Pengertian Kata Tugas
Kata tugas adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang hanya memiliki makna gramatikal “maknanya berubah sesuai konteksnya” dan tidak memiliki makna leksikal “makna tetap” artinya makna dari kata tugas akan menjadi jelas ketika dia dihubungkan dengan kata lain dalam sebuah kalimat, sebagian besar kata tugas bentuknya tetap dan hanya sedikit yang dapat mengalami perubahan bentuk.
Ciri-Ciri Kata Tugas
Adapun ciri-ciri kata tugas yang diantaranya yaitu:
- Punya makna gramatikal tapi tidak memiliki makna leksikal.
- Biasanya bentuknya tidak berubah.
- Artinya akan jelas ketika didampingi oleh kata lain dalam kalimat.
Jenis-Jenis Kata Tugas
Adapun klasifikasi macam-macam jenis kata tugas yang diantaranya yaitu:
1. Kata Depan “Preposisi”
Sebutan lain untuk kata depan ialah preposisi, dalam bahasa latin preposisi berasal dari kata yaitu “prae” dan “ponere”. Prae berarti sebelum sedangkan ponere berarti menempatkan atau tempat. Berarti kata depan merupakan kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat yang diikuti nominal atau pronominal, kata depan ialah kata yang menghubungkan kata benda dengan bagian kalimat. Kata depan umumnya digunakan untuk mengantar sebuah objek penyerta kalimat dan tidak boleh mengantarkan subjek kalimat.
Umumnya kata depan yang dikenal ialah di ke dan dari, kata depan di ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali dalam gabungan kata yang sudah dianggap satu kata seperti kepada dan dari pada. Beberapa kata depan lainnya ialah dalam antara atas, kepada, akan, terhadap, oleh, dengan, sampai, untuk, dll.
Contoh penggunaannya dalam kalimat yaitu:
- Tinggallah bersama saya disini.
- Dimana kakakmu?
- Ayah sedang dalam perjalanan ke luar kota.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, pereposisi dapat menomorfemis atau polimorfemis.
- Preposisi monomorfermis
Preposisi monomorfemis adalah preposisi yang terdiri hanya atas satu morfem dan karena itu tidak dapat diperkecil lagi bentuknya. Berikut adalah preposisi dalam bahasa Indonesia beserta beberapa fungsinya.
Bagi
Untuk
Buat menandai hubungan perutukan
Guna
Dari : menandai hubungan asal,arah dari suatu tempat,atau mlik
Dengan : menandai hubungan kesetaraan atau car
Di : menandai hubungan tempat berada
Karena : menandai hubungan sebab
Sebab : menandai hubungan sebab
Ke : menandai hubungan arah menuju suatu tempat
Oleh : menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku
- Preposisi plimorfemis
Preposisi polimorfemis terdiri atas dua macam : (1) yang dibentuk dengan memakai afiks dan (2) yang dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau lebih. Contoh untuk (1) adalah selama dan bagaikan, sedangkan untuk (2) adalah selain dari dan sampai dengan/ke.
- Prepposisi polimorfemis dengan afiks
Posisi polimorfemis yang berafiks dibentuk dengan menempelkan afiks pada dasar. Dasar itu dapat merupakan morfem bebas(sama, serta) atau morfem terikat (jelang, kitar).
Contoh :
Bersama : menandai hubungan kesetaraan
Beserta : menandai hubungan kesetaraan
Menuju : menandai hubungan tujuan ke suatuu tempat
Menurut : menandai hubungan sumber
Sekeliling : menandai hubungan ruang lungkup geografis
Sekitar : menandai hubungan ruang lingkup geografis atau waktu
Selama : menandai hubungan kurun waktu
Sepanjang : menandai hubungan kurun waktu bentangan lokasi
Mengenaio : menandai hubungan sasaran atau objektif
Terhadap : menandai hubungan arah
Bagaikan : menandai hubungan pemiripan
2. Kata Penghubung “Konjungsi”
Kata penghubung “konjungsi” atau yang juga sering disebut dengan kata sambung ialah kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dengan kata lainnya “dalam sebuah kalimat” atau satu kalimat dengan kalimat lainnya “dalam sebuah paragraf”. Terdapat banyak jenis kata penghubung dan penggunaannya harus disesuaikan dengan struktur dan maksud yang ingin disampaikan. Secara Umum kata penghubung terbagi dua yaitu:
- Kata Penghubung Koordinatif
Kata penghubung koordinatif ialah kata penghubung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat, dimana kata atau kalimat yang dihubungkannya memiliki kedudukan setara/sederajat, contohnya: dan, serta, atau dll.
- Ibu sedang masak dan ayah sedang tidur.
- Ia membeli buku, pulpen, pensil serta penggaris.
- Saya biasanya pergi dengan sepeda atau angkutan umum.
- Kata Penghubung Subordunatif
Kata penghubung subordinatif ialah kata penghubung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat, dimana kata atau kalimat yang dihubungkannya memiliki kedudukan yang tidak setara/tidak sederajat. Contohnya ketika, sejak, yang, agar, supaya, dll. Contoh penggunaannya:
- Saja terjatuh ketika dalam perjalanan.
- Ibu selalu memilih sayur yang masih segar.
- Kamu harus rajin belajar agar sukses.
- Konjungsi Korelatif
Adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, fraa atau klausa ; dan kedua unsur itu memiliki status sintakis yang sama. Konjungsi korelatif terdirir atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Baik ……maupun….(maupun)..
Tidak hanya….,tetapi (..)juga…
Demikian (rupa)….sehingga…
Apa(kah)…atau…
Entah…entah…
Jangankan….pun…
Perhatikan contoh berikut ini.
- Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok
- Tidak hanya kita harus setuju, tetapi kita juga harus patuh.
- Konjungsi Antarkalimat
Berbeda dengan konjungsi di atas, konjungsi antarkalimat menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut contoh penggunaan konjungsi antarkalimat.
- Biarpun demikian/ begitu sekalipun demikian/ begitu sesungguhpun demikian / begitu walaupun demikian.
- Meskipun demikian / begitupun kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
- Tambahan pula, lagi pula, selain itu.
- Sesungguhnya, bahwasannya.
- Malah(an), bahkan.
- Kecuali itu.
- Dengan demikian.
- Oleh karena itu, moleh sebab itu.
- Sebelum itu.
Cotoh dalam kalimat:
- Kami tidak sependapat dengan dia. Kami tidak menghalanginya.
Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak menghalanginya.
- Mereka berbelanja ke Gelodok. Mereka ke saudaranya ke Ancol.
Mereka belanja ke Geldok. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di Ancol.
- Konjungsi Antarparagraf
Jika konjungsi antarkalimat menghubungkan dua kalimat dan mellalui suatu kalimat baru, konjungsi antarparagraf pada umunya memulai pada sautu paragraph. Hubungannya dengan paragraph sebelumnya berdasarkan makna yang terkandung pada paragraph sebelum itu. Konjungsi pada kelompok (1) berikut ini masih sering dipaikai, sedangkan yang ada pada kelompok (2) umumnya terdapat pada naskah sastra yang lama.
- Adapun, akan hal, mengenai, dalam pada itu.
- Alkisah, arkian, sebermula, syahdan.
Contoh pada kalimat:
- Adapun terbongkarnya rahasia bahwa di bawah pohon itu tersimpan harta karun, bermula dari cerita Pak Kisah yang pernah menjadi pembantu raja dan turut menanam harta tersebut beberapa puluh tahun yang lalu.
- Akan hal lamarannya menjadi salah seorang guru di Sekolah Dasar Impres Raya ini telah kami bicarakan pada rapat guru minggu lalu.
- Syahdan maka pada suatu hari datanglah seorang laki-laki tua yang bungkuk dan sangat mengerikan ke istana raja dan mengemukakan niat untuk melamar putri dari raja tersebut.
- Sebermula pada zaman dahulu itu datanglah malapetaka yang dahsyat memusnahkan penduduk daerah ini denga air yang bah ganas, dan setelah itu orang menamai daerah itu “kelenglengen” yang bermakna “tenggelam” atau “terbenam”.
3. Kata Seru “Interjeksi”
Kata seru ialah jenis kata dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengungkapkan isi perasaan penulis atau pembicara. Kata seru digunakan untuk menegaskan perasaan tersebut. Perasaan yang dimaksud dapat berupa perasaan marah, sedih, gembira, sakit, kagum, terkejut, dll. Nah dalam penggunaannya kata seru memiliki intonasi yang khas agar dapat menggambarkan perasaan tersebut dengan baik. Contoh kata seru dan penggunaannya yaitu:
- Aduh, indah sekali pemandangannya “kekaguman”.
- Gila, dia bisa melakukan gerakan itu saat di udara “kekagetan”.
- Ayo kita kesana! “Ajakan”.
- Berengsek kamu, pergi dari sini sekarang! “kemarahan”.
- Mudah-mudahan hari ini tidak hujan “harapan”
- Dll.
4. Kata Sandang “Artikula”
Kata sandang atau artikula ialah kata yang tidak mempunyai makna yang digunakan untuk menjelaskan kata benda “nomina” atau kata tertentu, kata sandang dapat digunakan untuk mendampingi kata benda dasar ataupun kata benda turunan atau kata tertentu lainnya. Biasanya kata sandang terletak sebelum kata benda yang dijelaskannya. Contoh kata sandang ialah yang sang, kaum, para, si, dll. Contoh penggunaannya yaitu:
- Yang Maha Pemaaf pasti akan menerima taubatmu “Yang” sering digunakan untuk menggantikan nama Tuhan”.
- Sang wartawan tidak takut dengan pemerintah “Sang” sering digunakan untuk penunjuk tunggal.
- Kaum komunis sangat benci dengan agama “Kaum” digunakan untuk penunjuk jamak.
- Para mahasiswa dituntun untuk aktif dalam segala kegiatan “Para” digunakan untuk penunjuk jamak terhadap kelompok dengan kesamaan tertentu.
5. Partikel Penegas
Partikel penegas ialah kelas kata dalam bahasa Indonesia yang tidak bisa berdiri sendiri dan harus dikaitkan dengan kata lain dalam penggunaannya, beberapa contoh partikel penegas ialah -kah, -lah, -pun, dll. Contoh penggunaannya yaitu:
- Apakah kamu sedang sakit ? (-kah sering digunakan dalam kalimat tanya.
- Menjauhlah, saya sedang tidak ingin diganggu! (-lah sering digunakan dalam kalimat perintah atau kalimat deklarasi.
- Mereka pun bisa melakukannya (-pun digunakan untuk menegaskan suatu hal.
Demikianlah pembahasan mengenai Contoh Kata Tugas – Pengertian, Ciri dan Jenisnya Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Baca Juga Artikel Lainnya: