Contoh Kalimat Majemuk Campuran – Pengertian, Macam, Ciri Dan Jenisnya – DosenPendidikan.Com – Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Rapatan
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran
Pengertian Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran ialah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran, sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat tunggal.
Berdasarkan predikatnya, kalimat majemuk campuran terbagi menjadi 2 jenis, antara lain :
- Kalimat verbal : kalimat majemuk campuran yang predikatnya terdiri dari kata kerja.
Contoh : Ibu memasak. - Kalimat nominal : kalimat majemuk campuran yang predikatnya terdiri dari kata benda, keadaan, dan kata ganti.
Contoh : Nia rajin dan disiplin.
Berdasarkan pengucapannya, kalimat majemuk campuran terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Kalimat langsung : kalimat yang menuliskan kutipan secara langsung perkataan dari seseorang dengan menggunakan tanda petik.
Contoh : Ayah bertanya padaku, “Dimana kamu menyimpan koran minggu lalu?” - Kalimat tidak langsung : kalimat yang tidak mengutip ucapan dari seseorang secara langsung.
Contoh : Ayah bertanya padaku, dimana aku menyimpan koran minggu lalu.
Ciri-Ciri Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:
- Memiliki minimal 3 klausa atau kalimat tunggal.
- Terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
- Memiliki 2 konjungsi atau kata penghubung seperti : dan, lalu, serta, kemudian, setelah, ketika, supaya, agar, sebab dan sebagainya.
Contoh:
Budi sedang tertidur pulas ketika saya datang dan ibu sedang memasak di dapur
Induk kalimat K Anak kalimat K Anak kalimat
Contoh Kalimat Majemuk Campuran
Adapun jenis-jenis kalimat majemuk campuran diantaranya yaitu:
Contoh 1
- Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah menidurkan adik.
- Pekerjaan itu sudah selesai (Induk kalimat)
- Ayah datang dari kantor (Anak kalimat)
- Ibu sudah menidurkan adik (Anak kalimat)
- Ayah memberitahukan bahwa aku mendapat juara pertama dan ibu sangat terkejut.
- Ayah memberitahukan berita itu.(Induk kalimat)
- Aku mendapat juara pertama. (Anak kalimat)
- Ibu sangat terkejut (Anak kalimat)
- Ketika aku terjatuh dari sepeda di halaman, adik sedang bermain di kamarnya sedangkan ibu menyiapkan makanan di dapur.
- Adik sedang bermain di kamarnya.(Induk kalimat)
- Ibu menyiapkan makanan di dapur. (Anak kalimat)
- Aku terjatuh dari sepeda di halaman. (Anak kalimat)
- Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar dan tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.
- Karena ayah sedang kesulitan, kakek mengambil uang di tabungan dan memberikannya kepada ayah.
Jadi, dalam kalimat tersebut terdiri dari tiga kalimat tunggal, satu induk kalimat dan dua kalimat menjadi anak kalimat.
Contoh 2
Contoh lain kalimat majemuk campuran dapat terdiri atas:
- Satu induk kalimat dan dua anak kalimat atau.
Kami telah menyelenggarakan sebuah tablik akbar yang dihadiri oleh masyarakat Pematang Pudu serta dihadiri pula oleh para pejabat kecamatan dan kelurahan.
- Dua induk kalimat dan satu anak kalimat.
Pak Yudi mengajarkan cara menulis puisi yang benar dan Pak Salman mengajarkan teknik berpidato yang memikat agar siswa SMA IT Mutiara mempunyai bekal yang memadai dalam hal keterampilan berbahasa.
Contoh 3
- Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
- Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
- Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Baca Juga : “Kalimat Berita Positif & Negatif” Pengertian & ( Contoh – Perbedaan )
Mantan Presiden Soeharto adalah pemimpin yang berkarakter tegas, menggagas, dan melaksanakan pembangunan dengan terencana serta serius mengurus masalah pangan dan pertanian. Terlepas dari kritik atas kekurangannya, terutama menjalankan pemerintahan yang otoriter, sisi baik Soeharto sepatutnya tetap bisa diteladani.
Soeharto adalah pemimpin yang serius berusaha memakmurkan masyarakat. Meski tak lepas dari berbagai kritik, mantan Presiden itu telah menyumbangkan jasa besar, terutama dalam mengembangkan ideologi pembangunan, pertumbuhan, dan program pembangunan lima tahun yang terencana baik. Program itu mampu mengangkat martabat rakyat Indonesia.
sosok Soeharto menarik karena dia tak hanya pintar, tetapi juga berani mengambil keputusan yang tepat di saat yang genting. Setelah keputusan diambil, dia juga berani menanggung risiko. Karakter semacam itu merupakan ciri-ciri pemimpin yang baik.
Kelebihan lain, Soeharto sangat serius memikirkan dan memperjuangkan kebutuhan rakyat kecil. Itu terlihat dari pemihakannya pada pertanian dan masalah pangan. Tak hanya menyusun konsep dan melaksanakannya, dia juga turun ke lapangan untuk mengecek proses pembangunan itu.
Soeharto sukses memimpin dan memakmurkan Indonesia. Kuncinya adalah ketegasan dan pemahamannya atas masalah di negeri ini. Indonesia bisa maju dari negara miskin menjadi negara berkembang.
Soeharto mengubah Indonesia yang miskin menjadi macan ekonomi baru, mendidik rakyat, dan membangun infrastruktur.
Pada dasarnya Entimem adalah silogisme yang diperpendek.
Rumus : C=B karena C=A
Contoh 4
Semua siswa SMAN 1 Purworejo masuk di universitas favorit yang mereka impikan. (semua A=B)
Ain siswa SMAN 1 Purworejo (C=A)
Ain masuk universitas favorit. (C=B)
Bentuk entimemnya:
Ain masuk universitas favorit yang ia impikan karena ia siswa SMAN 1 Purworejo. (C=B karena C=A)
Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Silogisme ini mengemukakan pendapat secara deduktif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam silogisme kategorial:
- Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh 5
Semua siswa yang pintar belajar tekun (premis mayor)
Sebagian siswa tidak belajar tekun (premis minor)
Sebagian siswa tidak pintar (premis konklusif)
- Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh 6
Siswa SMAN 1 Purworejo tidak pernah menyontek(proposisi mayor)
Ain siswa SMAN 1 Purworejo (proposisi minor)
Ain tidak pernah menyontek (proposisi konklusi)
- Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak bisa diambil kesimpulan.
Contoh 7
Beberapa siswa SMAN 1 Purworejo pemenang olimpiade sains internasional (premis 1)
Ain siswa SMAN 1 Purworejo (premis 2)
Contoh 8
Hasan bermain dengan Amir. (kalimat tunggal 1)
Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Jika ketiga kalimat di atas digabungkan maka jadilah kalimat majemuk campuran, yaitu :
Hasan bermain dengan Amir, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Contoh 9
- Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar dan tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.
- Karena ayah sedang kesulitan, kakek mengambil uang di tabungan dan memberikannya kepada ayah.
Baca Juga : “Kalimat Ambigu” Pengertian & ( Bentuk – Contoh – Faktor )
Pengertian Frase, Klausa, Kalimat Beserta Contohnya
Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu
- Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
- Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Macam-Macam Frase
- Frase Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
- Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya: kakek-nenek pembinaan dan pengembangan laki bini belajar atau bekerja
- Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan. Misalnya: perjalanan panjang hari libur
Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.
- Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan. Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:
Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).
- Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya: Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
- Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
- Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
Misalnya: baju baru, rumah sakit
- Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
Misalnya: akan berlayar
- Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
- Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore
- Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya.
Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
- Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:
- Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
- Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.
Baca Juga : “Kalimat Majemuk Bertingkat” Pengertian & ( Fungsi – Macam – Contoh )
Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P). Penggolongan klausa:
- Berdasarkan unsur intinya
- Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat
- Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat
Kalimat
Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.
Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.
- Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.
Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
- Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.
Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
- Pola kalimat III = kata benda-kata benda
Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
- Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
- Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial
Baca Juga : “Induk Kalimat & Anak Kalimat” Pengertian Serta ( Macam – Contoh Kalimat )
Jenis Kalimat
- Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
- Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya:
Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya:
Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
- Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
- Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
- Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
- Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya:
Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
Konjungsi
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
- Konjungsi antarklausa
- Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
- Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
- Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
- Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.
Demikianlah pembahasan mengenai Contoh Kalimat Majemuk Campuran – Pengertian, Macam, Ciri Dan Jenisnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂