilakukan  dengan  menggunakan  alat  ukur  yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga   dapat  menggambarkan kemampuan yang diukur.

  4. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan  yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
  5. Penilaian  dilakukan  dengan  mengacu  pada  indikator-indikator  dari  masing- masing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
  6. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil  belajar  peserta  didik.  Penilaian  proses  belajar  adalah  upaya  pemberian  nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan  penilaian  hasil  belajar  adalah  proses  pemberian  nilai  terhadap hasil-hasil belajar  yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar  tersebut  pada  hakekatnya  merupakan  kompetensi-kompetensi  yang mencakup aspek pengetahuan,  keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah indikatornya yang dapat diukur dan diamati.
  7. Hasil  karya  atau  hasil  kerja  peserta  didik  dapat  digunakan  sebagai  bahan masukan guru dalam mengambil keputusan.

Pada assessment berbasis kelas, suatu penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip diantaranya:

  • Mengacu  pada  pencapaian  kompetensi  (Competency  Referenced)

Penilaian  kelas  perlu  disusun  dan  dirancang  untuk  mengukur  apakah  siswa telah  menguasai  kemampuan  sesuai  dengan  target  yang  ditetapkan  dalam kurikulum.  Materi  yang  dicakup  dalam  penilaian  kelas  harus  terkait  secara langsung dengan indikator pencapaian kemampuan tersebut.


Ruang lingkup materi  penilaian  disesuaikan  dengan  tahapan  materi  yang  telah  diajarkan serta  pengalaman  belajar  siswa  yang  diberikan.  Materi  penugasan  atau ulangan    harus    betul-betul    merefleksiksan    setiap    kemampuan    yang ditargetkan untuk dikuasai siswa. Hanya materi yang secara esensial terkait langsung  dengan  kemampuan  yang  perlu  dicakup  dalam  penilaian  di  kelas.


  • Berkelanjutan  (Continous)

Penilaian  yang  dilakukan  di  kelas  oleh  guru harus  merupakan  proses  yang  berkelanjutan  dalam  rangkaian  rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian  kelas  yang  dilakukan  guru  melalui  pemberian  tugas,  pekerjaan rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambuangan dan berkelanjutan selama satu tahun ajaran.


  • Didaktis

Alat  yang  akan  digunakan  untuk  penilaian  kelas  berupa  tes maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (layout) dan  tampilannya  agar  siswa  menyenangi  dan  menikmati  kegiatan  penilaian. Perancangan  bahan  penilaian  yang  kreatif  dan  menarik  dapat  mendorong siswa  untuk  menyelesaikan  tugas  penilaian,  baik  yang  bersifat  individual maupun kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan.


  • Menggali  Informasi

Penilaian kelas  yang  baik  harus  dapat  memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan  metode,  teknik,  dan  alat  peniaian  yang  tepat  sangat  menentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas.


  • Melihat  yang  benar  dan  yang  salah

Dalam  melaksanakan  penilaian, guru  hendaknya  melakukan  analisis  teadap  hasil  penilaian  dan  kerja  siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus melihat hal-hal positif yang dilakukan siswa. Hal-hal positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban benar yang diberikan siswa diluar  perkiraan  atau  cakupan  yang  ada  pada  guru.  Siswa  yang  memiliki kelebihan   kecerdasan, pengetahuan,   dan   pengalaman   sangat   mungkin memberikan  jawaban  dan  penyelesaian  masalah  yang  tidak  tersedia  pada bahan yang diajarkan di kelas.


Demikian juga, melihat pola kesalahan yang umum dilakukan  siswa  dalam menjawab  dan  menyelesaikan  masalah  untuk materi  serta  kompetesi  tetentu  sangat  membantu  guru  dalam  melakukan perbaikan  dan  penyesuaian  dan  penyelesaian  program  belajar  mengajar. analisis   terhadap   kesalahan   jawaban   dan   penyelesaian   masalah   yang diberikan  siswa  sangat  berguna  untuk  menghindari  terjadinya  miskonsepsi dan  ketidakjelasan  dalam  proses  pembelajaran.  Guru  harus  hendaknya memberikan  penekanan  terhadap  kesalahan-kesalahan  yang  bersifat  umum tersebut.


Strategi Assessment


Asemen Statis

Assessment statis adalah assessment yang yang dilakukan berdasarkan pola wakt yang telah ditentukan. Misalnya dilakukan pada awal masuk sekolah atau tahun pelajaran baru, tengah semester dan akhir semester.


Assessment Dinamis

Assessment dinamis adalah assessment yang dilakukan tanpa terikat oleh pola waktu. Asesor terus melakukan penilaian, pengukuran dan evaluasi sepanjang perkembangan anak dalam proses belajar atau kehidupannya. Setiap hasil assessment menjadi baseline bagi assessment berikutnya.


Teknik

Tekniknya meliputi tes, evaluasi, wawancara, observasi, dan analisis pekerjaan anak. Dalam satu proses assessment, biasanya semua teknik itu digunakan, tidak hanya satu teknik saja.


Langkah-langkah Pokok Assessment

  1. Menyusun rencana assessment
  2. Mengumpulkan data
  3. Melakukan Verifikasi
  4. Mengolah dan menganalisa data
  5. Melakukan penafsiran / interprestasi dan menarik kesimpulan
  6. Menyimpan instrumen dan hasil assessment
  7. Menindak lanjuti hasil assessment