Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak disimpan secara berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah satu kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam suatu sejarah seperti terlihat pada sebuah patung tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 SM.
Patung tersebut menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun tetap menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya.
Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun masalah medis. Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalah dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita lebih sering untuk sakit.
Penderita obesitaspun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi berat badan normal. Data New York Metropolitan life Insurance menunjukkan bahwa pada kelompok umur 40-69 tahun yang obes ditemukan angka kematian 42% lebih besar daripada rata-rata pada laki-laki dan 36% lebih besar daripada rata-rata pada wanita. Bagi si penderita obesitas sendiri dapat pula timbul rasa rendah diri, rasa tertekan, serta keputusasaan dan menimbulkan keinginan yang besar untuk menjadi lebih ramping, yang terlihat dengan keinginan untuk menjalani berbagai macam program diet.
Pengertian Obesitas
Obesitas adalah keadaan abnormal penumpukan lemak yang berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Secara umum, obesitas disebabkan oleh meningkatnya asupan energi dengan kandungan lemak yang tinggi dan menurunnya aktivitas fisik sebagai akibat dari perubahan pola sosial dan lingkungan seperti perubahan pekerjaan, alat transportasi dan meningkatnya urbanisasi. Peningkatan asupan energi yang berlebih tersebut lama kelamaan akan menumpuk dan menyebabkan obesitas.
Jenis-Jenis Obesitas
Berdasarkan tipe selnya, obesitas dapat digolongkan dalam beberapa tipe “Purwati, 2001” yaitu:
- Tipe Hiperplastik,,Obesitas yang terjadi karena jumlah sel yang melebihi normal, namun ukurannya sesuai dengan ukuran sel normal. Tipe ini terjadi dimasa anak-anak.
- Tipe Hipertropik,, Obesitas yang terjadi karena ukuran sel melebihi ukuran. Tipe ini terjadi masa dewasa.
- Tipe Hiperplastik dan Hipertropik,,Obesitas yang terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. Obesitas ini dimulai dari masa anak-anak dan akan terus berlangsung sampai dewasa. Upaya menurunkan berat badan pada tipe ini ialah yang paling sulit.
Faktor Yang Menyebabkan Obesitas
Adapun faktor yang menyebabkan obesitas yang diantaranya yaitu:
- Genetik
Faktor genetik ialah faktor yang berasal dari orang tua. Telah lama diamati bahwa anak-anak yang obesitas umumnya memiliki orang tua yang obesitas. Menurut penelitian, anak-anak yang memiliki orang tua normal memiliki resiko 10% untuk terkena obesitas, apabila salah satu orang tuanya menderita obesitas, maka resikonya meningkat menjadi 40-50% sedangkan jika kedua orang tuanya, obesitas maka resiko akan meningkat 70-80% “Purwati, 2001”. - Hormonal
Ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dengan pemakaian energi akan menyebabkan obesitas. Penurunan pemakaian energi dapat terjadi pada beberapa kelainan hormon di antaranya hipotiroidisme dan defisiensi growthhormone “Sukasah, 2007”. - Obat-Obatan
Ada beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar dalam tubuh, sehingga apabila dikonsumsi akan meningkatkan nafsu makan. Jika obat ini dikonsumsi dalam waktu lama, misalnya pada waktu penyembuhan maka dapat menyebabkan obesitas “Purwati, 2001”. - Asupan Makanan
Asupan makan ialah banyaknya makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Asupan energi yang berlebih dengan kandungan lemak dan karbohidrat yang tinggi secara terus menerus tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai dapat menyebabkan obesitas “WHO, 2014”. - Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab obesitas. Di masa industri sekarang ini, dengan meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi orang cenderung kurang gerak atau menggunakan sedikit energi untuk aktivitas sehari-hari. Simpanan energi yang tidak digunakan tersebut lama kelamaan akan menumpuk dan menyebabkan obesitas “Soegih, 2009”. - Usia
Obesitas dapat terjadi pada segala umur, namun sering dianggap sebagai kelainan usia pertengahan. Dengan berambahnya usia, kemampuan metabolik tubuh akan menurun sehingga kebanyakan orang akan menyimpan kelebihan berat badan. Biasanya penimbunan lemak diperut dapat disebabkan karena stres “Soeria, 2012”. - Jenis Kelamin
Obesitas dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Namun rata-rata perempuan memiliki jumlah lemak yang lebih banyak dari pada laki-laki. Selain itu, obesitas sering dijumpai pada perempuan setelah melahirkan maupun saat menopause. Hal ini mungkin disebabkan karena perubahan endokrin karena pada saat-saat tersebut terjadi perubahan hormonal “Misnadierly, 2007”. - Tingkat Ekonomi Dan Sosial
Dahulu obesitas diyakini terjadi di negara-negara maju tapi saat ini obesitas tidak lagi hanya terjadi di negara maju. Bahkan telah terjadi pergeseran dimana saat ini negara berkembang jumlah anak-anak yang menderita obesitas justru 30% lebih tinggi dari pada anak-anak yang menderita obesitas di negara maju “WHO, 2014”. - Psikologis
Banyak orang yang memiliki kebiasaan untuk makan berlebih ketika stres. Hal ini dapat menyebabkan obesitas “Sukasah, 2007”.
Dampak Obesitas
Pengaruh dari obesitas terhadap tubuh, dapat menjadi beberapa komplikasi penyakit umum, seperti darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), kencing manis (diabetes militus). Lemak jahat yang terdapat pada setiap manusia, akan memiliki kecenderungan untuk mengendap di pembuluh darah. Hal ini menyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit sehingga penyempitan akan mengakibatkan tekanan darah yang lebih besar dari normalnya.
Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus, maka akan menyebabkan terjadinya hipertensi. Selanjutnya tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah sehingga apabila terjadi pada pembuluh darah (terutama yang kecil dan rapuh), akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Bila terjadi di otak, akan mengakibatkan stroke dan bila di jantung akan menyebabkan infark miokard (jantung tidak mendapat suply darah), begitu pula pada organ lainya.
Selain itu bila pengendapan lemak terjadi (disebut trombus) dan terdapat tekanan kuat dari pembuluh darah, maka dapat menyebabkan terkikisnya pengendapan tersebut dan terbawa arus (embolus) sehingga akan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil lagi. Hal ini menimbulkan adanya jantung koroner.
Hubungan antara obesitas dengan gejala psikopatologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus. Seseorang yang mengalami obesitas akan mudah merasa tersisih atau tersinggung. Hal ini akan lebih parah bila ia mengalami kegagalan dalam pergaulan. Seseorang yang obese akan cenderung dijuluki sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung. Orang yang obese akan menilai sebagian dari temannya sebagai orang yang suka mengejek.
Penelitian Pesa, dkk di Jerman (2000) pada 47 remaja obesitas menunjukkan bahwa masalah psikologis sangat umum dijumpai. Masalah psikopatologi yang paling umum didapatkan adalah cemas, ganggguan makan, dan somatoform. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada. Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh obesitas juga sangat berpengaruh. Beban ekonomi yang muncul akibat obesitas merupakan penjumlahan biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost), dan biaya akibat hilangnya kesempatan (oppourtunity cost). Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada 39,3 hari kerja yang hilang pertahunnya akibat penyakit terkait dengan kegemukan.
Sebanyak 16% dari perusahaan di Amerika Serikat menolak untuk mempekerjakan orang dengan obesitas. Di Indonesia, total pembiayaan langsung untuk penyakit obesitas adalah 278 miliar rupiah atau sebesar 2% dari total pengeluaran kesehatan nasional.
Risiko Lanjut Obesitas
Menurut WHO “2014” meningkatnya BMII dapat meningkatkan pula resiko terserang penyakit tidak menular “noncommunicable disease” diantaranya:
- Penyakit kardioyaskular “terutama penyakit jantung dan stroke” yang merupakan penyebab utama kematian di dunia pada tahun 2012.
- Diabetes.
- Kelainan muskuloskeleteal “terutama osteoarthritis”.
- Kanker “endometrial, payudara dan kolon”.
Solusi Obesitas
Pengobatan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang dianjurkan pada tahap pertama adalah 10 persen dari berat badan dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan berat badan yang dianjurkan 0,5 -1 Kg setiap minggu. Secara umum pengobatan obesitas dapat dilakukan melalui:
- Diet khusus yaitu diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang kaya akan serat dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric emptlyng tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemak atau kolesterol, transit time (waktu tinggal di usus) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama. Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan 500-1.000 kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi per hari. Penurunan asupan energi sebesar 500-1.000 kalori per hari akan menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.
- Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi dengan pembatasan masukan kalori. Latihan fisik pada penderita obesitas harus dilakukan bersama dengan diet rendah kalori untuk meningkatkan pembakaran lemak. Latihan fisik sangat membantu mempertahankan berat badan agar tidak mudah naik kembali. Yang dianjurkan adalah olahraga dengan intensitas sedang selama minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga memperbanyak aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah, serta mengurangi pola hidup sedentary seperti menonton televisi dan bermain video games.
- Perubahan perilaku keluarga merupakan komponen yang paling penting dalam upaya penanggulanagan obesitas. Keluarga harus memiliki keberanian dalam memilih gaya hidup dan menentukan jenis makanan yang sehat. Salah satu gaya hidup sehat adalah tekad untuk menurunkan berat badan sampai ke berat badan ideal untuk selanjutnya mempertahankan agar dapat memberikan kualitas hidup yang optimal bagi mereka yang kegemukan. Bagi mereka yang berat badannya normal ialah dengan menjaga agar tidak kegemukan.
- Farmakoterapi yaitu penanggulangan dengan obat-obatan. Hal ini dilakukan jika lingkar pinggang meningkat dan timbul berbagai macam penyakit. Penggunaan farmakoterapi tidak boleh dilakukan jika berat badan masih ideal. Sementara itu, operasi dilakukan dengan mengecilkan lambung yang biasanya merupakan alternatif terakhir jika tidak ada jalan keluar lagi.
- Mengenali metabolisme tubuh juga merupakan hal yang sangat perlu dilakukan dalam upaya mengatasi kegemukan. Metabolisme tubuh setiap orang tidaklah sama. Ada orang yang metabolisme tubuhnya tinggi, namun ada pula yang rendah. Seseorang dengan metabolisme tubuh yang tinggi boleh merasa lega karena tetap akan terhindar dari kegemukan walaupun ia mengkonsumsi makanan melebihi porsi. Sebaliknya, mereka dengan metabolisme tubuh yang rendah harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan, karena tubuhnya hanya membutuhkan sedikit energi untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Demikianlah pembahasan mengenai Obesitas adalah – Pengertian, Jenis, Faktor, Dampak, Risiko dan Solusi semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Baca Juga Artikel Lainnya :