Majas Alegori

Bahasa dengan majas dapat membuat sebuah tulisan menjadi lebih menarik untuk dibaca. Penggunaan majas juga bisa membantu pembaca menggambarkan lebih jelas apa yang penulis katakan. Salah satu bentuk majas adalah alegori. Majas alegori ini adalah kiasan yang akan memperindah sebuah  tulisan.

Alegori merupakan sebuah kiasan dalam bentuk cerita yang tersembunyi. Bahasa yang menggunakan alegori membuat cerita menjadi lebih halus untuk dimaknai daripada harus digambarkan secara utuh. Seperti apa sih pengertian lebih dalam mengenai alegori dan bagaimana contoh majas ini?

majas alegori

Pengertian Majas Alegori

Bercerita adalah cara yang bagus untuk menyampaikan suatu maksud, dan banyak cerita dalam literatur bersifat alegori.

Banyak fabel dan dongeng menggunakan alegori dengan penokohan karakter hewan namun sebenarnya cerita itu mempunyai makna nasehat, ada kebenaran yang lebih dalam untuk diungkapkan.

Alegori adalah cerita yang mencakup representasi simbolik atau ungkapan kebenaran dengan menggunakan karakter simbolis dan fiksi yang memungkinkan pembaca menarik kesimpulan.

 Kata “alegori” sendiri berasal dari bahasa Latin “allegory”, yang berarti berbicara untuk menyiratkan sesuatu yang lain. Alegori adalah cerita sederhana yang mewakili poin gagasan utama lebih besar tentang masyarakat atau sifat manusia namun diwakilkan dengan karakter.

Ya, karakternya berbeda namun mewakili tokoh kehidupan nyata. Terkadang, latar dalam cerita mungkin menggunakan sejarah atau kehidupan dari masa lalu, tanpa pernah secara eksplisit menyatakan gagasan utama.

Dalam kesusastraan, alegori sering disebut “cerita dalam cerita” yang menyembunyikan kebenaran lebih dalam. Alegori tidak sama dengan simbolisme, karena alegori adalah narasi yang lengkap.

Simbolisme menggunakan satu objek (simbol) untuk mewakili objek lain dalam sebuah narasi, tetapi tidak meluas ke seluruh narasi. Meskipun alegori terkadang menggunakan simbolisme, namun keduanya bukanlah hal yang sama.

Dalam beberapa hal, alegori adalah metafora yang diperluas. Alegori mirip dengan metafora karena keduanya menggambarkan suatu ide dengan membuat perbandingan dengan sesuatu yang lain. Namun, alegori adalah cerita lengkap dengan karakter, sedangkan metafora adalah kiasan singkat.

Keduanya membandingkan dua hal yang tidak terkait dalam sebuah cerita, namun, objeknya tidak seperti yang terlihat.

Banyak penulis merasa lebih mudah untuk memikirkan masalah dengan menerjemahkannya ke dalam alegori, yang lebih mudah dipahami dan lebih menyenangkan untuk dibaca daripada harus menggunakan argumen filosofis yang rumit.

Majas alegori sendiri lebih menantang untuk digunakan dalam tulisan daripada metafora karena Anda harus merangkainya melalui keseluruhan bagian dalam cerita.

Untuk mendapatkan cerita secara utuh, Anda harus menemukan ide yang berhubungan dengan gagasan utama yang lebih besar, lalu menyusun alegori agar karakter cerita dapat dikaitkan dengan topik dalam  dunia nyata Anda.

Saat menulis alegori, pembaca harus mencari tahu apa yang diwakili oleh karakter dan cerita yang dituliskan. Pembaca harus bisa melihat tujuan cerita secara keseluruhan tanpa kebingungan mencari maksud dan pesan secara detail.

Ciri Majas Alegori

Alegori sendiri mempunyai beberapa ciri atau karakteristik khusus yang membuatnya berbeda dari jenis majas lainnya yakni :

  • Kalimat yang menggunakan majas alegori harus menggunakan retrorika bahasa agar apa apa yang ditulisnya bisa efektif dipahami oleh pembaca.
  • Memiliki kalimat dengan pernyataan sesuatu namun menggunakan kata-kata kiasan atau simbolis.
  • Kiasan yang disampaikan pada cerita dibuat sebagai satu kesatuan yang utuh agar lebih kompleks.
  • Kebanyakan alegori merupakan cerita yang berkaitan dengan politik, agama, atau moralitas, sebuah subjek cerita yang kompleks dan sulit dipahami secara langsung.

Contoh Majas Alegori

Untuk memudahkan Anda dalam memahami alegori, di bawah ini ada beberapa contoh tentang alegori:

  • Wanita yang baik hatinya dan selalu bertindak sesuai akal dan nurani, ia benar-benar seperti bidadari.
  • Apa yang dilakukan oleh para koruptor saat ini sama seperti hewan bernama tikus, kotor dan menjijikkan. Suka sekali bersembunyi di lumbung padi, memakannya hingga habis, puas tak tersisa kemudian lari.
  • Manusia itu mempunyai emosi yang seperti api, jika disulut maka yang ada apinya semakin besar sama dengan emosinya yang akan meledak.
  • Jikalau tidak ingin menjadi Malin Kundang, seorang anak harus mau berbakti pada orang tuanya selagi keduanya masih ada. Jangan pernah membantah apa yang mereka kata, selalu lakukan apapun yang mereka minta.
  • Wanita yang menjaga harga dirinya dengan sebaik mungkin itu ibarat bunga mawar, cantik sekali untuk dipandang, namun tidak bisa disentuh karena durinya.
  •  Manusia itu mempunyai tubuh yang ada batasnya, bukan seperti mesin yang siap sedia selama 24 jam. Mesin saja terkadang bisa rusak, jika terus dipaksa, apalagi manusia? Mau seperti apa tubuhnya menahan luka karena terlalu memaksa untuk terus bekerja?
  • Sekalipun ayah selalu memberikan anaknya barang-barang yang ia suka, ia bukanlah sosok Aladdin yang tiba-tiba bisa memberikan hadiah saat itu juga.
  • Andin adalah malaikat bagi anak-anak yang hidup di kolong jembatan Paliman. Kesabarannya dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran bagi anak-anak yang putus sekolah ini membuat sosoknya benar-benar dikagumi.
  • Hidup itu ya ibarat sungai, airnya pasti akan selalu mengalir mengikuti arus, tidak akan berdiam diri di tempat. Kalau ingin berkembang, maka jangan lama untuk berdiam diri! Bangkit dan terus berusaha karena hidup selalu berjalan.
  • Dunia saat ini memang penuh dengan tipu-tipu, apa yang mungkin nampak indah di depan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di belakang. Manusia hanya disuguhkan sandiwara yang penuh dengan kepalsuan belaka.
  • Jangan sampai kita menjadi harimau yang kehilangan aumannya, terlihat hebat di depan namun tidak ada kekuatan sama sekali.
  • Manusia itu perasaannya seperti permen, ada berbagai rasa mulai dari asam, manis hingga pahit.
  • Memiliki kebaikan hati dari dalam diri bisa memberikan cahaya bagi siapa saja yang memandangnya. Tidak harus diukur dengan kecantikan untuk bisa bercahaya bagi sesama manusia.
  • Otak manusia itu seperti reptil, ada banyak insting untuk mencari makan, bertahan hidup, melindungi diri dan sebagainya.
  • Para menteri yang melakukan korupsi ini seperti Sengkuni dalam kisah Mahabaratha yang ingin sekali menjatuhkan kebenaran dari Pandawa.
  • Di era yang semuanya serba digital ini dan sosial media yang kian booming, mencari anak muda yang masih suka bermain dengan permainan tradisional amatlah sulit, seperti mencari jarum yang jatuh di tumpukan jerami.
  • Hidup itu seperti kincir angin, kadang ada di atas namun juga bisa di bawah, tidak pasti. Selama mau mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidup ini, maka tidak akan jadi soal.

Setelah membaca contoh majas alegori, Anda sudah mempunyai gambaran besar tentang kata kiasan satu ini bukan? Ya, alegori adalah sastra yang digunakan untuk mengekspresikan ide-ide besar dan kompleks dengan cara dikiaskan.

Majas alegori biasanya digunakan dalam tulisan yang berkaitan dengan isu-isu panas atau kritik yang kuat terhadap realitas politik dan sosial.