Ovum Adalah

Diposting pada

Pengertian Sel

Ovum Adalah – Pengertian, Fungsi, Struktur, Proses Pembentukan – Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organ-isme bersel satu (uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.


Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin.

ovum-adalah


Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium. Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam.


Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.


Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom.


Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.


Pengertian Ovum “Sel Telur”

Ovum adalah sel telur “gamet pada wanita” yang digunakan dalam proses reproduksi untuk menghasilkan sebuah individu baru yang ditemukan di ovarium. Ovum identik dengan sel sperma pada laki-laki. Ovum berisi satu set DNA haploid, mengandung 23 kromosom yang diperlukan sebagai kode, penentu sifat dan fisik dari keturunannya. Ketika bertemu dengan gamet jantan “sperma” yang juga berisi satu set DNA haploid maka akan terbentuk sebuah zigot.


Kemudian zigot ini akan berkembang menjadi embrio, janin dan akhirnya menjadi individu baru. Ovum sebenarnya merupakan istilah jamak untuk banyak sel telur, sedangkan istilah satu sel telur biasanya disebut sebagai oosit. Setiap wanita biasanya mempunyai stok ovum yang ada didalam ovariumnya saat stok ovum ini habis maka wanita tersebut akan masuk ke fase menopause.


Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)””sperma (yang berarti “benih”) dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang disebut sel “laki-laki” atau sperma.


Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel sperma datang dalam dua jenis; “laki-laki” dan “perempuan”. Sperma sel-sel yang menimbulkan perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan membawa kromoso.


Fungsi Ovum “Sel Telur”

Seperti yang telah kami singgung diatas, gamet ialah satu-satunya jenis sel yang haploid “berisi satu set kromosom yang merupakan setengah bahan genetik yang diperlukan untuk membentuk individu baru”. Fungsi ovum ialah memastikan set kromosom tersebut berada dalam lingkungan yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan oleh sel sperma. Komponen yang terdapat didalam ovum juga dapat menjadi nutrisi bagi perkembangan dan pertumbuhan embrio didalam rahim sampai akhirnya fungsi ini diambil alih oleh plasenta.


Struktur Ovum “Sel Telur”

Ovum mempunyai ukuran yang besar, bahkan merupakan satu-satunya sel yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Ovum dilapisi oleh beberapa lapisan, mempunyai sitoplasma dan mempunyai inti. Sitoplasma sel telur mengandung semua materi untuk membentuk individu baru, seperti protein, ribosom, tRNA, mRNA dan materi lainnya, sitoplasma dari sel telur sering juga disebut ooplasm.

Struktur-Ovum


Beberapa lapisan pelindung, yaitu :

  1.  Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
  2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian    tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
  3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.

Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5µ. Membran plasma dari sel telur disebut membran vitelline, dan memiliki fungsi yang sama seperti pada sel lain, terutama untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari mereka.


Zona pelusida, lebih dikenal sebagai ‘jelly mantel’, adalah yang tebal, lapisan berbasis protein meliputi bagian luar membran vitelline yang membantu melindungi sel telur. Hal ini juga terlibat dalam pengikatan sperma selama pembuahan dan mencegah lebih dari satu sperma memasuki sel telur.


Lapisan terluar disebut korona radiata. Hal ini terdiri dari beberapa baris sel granulosa yang mrmbiarkan telur menempel setelah dikeluarkan dari folikel. Korona radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial dan bertindak seperti pembungkus gelembung, melindunginya saat berjalan menuruni tuba falopi.


Baca Juga :  Bioteknologi adalah


  • Struktur Sperma

Sperma yang pertama kali terlihat pada tahun 1677 oleh Antonie van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop, ia menggambarkan mereka sebagai animalcules (binatang kecil), mungkin karena keyakinannya pada preformationism, yang meskipun masing-masing berisi bahwa sperma manusia sepenuhnya terbentuk tetapi kecil.


Sel sperma terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala berisi inti dengan kromatin yang padat serat melingkar, dikelilingi oleh akrosom anterior, yang berisi enzim yang digunakan untuk menembus sel telur wanita. Bagian tengah memiliki inti berfilamen pusat dengan berputar di sekitar itu banyak mitokondria, digunakan untuk produksi ATP untuk perjalanan melalui rahim, leher rahim perempuan dan tabung rahim. Ekor atau “flagel” mengeksekusi gerakan cambuk yang mendorong spermatosit tersebut.


Pada manusia laki-laki, sel sperma terdiri dari 5 pM kepala oleh 3 pM dan 50 ekor pM panjang. Para flagelata ekor, yang mendorong sel sperma (sekitar 1-3 mm / menit pada manusia) dijahit dalam kerucut elips. Semen memiliki sifat alkali, dan mereka tidak mencapai motilitas penuh (hipermotilitas) sampai mereka mencapai vagina dimana pH basa dinetralkan oleh cairan vagina bersifat asam. Proses bertahap memakan waktu 20-30 menit. Saat ini, fibrinogen dari vesikula seminalis bentuk gumpalan, mengamankan dan melindungi sperma. Sama seperti mereka menjadi hypermotile, fibrinolisin dari prostat melarutkan bekuan, yang memungkinkan sperma untuk kemajuan optimal.


Proses Pembentukan Ovum “Oogenesis”

Adapun proses pembentukan ovum “oogenesis” yang diantaranya yaitu:

  • Tahap Oogonium

Sebenarnya bahkan di dalam ovarium janin, sudah terkandung sel-sel telur primordial atau yang biasa disebut oogonium, masing-masing sel primordial dikelilingi oleh sel pregranulosa yang bertugas sebagai pelindung dan memberikan nutrisi untuk tahap pembentukan folikel primordial.


  • Tahap Folikel Primordial

Setelah menjadi folikel primordial maka sel telur ini akan bermigrasi ke stroma cortex ovarium. Jumlahnya ialah sekitar 200.000 buah. Perkembangan folikel primordial terus terjadi sampai masa kanak-kanak. Pada masa pubertas salah satu folikel akan matang dan folikel yang matang ini disebut folikel de Graaf, didalamnya terdapat sel telur yang disebut oosit primer.


  • Tahap Oosit Primer

Pada tahap ini inti nukleus sudah memiliki 23 pasang kromosom, setiap kromosom terdiri dari dua kromatin yang membawa informasi genetik berupa DNA.


  • Tahap Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan akan selesai, sebelum terjadinya ovulasi. Inti sel telur akan membelah diri sehingga memisahkan kromosom tadi menjadi 2 set yang masing-masingnya mengandung 23 kromosom, sel ini disebut Oosit sekunder, jadi hasil dari pembelahan meiosis pertama ini ialah sel oosit sekunder yang bersifat haploid.


  • Tahap Pembelahan Meiosis Kedua

Akan terjadi ketika spermatozoa menembus zona pellusida oosit “proses fertilasi”, sel oosit sekunder akan membentuk ootid dan kemudian berdiferensiasi menjadi ovum masak. Ovum masak yang mengalami fertilisasi akan memulai perkembangan menjadi embrio. Apabila tidak terjadi fertilasi maka sel ovum matang tadi akan luruh dan menyebabkan timbulnya ovulasi “masa menstruasi”.


Baca Juga : Penjelasan Echinodermata Beserta Struktur, Ciri Dan Klasifiksinya Secara Lengkap


Ada beberapa hormon yang berperan dalam proses oogenesis ini yaitu:

  • Hormon FSH “Follicle Stimulating Hormone” berfungsi sebagai perangsang terjadinya ovulasi “proses pengeluaran sel telur”.
  • Hormon LH “Luteinizing Hormone” berfungsi sebagai perangsang terjadinya ovulasi “proses pengeluaran sel telur”.
  • Hormon Estrogen, berfungsi untuk membantu pematangan folikel dan juga merangsang pertumbuhan alat kelamin sekunder.
  • Hormon Progesteron, berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium untuk peluruhan ovum “menstruasi”.

Kelainan Ovum

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.


Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.


Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.


Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.


Kelainan sperma

  • Jumlah sperma

Cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi sewaktu senggama disebut cairan semen. Volume normal cairan semen sekitar 2-5 ml. Dalam cairan semen inilah jumlah spermatozoa merupakan penentu keberhasilan memperoleh keturunan. Yang normal, jumlah spermatozoanya sekitar 20 juta/ml. Pada pria ditemukan kasus spermatozoa yang kurang (oligozoospermia) atau bahkan tak ditemukan sel sperma sama sekali (azoospermia).


Salah satu kriteria kesuburan pria menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah terdapat 15 juta ekor sperma dalam setiap mililiter cairan mani. Jika ada kelainan jumlah, bisa dikatakan pria tersebut mengalami gangguan kesuburan.


Baca Juga : Panca Indera


Beberapa kondisi medis memang bisa menyebabkan rendahnya kualitas sperma:

  1. Kegemukan
  2. Obat impotensi (obat disfungsi ereksi)
  3. Kekurangan zinc
  4. Radiasi ponsel
  5. Kurang asupan serat
  6. Merokok
  7. Depresi

  • Kelainan Bentuk (Morfologi)

Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor. Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor akan mempengaruhi pergerakan sperma. Ini tentu saja akan mempersulit sel sperma mencapai sel telur.


  1. Pergerakan Lemah

Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap dijumpai. Adakalanya malah spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan spermatozoa dibagi dalam 4 kategori:

  1. Bergerak cepat dan maju lurus
  2. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
  3. Tak bergerak maju (bergerak di tempat)
  4. Tak bergerak.

Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a lebih besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau sama dengan 50% Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing. Dalam keadaan tertentu, spermatozoa abnormal bergerombol, berikatan satu sama lain, dan tak bergerak. “Keadaan tersebut dikatakan terjadi aglutinasi”. Aglutinasi dapat terjadi karena terjadi kelainan imunologis di mana sel telur menolak sel sperma.


  1. Cairan Semen Terlalu Kental

Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit bergerak. Pembuahan pun jadi sulit karena sel sperma tak berhasil mencapai sel telur. Pada kasus normal, saat diejakulasikan, cairan semen dalam bentuk yang kental akan mencair (liquifaksi) antara 15-60 menit.


  1. Saluran Tersumbat

Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran yang sangat halus. Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak bisa keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan. Bisa juga karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan kehidupan virus atau bakteri.


  1. Kerusakan Testis

Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan, gonorrhea, sifilis, dan sebagainya. Untuk diketahui, testis merupakan pabrik sperma. Dengan demikian kesehatannya harus dijaga. Soalnya, testis yang sehat akan menghasilkan sperma yang baik secara kualitas dan kuantitas. Testis ini sangat sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Jika testis terganggu, produksi sperma bisa terganggu. Mungkin saat berhubungan, pria tetap mengeluarkan sperma. Hanya saja tanpa sel sperma (azoospermia).


Baca Juga : Pengertian DNA Dan RNA Beserta Fungsi Dan Perbedaannya


Fertilisasi dan Implantasi

Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/koitus) terjadi ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita, dimana akan melepaskan cairan mani yang berisi sel-sel sperma kedalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (“masa subur”) maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi.


Dalam keadaan normal in vivo, umumnya Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.


Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.


  • Pada fertilisasi mencakup 3 fase

Fase 1 : penembusan korona radiata

Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona.


Fase 2 : penembusan zona pelusida

Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit.


Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.


Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma

Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.


Baca Juga : Penjelasan Bronkus Beserta Struktur Dan Fungsinya


Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan ekornya terlepas dan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak dapat dibedakan dan sesudah itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti mereka. Salama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria (keduanya haploid) harus menggandakan DNA-nya.


Jika tidak,masing-masing sel dalam zigot tahap 2 sel tersebut akan mempunyai DNA separuh dari jumlah DNA normal. Segera sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal. 23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah membelah memanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak kea rah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. Sementara kromatid-kromatid berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan, muncullah satu alur yang dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi 2 bagian.


Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).


Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.


Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya. Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon.


Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.


Baca Juga : Phaeophyta Adalah


Proses Pembuahan Sel Telur oleh Sel Sperma

Pada umumnya, pembuahan mungkin saja terjadi dalam rentang satu minggu setelah calon ibu selesai haid atau 14 hari sebelum siklus haid berikutnya. Dengan kata lain, inilah masa subur calon ibu. Dalam 7 – 10 hari berikutnya, sel telur yang sudah dibuahi akan “tertanam” (implantasi) pada dinding rahim. Pada akhir minggu berkutnya, sel telur sudah melekat erat dengan plasenta yang menghubungkan janin dengan ibunya. Berikut ini gambaran detil proses pembuahan.


  • Sel telur dikeluarkan dari permukaan ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus haid. Sel telur ini ditangkap oleh ujung saluran telur (tuba Fallopii) yang berbentuk corong, kemudian berjalan di dalam tuba karena adanya kontraksi otot.
  • Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran telur.
  • Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam.
  • Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.
  • Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran.
  • Di dalam bola sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut
  • Blastositsampai di rongga rahim.
  • Implantasi terjadi sekitar hari ke 7, biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium mengeluarkan sel telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat. Masa embrionik ini dimulai sejak momen ini sampai minggu ke-8. Setelah minggu kedelapan, embrio disebut sebagai janin.

Baca Juga : Bagian-Bagian Tuba Fallopi


Demikianlah pembahasan mengenai Ovum Adalah – Pengertian, Fungsi, Struktur, Proses Pembentukan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.