Disleksia Adalah

Diposting pada

Disleksia

Disleksia Adalah – Pengertian, Kelebihan, Gejala Dan Perawatannya – Disleksia berasal dari kata Yunani yaitu “dys” yang berarti kesulitan dan “leksia” yang berarti kata-kata. Dengan kata lain, disleksia berarti kesulitan dalam mengolah kata-kata. Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia dr Kristiantini Dewi, Sp A, menjelaskan, disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis dan ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat atau akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode simbol.

Disleksia Adalah


Terdapat dua macam disleksia, yaitu developmental dyslexia dan acquired dyslexia. Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Disleksia yang dimana dalam hal ini meliputi ciri dan penyebab,, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.


Pengertian Disleksia

Disleksia adalah suatu kondisi pemprosesan input atau masukan informasi yang berbeda dari anak normal yang seringkali ditandai dengan kesulitan dalam membaca, sehingga dapat mempengaruhi area kognisi seperti daya ingat, kecepatan pemprosesan input, kemampuan waktu, aspek koordinasi dan pengendalian gerak “Shaywitz,, 2008:453”.


Ciri-Ciri Disleksia

Anak yang mengidap disleksia mengalami ketidakmampuan dalam membedakan dan memisahkan bunyi dari kata-kata yang diucapkan. Selain itu anak yang mengidap disleksia memiliki kesulitan dalam permainan yang mengucapkan bunyi-bunyi yang mirip.


Berikut beberapa ciri-ciri anak yang menderita disleksia “Fanu,, 2007:60”:

  • Membaca dengan amat lamban dan terkesan tidak yakin atas apa yang ia ucapkan.
  • Menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjak dari satu teks ke teks berikutnya.
  • Melewatkan beberapa suku kata, frasa atau bahkan baris-baris dalam teks.
  • Menambahkan kata-kata atau frasa-frasa yang tidak ada dalam teks yang dibaca.
  • Membolak-balik susunan huruf atau suku kata dengan memasukkan huruf-huruf lain.
  • Salah melafalkan kata-kata dengan kata lainnya, sekalipun kara yang diganti tidak memiliki arti yang penting dalam teks yang dibaca.
  • Membuat kata-kata sendiri yang tidak memiliki arti.
  • Membuat kata-kata sendiri yang tidak memiliki arti.
  • Mengabaikan tanda-tanda baca.

Baca Juga: Fauna Asiatis


Adapun bentuk-bentuk kesulitan membaca anak yang disleksia adalah sebagai berikut “Subini, 2011”:

  • Melakukan penambahan dalam suku kata “addition”, misalnya batu menjadi baltu.
  • Menghilangkan huruf dalam suku kata “omission” misalnya masak menjadi masa.
  • Membalikkan huruf kata atau angka dengan arah terbalik kiri kanan “inversion/mirroring” misalnya dadu menjadi babu.
  • Membalikkan bentuk huruf, kata atau angka dengan arah terbalik atas bawah “reversal” misalnya pap menjadi qaqa.
  • Mengganti huruf atau angka “substitution” misalnya lupa menjadi luga, 3 menjadi 8.

Penyebab-Disleksia

Hingga saat ini para ahli neurologi belum dapat mengetahui fungsi otak manusia secara keseluruhan, baru beberapa bagian saja yang sudah dapat dikenali fungsinya secara pasti dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada saat manusia melakukan kegiatan pemprosesan bahasa, aktivitas pada himesfera bagian kiri akan tampak lebih besar dari pada hemisfera bagian kanan, sedangkan pada orang yang mengalami gangguan disleksia aktivitas himesfera kedua bagian menjadi sama besar “Devaraj,, 2006:35”.


Salah satu penyebab terhambatnya anak disleksia dalam melakukan pemprosesan bahasa adalah dikarenakan terjadinya pemusatan pada perjalanan saraf penghubung atau confusing traffic jam of nerve signal menjadikan proses penginformasian antar saraf semakin lama “Devaraj, 2006:36”. Berikut adalah hasil scanning FMRI “Fuctional Magnetic Resonance Imaging” anak disleksia pada saat melakukan pemprosesan kegiatan membaca.


Disleksia secara etiologi diyakini oleh para pakar bahwa gangguan disleksia lebih disebabkan oleh faktor keturunan 23 sampai 64 persen orang tua atau kerabat yang mengidap disleksia cenderung menjadi penyebab seseorang mengalami disleksia yang diturunkan melalui kromosam “Shaywitz, 2008:458”. Penemuan tersebut menjadi salah satu implikasi mengenai tanda kesulitan membaca pada anak disleksia yang dapat dirunut dari orang tua atau kerabat yang juga mengalami gangguan disleksia.


Baca Juga: Fauna Australis


Developmental Dyslexia merupakan bawaan sejak lahir dan karena faktor genetis atau keturunan. Penyandang disleksia akan membawa kelainan ini seumur hidupnya atau tidak dapat disembuhkan. Tidak hanya mengalami kesulitan membaca, mereka juga mengalami hambatan mengeja, menulis, dan beberapa aspek bahasa yang lain. Meski demikian, anak-anak penyandang disleksia memiliki tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata. Dengan penanganan khusus, hambatan yang mereka alami bisa diminimalkan. Dan acquired dyslexia didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca.


Sejumlah ahli juga mendefinisikan disleksia sebagai suatu kondisi pemrosesan input atau informasi yang berbeda (dari anak normal) yang sering kali ditandai dengan kesulitan dalam membaca yang dapat memengaruhi area kognisi, seperti daya ingat, kecepatan pemrosesan input, kemampuan pengaturan waktu, aspek koordinasi, dan pengendalian gerak. Dapat juga terjadi kesulitan visual dan fonologis, dan biasanya terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan.


Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar berbahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata, motivasi dan kesempatan pendidikan yang cukup serta penglihatan dan pendengaran yang normal.


Disleksia biasanya terjadi pada anak-anak dengan daya penglihatan dan kecerdasan yang normal. Anak-anak dengan dyslexia biasanya dapat berbicara dengan normal, tetapi memiliki kesulitan dalam menginterpretasikan “spoken language” dan tulisan.


Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki. Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses pengolahan bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, yang bisa mempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan menulis.


Baca Juga: Struktur dan Fungsi Jaringan Daun


Gejala Disleksia

Gejala disleksia mungkin sulit disadari sebelum anak masuk sekolah, tetapi beberapa gejala awal dapat mengidentifikasi masalah tersebut. Ketika anak mencapai usia sekolah, guru dari anak mungkin menjadi yang pertama menyadari masalah tersebut.


  • Sebelum sekolah

Tanda dan gejala anak yang mungkin berisiko disleksia antara lain:

  1. Terlambat berbicara
  2. Menambah kosa kata dengan lambat
  3. Kesulitan “rhyming” (rima kata).

Usia sekolah

Ketika anak di sekolah, gejala disleksia mungkin menjadi lebih terlihat, termasuk di antaranya:

  1. Membaca pada tingkat (level) di bawah apa yang diharapan untuk usia anak
  2. Bermasalah dalam memproses dan memahami sesuatu yang anak dengar
  3. Kesulitan dalam memahami secara utuh instruksi yang cepat
  4. Bermasalah dalam mengikuti instruksi lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan
  5. Ketidakmampuan untuk mengucapkan pelafalan dari kata-kata yang tidak familiar
  6. Kesulitan melihat (dan pada saat tertentu mendengar) persamaan dan perbedaan di dalam surat atau kata-kata.
  7. Melihat surat/ kata-kata secara terbalik (b untuk d atau “saw” untuk “was”)–walaupun melihat kata-kata atau surat secara terbalik itu biasa untuk anak kecil, yang tidak mengalami disleksia, di bawah umur 8 tahun. Anak yang mengalami disleksia akan terus melihat secar terbalik setelah melewati umur tersebut.
  8. Kesulitan mengeja
  9. Sulit mempelajari bahasa asing.

Baca Juga: “Pembelajaran Reciprocal Teaching” Pengertian – Strategi – Langkah & ( Kelebihan – Kelemahan )


Penyebab dan Faktor Risiko

Ketidakmampuan dalam belajar adalah kondisi yang memunculkan perbedaan antara kemampuan seseorang dan performanya. Kebanyakan orang dengan disleksia memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau di bawah rata-rata. Tetapi, tingkat (level) membaca yang signifikan rendah dari yang diharapkan. Tipe lain lain ketidakmampuan belajar termasuk sulitan berkonsentrasi, ketidakmampuan untuk tampil dengan baik dalam menulis dan mengerjakan soal matematika.


Masalah penyandang disleksia

Masalah yang juga bisa mengikuti penyandang disleksia di antaranya konsentrasi, daya ingat jangka pendek (cepat lupa dengan instruksi). “Penyandang disleksia juga mengalami masalah dalam pengorganisasian. Mereka cenderung tidak teratur. Misalnya, memakai sepatu tetapi lupa memakai kaus kaki. Masalah lainnya, kesulitan dalam penyusunan atau pengurutan, entah itu hari, angka, atau huruf,” papar Kristiantini yang juga seorang dokter anak.
Secara lebih detail, penyandang disleksia biasanya mengalami masalah-masalah,seperti:


  • Masalah fonologi

Yang dimaksud masalah fonologi adalah hubungan sistematik antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku” dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata-kata yang mempunyai bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan masalah pendengaran, tetapi berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak.


Baca Juga: “Model Pembelajaran CIRC ( Cooperative Integrated Reading And Composition )” Pengertian – Tujuan – Unsur & ( Kelebihan – Kekurangan )


  • Masalah mengingat perkataan

Kebanyakan anak disleksia mempunyai level kecerdasan normal atau di atas normal. Namun, mereka mempunyai kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita, tetapi tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana.


  • Masalah penyusunan yang sistematis atau berurut

Anak disleksia mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun, hari dalam seminggu, atau susunan huruf dan angka. Mereka sering ”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal, orangtua sudah mengingatkannya bahkan mungkin hal itu sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya.


Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang pukul 08.00. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”. Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak.


Baca Juga: “Pembelajaran Probing Prompting” Pengertian – Langkah & ( Kelebihan – Kekurangan )


  • Masalah ingatan jangka pendek

Anak disleksia mengalami kesulitan memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku PR Matematikanya, ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya.


  • Masalah pemahaman sintaks

Anak disleksia sering mengalami kebingungan dalam memahami tata bahasa, terutama jika dalam waktu yang bersamaan mereka menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai tata bahasa yang berbeda. Anak disleksia mengalami masalah dengan bahasa keduanya apabila pengaturan tata bahasanya berbeda daripada bahasa pertama. Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal susunan diterangkan–menerangkan (contoh: tas merah). Namun, dalam bahasa Inggris dikenal susunan menerangkan-diterangkan (contoh: red bag).


Penanganan

  • Anak dengan disleksia membutuhkan pengajaran secara individu dan pengobatan untuk disleksia sering melibatkan program pendidikan multisensor. Dukungan moril dari orang tua juga menjadi bagian yang penting.
  • Pengobatan yang terbaik adalah instruksi langsung, yang menggabungkan pendekatan multisensorik.
  • Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran suara dengan berbagai isyarat, biasanya terpisah dan (jika memungkinkan) merupakan bagian dari program membaca.

Baca Juga: “Autisme” Pengertian & ( Jenis – Tingkatan )


Instruksi tidak langsung juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pelatihan untuk mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya untuk mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan memisahkan kata ke dalam huruf dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata. (misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan berbagai jenis suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.


Demikianlah pembahasan mengenai Disleksia Adalah – Pengertian, Kelebihan, Gejala Dan Perawatan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,,terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂