Ideologi Fasisme

Diposting pada

Konsep Dasar Ideologi Fasisme

Ideologi Fasisme diawali pada masa kekaisaran Roma, pada saat itu para agister (hakim) membawa seikat tongkat yang ditengah tengahnya ditempatkan sebuah kapak yang kepalanya menonjol keluar (fasci) hal tersebut melambangkan kekuasaan mareka serta otoritas mereka, kerajaan yang terkenal sebagai Fasisme ialah kerajaan sparta. Kemudian  pada tahun 1922 (setelah Perang Duni I) Mussolini menjadi perdana Mentri Fasis italia dam mengaktifkan kempali sistem dalamIdeologi Fasisme.


Fasisme berasal dari bahasa Italia Fascio yang diambil dari bahasa latin fasces yang artinya seikat batang kayu. Dalam budaya Romawi kuno, fasces ini diberikan kapak di bagian tengahnya, lalu dipergunakan sebagai simbol kekuatan dari bermacam-macam unsur yang menyatu. Fasces sering dibawa ke depan pejabat tinggi, dan diartikan sebagai simbol kekuasaan pejabat pemerintah.

Ideologi-Fasisme


Menurut George Mosse, cikal bakal fasisme adalah serangan terhadap positivisme dan liberalisme pada akhir abad 19. Ernst Nolte mengusulkan fasisme didefinisikan sebagai trend politik yang berakar pada abad 19 atau pada hakekatnya adalah fenomena abad ke-20. Jika komunisme merupakan pemberontakan pertama yang bersifat revolusioner dan totaliter terhadap cara hidup Barat yang liberal, maka fasisme dianggap merupakan pemberontakan kedua.


Inti sari dari fasisme adalah pengorganisasian pemerintahan (sistem pengaturan pemerintahan) dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, militeristis, rasialis, dan imperialis. Di Eropa, negara pertama yang menjadi fasis adalah Italia (1922), Jerman (1933), dan Spanyol (1936). Sedangkan di Asia fasisme muncul di Jepang tahun 1930-an melalui perubahan ke arah lembaga-lembaga yang totaliter.


Sutan Sjahrir memberikan pengertian terhadap fasisme adalah faham kemasyarakatan yang mengancam harkat dan martabat kemanusiaan. Menurutnya, faham yang ada dalam masyarakat akan mengalami perkembangan menjadi gerakan yang akan melawan kekuatan demokrasi, yang mana juga seluruh kekuatannya fasis tersebut bekerja melawan kemajuan dan kebebasan manusia universal.


Pengertian Ideologi Fasisme

Ideologi Fasisme adalah sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat terlihat.


Baca Juga: Ideologi Sosialisme


Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa).


Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi Negara, maka negara wajib menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat. Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada perang dunia.


Perkembangan Fasisme

Fasisme didirikan oleh sindikalis nasional Italia dalam Perang Dunia I yang menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal 1920-an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di paling kanan.


Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas militer . Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan vitalitas.


Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dengan pemimpinnya Mussolini, sementara di Jerman sebuah paham yang dihubungkan dengan fasisime yaitu nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme tidak menekankan pada ultra-nasionalsme saja namun juga rasialisme dan rasisme yang sangat kuat. Pada masa Perang Dunia II, fasisme dan nazisme memberi gambaran yang sangat mengerikan tentang  kaganasan dan ketidakmanusiaan.


Istilah fasisme pertama kali muncul pada masa Perang Dunia I, tepatnya pada tahun 1919 saat berdirinya gerakan Fasis Italia dan selanjutnya paham kediktatoran fasisme dirubah lebih moderat. Sementara itu, gagasan fasisme yang lebih sempit dan radikal diterapkan oleh Adolf Hitler dengan paham nasionalis-sosialis atau Nazisme. Nazisme menganut ideolgi campuran antara fanatisme ras dan pragmatisme (Roger Eatwell,2004:248).


Baca Juga: Contoh Budaya Politik


Secara umum yang dianggap dan mewakili fasisme adalah Fasisme di Italia pada jaman Mussolini dan Nazisme Jerman , dimana ideology tersebut sebagai penyebab utama meletusnya Perang Dunia II tahun 1939-1945. Fasisme digunakan untuk mengacu pada fasisme di Italia, sedangkan Nazisme digunakan untuk menyebut fasisme di Jerman pada masa Adolf Hitler.


Namun pada perkembangannya kekuasaan sebuah rezim di belahan dunia dianggap sebagai fasisme juga seperti Pemerintahan Jepang pada Perang Dunia II,kediktatoran Spanyol pada masa Jenderal Franco (1939-1975), Pemerintahan Peron di Argentina(1943-1955), Pemerintahan Jenderal Augusto Pinochet di Chike (1973-1988) dan yang mutakhir rezim Sadam Husein di Irak yang akhirnya pemerintahan Sadam Husein ditumbangkan oleh Amerika Serikat.


Paham fasisme mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang yang muncul saat itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia, Jerman dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya. Sehabis berlangsungnya Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-akan berakhir, tetapi hal yang terjadi tidak nyata demikian. Sebagai sebuah produk pemikiran, benih-benih fasisme akan terus ada selama terdapat kondisi obyektif yang membentuknya.


Dengan demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme memanfaatkan secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti: frustasi, kemarahan dan perasaan tak aman. Tak aneh, jika dalam sejarahnya rezim fasis senantiasa mendapatkan dukungan masyarakat. Terutama hal ini jelas terjadi di Jerman.


Lahirnya Negara Fasis

Fasisme sebagai salah satu lambang kediktatoran sebenarnya telah muncul jauh sebelum abad ke-20. Fasisme merupakan faham golongan nasionalis ekstrim yang menganjurkan dijalankannya kekuasaan pemerintah otoriter. Fasisme mengutamakan kepentingan diatas segala -galanya. Negara fasis umumnya totalitarian.


Negara totalitarian adalah Negara yang menempatkan pemerintah sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Ciri – ciri Negara totalitarian adalah hanya ada satu partai yang berkuasa dan dominasi militer yang amat kuat. Ciri lain adalah mereka menganggap ras mereka lebih tinggi dari ras lainnya.Negara – Negara yang berpaham fasis yaitu : Italia, Jerman dan Jepang.


Baca Juga: Budaya Organisasi – Pengertian, Fungsi, Karakteristik, Pentingnya, Tujuan & Jenisnya


  • Fasis Italia

Italia menjadi salah satu pemenang dalam perang Dunia I, tetapi Italia amat kecewa karena hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit, dan membuat situasai politik dan ekonomi menjadi tidak stabil. Ekonomi egara tersebut terus memburuk. Dalam keadaan seperti ini muncul tangan besi Benito Amilcare Andre Mussolini.


  • Terbentuknya fasisme di Italia

Pada tahun 1919, Mussolini membentuk partai Fasis ( Fascio de combbattimento ). Sejak itu ia mengembangkan paham fasis di Italia.Faktor – faktor pendorong terbentuknya fasisme di Italia :

  1. Kekecewaan rakyat Italia atas penyempitan wilayah akibat Perang Dunia I.
  2. Keinginan Italia untuk mengulang masa kejayaan Romawi.
  3. Penderitaan rakyat akibat Perang Dunia I.
  4. Kelemahan atas kebajikan pemerintahan Raja Viktor Emmanuel III.
  5. Kemenangan Partai Fasis saat pemilu tahun 1922.
  6. Berkembangnya Fasisme di Italia

Pada tahuan 1922. Mussolini terpilih menjadi Perdana Menteri, selanjutnya ia memangkat diri sebagai “ Il Dauce “ ( Sang Pemimpin ).Upaya – upaya Mussolini untuk mencapai kejayaan Italia, yaitu :

  • Menyingkirkan lawan – lawan politiknya yang mencoba merintangi usahanya.
  • Memperkuat angkatan perang.
  • Menguasai selurug laut tengah sebagai Mare Nostrum atau laut kita.
  • Membentuk “ Re Sorgimento “ dengan semangat “ Italia La Prima “ ( Italia Raya ).
  • Menduduki Libia, Ethopia ( Absenia ) dan Albania dan lain – lain.

  • Nazisme di Jerman

Setelah perang Dunia I, Jerman mengalami kehancuran terutama dalam hal Infrastruktur dan ekonomi. Dalam kekacauan ekonomi ini muncul tokoh Adolf Jitler. Ia mendirikan Partai Nazi ( National Sozialistice Deutsche Albelter Partai ).

  • Terbentuknya Naziisme di Jerman

Adolf Hilter merupakan pemimpin Nazisme di Jerman. Visi misi politik Hilter tercemin dalam bukunya yang berjudul “ Mein Kamf “ ( Perjuangan saya ). Dalam buku tersebut termuat lima hal pokok, yaitu :

  1. Bangsa Jerman ( Ras Arya ) merupakan ras yang paling unggul.

  2. Sebagai bangsa yang besar, maka Jerman memerlukan sejumlah wilayah taklukan.

  3. Menggeloralan Chauvinisme ( Nasional berlebihan ) untuk membangkitkan harga diri bangsa Jerman.

  4. Membangun angkatan perang yang kuat.

  5. Membangun Industri secara besar – besaran, dan lain-lain.


Baca Juga: Penyimpangan Sosial adalah


  • Militerisme di Jepang

Pada tahun 1914, Jepang di bawah kaisar Hirota mengalami kemajuan pesat dalam bidang perdagangan, industri, dan militer menganggap dirinya keturunan Dewa Matahari (Amateraucu Omikami), bangsa Jepang menganggap bangsa lain lebih rendah. Jepang melancarkan politik eskpansi ke Negara – Negara di kawasan Asia – Pasifik.

  • Terbentuknya Militerisme di Jepang

Dipelopori oleh perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Inasir Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo.Terbentuknya Militerisme dipengaruhi oleh faktor – faktro berikut :

  1. Keinginan Jepang untuk menduduki daerah sekitarnya yang memiliki sumber bahan mentah.

  2. Keinginan Jepang untuk mengusai dan memimpin Negara – Negara di sekitarnya.

  3. Keinginan Jepang untuk melemahkan Negara – Negara pesaingnya..

  4. Kelemahan pemerintah sipil yang mengakibatkan ketidakmampuan Jepang dalam mengatasi krisis ekonomi dunia ( Malaise ) pada tahun 1929.

  • Berkambangnya Militerisme di Jepang

Pada masa pemerintahan kaisar Hirota, Jepang mulai tampil sebagai Negara industri yang maju. Majunya industri tersebut Jepang mulai melancarkan politik ekspansi ke Negara – Negara di kawasan Asia Pasifik.Dalam melancarkan politik ekspansinya, kaisar Hirohita melakukan tindakan – tindak sebagai berikut :

  1. Mengobarkan semangat Bushido ( jalan ksatria ) sebagai semangat berani mati demi Negara dan kaisar.

  2. Menyingkirkan tokoh – tokoh politik yang anti militer.

  3. Memodernisasi angkatan perang.

  4. Mengenalkan ajara Shinto Hakko Ichi-u, yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.

  5. Mempropagandakan Jepang sebagai cahaya, pemimpin dan pelindung Asia yang membebaskan bangsa – bangsa dari penjajahan bangsa Barat dll.


Baca Juga: Pengertian Lembaga Sosial Menurut Para Ahli


Tujuan Fasisme

Secara umum yaitu membuat individu dan masyarakat berpikir dan bertindak seragam. Pada fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan genosida untuk mencapai tujuannya.


Ciri – Ciri Ideologi Fasisme

Ciri-Ciri-Ideologi-Fasisme

Adapun ciri-ciri ideologi fasisme yaitu:

  • Pemerintahan bersifat otoriter dan totaliter.

  • Sistem pemerintahan satu partai.

  • Negara dijadikan alat permanen untuk mencapai tujuan negara.

  • Mempercayai adanya perbedaan antara orang yang memerintah dan yang diperintah antara elite dan massa.

  • Membenci kemerdekaan berbicara dan berkumpul.

  • Tidak rasional.

  • Tidak mengakui persamaan derajat manusia.

  • Tidak mengakui oposisi.


Unsur-Unsur Ideologi Fasisme

Pelopor dan tokoh ideologi fasisme ialah Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Ada 7 unsur pokok fasisme yaitu:

  • Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar.

  • Pengingkaran derajat kemanusiaan.

  • Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.

  • Pemerintahan oleh kelompok elit.

  • Totaliterisme.

  • Rasialisme dan imperialisme.

  • Fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional.


Sifat Ideologi Fasisme

Ideologi fasisme memiliki beberapa sifat yaitu:

  • Rasisme

Rasisme diartikan sebagai paham  yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu.


Baca Juga: Norma Kesusilaan – Pengertian, Sangksi, Sumber, Manfaat Dan Contohnya


  • Militerisme

Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.


  • Ultra Nasionalis

Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali memancing pertengkaran/peperangan.


  • Imperialisme              

Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). “Menguasai” disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.


Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras.


Kelebihan Dan Kekurangan Negara Dengan Ideologi Fasisme

Adapun kelebihan dan kekurangan negara dengan ideologi fasisme yang diantaranya yaitu:

"Ideologi Fasisme" Pengertian & ( Tujuan - Ciri - Unsur - Sifat - Kelebihan - Kekurangan )

Kelebihan Ideologi Fasisme

  • Mempunyai rasa kesatuan nasional
  • Bisa mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
  • Mempunyai tingkat pengawasan dan disiplin yang tinggi.
  • Pemerintahan dipegang oleh ahlinya

Kekurangan Ideologi Fasisme

  • Berharapan dengan tekanan dan kekerasan yang menjadikan rakyat gemetar ketakutan

  • Diktaktor fasis dan pemerintah yang memimpin menggunakan kekuatan yang brutal, pertumpahan darah, agresi

  • Kekerasan menjadi hukum, mengirim gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan miliki fasis yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut.


Fasis muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara teknologi lebih maju seperti yaitu:

  • Italia

  • Jerman

  • Spanyol

  • Jepang

Kesimpulan ringkas yang bisa kita dapat yaitu Ideologi Fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi.


Baca Juga: Pengertian Hedonisme


Demikianlah pembahasan mengenai Ideologi Fasisme – Pengertian, Sistem Ekonomi, Ciri, Perkembangan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.