Diksi – Pengertian, Contoh, Ciri, Jenis, Syarat, Fungsi Dan Tujuannya

Diksi – Pengertian, Contoh, Ciri, Jenis, Syarat, Fungsi Dan Tujuannya – DosenPendidikan.Com – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai kalimat diksi yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, fungsi, jenis dan contoh, nah agar lebih memahami dan dimengerti simak ulasannya dibawah ini.

Diksi

Pengertian Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang paling tepat untuk menyampaikan suatu maksud. Pemilihan kata yang tepat bertujuan untuk memberikan kesan serta pesan agar mudah diterima dengan lawan bicara. Diksi sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti puisi, novel, laporan dan sebagainya.


Pengertian Diksi Menurut para ahli

  • Menurut Keraf (2008: 22-23)

Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

  • Menurut Widyamartaya (1990: 45)

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.

  • Menurut Enre (1988: 102)

Diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.

  • Menurut Achmadi (1990: 136)

Diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.

  • Menurut Mustakim (1994: 41)

Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan tersebut.


Syarat Diksi

Syarat-syarat ketepatan pilihan kata

  1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
  2. Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakainnya berbeda-beda.
  3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
  4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektive canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
  5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
  6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
  7. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
  8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
  9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
  10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).

Tujuan Diksi

Tujuan Diksi (Pemilihan kata) adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah.


Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.


Diksi dan Gaya Bahasa

Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya bahasa yang dihasilkan oleh pilihan kata terbagi tiga yaitu, gaya sederhana, gaya menengah dan gaya mulia.


Fungsi Diksi

Adapun untuk fungsi diksi sendiri yaitu:


  1. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  2. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.
  4. Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.
  5. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
  6. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat ( sangat resmi, resmi, tidak resmi )sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
  7. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
  8. Menciptakan suasana yang tepat.
  9. Mencegah perbedaan penafsiran.
  10. Mencegah salah pemahaman.
  11. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Baca Juga : Pengertian Kalimat Efektif Lengkap Beserta Contohnya


Ciri-Ciri Diksi

Adapun ciri-ciri diksi yaitu:

  • Tepat dalam pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan
  • Dapat digunakan untuk membedakan secara tepat nuansa makna dan bentuk yang sesuai dengan gagasan dan situasi serta nilai rasa pembaca.
  • Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki masyarakat bahasanya dan dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas.

Baca Juga : “Kalimat Penjelas” Pengertian & ( Ciri – Contoh )


Jenis Diksi

Menurut Chaer makna kata dapat dibedakan menjadi:


  • Makna Denotasi dan Makna Konotasi

Makna denotasi ialah makna yang sesungguhnya dari kata tersebut, sedangkan makna konotasi ialah makna yang bukan makna sesungguhnya dari makna kata itu sendiri.

Contoh:
  1. Ibu membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini (Denotasi kata kopi menunjukan makna sebenarnya).
  2. Kulit Budi terlihat seperti kopi (konotasi negatif, kata kopi menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
  3. Dewi memang cantik seperti matahari (konotasi positif kata matahari menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sanjungan).

  • Makna Leksikal Dan Gramatikal

Leksikal ialah makna kata yang berdasarkan kamus, leksikal dapat disebut juga leksikon atau makna kata berdefinisi. contoh: miskin ialah ketika seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial.

Gramatikal ialah makna kata yang terjadi karena:

  • Terdapat imbuhan contoh: pelukis, lukisan, dilukis, pelukisan.
  • Diletakan pada frase, klausa atau diberi intonasi.
Contoh:

Pelukis itu merupakan orang yang sangat terkenal (pe- pada lukis menunjukan orang).


  • Makna Referensial Dan Nonreferensial

Makna referensial ialah makna kata yang menunjukan sesuatu misalnya “kantor Bupati terletak di jalan Jend, Sudirman “kata jalan menunjukan kepada sesuatu tempat”. Sedangkan makna nonreferensial ialah makna kebalikan dari referensial.

Contoh:

“Aku baru saja pulang dari kantor bupati akan tetapi aku lupa alamatnya” “kata tetapi mengacu pada kata nonreferensional”.


  • Makna Konseptual Dan Asosiatif

Makna konseptual ialah makna kata yang mendeskripsikan kata itu sendiri. Contoh: “minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke puncak” (kata puncak mendeskripsikan daerah dataran tinggi). Sedangkan makna asosiatif ialah makna kata yang menunjukan hubungan terkait dengan makna kata tersebut.

Contoh:

“Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki hubungan dengan bersih dan suci).

Baca Juga : “Kalimat Imperatif” Pengertian & ( Fungsi – Ciri – Macam – Contoh )


  • Makna Kata Dan Makna Istilah

Makna kata ialah makna yang akan terlihat maknanya ketika terdapat pada suatu kalimat. Contoh: kata “panas” dapat menunjukan cuaca dapat menunjukan suhu, dapat menunjukan benda. Sedangkan makna istilah ialah makna kata yang bersifat mutlak karena hanya digunakan pada bagian-bagian tertentu saja.

Contoh:

Kata “panas” hanya dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu makanan yang baru saja matang.


  • Makna Kias Dan Makna Lugas

Makna kias ialah kata yang digunakan untuk mengutarakan makan secara tidak langsung, Contoh: gadis itu seperti bunga yang bermekaran. “Kata bunga menunjukan makna cantok jelita”. Makna lugas ialah jelas atau makna yang berlawanan dengan makna kias.

Contoh:

Bunga di halaman rumahku sangatlah indah “kata bunga menunjukan makna yang jelas”.

Baca Juga : “Kalimat Tunggal” Pengertian & ( Ciri – Jenis – Contoh )


Demikianlah pembahasan mengenai “Kalimat Diksi” Pengertian & ( Fungsi – Jenis – Contoh ) semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂