Laba
Pada umumnya ukuran yang sering kali digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dengan melihat laba yang diperoleh perusahaan. Laba bersih merupakan selisih positif atas penjualan dikurangi biaya-biaya dan pajak. Pengertian laba yang dianut oleh organisasi akuntansi saat ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih positif antara pendapatan dan biaya.
Pengertian Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik. Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuaran dalam suatu periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan.
Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik .
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu .
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya . Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.
Tujuan Laba
Adapun untuk tujuan dari adanya laba yang ditahan yaitu:
- Untuk membiayai operasional perusahaan dalam pencapaian laba yang lebih maksimal.
- Untuk melunasi hutang yang ada.
- Sebagai cadangan dana untuk kebutuhan investasi perusahaan.
- Untuk perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Unsur-Unsur Laba
Unsur-unsur laba antara lain:
-
Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahaan atau penurunan kewajiban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi yang berasal dari aktivitas operasi dalam hal ini penjualan barang “kredit” yang merupakan unit usaha pokok perusahaan.
-
Beban
Beban adalah aliran keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikan kewajiban dalam suatu periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi.
Menurut IAI “1994” dikutip dari Chariri dan Ghozali “2001”, beban “expense” adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
-
Biaya
Biaya adalah kas atau nilai equivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi. Biaya yang telah kadarluarsa disebut beban, tiap periode beban dikurangkan dari pendapatan pada laporan keuangan rugi-laba untuk menentukan laba periode.
Menurut FASB “1980” dikutip dari Chariri dan Ghozali “2001” biaya adalah aliran keluar “outflows” atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang “kombinasi keduanya” selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
-
Untung-Rugi
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi insidental yang terjadi pada perusahaan dan semua transaksi atau kejadian yang mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Selain yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.
-
Penghasilan
Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari pendapatan dan keuntungan dikurangi beban dan kerugian dalam periode tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam PSAK no.23 Ikatan Akuntan Indonesia “2007” paragraf 70 menyatakan sebagai berikut:
- Penghasilan “Income” adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
- Selanjutnya pada paragraf 74 dinyatakan: definisi penghasilan meliputi baik pendapatan “revenue” maupun keuntungan “gain”.
Baca Juga: “Opini Audit” Pengertian & ( Jenis – Tahap )
Fungsi Laba
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industry/perusahaan. Sebaiknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/komoditi yang ditangani dan metode produksinya tida efisien.
Laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat sebagai refleksi perubahan selera kondumen dan permintaan sepanjang waktu. Laba bukanlah suatu system yang sempurna. Laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, melainkan aspek pelayanan.
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.
Jenis-Jenis Laba
Laba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:
- Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan.
- Laba usaha “operasi” adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya atas usaha.
- Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha dikurangi dengan biaya bunga.
- Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah adanya pemotongan pajak.
Tujuan Pelaporan Laba
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual. Pengertian seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Pendefinisian laba seperti ini juga akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi daripada sekedar perubahan kas. Berdasarkan pengertian dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai: pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi sumber ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-piutang, basis kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen.
Baca Juga: “Peramalan “Forecasting” Pengertian & ( Tujuan – Fungsi – Jenis )
Konsep Laba
Konsep Laba Konvensional
Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu: tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang perbedaan antarentitas, berbasis kos histories, dan hanya sebagian masukan informasi bagi investor.
Konsep Laba Dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa konsep atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu: pengukur kinerja, konfirmasi harapan investor, dan sebagai estimator laba ekonomik.
Sebagai pengukur kinerja, laba dapat diinterpretasi sebagai sebagai pengukur keefisienan (efisiensi) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efesiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks. Oleh investor, lana sebagai pengukur efisiensi digunakan dalam bentuk kembalian atas investasi. Laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Sebagai konfirmasi harapan investor. Perekayasa pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan memang terrealisasi, sehingga laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut.
Laba ekonomik adalah laba dari kacamata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif. Dalam beberapa hal, laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomik. Jika laba akuntansi bebas dari gangguan dan mendekati laba ekonomik, maka laba akuntansi akan menjadi prediktor yang andal.
Pada dasarnya belum terdapat kesepakatan mengenai makna laba dalam tataran semantik. Beberapa sumber dan penelitian memberikan definisi laba dalam tataran semantik yang berbeda. Secara umum, dari beberapa pengertian laba yang ada dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kharakteristik yang melekat pada pengertian laba secara semantik, yaitu kenaikan kemakmuran (kapital), kenaikan dalam suatu perioda, serta dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Pembahasan laba tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan kapital tetapi makna keduanya harus dipisahkan. Kapital diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa, dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. sementara itu laba diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.
Konsep pemertahanan kapital muncul karena adanya gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian atau imbalan dan menikmatinya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah kapital atau investasi yang tertanam selalu berkembang. Konsep ini memiliki arti penting dalam beberapa hal yang saling berkaitan, yaitu: Kembalian atas investasi tidak sama dengan pengembalian investasi, transaksi operasi tidak sama dengan transaksi dengan pemilik, membatasi distribusi ke pemilik dalam rangka mempertahankan kapital mula-mula, menuntut jumlah rupiah untuk penyesuaian kapital dalam rangka mempertahankan capital, serta penerapan pendekatan aset-kewajiban dalam penilaian.
Baca Juga: Akuntansi Pajak adalah
Konsep Laba Dalam Tataran Sinmatik
Makna semantik laba yang dikembangkan pada akhirnya harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik. Salah satu bentuk penjabarannya adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa criteria atau pendekatan dalam konsep ini, yaitu pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan capital.
Berdasarkan pendekatan transaksi laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Pengukuran dan pengakuan laba akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Sedangkan menurut pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis pengakuan pendapatan. Pada konsep pemertahanan kapital, laba didefinisikan sebagai konsekuansi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Elemen statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban.
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu, beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian. Tiga jenis faktor penentu nilai kapital ini, dimana ketiganya saling berinteraksi menimbulkan berbagai macam atau basis penilaian kapital. Tiap pendekatan sebenarnya merefleksi kombinasi antara ketiga faktor yang dipertimbangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain: kapitalisasi aliran kas harapan, penilaian pasar, setara kas sekarang, harga masukan histories, harga masukan sekarang, dan pemertahanan daya beli.
Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik
Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah, sedangkan dalam teori akuntansi Tataran pragmatik membahas mengenai apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik yaitu prediktor aliran kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan kandungan informasi laba dalam teori pasar efisien.
Berdasarkan pendekatan prediktor aliran kas ke investor, hubungan logis antara laba dan aliran kas ke investor dan kreditor sebagaiman dinyatakan ole FASB dalam tujuan pelaporan keuangan dapat membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk memprediksi aliran kas ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya. Pendekatan yang lain adalah Perkontrakan efisien. Teori ini merupakan bagian atau turunan dari teori keagenan, sehingga didasarkan atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Pemasukan angka akuntansi (angka laba) dalam kontrak mendorong pihak berkontrak (terutama agen) untuk mencapai tujuan kontrak sehingga kontrak menjadi efisien.
Dalam tataran pragmatik, laba juga dapat digunakan sebagai pengendalian manajemen, yaitu sebagai pengukur kinerja divisi atau manajernya. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan kompensasi dengan laba sebagai pengukur kinerja.
Efisiensi pasar dalam kaitannya dengan konsep laba dalam tataran pragmatik harus dikaitkan dengan sistem informasi, yaitu mekanisme penyediaan informasi dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal. Pasar modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi bila harga saham merefleksi secara penuh informasi tersebut. Karena efisiensi pasar hanya dapat dikaitkan dengan informasi atau signal tertentu dalam suatu mekanisme penyediaan informasi, terdapat tiga bentuk efisiensi pasar yaitu bentuklemah, semi-kuat, dan kuat. Hipotesis pasar efisien juga merupakan sarana pengujian empiris terhadap kandungan informasi laba. Terdapat dua bentuk pengujian terhadap kandungan informasi laba yaitu pengujian peristiwa dan pengujian asosiasi (nilai relevan laba).
Baca Juga: Marketing Plan adalah
Laba Dan Teori Entitas
Membahas berbagai konsep entitas selain kesatuan usaha dan implikasinya terhadap pengertian dan penyajian laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entitas (kesatuan) sering disebut pula dengan teori ekuitas. Terdapat beberapa teori entitas atau teori ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akutansi, yaitu entitas usaha bersama, entitas usaha atau bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan entitas dana.
Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik. Partispan tersebut merupakan pihak yang akhirnya meneima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan juga mempunyai implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen laba-rugi.
Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.
Jenis-jenis Laba
Saat ini dunia telah menghadapi krisis global yang berkelanjutan, yang memaksa perusahaan agar menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Untuk melakukan aktivitas, perusahaan membutuhkan dana atau modal baik yang diperoleh dari investor maupun kreditur. Oleh sebab itu perusahaan akan menunjukkan kinerja yang baik, yang dapat diukur dari laba yang diperoleh perusahaan. Agar dapat bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi agar lebih transparan mengungkapkan data atau informasi dalam laporan keuangan, sehingga akan membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan.
Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
- Laba kotor, Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan
- Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
- Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax) , Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatkan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
- Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para pemegang saham.
Pengertian Laba Menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa)
Baca Juga: “Akuntansi Keperilakuan” Pengertian & ( Ruang Lingkup – Manfaat – Masalah )
Manajemen Laba dan Kualitas Laba
Berbicara tentang kualitas laba akan berhubungan dengan bagaimana laba itu “dihasilkan”. “dihasilkan” berarti laba tersebut merupakan suatu bentuk hasil pertanggungjawaban penyusun laporan keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Hal ini berarti laba yang dilaporkan perusahaan adalah hasil dari penggunaan teknik-teknik pelaporan tertentu yang dipilih oleh manajemen perusahaan. Teknik-teknik itulah yang umumnya disebut manajemen laba (earning management).
Manajemen laba sebenarnya adalah hal yang wajar dilakukan di setiap perusahaan, bisa dipastikan setiap perusahaan pasti melakukan manajemen laba. namun, seiring dengan terjadinya kecurangan-kecurangan dalam pelaporan keuangan (financial reporting), earning management menjadi bermakna negatif. Ortega and Grant (2003) menyatakan bahwa earning management menggunakan fleksibilitas dalam pelaporan keuangan untuk menghasilkan angka-angka yang berbeda. Bisa dikatakan, penyaji laporan keuangan akan mencari berbagai fleksibilitas untuk menyajikan angka-angka yang sesuai dengan keinginan mereka. Dengan kata lain, angka-angka yang dihasilkan lebih menunjukkan sesuatu yang diinginkan oleh penyusun ketimbang menyajikan yang sesungguhnya.
Perlu kita ingat dalam kerangka Pernyataan Standar Akuntansi, laporan keuangan akan digunakan berbagai pihak. antara lain investor, kreditor, ataupun masyarakat. Bagi investor dan Kreditor, laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan. Misalnya, apakah mereka akan berinvestasi pada perusahaan tersebut? Berapa yang akan diinvestasikan? Apakah mereka akan memberikan pinjaman?
Bagi masyarakat bisa berfungsi sebagai dasar penilaian secara umum mengenai kinerja perusahaan, jika informasi ini tidak menyajikan yang sesunggunya, maka keputusan yang diambil bisa juga salah
Pertanyaan yang tentunya akan muncul adalaha kenapa manajemen harus memanage laba? Ada beberapa alasan yang diungkapkan Abdelghany (2005).
- Memperoleh hasil analisa yang bagus
Laporan keuangan seringkali juga dibaca oleh analis. Kompnen yang biasanya dilihat adalah pendapatan dan laba operasional. Setiap perusahaan tentunya ingin memperoleh hasil analisa yang baik..apalagi jika hasil analisa tersebut akan dipublikasikan. Biasanya hal ini lebih berkaitan dengan laporan yang sifatnya periodik (bukan laporan keuangna tahunan),
Misalnya analisa yang dilakukan oleh Koran atau majalah keuangan mengenai quarter report perusahaan tertentu tentunya perusahaan ingin memeproleh hasil yang baik, sehingga seringkali mereka memanipulasi penjualan ataupun laba mereka untuk menunjukkan kinerja periode berjalan yang baik.. di artikelnya, Abdelghany (2005) juga menyebutkan bahwa beberapa perusahaan seperti Coca Cola tidak lagi menyediakan laporan quarter karena menurut mereka itu akan mengalihkan focus mereka ke perkiraan perkiraan jangka pendek dan justru mengabaikan stragtegi jangka panjang mereka.
Baca Juga: “Break Even Point (BEP)” Pengertian & ( Analisis – Manfaat – Asumsi )
- Menghindari pelanggaran perjanjian utang
Ada beberap perjanjian utang yang didasarkan pada jumlah laba tertentu. Misalnya perjanjian untuk menyediakan fasilitas tertentu, selama laba perusahaan berada pada persentase tertentu dari total penjualan. Apabila angka tersebut tidak tercapai, maka perushaaan akan dikenai penalty tertentu. Apabila angka tersebut tidak tercapi, maka perusahaan akan berusaha mencari cara tertentu dengna melakukan manajemen laba agar tercapai angka tersebut dan terhindar dari penalty.
- Alasan politis
Bisanya berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang dapat diintervensi oleh pemerintah. Misalnya perusahaan gas atau minyak jika pendapatan perusahaan minyak menunjukkan angka yang tinggi bisa terjadi pemerintah akan campur tangan untuk menurunkan harga mereka, atau bisa jadi mereka dikenai pajak tambahan karena jumlah penjualan yang terlalu tinggi.
- Memperoleh tren laba yang mulus atau stabil
Pendapatan dan laba yang stabil lebih disukai oleh investor karna menunjukkan bahwa perusahaan mampu menunjukkan kinerja yang stabil sehingga mereka mampu memprediksikan apa yang akan terjadi pada waktu waktu mendatang…
- Penilaian kinerja dan kompensasi manajemen
Laba adalah salah satu bentuk kinerja manajemen. Laba yang baik akan menaikkan kinerja manajemen, dan tentunya bonus mereka.
- Pergantian manajemen
Bisa juga dikatikan dengna penilaian kinerja. Manajer lama akan berusaha menunjukkan laba yang baik agar tidak diganti. Tetapi apabila diganti, bisa juga terjadi, manajer yang baru akan menyisihkan sebagian dari laba tahun berjalan. Dengan demikian laba menjadi lebih rendah. Laba yang rendah tersebut dapat disalahkan ke manajer yang lama. Di kemudian hari, laba yang telah disisihkan, dapat ditambhakan pada laba tahun yang akan datang, sehingga menunjukkan terjadinya peningkatan laba, tentunya peningkatna dalam kinerja manajemen baru…
Beriktunya adalah bagiamana melakukan manajemen laba:
Baca Juga: “Manajemen PAUD” Pengertian & ( Tujuan – Ruang Lingkup – Aplikasi )
- Menaikkan laba (income increasing)
Dapat dilakukan misalnya dengan “simpanan” laba tahun sebelumnya ditambhakan ke laba peridoe berjalan. Dapat juga dilakukan dengan mengakui penjualan yang seharusnya masuk dalam penjualan tahun depan kedalam penjualan tahun berjalan.Labaakuntansi
Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yg direalisasikan yg berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dgn biaya historis. Dalam metodehistorical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yg masing-masing diukur dgn biaya historis sehingga hasil akan sama dgn laba yg dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adl perbedaan antara pendapatan yg dapat direalisir yg dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dgn biaya yg layak dibebankan kepada (Muqodim 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisian laba sebagai penda¬patan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik krn laba tak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yg dianut oleh struktur akun¬tansi sekarang ini adl laba yg merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
SFAC No. 1 dalam Ataina (1999) menyatakan bahwa laporan laba rugi yg disusun berdasar basis akrual lbh akurat utk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yg disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khusus investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lbh bermakna se¬bagai pengukur kembalian atas investasi (return on investment) daripada sekadar perubahan kas.
Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor laba usaha laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim 2005:131). Sehingga dalam menentukan besar laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yg baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan utk meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi adl relevan dgn cara yg biasa utk model-model keputusan dari investor dan kreditor.
Baca Juga: “Sistem Pengendalian Manajemen” Pengertian & ( Karakteristik – Faktor Yang Mempengaruhi )
Laba akuntansi dgn berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono 2005: 456) :
- Indikator efisiensi penggunaan dana yg tertanam dalam perusahaan yg diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).
- Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.
- Dasar penentuan besar pengenaan pajak.
- Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
- Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public.
- Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
- Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
- Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
- Dasar pembagian dividen.
- Bila dilihat secara mendalam laba akuntansi bukanlah definisi yg sesung¬guh dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara utk menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberapa keunggulan.
- Beberapa keunggulan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:
Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan kepu¬tusan ekonomi. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yg didukung oleh bukti.
Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.
Laba akuntansi bermanfaat utk tujuan pengendalian terutama berkaitan dgn pertanggungjawaban manajemen.
Makna income dalam konteks perpajakan berbeda dengan makna income dalam akuntansi. Dalam perpajakan, income dimaknai sebagai penghasilan, sedangkan di dalam buku-buku teks akuntansi, istilah income pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih. Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut dengan laba komprehensif. Karena secara umum,akuntansi menganut konsep penandingan, konsep kos historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Baca Juga: “Return on Assets ( ROA )” Pengertian – Fungsi – Unsur & ( Keunggulan – Kelemahan )
Pengertian Profitabilitas
Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagikesehatan perusahaan.
Brigham dan Houston (2001:197) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sartono (2001:119) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.
John (2005) Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan.
Pendapatan tahun berjalan “direndahkan” secara ektrim, dan pendapatan tersbut dtambahkan pada periode selanjutnya sehingga menunjukkan peningkatan atau pemulihan yang sangat baik.
- Cookie jar
Inilah yang disebut dengan menyisihkan. Dan hasil penyisihan tersebut ditambakan ke periode periode yang labanya relative rendah disbanding tahun sebelumnya.
- Materialitas
Maeterialitas menekankan pada jumlah nominal tertentu yang berpengaruh besar dalam mengubah keputusan pemakai laporan keuangan. Akan tetapi, tidak ada batasan tertentu dari konsep meterialitas. Sehingga perusahaan sering menggunakannya untuk melakukan manipulasi. Di America hal ini dicegah degnan bebrapa peraturan, misalnya sekalipun terdapat perubahan yang kecil (tidak material) tetapi akan mengubah angka pendapatan atau laba, maka perubahan tersebut harus dicantukman.
- Buyback, swap (pertukaran)
Perjanjian untuk menjual asset atau penjualan tertentu tetapi disertai perjanjian bahwa asset tersebut akan dibeli kembali. Dengan demikian, angka penjualan meningkat. Tetapi setelah masa pelaporan, barnag tersebut dibeli kembali. Pihak yang membeli akan mepoerleh komisi.
Baca Juga: “Dividen” Pengertian Menurut Para Ahli & ( Jenis – Prosedur Pembayaran )
- Penyesuaian waktu dengan perubahan standar
Seringkali perubahan standar akuntansi tidak langsung disahkan dan diterapkan, ada jeda waktu untuk penyesuaian. Jeda inilah yang dimanfaatkan. Pelaporan sebelum perubahan standard an sesudah perubahan stadar akan menghasilkan angka yang berbeda.
- Konservatisme
Konservatif berarti berhati hati. Umunya conthnya adalah penilaian persediaan. Dengna menggunakan FIFO, dengan asumsi harga barang terus naik, akan menghasilkan laba yang lebih tinggi, sebaliknya apabila menggunakan LIFO, maka laba akan lebih rendah. Namun standar akuntansi maupun aturan perpajakan telah menetapkan metode yang boleh dipergunakan. Contoh lain dari konservtisme adalah biaya peneltiaian dan pengembangan (litbang). Dengan menaikkan biaya litbang, maka laba dapat berkurang dan sebaliknya.
Kemudian timbul pertanyaan apakah manajemen laba dilarang? Tantu Tidak,. tidak ada standar yang menyatakan melarang manajemen laba. Akan tetapi apabila dengan melakukan manajemen laba akan mengantarkan pada pengambilan keputusan yang salah, maka secara etik, hal itu merupakan pelanggaran. Tetapi sekali lagi, belum ada peraturan.
Lalu apa hubungan earning management dengan earning quality?..Dengan konotasi manajemen laba yang negatif, maka kita dapat menyimpulkan, ketika laba yang disajikan merupakan hasil rekayasa, tentunya kualitasnya lebih rendah, karena laba tersebut tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan Pernyataan Standar Akuntnasi Keuangan (PSAK no 01) yang menyatkan bahwa laporan keuangan haruslah menyajikan keadaan yang sesungguhnya.
Bagaimana mengukur kualitas laba:
- Dengan menggunakan model yang dikembangakan oleh Leuz et al (2003)
Leuz et al (2003) mengukur variabilitas laba. Semakin suatu laba stabil (tidak variable, tidak berubah-ubaha) kadang diasosiasikan kualtias laba tersebut lebih baik. Cara mengukurnya adalah dengan mengukur rasio standar deviasi laba operasi terhadap standar deviasi kas dari hasil operasional. Semakin kecil rasionya, menunjukkan adanya income smoothing, sehingga kualitas laba kurang baik.
- Model Penman (2001)
Model ini meruoakan yang paling sederhana. Caranya adalh dengna mengukur rasio kas dari operasi terhadap pendapatan atau penjualan. Semakin besar rasio, maka semakin baik kualitas laba.
- Discretionary accruals
Digunakan juga oleh Balsam et al (2003). Termasuk slaah satu yang rumit. Dengan meregresi perubahan total accrual sebagia variable independen dan perubahan pejualan, perubahan PPE, peruabahan total asset, perubahana kas dari opersaional sebagai variable independen. Jika hasilnya adalh signifikan maka terdapat earning management, sehingga kualitas laba kurang baik. Dan masih ada metode metode lainnya.
Baca Juga: “Biaya” Pengertian – Jenis & ( Berdasarkan Tujuan – Berdasarkan Perilaku )
Manajemen laba berkonotasi negatif dan dihubungkan dengan kualitas laba. Ketika laba dimanage atau diatur sedemikian rupa sehingga mengelabuhi pengguna laporan keuangna, maka laba yang disajikan berkualitas rendah. Kualitas laba sebaiknya diukur dengan beberapa metode sehingga menunjukkan hasil yang dapat disimpulkan tidak hanya dari satu pengukuran. Penelitain Abdelghany (2005) menunjukkan bahwa tidak semua laba yang dinyatakan rendah kualitas menurut satu metode adalah juga tidak berkualitas berdasarkan metode lainnya.
Demikianlah pembahasan mengenai semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂