Dalam bahasa romawi artemis dalam bahasa yunani adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan adalah benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang diamati dengan mudah.
Pengertian Bulan
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaannya gersang, dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu. Bulan mungkin terbentuk saat planet lain bertubrukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu muncul bersama dan membentuk bulan.
Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2% volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17% daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi.
Teori Bulan
Ada empat teori mengenai asal-usul terbentuknya yaitu:
- Teori co-Akresi
Pada sekitar tahun 1873 para ilmuwan telah beranggapan bahwa planet-planet terbentuk dari kondensasi awan gas panas. Awan gas panas secara bertahap terkontraksi kemudian mendingin. Dan karena ia berkontraksi, akan terbentuk cincin gas. Dan cincin gas ini pada akan akhirnya bersatu membentuk planet-planet.
Seorang astronom Prancis bernama Edouard Roche mengusulkan sebuah teori terbentuknya Bulan yang disebut Teori co-Akresi. Teori ini mengatakan bahwa pada dasarnya Bumi dan Bulan terbentuk pada saat yang sama dan dari bahan yang sama. Menurut Eduard Roche Bumi pada awalnya terbentuk sebagai sebuah bola gas yang kemudian mendingin dan berkontraksi, membentuk cincin gas di sekelilingnya. Cincin gas tersebut kemudian membentuk Bulan.
Namun teori ini memiliki kelemahan karena Bulan memiliki kandungan besi lebih rendah dibanding Bumi. Bumi memiliki inti yang tersusun dari besi sedangkan Bulan tidak, dengan kata lain Bulan tak lebih dari hanya sekedar sebuah batu. Jika dua benda terbentuk dari bahan yang sama, komposisi dasar mereka harus sama. Ini adalah lubang dalam teori Roche yang tidak bisa dijelaskan.
- Teori Fisi
George Darwin putra ilmuwan terkenal Charles Darwin penulis “Origin of Species”, pada tahun 1878 mengumumkan Teori Fisi. Setelah melakukan analisa terhadap hubungan pasang surut air di Bumi, Darwin menyimpulkan bahwa bulan secara bertahap bergerak semakin menjauh. Pendapat ini tidak terbukti hingga 95 tahun kemudian. Ketika astronot mendarat di bulan, mereka menempatkan sebuah cermin kecil. Dari Bumi cermin tersebut disinari dengan laser dan laser memantul kembali sehingga dapat diukur jarak Bulan menjauh dari Bumi yang tepat adalah sejauh 3,8 cm per tahun.
Darwin mulai mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika kita membalikkan proses, seperti menjalankan film dengan arah mundur. Ketika waktu kita tarik mundur dan Bulan mengorbit lebih dekat, baik orbit Bulan maupun rotasi Bumi bisa lebih cepat dari sekarang. Darwin mengambil kesimpulan bahwa dahulu Bulan bersatu dengan Bumi. Sebagian kecil dari Bumi terpisah kemudian membentuk Bulan.
Teori Fisi diperdebatkan selama puluhan tahun, tetapi para ilmuwan akhirnya menyimpulkan bahwa gerakan relatif Bumi dan Bulan tidak bisa dihasilkan dari itu. Bumi akan berputar terlalu cepat untuk memperhitungkan tingkat rotasi yang sekarang.
- Teori Capture
Pada tahun 1909 Thomas Jefferson Jackson See adalah kapten Angkatan Laut AS berbasis di Pulau Mare dekat San Francisco. Pekerjaan resminya adalah menjaga waktu standar untuk pantai barat AS. Sebagai seorang pemuda ia dilatih sebagai seorang astronom dan telah menghabiskan waktu menganalisis hipotesis baik co-Akresi maupun Fisi. Secara bertahap Thomas mengembangkan ide yang sama sekali berbeda. Ini kemudian disebut “Teori Capture”. Ia pada dasarnya berteori bahwa Bulan terbentuk di tempat berbeda dalam Tata Surya kemudian mengorbit Matahari seperti planet lainnya. Tapi kemudian bergerak terlalu dekat ke Bumi dan ditangkap oleh gravitasi Bumi.
Ia beranggapan ada sesuatu yang ia sebut media penolak di luar angkasa, yang saat ini kita ketahui media tersebut tidak ada. Thomas tidak pernah bisa menjelaskan seperti apa media penolak ini yang kemungkinan merupakan materi partikel kecil. Idenya adalah jika gravitasi Bumi menangkap Bulan maka Bulan haruslah datang dari jauh yang kemudian menabrak media penolak ini sehingga memperlambat Bulan dan kemudian secara bertahap bisa ditangkap oleh orbit bumi. Seperti pelompat bungee jumping dari jembatan, mereka turun, naik kembali namun tidak sejauh titik awal, turun kembali dan begitu seterusnya hinggal posisinya stabil.
Teori Capture Thomas bisa menjelaskan perbedaan kandungan besi antara Bumi dan Bulan. Jika Bulan terbentuk di tempat lain di Tata Surya maka komposisinya akan berbeda dengan komposisi Bumi. Kelemahan besar Teori Capture adalah tidak adanya penjelasan mengenai media penolak bagi obyek sebesar Bulan sehingga tidak menabrak Bumi.
- Teori Tabrakan Raksasa
Pada tahun 1974 sebuah hipotesis baru memulai debutnya di panggung dunia ilmiah. Para pendukungnya menyebutnya dengan nama Teori Tumbukan Raksasa. Ide dasarnya adalah bahwa sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu Bumi bertabrakan dengan obyek seukuran planet Mars saat ini. Ini adalah tabrakan yang sangat besar. Dan tabrakan ini begitu besar sampai menyebarkan materi hasil tumbukan ke orbit di sekitar Bumi. Materi-materi yang tersebar di sekitar orbit Bumi kemudian saling terikat oleh gravitasi, dan membentuk Bulan. Sebagian dari bagian Bumi mencair karena panas akibat tabrakan.
Tabrakan ini memicu rotasi Bumi dan telah secara substansial mengubah bentuk Bumi itu sendiri. Setelah beberapa jam untaian materi dari planet penabrak telah runtuh gravitasinya menjadi dua kelompok besar. Kelompok bagian dalam dari materi planet penabrak merupakan bagian inti penabrak itu, yang kemudian menabrak kembali Bumi untuk kemudian menyatu dengan Bumi. Sementara material bagian luar luar mendekati Bumi, dan dipengaruhi oleh gravitasi bumi menjadi untaian material yang panjang, yang kemudian membentuk piringan. Menyusul tabrakan besar, materi kemudian bersatu untuk membentuk Bulan dalam waktu kurang dari satu tahun,.
Tidak ada bekas yang ditinggalkan dari tabrakan ini di Bumi hari ini karena pada saat itu, planet kita baru berukuran sekitar 90% dari ukuran saat ini. 10% sisanya ditambah dari tumbukan-tumbukan lainnya yang jauh lebih kecil. Juga gravitasi Bumi sendiri mendapatkan efek pembentukan kembali. Dalam hari setelah tumbukan Bumi telah memiliki bentuk dasar bulat. Dan setiap tekanan yang disebabkan tumbukan telah diperhalus. Pencetus Teori Tumbukan Raksasa Bill Hartmann menyajikan hipotesisnya di sebuah konferensi ilmiah pada tahun 1974.
Tapi hanya mendapat sedikit perhatian selama hampir satu dekade. Perhatian pada Bulan turun tajam pada akhir misi Apollo. Akhirnya pada konferensi Bulan di Hawaii pada tahun 1984, empat astronom paling terkemuka di dunia mencapai konsensus, bahwa Teori Tabrakan Besar adalah teori yang paling bisa diterima untuk saat ini.
Gerak Bulan
Bulan memiliki tiga macam gerakan, yaitu rotasi, revolusi, dan bersama Bumi mengelilingi Matahari.
- Rotasi Bulan, merupakan perputaran Bulan pada porosnya (sumbu Bulan membentuk sudut 88,5o terhadap bidang orbit Bulan mengedari Bumi) yang durasinya 27,3 hari dalam sekali putaran.
- Revolusi Bulan, adalah peredaran Bulan mengelilingi bumi dengan durasi 27,3 hari dalam sekali putaran (bidang orbit Bulan membentuk sudut 5o terhadap bidang orbit Bumi). Bentuk orbit Bulan adalah elips.
- Bersama Bumi mengeliling Matahari, Bulan mengelilingi Bumi sekaligus bersama Bumi mengedari Matahari yang bentuk lintasannya berupa spiral. Untuk satu kali peredaran diperlukan waktu 1 tahun.
Dalam mengedari Bumi, Bulan mempunyai dua macam peredaran, yaitu peredaran Sideris dan peredaran Sinodis. Peredaran Sideris adalah peredaran Bulan mengelilingi Bumi menyelesaikan satu lingkaran penuh (360o). Ciri bahwa bulan telah menyelesaikan satu kali putaran penuh adalah bahwa posisinya ditinjau dari Bumi terhadap bintang tetap tertentu telah kembali seperti semula.
Peredaran Sinodis adalah peredaran Bulan mengelilingi Bumi dari fase ”bulan mati” atau ”bulan baru” sampai pada fase ”bulan mati” atau ”bulan baru” lagi yang durasinya 29,5 hari. Jangka waktu peredaran sinodis digunakan sebagai dasar penentuan waktu satu bulan dalam kalender Komariyah.
Dilihat dari Bumi kadang bentuk atau muka Bulan selalu berubah-ubah. Kadang dalam bentuk sabit, setengah lingkaran, atau satu lingkaran penuh bahkan kadang-kadang tidak kelihatan. Hal ini terjadi bukan karena bentuk muka bulan yang yang berubah-ubah tetapi disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
- Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi juga Bulan bersama Bumi mengelilingi Matahari.
- Bulan dapat tampak dari Bumi jika Bulan memantulkan cahaya yang diterima dai Matahari ke Bumi. (perubahan bentuk Bulan)
- Sinar/cahaya berjalan lurus.
Fase-Fase Bulan
Fase bulan adalah bentuk bulan yang berbeda-beda (baru, sabit,kuartir/ perbani,benjol,purnama) yang dilihat oleh pengamat di bumi.Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Setengah bagian bulan yang menghadap ke matahari akan terang dan sebaliknya setengah bagiannya yang membelakangi matahari akan gelap. Akan tetapi fase bulan yang terlihat dari gambar.
Diagram yang mengilustrasi perbedaan antara bulan siderik dan bulan sinodik.Saat bumi berda di kedudukan E1 dan bulan di kedudukan M1, maka matahari, bulan dan bumi terletak pada satu bidang.Pada saat ini bulan memasuki fase bulan baru, selama bumi berevolusi ke timur. Ke dudukan E2 bulan telah berevolusi 3600 dalam selang waktu 27 hari kedudukan M2. Periode 27 hari inilah yang disebut bulan siderik.
Bulan harus berevolusi melalui 3600 ditambah sudut Ø agar tiba di kedudukan M3 yaitu kedudukan dimana matahari ,bulan,bumi kembali memasuki fase bulan baru. Selang waktu revolusi bulan baru kembali ke fase bulan baru lagi memerlukan selang waktu 29 ½ hari. Periode 29 ½ hari ini yang disebut bulan sinodik.
Bumi bergantung pada kedudukan 1, matahri, bulan dan bumi terletak pada satu bidang dan bulan di antara bumi dan matahari, kedudukan seperti ini disebut konjungsi pada kedudukan ini bagian terang bulan tidak terlihat dari bumi.Bulan pada kedudukan ini disebut bulan baru.
Pada kedudukan 2hanya kira-kira ¼ dari bagian terang bulan yang terlihat dari bumi.Bulan pada kedudukan ini disebut bulan sabit. Pada kedudukan 5matahari, bulan dan bumi terletak pada satu bidang dan bulan berada dibelakang bumi. Kedudukan seperti ini disebut oposisi.Pada kedudukan ini seluruh bagian terang bulan terlihat dari bumi. Bulan pada kedudukan ini di sebut bulan purnama. Berikut ini adalah penjelasan tambahan dari fase bulan, antara lain:
- Fase 1 –New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
- Fase 2 –Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan lebih besar.
- Fase 3 –Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.
- Fase 4 – Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
- Fase 5 –Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.
- Fase 6 – Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
- Fase 7 –First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.
- Fase 8 – WaningCrescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.
Bulan Mati/Baru terjadi pada saat bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara matahari dan bumi. Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi.
Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapipada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di “belakang”.
Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap. Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fase ke fase berikutnya:
Kalender Bulan
Selain penentuan berdasarkan Matahari, kalender dapat pula didasarkan pada pergerakan Bulan. Kalender/tarikh ini dinamakan kalender Bulan (Lunar calendar), contohnya kalender Hijriyah, Imlek dan Saka. Jika kalender Surya menghitung satu bulan dengan membagi tahun menjadi dua belas, maka sebaliknya kalender Bulan menentukan panjang tahun dengan menjumlah dua belas bulan (bulan dengan huruf awal kecil = month).
Jadi kalender Bulan lebih berpatokan pada panjang bulan, tidak seperti kalender Surya yang lebih berpatokan pada panjang tahun.Satu bulan pada kalender Bulan sama dengan satu bulan sinodis, lamanya 29,5 hari, tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Satu tahun Kamariyah lamanya 12 ´ 29,5 hari = 354 hari. Banyaknya hari dalam satu tahun pada Tarikh Kamariyah berganti-ganti 29 hari dan 30 hari.
Pada Tarikh Kamariyah dilakukan pembulatan panjang tahun biasa, yaitu tidak memperhitungkan waktu di bawah satu jam. Akibatnya dalam sebulan terbuang 44 menit 3 detik dari satu bulan Kamariyah. Jadi dalam setahun akan terbuang 8 jam 48 menit 36 detik atau dalam 30 tahun Kamariyah terbuang waktu 10 hari 22 jam 38 menit atau hampir 11 hari.
Untuk mencocokkan tarikh Kamariyah maka dilakukan penambahan 11 hari selama 30 tahun, sehingga dalam tiga puluh tahun terdapat 11 tahun kabisat yang panjangnya 355 hari. Urutan kesebelas tahun itu ditetapkan sebagai berikut. Pada tahun ke 31 kembali lahi ke 1 dan seterusnya
1 | 9 | 17 | 25 |
2* | 10* | 18* | 26* |
3 | 11 | 19 | 27 |
4 | 12 | 20 | 28* |
5* | 13* | 21* | 29 |
6 | 14 | 22 | 30 |
7* | 15 | 23 | |
8 | 16* | 24* |
Jarak Bumi dan Bulan
Pendaratan di bulan dengan tepat tidak akan mungkin tanpa suatu pengetahuan yang akurat pada berbagai jarak dari bumi. Metode yang lebih tepat untuk mengukur jarak bulan telah dibuat oleh proyek Apollo. Astronot menempatkan cermin khusus dipermukaaan bulan sehingga sinar laser dari bumi dapat dipantulkan dari cermin tersebut. Sinar laser melewati celah sempit dan sinar menjalar keluar seperti radar atau cahaya biasa, sehingga dapat menunjukkan lokasi yang spesifik di bumi atau di bulan. Selama sinar terfokus kuat, relatif kecil tenaga yang diperlukan.
Ketepatan metode ini yaitu seketika jarak antara suatu titik di bumi dan suatu titik di bulan dapat clitentukan dalam inchi. Dari pusat bumi ke pusat bulan jarak rata-rata adalah 238.875 mil (384.393 kilometer) atau sekitar 30 kali diameter bumi. Bulan memiliki diameter sebesar 3.474 km, atau sedikit kebih kecil dari seperempat diameter bumi. Orbit elips bulan menyebabkan jarak bervariasi lebih dari 6 %.
Karena objek yang lebih jauh akan kelihatan lebih kecil, perubahan jarak bulan menyebabkan ukuran bulan nampak seperti diperlihatkan pada Gambar 7.28. Salah satu bagian merupakan quartal-pertarna bulan ketika mendekati bulan (titik terdekat), sementara bagian lainnya quartal berikutnya di titik terjauh, dua minggu kemudian.
Ciri-Ciri Bulan
Ketiadaan atmosfer di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi sangat sunyi karena tidak ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara. Akibat lainnya adalah pada siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat panas, yakni dapat mencapai 100 derajat C, sedangkan pada bagian bulan yang mengalami malam hari suhu permukaannya menjadi sangat dingin, yakni dapat mencapai -150 derajat C.
Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan sudut itu mengakibatkan terjadinya perubahan tampak bulan dilihat dari bumi yang disebut fase bulan. Apabila bulan berada pada posisi terdekat ke matahari maka bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan seperti itu disebut fase bulan baru.
Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan tiga perempat, kemudian bulan purnama. Setelah tercapai fase purnama, fase berikutnya adalah kebalikannya hingga akhirnya terjadi fase gelap atau bulan baru.
Demikianlah pembahasan mengenai Ciri-Ciri Bulan – Pengertian, Teori, Gerak, Fase, Kalender dan Jarak semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Baca Juga Artikel Lainnya: