Pengertian Bunga

Diposting pada

Ilmu Tumbuhan

Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu. Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri.


Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhanpun sudah demikian besar perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja (morphology in sensu stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.


Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga.


Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.

Pengertian-Bunga

Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.


Baca Juga : Jaringan Epitel – Pengertian Ciri, Struktur, Sifat Dan Gambarnya


Pengertian Bunga

Bunga adalah alat pembiakan Angiospermae (spermatophyta biji tertutup, terdiri dari monokotil dan dikotil). Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalm satu bunga (Sujana, 2007).


Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif, tempat terjadinya peristiwa penyerbukan dan pembuahan yang nantinya akan menghasilkan buah yang di dalamnya terdapat biji. Biji inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru (Machin dan Scopes, 2005).


Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ.


Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).


Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas.


Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang meBunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel.


Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesiumngandung biji-biji (Stace, 1980).


Baca Juga : Proses Metamorfosis Pada Katak


Fungsi Bunga:

  1. Dianggap sebagai ranting dengan daun-daun yang berubah fungsi

  2. Organ reproduksi seksual pada tumbuhan

  3. Produksi buah (makanan, pelindung, penghasil biji)

  4. Penarik serangga untuk polinasi


Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk

Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga (Fahn, 1991).


  • Bunga Tunggal :

Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga (Stace, 1980).


  • Bunga Manjemuk :

Suatu bunga tunggalharus bisa dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi (Tjitrosoepomo, 1985).


Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah monochasium yang terdiri atas monochasium tunggal, sekrup, dan bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan dichasium majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit (Widya, 1989).


Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang – cabang yang dapatbbercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan ”acropental” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut – turut dari bawah ke atas.


Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampknya seakan – akan bunga majemuk ini tidak terbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini di namakan inflorescentia centripetala. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz), mangga (Mangifera indica L.) (Widya, 1989).


Baca Juga : Proses Metamorfosis Pada Kupu-Kupu


Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu di tutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang – cabang, dan cabang – cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk yang terbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika di lihat dari atas), oleh sebab itu di namakan: inflorescentia centrifuga (Fahn, 1991).


Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai bunga majemuk terbatas di bedakan dalam tiga macam (Sastrapradja, 1976):

  1. Yang bersifat ”monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan astu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini di temukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae),kapas (Cossypium sp.).

  2. Yang bersifat ”dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae),

  3. Yang bersifat ”pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.).

Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat – sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas(Sulasmi, 2004).


Bagian-Bagian Bunga

  • Mahkota (Petal)
  • Berwarna cerah
  • Pelindung stamen dan pistil
  • Penarik serangga
  • Petal banyak = corolla

Bunga sangat beragam strukturnya. Meskipun demikian, persamaan yang pokok di antara tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniwan, bunga adalah sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis yang behubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi.(Tjitrosoma, 1984).

Bagian-Bagian-Bunga


Menurut Dod (1979), bunga pada umumnya mempunyai bagian – bagian berikut :

  1. Tangkai bunga (pedicellus),yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun – daun peralihan, yaitu bagian – bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan – akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.

  2. Dasar bunga (receptaculum),yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas – ruas yang amat pendek, sehingga daun – daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian – bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanay lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.

  3. Hiasan bunga (perianthium),yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang – tulang atau urat – urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat di bedakan dalam dua bagian yang masing – masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian – bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua bagian antara lain: kelopak (kalix) dan mahkota bunga (corolla).

  4. Alat – alat kelamin jantan (androecium),bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen).

  5. Alat kelamin betina (gynaecium),yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistilum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah.


Baca Juga : Sintesis Protein


Melihat bagian – bagian yang terdapat pada bunga maka bunga dapat di bedakan dalam (Tjitrosoepomo, 1989):

  • Bunga lengkap (flos completusl),yang terdiri atas: lingkaran daun – daun kelopak, lingkaran daun – daun mahkota, lingkaran benang – benang sari dan satu lingkaran daun – daun buah.

  • Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletusl),jika salah satu bagian hiasan bunga atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu di sebut telanjang (nudus), juka hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis). 


Menurut Darjanto dan Satifah (1984), bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum).  Bunga dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami perubahan bentuk kuncup.  Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling luar.


Adapun fungsi kelopak adalah untuk melindungi bagian-bangian bunga lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian daun bunga yang kedua dari bawah adalah corolla, yang biasanya lebih halus, lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian daun bunga yang ketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang sari.  Benang sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada bunga.


Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari (bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala sari (bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari).  Dan rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum), yaitu di ujung tangkai bunga yang biasanya melebar.


Putik adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina.  Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah (bagian dari putik yang terletak paling bawah dan duduk di atas dasar bunga).


Baca Juga : Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Perkembangbiakan Bunga

Dari suatu tumbuhandapat diperoleh tumbuhan baru, dengan lain perkataan: pertumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tubuh tumbuhan, yang kemudian memisahkan diri atau oleh manusia dengan sengaja dipisahkan dari tumbuhan yang lama. Bagian tubuh tumbuhan yang  kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru itu dinamakan: alat perkembangbiakan (organum reproductivum, diaspora, propagulun, disseminulum). Alat perkembangbiakan yang generative atau seksual, yaitu alat perkembangbiakan yang terjadinya didahului oleh peristiwa perkawinan (Gembong. 2011).


Bunga adalah alat perkembangbiakan secara generatif dari tumbuhan berbiji (angiospermatophyta). Hal ini, karena bunga mempunyai alat kelamin betina (carpel) dan alat kelamin jantan (stamen). Bunga sebenarnya suatu cabang yang daun-daunnya telah berubah bentuk maupun fungsinya (Suroso Adi Yudianto, 1992).


Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ bunga. Bagian bunga yangbmempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunga yang disebut pedisel. Ujung distal dari pedisel membengkak dan meluas disebut reseptakulum atau thalamus. Organ bunga menempel pada reseptakulum. Bunga mempunyai 4 macam organ.


Organ paling luar adalah sepala, yang secara bersamaan menyusun kaliks (kelopak bunga) yang biasanya berwarna hijau, dan ditemukan paling bawah, tepat diatas reseptakulum. Di sebelah dalam sepala adalah korola (mahkota bunga) yang terdiri atas petala, yang biasanya berwarna. Kedua tipe organ ini bersama-sama membentuk periantium (perhiasan bunga). Apabila semua organ periantium sama, disebut petala. Di dalam periantium terdapat dua macam organ reproduksi. Organ disebalah luar disebut stamen (benang sari) yang bersama-sama membentuk androesium, dan organ disebelah dalam disebut karpela (daun buah) yang membentuk ginoesium (Sri Mulyani, 2006).


Reproduksi tumbuhan merupakan proses alami pada tumbuhan dengan menurunkan individu-individu baru untuk melestarikan jenisnya. (Rifa, 2004)

Reproduksi pada tumbuan dibedakan menjadi reproduksi aseksual (vegetatif) dan reproduksi seksual (generarif). Dikenal ada organisme yang melakukan reproduksi vegetatif saja, dan ada yang generatif saja, tetapi ada pula yang bergantian secara vegetatif dan generatif berturut-turut(Sri Devita Anggraini, 1994).


Menurut Tjitrosoepomo (1999), berdasarkan alat kelaminnya bunga dapat dibedakan menjadi:

  • Bunga berkelamin dua (hermaphroditus), bunga yang didalamnya terdapat benang sari dan putik.
  • Bunga berkelamin tunggal (unisexsualis), dibagi menjadi dua bagian :
  1. Bunga jantan (flos masculus), bunga yang mempunyai benang sari tetapi tidak membentuk putik.
  2. Bunga betina (flos femineus), bunga yang mempunyai putik tetapi tidak membentuk benang sari.
  • Bunga mandul adalah bunga yang tidak ada benang sari maupun putiknya.

Pada tumbuhan biji, sebelum terjadi fertilisasi,terjadi peristiwa lain , yaitu penyerbukan atau persarian. Penerbukan atau persarian adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuannya (gymnosprmae pada tetes penyerbukan ; angiospermae pada kepala putik) penyerbukan terbagi berdasarkan asal dan penyerbukannya. Berdasarkan asal, yaitu penyerbukan sendiri (autogami), penyerbukan tetangga (geitonogomi), penyerbukan silang (alogami), penyerbukan baster. Dan berdasarkan penyebab, yaitu penyerbukan yang disebabkan oleh angin (anemogami), penyerbukan yang disebabkan oleh air (hidrogami), penyrtbukan yang disebabkan oleh hewan (zooidogami)(Soedarjatmo, 1991).


Baca Juga: Flagellata adalah


Penyerbukanadalah proses perpindahantepung sari ataukepala sari kekepalaputik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain disebut dengan penyerbukan silang (cross pollination).


Baik tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman yang menyerbuk silang memiliki kemungking yang sama untuk terjadinnya penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5 %. Begitu juga tanaman yang menyerbuk sendiri memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang sebesar 5 %. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat dan genotip dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan kehomogenitasan dari suatu tanaman (Sunarto, 1997).


Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang mengakibatkan perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai berikut(Darjanto, 1990) :


  1. Penyerbukantertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses penyerbukan biasanya berupaautogamie.

  2. Penyerbukanterbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.

  3. Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk sari secara tidak bersamaan.

  4. Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik saling berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri

  5. Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang putik dan benang sari berbeda-beda.

  6. Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh angin.

  7. Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh serangga.

  8. Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh burung.

  9. Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh kelelawar.


Baca Juga: Tumbuhan Monokotil


DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dan Siti Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik

Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta. 154 halaman

Hardjoridomo, Soekirno. 1980. Bertanam Jagung. Bandung: Bina Cipta.

Hardjoridomo. 1982. Bertanam Padi. Bandung: Bina Cipta.

Mulyani Sri, 2004. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Rukmana, Rahmat. 1994. Tomat dan Chery. Kanisius, Yogyakarta

Soedarjatmo, 1991. Biologi II. Klaten : PT Intan Pariwara

Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sutiyoso. 2002. Anggrek Potong Dendrohium. Jakarta:Penebar swadaya.

LIPI. 1979. Jenis-jenis Anggrek. Bogor:LIPI.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi dkk. 1999. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya.Yogyakarta:Kanisius.