Minyak Bumi Adalah

Diposting pada

Minyak Bumi

Minyak Bumi ( Petroeleum ) yang bahasa latinnya ( petrus = batu dan oleum = minyak ). Untuk keberadaan minyak bumi ini sendiri yang ada dialam ini yakni merupakan dari hasil pelapukan fosil-fosil jenis tumbuhan dan hewan pada zaman purba jutaan tahun silam.


Dari organisme tersebut lalu dibusukan oleh mikroorganisme yang selanjutnya terkubur dan terpendam didalam lapisan kulit bumi. Dengan sebuah tekanan dan suhu yang tinggi, maka setelah jutaan tahun lamanya, yang akhirnya material tersebut berubah menjadi sebuah minyak yang terkumpul dalam pori-pori batu kapur atau batu pasir.

Minyak-Bumi-Adalah


Oleh karena pori-pori batu kapur tersebut yang sifatnya kapiler, maka dengan prinsip kapilaritas, minyak bumi yang telah terbentuk tersebut dengan secara perlahan-lahan bergerak ke atas. Saat gerakan tersebut terhalang oleh batuan yang tidak berpori maka terjadilah penumpukan dalam batuan tersebut.


Untuk daerah yang lapisan bawah tanah yang tidak berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Pada daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, untuk lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan diatas berisi minyak, dan sedangkan diatas minyak bumi tersebut terdapat sebuah rongga yang berisi gas alam. Apabila cekungan mengandung minyak bumi dalam jumlah yang banyak, maka untuk pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran.


pengeboran 2

 

Pengertian Minyak Bumi dan Gas Alam

Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.


Baca Juga : Hukum Hess adalah


Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.


Berikut ini komponen-konponen yang ada di dalam minyak bumi sebagai berikut :

Komponen-Komponen Minyak Bumi

Minyak bumi merupakan hasil campuran yang kompleks, yang komponen terbesarnya ialah hidrokarbon.

  • Golongan Alkana

    Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak ialah n-oktana, sedangkan alkana bercabang terbanyak ialah isooktana.

  • Golongan Sikloalkana

    Golongan sikloalkana ini terdapat pada minyak ialah siklopentana dan sikloheksana.

  • Golongan Hidrokarbon Aromatik

    Untuk golongan hidrokarbon yang terdapat didalam minyak bumi ialah benzena.

  • Senyawa-Senyawa Lainnya

    Senyawa mikro yang lain, misalnya senyawa belerang yang berkisar 0,01-7%, senyawa nitrogen ini berkisar 0,01-0,9% dan memiliki kandungan sedikit senyawa organologam yang mengandung logam vanadium dan nikel.


Sedangkan untuk sumber energi yang lain yakni gas alam memiliki komponen alkana suku rendah seperti metana, etana, propana dan butana. Sebagai komponen terbesarnya ialah metana. Didalam gas alam selain mengandung alkan, didalamnya terkandung juga berbagai gas lain yakni karbon dioksida ( CO2 ) dan hidrogen sulfida ( H2S ), meskipun ada beberapa sumur gas alam yang lain juga yang mengandung helium.


Dalam gas alam ini, metana tersebut digunakan untuk bahan bakar, sumber hidrogen dan untuk pembuatan metanol. Etana yang ada dipastikan untuk keperluan industri, sedangkan propana dan butana juga dipisahkan dan selanjutnya dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG yang biasa digunakan atau dipakai dirumah tangga untuk memasak dan sebagainya.


Baca Juga : Reaksi Eksoterm adalah


Sejarah Minyak Bumi dan Gas Alam

Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaanplastik.Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).


 Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.


Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.


Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

Minyak bumi di kenal dengan sebutan bahan bakar fosil. Minyak bumi merupakan bahan bakar yang berasal dari fosil? Jasad renik organisme yang hidup di lautan. Ketika organisme tersebut mati, sisa-sisa tubuhnya akan akan mengendap di dasar lautan & tertutupi lumpur. Pengaruh tekanan dan temperature tinggi mengubah lumpur menjadi lapisan bebatuan. Setelah jutaan tahun, bakteri anaerob akan menguraikan sisa-sisa organisme tersebut dan mengubahnya menjadi minyak bumi. Seiring dengan terjadinya reaksi penguraian, gas alam pun terbentuk. Gas alam terletak si atas lapisan minyak bumi.


Minyak bumi tersebut terperangkap diantara lapisan batuan di dasar lautan. Minyak bumi dapat berpindah dari suatu daerah ke daerah lain dan terdeposit di suatu tempat jika terhalang oleh lapisan yang kedap zat cair dan gas ( impervious layer ).


Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:

  1. Teori Anorganik

Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.

CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi


Baca Juga : Koloid adalah


  1. Teori Organik

Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.


Komposisi Minyak Bumi dan Gas Alam

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

  1. Hidrokarbon Jenuh (alkana)
  • Dikenal dengan alkana atau parafin

  • Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit

  • Senyawa penyusun diantaranya:


  1. Metana CH4

  2. etana CH3 CH3

  3. propana CH3 CH2 CH3

  4. butana CH3 (CH2)2 CH3

  5. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3

  6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2


  1. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
  • Dikenal dengan alkena

  • Keberadaannya hanya sedikit

  • Senyawa penyusunnya:

  1. Etena, CH2 CH2

  2. Propena, CH2 CH CH3

  3. Butena, CH2 CH CH2 CH3


  1. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
  • Dikenal dengan sikloalkana atau naftena

  • Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana

  • Senyawa penyusunnya :

  1. Siklopropana

  2. Siklobutana

  3. Siklopentana

  4. Siklopheksana


  1. Hidrokarbon aromatik
  • Dikenal sebagai seri aromatik

  • Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit

  • Senyawa penyusunannya:

  1. Naftalena

  2. Antrasena

  3. Benzena

  4. Toluena


  1. Senyawa Lain
  • Keberadaannya sangat sedikit sekali

  • Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)


Baca Juga : Korosi Adalah


Sedangkan komposisi pada gas alam adalah :

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekulhidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.


Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).


Komponen %
Metana (CH4) 80-95
Etana (C2H6) 5-15
Propana (C3H8) and Butana (C4H10) < 5

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.


Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai “acid gas (gas asam)”. Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan.


Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.


Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 – 15% yang dapat menimbulkan ledakan.


Baca Juga : Asam, Basa dan Garam


Pengolahan Minyak Bumi

Proses pengolahan minyak bumi melalui beberapa tahapan antara lain :

  1. Desalting

Proses desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air

Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses desalting, maka selanjutnya minyk akan menjalani proses distilasi.

  1. Distilasi

Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian dioleh lebih lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasarperbedaan titik didih.

Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu. Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilokan dari distilasi bertingkat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih Kegunaan
Gas C1 – C5 -164oC – 30oC Bahan bakar gas
Eter C5 – C7 30oC – 90oC Pelarut, binatu kimia
Ensin C5 – C12 30oC – 200oC Bahan bakar motor
Minyak Tanah C12 – C16 175oC – 275oC Minyak lapu, bahan bakar kompor
Minyak gas, bakar, dan diesel C15 – C18 250oC – 400oC Bahan bakar mesin diesel
Minyak-minyak pelumas, gemuk, jeli petroleum C16 – ke atas 350oC – ke atas Pelumas
Paraffin (lilin) C20 – ke atas Meleleh

52oC – 57oC

Lilin gereja, pengendapan air bagi kain, korek api, dan pengawetan
Ter residu Aspal buatan
Kokas petroleum residu Bahan bakar, elektrode

  1. Distilasi Bertingkat

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak di pisahkan menjadi komponen – komponen murni, melainkan ke dalam fraksi – fraksi, yakni kelompok–kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu . Hal ini di karenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer – isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.


Proses distilasi bertingkat ini di jelaskan sebagai berikut :

  • Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu -600ºC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian di alirkan ke bagian bawah menara distilasi

  • Dalam Menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat – pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang di lengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.

  • Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin . Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair . Zat cair yang di peroleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi

  • Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas menara.

  • Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya di alirkan ke bagian kilang minyak untuk proses konversi.


Baca Juga : Teori Atom Rutherford


Proses Konversi

Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon , yang bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar . Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah / dikonversi menjadi fraksi rantai pendek . Demikian pula, sebagian besar fraksi rantai lurus harus di konversi menjadi rantai bercabang / alisiklik / aromatic dibantingkan rantai lurus.


Baca Juga : Stoikiometri


Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah :

  • Perekahan (cracking)

Perekahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil. Contohnya , perekahan fraksi minyak ringan / beratmenjadi fraksi gas, bensin, kerosin , dan minyak solar/diesel.


  • Reforming

Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang / alisiklik / aromatic. Sebagai Contoh , komponen rantai lurus (C3-C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatic.


  • Alkilasi

Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.Contohnya penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen fraksi bensin.


  • Coking

Coking adalah proses perekahan fraksi residu padat menjadi minyak baker dan hidrokarbon intermediate (produk antara). Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). (Kokas di gunakan di industri aluminium sebagai electrode untuk ekstraksi logam Al).


  • Pemisahan Pengotor Dalam Fraksi

Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor antara lain senyawa organic yang mengandung S,N,O;air;logam;dan garam anorganik. Pengotor dapat di pisahkan dengan cara melewatkan fraksi melalui :

  1. Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.

  2. Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.

  3. Scrubber, yang berfugsi untuk memisahkan belerang / senyyawa belerang.


  • Pencampuran Fraksi

Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang di inginkan . Sebagai contoh :

  • Fraksi bensin di campur dengan hidrokarbon rantai bercabang / alisiklik / aromatic dan berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.

  • Fraksi minyak pelumas di campur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu

  • Selanjutnya produk-produk ini siap di pasarkan ke berbagai tempat , seperti pengisisan bahan baker dan industri petrokimia


Manfaat Minyak Bumi

  1. Bahan Bakar Gas
    Bahan bakar gas terdiri dari : LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas) Bahan bakar gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.

  1. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
  2. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
  3. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking. Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
  4. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
  5. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
  6. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
  • Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.

  • Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya


Dampak Negatif Penggunaan Minyak Bumi

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:

Dampak-Negatif-Penggunaan-Minyak-Bumi


  1. Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).


Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.


Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.


Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.


Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.


Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca


Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.


Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton menyebabkan terjadinya hujan asam.


Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.


Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.


Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca


Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.


Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.


  1. Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.


  1. Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.


Demikianlah pembahasan mengenai Minyak Bumi – Pengertian, Gas Alam, Proses, Komposisi, Sejarah ini semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂