Neuroglia Adalah

Diposting pada

Latar Belakang

Neuroglia Adalah – Pengertian, Struktur, Jenis, Fungsi & Gambar – Sistem saraf adalah suatu jalinan yang kompleks sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi dari sistem saraf adalah mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Semua aktivitas kehidupan manusia dikontrol oleh sistem saraf dan dikoordinasikan oleh sistem musculoskeletal untuk dapat bergerak.


Terdapat 2 komponen sistem saraf, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron adalah struktur yang kompleks dan merupakan sistem komunikasi utama tubuh manusia, memiliki berbagai macam bentuk.Sedangkan neuroglia adalah merupakan tempat suplai nutrisi dan proteksi pada neuron. Neuroglia merupakan unsur seluler dari susunan saraf yang tidak menghantarkan sistem saraf. Jumlah neuroglia bertambah seiring dengan aktivitas dari neuron. Sekitar 90% di dalam SSP bukanlah neuron tetapi sel glia atau neuroglia. Meskipun berjumlah besar, sel glia hanya menempati sekitar separuh dari volume otak karena sel ini tidak membentuk cabang sebanyak yang dimiliki oleh neuron.

Neuroglia-Adalah


Neuroglia

Neuroglia (berasal dari kata ‘nerve glue’)  yang pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1854. Neuroglia tersusun atas berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan berperan sebagai sumber nutrisi bagi sel saraf (neuron), baik pada susunan saraf pusat  (SSP) maupun pada susunan saraf tepi (SST). Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang aktivitas neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan bagi fungsi normal neuron.


Pengertian Neuroglia

Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron sistem saraf pusat (SSP) sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut pada sistem saraf tepi (SST). Neuroglia menyusun 40% volume otak dan medula spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10:1. Tidak seperti neuron, sel glia tidak membentuk atau mengeluarkan impuls saraf. Sel ini berkomunikasi dengan neuron dan di antara mereka sendiri melalui sinyal kimiawi.


Selama beberapa waktu sejak penemuannya pada abad ke-19, sel glia dianggap oleh para ilmuwan adalah “semen” pasif yang secara fisik menopang neuron yang secara fungsional penting. Namun, dalam decade terakhir, beragam peran penting yang dimiliki oleh sel ini mulai terungkap. Sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat SSP dan karenanya membantu menunjang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sel ini secara homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel khusus yang mengelilingi neuron di dalam batas-batas sempit yang optimal bagi fungsi neuron. Selain itu, sel-sel ini secara aktif memodulasi sinapsis dan kini dianggap sama pentingnya seperti neuron dalam proses belajar dan mengingat.


Baca Juga: Perkembangbiakan Tebu


Fungsi Sel Glia “Neuroglia”

Adapun fungsi sel glia “neuroglia” yang diantaranya yaitu:

  • Menyediakan Nutrisi bagi sel saraf “neuron”
  • Mempertahankan keseimbangan tubuh
  • Membentuk selubung Mielin sel saraf
  • Berpartisipasi dalam transmisi sinyal sistem saraf

Struktur Dan Jenis-Jenis Glia “Neuroglia”

Secara umum terdapat 4 jenis neuroglia di dalam tubuh yang diantaranya yaitu:

  • Sel Glia Yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat “Otak Dan Sumsum Tulang Belakang”
  • Mikroglia

Mikroglia ialah tipe dari sel glia yang merupakan bagian dari sistem imun bagi sistem saraf pusat. Mikroglia merupakan sel kecil yang beraksi sebagai fagosit, membersihkan komponen yang dapat mengancam sistem saraf. Mikroglia akan terjadi proses inflamasi ataupun proses degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Mikroglia dibuat dari jaringan sumsum tulang yang sama dengan yang menghasilkan monosit. Selain sebagai sel imun, sel ini juga mengeluarkan faktor-faktor yang dapat merangsang pertumbuhan kita.


  • Oligodendrosit

Oligodendrosit merupakan sel yang berperan untuk membentuk selubung mielin bagi sistem saraf pusat. Oligodendrosit ini bisa dikatakan mempunyai fungsi yang serupa dengan sel schwann yang ditemukan di sistem saraf tepi.


Oligodendrosit juga tidak memiliki kemampuan untuk regenarasi sehingga kerusakan pada sistem saraf pusat seringkali menyebabkan kecacatan permanen, sel ini mempunyai substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut aksonnya.


Baca Juga: Penjelasan Klasifikasi Annelida Beserta Contoh Dan Cirinya


  • Astrosit

Astrosit berasal dari dua kata “astro” yang artinya binyang dan “sit” yang artinya sel, sesuai dengan namanya tersebut, aritrosit merupakan sel glia yang mempunyai bentuk seperti bintang. Astrosit merupakan sel yang paling banya di sistem saraf pusat. Sel ini mempunyai beberapa fungsi penting yaitu:

  • Menyatukan antar neuron
  • Perbaikan cedera otak
  • Berperan dalam aktifitas neurotransmiter

Terdapat dua jenis astrosit yaitu:

  • Astrosit Protoplasma,, lebih banyak ditemukan di substansia grise. Sel ini mempunyai tonjolan dari sitoplasma yang menyebar dari seluruh permukaan sel. Kadang-kadang perluasan sitoplasma ini berakhir pada pembuluh darah kecil sehingga membentuk “perivascular feet”.
  • Astrosit Fibrosa, banyak ditemukan dalam substansia alba. Perbedaannya dengan astrosit protoplasmatis dapat dilihat dari tonjolan sitoplasma yang lebih panjang dan lurus. Di dalam tonjolan tersebut juga dapat ditemukan gambaran filamen.

  • Sel Ependim

Sel Ependim melapisi bagian dalam rongga berisi cairan di SSP. Sel ependium merupakan sel yang mempunyai silia, gerakan dari silia ini ikut berperan dalam mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh ventrikel otak.

Sel ependim juga berfungsi sebagai prekursor bagi sel saraf bahwa otak dewasa mempunyai potensi lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak dari pada anggapan yang berlaku saat ini. Selain itu sel ependim juga berfungsi untuk melapisi dan melindungi medulla spinalis serta ikut membentuk cairan serebrospinal.

"Neuroglia" Pengertian & ( Fungsi - Struktur - Jenis )


Baca Juga: 100 Klasifikasi Arthropoda Beserta Ciri Dan Peranannya


  • Sel Glia Yang Mendominasi Sistem Saraf Tepi

  • Sel Schwann

Sel Schwann merupakan jenis sel glia yang mempunyai fungsi sebagai pembentuk selubung mielin sel saraf. Namanya diberikan sesuai dengan penemunya yaitu Theodor Schwaan, seorang ilmuan dari Jerman.


Sel Schwaan memungkinkan terjadinya transduksi sinyak elektrik dari dendrit menuju akson. Pada sistem saraf pusat, tugas dari sel schwann, ini dijalankan oleh sel oligodendrosit. Proses pembentukan selubung mielin dimulai dari penyatuan sitoplasma sel schwann yang membentuk gulungan. Fungsi dari selubung mielin ini ialah untuk mempercepat laju impuls menuju tempat tujuannya.


Jenis-jenis dan Komponen Sel Glia (Neuroglia)

Berdasarkan letaknya pada susunan saraf, sel glia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

Sel glia pada sistem saraf pusat

Di dalam sistem saraf pusat, terdapat empat sel glia :

  • Astrosit

Astrosit yang diberi nama demikian karena berbentuk seperti bintang (astro artinya “bintang”, sit artinya “sel”), adalah sel glia yang paling banyak. Sel ini memliki fungsi penting, diantaranya :

  1. Sebagai “lem” (glia artinya “lem”) utama SSP, astrosit menyatukan neuron-neuron dalam hubungan ruang yang benar.
  2. Astrosit berfungsi sebagai perancah untuk menuntun neuron ke tujuan akhirnya selama perkembangan otak masa janin.
  3. Sel-sel glia ini memicu pembuluh darah halus otak menjalani perubahan anatomik dan fungsional yang berperan dalam pembentukan sawar darah-otak suatu pembatas sangat selektif antara darah dan otak yang akan segera dibahas secara lebih detail.
  4. Astrosit penting dalam perbaikan cedera otak dan dalam pembentukan jaringan parut saraf.
  5. Sel ini berperan dalam aktifitas neurontransmitter. Astrosit menyerap dan menguraikan glutamat dan asam gama-amino butirat (GABA), yang masing-masing adalah neurotransmitter eksitatorik dan inhibitorik, sehingga kerja pembawa-pembawa pesan kimiawi ini terhenti.
  6. Astrosit menyerap kelebihan K+ dari CES otak ketika aktivitas potensial aksi yang tinggi menglahkan kemampuan pompa Na+ – K+ mengembalikan K+ yang keluar ke dalam neuron.
  7. Dalam penelitian-penelitian terakhir astrosit bersama dengan sel glia lain diketahui meningkatkan pembentukan sinaps dan memodifikasi transmisi sinaps. Astrosit berkomunikasi dengan neuron dan dengan astrosit lain melalui sinyal kimiawi dengan dua cara. Pertama, ditemukan adanya taut celah antara astrosit-astrosit itu sendiri dan antara astrosit dan neuron. Sinyal kimiawi dapat berjalan langsung antara sel-sel melalui saluran penghubung kecil ini tanpa masuk ke CES sekitar. Kedua, astrosit memiliki reseptor untuk neurotransmitter glutamat yang sering dikeluarkan oleh neuron.

Baca Juga: 101 Pengertian Saraf Parasimpatik Serta Fungsinya


Terdapat dua jenis astrosit :

  1. Astrosit protoplasmatis terdapat banyak pada substantia grisea. Sel-sel ini mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasmatis yang meluas dari seluruh permukaan sel. Kadang-kadang tonjolan tersebut berakhir pada pembuluh darah kecil sebagai cabang-cabang yang lebih kecil membentuk “perivascularfeet“. Di dalam sitoplasmanya dapat diperlihatkan butir-butir yang dinamakan gliosom.
  2. Astrosit fibrosa sebaliknya terdapat lebih banyak dalam substanstia alba. Perbedaannya dengan astrosit protoplasmatis dapat dilihat dari tonjolan-tonjolannya yang lebih panjang dan lurus de­ngan sedikit percabangan. Di dalam tonjolan-tonjolan tersebut ter­dapat gambaran filamen.

  • Oligodendrosit

Oligodendroglia bentuknya lebih kecil daripada astrosit dengan cabang sitoplasmanya lebih pendek dan jumlah cabang sedikit (oligo= sedikit). Intinya kecil, dan sitoplasma disekitar inti sedikit, tampak sebagai pinggiran perinuklear. Mengandung ribosom, kompleks Golgi, mikrotubulus dan neurofilamen.


Sel ini terutama ada di substansia grisea yang berhubungan erat dengan perikarion neuron (sel-sel satelit perineuronal) dan di substansia alba dalam jumlah yang sedikit yang terletak di antara berkas-berkas akson. Lainnya terletak dekat dengan pembuluh darah (perivaskular).


Fungsi oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel penyokong. Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkar mengitari serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai beberapa cabang sehingga dapat membentuk sarung-sarung myelin disekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.


Oligondendrosit membentuk selubung mielin insulatif disekitar akson SSP. Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang yang masing-masing membungkus (seperti dadar gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk segmen mielin.


Oligodendroglia atau oligodendrosit seperti astrosit memiliki silinder sitoplasma yang panjang dan merupakan sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron dan membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga membentuk selubung mielin. Mielin pada SST dibentuk oleh sel Schwann. Fungsi pada oligodendrosit adalah membentuk selubung mielin di SSP.


Baca Juga: Pengertian Saraf Simpatik Serta Fungsinya


  • Mikroglia

Mikroglia adalah sel pertahanan imun SSP. Sel “pembersih” ini adalah “sepupu” monosit, sejenis sel darah putih yang meninggalkan darah dan membentuk lini pertama pertahanan di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Mikroglia berasal dari jaringan sumsum tulang yang sama dengan yang menghaslkan monosit. Selama perkembangan masa mudigah, bermigrasi ke SSP, tempat sel-sel ini berdiam diri sampai diaktifkan oleh infeksi atau cedera.


Dalam keadaan istirahat, mikroglia adalah sel “berbulu” dengan banyak cabang panjang yang memancar keluar. Mikroglia dalam keadaan istirahat bukan sekedar sel pengawas. Sel ini mengeluarkan faktor-faktor pertumbuhan dalam konsentrasi yang rendah, misalnya faktor pertumbuhan saraf, yang membantu neuron dan sel glia lain bertahan hidup dan tumbuh. Jika terjadi masalah di SSP, mikroglia menarik cabang-cabangnya, membulat, dan menjadi sangat mobile, bergerak menuju daerah yang bermasalah untuk menyingkirkan semua benda asing atau sisa jaringan. Dalam keadaan aktif, mikroglia mengeluarkan bahan-bahan kimia dekstruktif untuk menyerang sasaran mereka.


  • Sel Ependim

Sel Ependim melapisi bagian dalam rongga-rongga berisi cairan di SSP. Ketika sistem saraf berkembang dari tabung saraf berongga, rongga sentral awal pada tabung ini dipertahankan dan dimodifikasi untuk membentuk ventrikel dan kanalis sentralis. Ventrikel terdiri dari empat rongga yang saling berhubungan didalam interior otak serta juga bersambungan dengan kanalis sentralis sempit yang membentuk terowongan dibagian tengah medulla spinalis. Sel-sel ependim yang melapisi ventrikel ikut membentuk cairan serebrospinal. Sel-sel ependim adalah salah satu dari beberapa jenis sel yang memiliki silia. Gerakan silia sel ependim ikut berperan mengalirkan cairan serebrospinal diseluruh ventrikel.


Yang menarik, riset-riset baru berhasil menemukan sel ependim yang sama sekali berbeda: sel ini berfungsi sebagai sel puncak neuron dengan potensi membentuk tidak saja sel glia lain tetapi juga neuron. Pandangan tradisional telah lama menganggap bahwa otak dewasa tidak membentuk neuron baru. Kemudian pada akhir 1990 an, para ilmuwan menemukan bahwa neuron-neuron baru ternyata terbentuk disatu terbatas, yaitu dibagian tertentu hipokampus,suatu struktur yang penting untuk belajar dan mengingat.


Neuron dibagian otak lainnya dianggap tidak dapat digantikan. Tetapi penemuan bahwa sel ependim adalah prekurser bagi neuron-neuron baru mengisyaratkan bahwa otak dewasa memiliki potensi lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak daripada yang selama ini dianggap. Saat ini belum ada bukti bahwa otak secara spontan memperbaiki diri setelah gangguan yang merusak neuron misalnya trauma kepala,stroke,penyakit neurodegenaratif. Tampaknya sebagian besar daerah otak tidak dapat mengaktifkan mekanisme untuk mengganti neuron yang hilang,mungkin karena: “campuran” bahan-bahan kimia penunjang yang diperlukan tidak tersedia.


Fungsi sel ependim adalah melapisi bagian dalam rongga otak dan medulla spinalis, ikut membentuk cairan serebrospinal, berfungsi sebagai sel puncaneuron dengan potensi membentuk neuron dan sel glia baru.


Baca Juga: Penjelasan Nama-Nama Saraf Pada Kulit Dalam Biologi


Sel glia pada sistem saraf tepi

  • Sel Schwann

Sel Schwann (bahasa Inggris: Schwann cell, neurolemmocyte) adalah sejenis sel glial yang disebut menurut nama seorang ilmuwan Jerman yaitu Theodor Schwann. Pada akson sistem saraf tepi, sel Schwann memungkinkan terjadinya transduksi sinyal elektrik dari dendrit menuju terminal akson, dengan melilitkan membran plasmanya secara konsentrik sepanjang akson yang dikenal sebagai selubung mielin. Pada sistem saraf pusat, selubung mielin terbentuk oleh oligodendrosit.


Sel Schwann sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk mielin dan neurolemma pada SST.  Neurolema adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel–sel Schwann yang membungkus serabut akson neuron dalam SST, baik yang bermielin maupun tidak bermielin. Neurolema merupakan struktur penyokong dan pelindung bagi serabut akson.


  • Selubung Mielin

Selubung mielin adalah lapisan yang melingkari akson secara konsentris dan terdiri atas lipid dan neurokeratin. Pada susunan saraf pusat selubung mielin dibentuk oleh sel oligodendroglia sedangkan pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann.


Dalam keadaaan segar selubung mielin sangat refraktil dan putih (mielin memberikan warna putih pada substansia alba otak dan medula spinalis). Mielin yang terutama terdiri atas lipid, melarut sesudah cara-cara fiksasi biasa, meninggalkan anyaman bahan-bahan protein yang disebut neurokeratin disekeliling serat saraf. Mielin dapat difiksasi dan terpulas hitam osmium tetraoksida. Sesudah difiksasi dengan bikromat, mielin dapat dapat diwarnai dengan hematoksilin.


Dengan mikroskop cahaya, selubung mielin terlihat sebagai silinder yang tidak sempurna atau terputus-putus, karena pada setiap jarak 0,1-1,5 mm terdapat celah pada selubung-selubung yang dikenal sebagai nodus Ranvier atau pinggetan Ranvier. Pada pulasan perak nodus Ranvier akan terisi oleh endapan perak yang dikenal sebagai palang Ranvier. Dengan mikroskop elektron terlihat bahwa mielin merupakan suatu seri lapisan konsentris membran plasma sel Schwann atau oligodendroglia.


Fungsi selubung mielin adalah seperti insulator pada kawat listrik. Arus listrik meloncat dari dari nodus Ranvier yang satu ke nodus Ranvier berikutnya dengan sangat cepat (saltatory conduction). Dengan demikian kecepatan rambat saraf listrik pada saraf yang bermielin jauh lebih cepat dibandingkan dengan serat saraf tanpa mielin.


Baca Juga: Pengertian Jaringan Saraf Serta Fungsinya


Demikianlah pembahasan mengenai Neuroglia Adalah – Pengertian, Struktur, Jenis, Fungsi & Gambar semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.