Dongeng adalah

Diposting pada

Dongeng adalah – 14 Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Jenis, Struktur, Unsur dan Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Dongeng yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, ciri, jenis, struktur, unsur dan contoh, untuk lebih memahami dan mengerti simak ulasan dibawah ini.

Dongeng-adalah

Pengertian Dongeng

Dongeng adalah salah satu bentuk sastra yang populer baik di dalam dan di luar negeri, yang dimana ceritanya hanyalah khayalan atau tidak benar-benar terjadi. Dongeng dipercaya dapat memberikan nilai moral, edukasi, pendidikan, makna tersirat di balik setiap untaian cerita dongeng.


Dalam hal ini hampir semua orang sudah mengetahui tentang cerita dongeng populer seperti pinokio, cinderella dan lainnya. Namun apakah anda mengetahui tentang arti atau pengertian dari dongeng tersebut. Nah berikut ini akan dijabarkan pengertian dongeng menurut para ahli yang diambil dari berbagai sumber, untuk lebih jelasnya simak saja uraian dibawah ini.


Pengertian Dongeng Menurut Para Ahli

Ada beberapa pengertian dongeng menurut para ahli yang diantaranya yaitu:


  1. Menurut James Danandjaja

Dongeng ialah termasuk cerita rakyat lisan yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita. Dongeng juga tidak terikat oleh tempat maupun waktu, karena dongeng diceritakan terutama untuk menghibur.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : 34 Perbedaan Teks Dongeng Dengan Teks Anekdot


  1. Menurut Nurgiantoro, “2005:198”

Dongeng ialah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal.


  1. Menurut Agus Triyanto, “2007:46”

Dongeng ialah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral “mendidik” dan juga menghibur, jadi dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.


  1. Menurut Kamisa, “1997:144”

Dongeng ialah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan, dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.


  1. Menurut Badrun “1983:29”

Dongeng ialah suatu cerita prosa hasil seni rakyat yang hidup subur dalam angan-angan masyarakat, impian dan sebuah kenyataan bercampur menjadi satu dalam dunia angan-angan.


  1. Menurut Semi “1988:29”

Dongeng ialah biasanya menceritakan tentang sebuah asal mula suatu tempat atau suatu negeri atau mengenai suatu peristiwa-peristiwa yang aneh dan menakjubkan tentang kehidupan manusia atau binatang.


  1. Menurut Trisna “2009:1”

Menurutnya dongeng merupakan cerita zaman dahulu.


  1. Menurut Bascom

Dongeng ialah salah satu jenis prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi dan tidak terikat dengan waktu atau tempat.


  1. Menurut Liberatus Tengsoe

Dongeng ialah cerita khayal yang kebenarannya sulit dipercaya karena disajikan hal-hal ajaib, aneh dan tidak masuk akal.


  1. Menurut Charles Perrault

Dongeng ialah cerita pendek mengenai petualangan khayal dengan situasi dan tokoh-tokoh yang gaib dan luar biasa.


  1. Menurut Depdiknas “2010:1”

Menurut Depdiknas menyatakan bahwa dongeng ialah suatu cerita yang sifatnya asli atau fakta.


  1. Menurut Wikipedia

Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan “fiksi” yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang, dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral “mendidik” dan juga menghibur.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Artikel Tentang Fabel


  1. Menurut KBBI

Dongeng ialah cerita yang tidak benar-benar terjadi “terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh, perkataan “berita dsb” yang bukan-bukan atau tidak benar, uraian yang panjang itu dianggapnya hanya cerita belaka.


  1. Menurut Basa Sunda

Dongeng nyaeta wangun karya sastra anu mangrupa carita dina basa lancaran anu eusina ngandung unsur pamohalan, teu asup akal.


Ciri-Ciri Dongeng

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri dongeng, terdiri atas:


  • penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut (atau dengan suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat, dan alat pembantu pengingat), dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama.
  • ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke mulut ( lisan).
  • bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi.
  • biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, ungkapan-ungkapan tradisional, kalimat-kalimat atau kata-kata pembukaan dan penutup baku.
  • mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam.
  • bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum; menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.
  • bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya.

Jenis-Jenis Dongeng

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis dongeng, terdiri atas:


  1. Mitos adalah bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal magis seperti cerita tentang dewa-dewa, peri atau Tuhan.
  2. Sage adalah dongeng kepahlawanan, keberanian, atau sihir seperti sihir dongeng Gajah Mada.
  3. Fabel adalah dongeng tentang binatang yang dapat berbicara atau berperilaku seperti manusia.
  4. Legenda adalah bentuk dongeng yang menceritakan tentang sebuah pristiwa tentang asal usul suatu benda atau tempat.
  5. Cerita jenaka adalah cerita yang berkembang di masyarakat yang baik komedi dan dapat membangkitkan contoh tawa cerita Pak Belalang.
  6. Cerita pelipur lara biasanya bentuk narasi yang bertujuan untuk menghibur tamu di pesta dan kisah yang diceritakan oleh seorang ahli seperti boneka diberitahu oleh seorang dalang.
  7. Cerita Perumpamaan adalah bentuk dongeng yang mengandung kiasan / seperti saran, contoh didaktik dari Haji pelit. Cerita lokal adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di daerah.

Struktur Dongeng

Berikut ini terdapat beberapa struktur dongeng, terdiri atas:


  • Pendahuluan

Pernyataan umum, kalimat pengantar untuk memulai dongeng.


  • Kejadian atau peristiwa dalam dongeng

Kejadian-kejadian yang disusun secara kronologis.


  • Penutup

Suatu pernyataan umum.


Kalimat yang sering digunakan, misalnya Mereka hidup bahagia selamanya. Komentar umum tentang kebaikan yang dapat menaklukan kejahatan atau pesan moral lainnya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Sudut Pandang adalah


Unsur Intrinsik Dalam Dongeng

Berikut ini terdapat beberapa unsur intrinsik dalam dongeng, terdiri atas:


  1. Tema

Tema adalah masalah inti yang merupakan dasar untuk sebuah cerita. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mendapatkan tema dalam cerita, pembaca harus membaca cerita untuk menyelesaikan. Tema cerita rakyat akan terkait dengan pengalaman hidup. Biasanya cerita rakyat tema mengandung unsur-unsur alam, peristiwa sejarah, sihir, dewa, misteri, hewan, dll


  1. Latar Belakang Atau Pengaturan Pada Dongeng

Latar belakang informasi tentang waktu, suasana, dan juga lokasi di mana cerita rakyat berlangsung.


  • Lokasi latar belakang atau tempat

Lokasi latar belakang informasi tentang cerita yang menjelaskan di mana cerita berlangsung. Sebagai contoh pengaturan lokasi cerita di kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di surga, dll.


  • Latar Waktu

Waktu latar belakang saat peristiwa dalam dongeng, sebagai contoh pagi, di zaman kuno, pada malam hari, bertahun-tahun, saat matahari terbenam dll.


  • Latar Belakang Suasana

Informasi latar belakang bahwa Suasana adalah suasana dalam hal tempat dongeng. Misalnya, latar belakang adalah suasana kehidupan masyarakat hidup dalam damai dan kemakmuran, orang hidup dalam ketakutan karena kejam, hutan raja menjadi ramai setelah Purbasari tinggal di sana, dll.


  1. Tokoh

Tokoh merupakan pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa dll.


Dengan penokohan sifatnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Karakter utama (biasanya protagonis) yang menjadi tokoh sentral dalam cerita

Angka-angka ini berperan dalam sebagian besar seri cerita, dari awal hingga akhir cerita. Secara umum, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki kualitas yang baik. Akan Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menemukan karakter utama diceritakan lucu, unik atau bahkan jahat.


  • Lawan yang menonjol (biasanya antagonis)

Antagonis dalam arti karakter yang selalu berlawanan dengan protagonis. Secara umum, antagonis ditampilkan sebagai tokoh “hitam”, angka itu adalah kejahatan.


  • Tokoh pendamping (tritagonis). Tritagonis pemain pembantu.

Dengan cara menunjukkan penokohan karakter dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Yaitu sosok karakter langsungdikenali pembaca karena telah dijelaskan oleh penulis
  2. Secara tidak langsungkarakter segera dikenali bahwa pembaca karakter untuk menarik kesimpulan sendiri dari dialog, latar belakang suasana, perilaku, penampilan, lingkungan, dan aktor-aktor lain.

  1. Alur

Sebuah urutan kejadian dalam cerita rakyat yang. Biasanya cerita rakyat meliputi lima rangkaian acara yang selama pengenalan (Pembukaan), sementara pengembangan, sementara perselisihan (konflik), ketika kesudahan (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah waktu penyelesaian. Secara umum, aliran dibagi menjadi tiga jenis:

  • Alur maju
  • Alur mundur
  • Alur campuran

  1. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah bagaimana penulis menempatkan dirinya dalam cerita, atau dengan kata lain dari titik di mana penulis melihat cerita. Sudut pandang telah pernanan sangat penting untuk kualitas cerita. Sudut pandang umumnya dibagi menjadi dua :

  • Sudut pandang orang pertama:Penulis bertindak sebagai orang pertama yang bisa menjadi karakter utama dan karakter tambahan dalam cerita.
  • Sudut pandang orang ketiga:Penulis adalah luar cerita dan tidak terlibat secara langsung dalam cerita. Penulis menjelaskan karakter dalam cerita dengan menyebutkan nama karakter atau orang ketiga mengatakan bahwa “dia, mereka”.

  1. Amanat atau Pesan Moral

Adalah nilai-nilai yang terkandung dalam cerita dan mengatakan bahwa pembaca mendapat pelajaran dari cerita.


  1. Majas (Gaya Bahasa)

Gaya bahasa merupakan diaolog yang di gunakan dalam dongeng tersebut.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : 10 Pengertian, Unsur Intrinsik Dan Ekstrensik Dongeng


Contoh Dongeng

Berikut ini terdapat beberapa contoh dongeng, terdiri atas:


Contoh I :

AJI SAKA

Dahulu kala ada kerajaan bernama Medang kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan menyukai daging manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.


Di dusun Medang Kawid ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin,dan baik hati. suatu hari, Aji saka berhasil menolong seorang Bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat Ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu dewata cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.


Perjalanan menuju Medang kamulan tidaklah mulus. Aji Saka sempat bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji saka menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan itu.


Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak semburan api dari si setan. Sesaat setelah Aji saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannnya.


Aji Saka tiba di Medang kamulan yang sepi. Di istana, Prabu dewata cengkar sedang murka karena Pati Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang Prabu.


Dengan berani, Aji saka menghadap prabu cengkar dan menyerahkan diri untuk disantap oleh sang prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang digunakannya.


Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai dengan permintaan Aji Saka, serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kalalimannya.


Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang Prabu.


Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut Selatan kemudian hilang ditelan ombak.


Aji saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka mengantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke zaman keemasan, zaman di mana rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.


Contoh 2 :

KERA JADI RAJA

Sang raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak punya raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi Macan Tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat, “kata binatang lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali.” “Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar.”ujar binatang-binatang lain. “aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,”sahut Gajah.


Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar tiba-tiba, Kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin,”jawab Tupai. “coba kalian semua perhatikan aku….,aku mirip dengan manusia bukan?, maka akulah yang cocok menjadi raja.” ujar Kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi Raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat.


Penghuni Hutan menjadi kesal, terutama Srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si Kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya ?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar Srigala.


Tanpa berpikir panjang, Kera, si Raja yang baru pergi bersama Srigala. Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si Kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong…tolong,” teriak Kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.


“Ha..ha..ha…ha….! tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, raja seperti Kera, mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar Srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan Kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada Kera didalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.


Demikianlah pembahasan mengenai Dongeng adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Jenis, Struktur, Unsur dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂