Pengertian Drama

DosenPendidikan.Com – Untuk kali ini kami akan membahas mengenai teks ulasan yang dimana dalam hal ini akan mengulas pengertian, unsur, macam, struktur dan contohnya, nah untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.

 

Pengertian Drama

Baca Cepat  tampilkan 

Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan. Drama dapat dipertunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti pementasan teater, sandiwara, lenong, film, sinetron, dan sebagainya. Semua bentuk drama itu tercipta dari dialog-dialog yang diperankan mengidentifikasi peristiwa, pelaku, dan perwatakan oleh pemain-pemain dengan didukung latar yang sesuai. Drama dapat memukau penonton jika pemain berhasil memerankan tokoh drama dengan karakter yang sesuai.


Drama sebagai salah satu bentuk tontonan sering kita sebut dengan istilah teater, lakon, sandiwara, atau tonil. Menurut perkembangannya, bentuk drama di Indonesia mulai pesat pada masa pendudukan Jepang. Hal itu terjadi karena pada masa itu drama menjadi sarana hiburan bagi masyarakat sebab pada masa itu film dilarang karena dianggap berbau Belanda.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Teater Tradisional & Modern” Definisi & ( Ciri – Contoh – Perbedaan )


Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama yang membedakannya dengan bentuk prosa yang lain. Selain dialog, terdapat plot/alur, karakter/tokoh, dan latar/setting. Apabila drama sebagai naskah itu dipentaskan, maka harus dilengkapi dengan unsur: gerak, tata busana, tata rias, tata panggung, tata bunyi, dan tata sinar.


Pengertian Drama Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian drama menurut para ahli, antara lain:


1. Menurut Wood dan Attfield

Drama adalah proses lakon sebagai tokoh dalam peran, mencontoh, meniruh gerak pembicaraan perseorangan, menggunakan secara nyata dari perangkat yang dibayangkan, penggunaan pengalaman yang selalu serta pengetahuan, karakter dan situasi dalam suatu lakuan, dialog, monolog, guna menghindarkan peristiwa dan rangkaian cerita cerita tertentu.


2. Menurut Benhart

Drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam dialog atau pantomi, suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh, terutama sebagai suatu cerita yang diperuntukkan buat dipentaskan di panggung dramatik.


3. Menurut Tarigan

Drama adalah suatu karangan, kini biasa dalam prosa disusun buat pertunjukan dan dimaksimalkan untuk memotret kehidupan atau tokoh suatu cerita dengan gerak dan biasanya dengan dialog yang bermaksud memetik beberapa hal berdasarkan cerita dan sebagainya yaitu lakon.


4. Menurut Moulton

Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).


5. Menurut Ferdinand Brunetierre

Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.


6. Menurut Balthazar Vallhagen

Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.


7. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak pelaku melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan. Drama sering disebut dengan teater, yaitu sandiwara yang dipentaskan sebagai ekspresi rasa keindahan atau seni.


8. Menurut Sumardjo dan saini dalam Nuryatin 2005:56

Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan.


Sejarah Drama

Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the Theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno.


Teks Piramid yang bertanggal 4000 SM adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Properti Dalam Teater” Pengertian & ( Unsur – Jenis )


Teori Asal Mula Drama

Berikut ini terdapat 3 teori asal mula drama, antara lain:


  1. Teori Pertama

Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara religius primitif Yang dipentaskan untuk minta pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama.


Para pendeta sering memerankan mahluk super alami atau binatang dan kadang-kadang meniru akting berburu, misalnya. kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ratus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama.


  1. Teori Kedua

Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu.


Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makin lama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.


  1. Teori Ketiga

Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah–kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah–kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur.


Ketiga teori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni pertunjukan.


Fungsi Drama

Berikut ini terdapat beberapa fungsi drama, antara lain:

  • Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita.
  • Mengembangkan plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton.
  • Memberikan isyarat peristiwa yang mendahuluinya.
  • Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
  • Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.

Pembabakan Drama

Drama yang memiliki muatan sastra mulai ada pada 1926, yaitu dengan lahirnya karya Rustam Effendi yang berjudul Bebasari.


Boen S. Umaryati membuat pembabakan drama sebagai berikut:

  • Periode I976-1942 (periode kebangkitan)
  • Periode 1942-1945 (periode pembangunan)
  • Periode 1945-1950 (periode awal perkembangan)
  • Periode 1950-1965 (periode perkembangan)

Pada periode kebangkitan, tema dan motif lakonnya sangat bersifat kepahlawanan, pengungkapannya romantis dan idealistis. Sastrawan pada masa ini adalah sebagai berkut

  1. Rustam Efendi, karyanya Bebasari
  2. Muhammad Yamin, karyanya Ken Arok dan Ken Dedes , Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
  3. Sanusi Pane, karyanya Airlangga, Kertajaya, Sandhyakala Ning Majapahit, dan Manusia Baru
  4. Armin Pane, karyanya Lukisan Masa dan Setahun di Bedahulu

Periode pembangunan merupakan periode yang produktif. Hal ini ditandai pula dengan munculnya tema-tema romantis-realistis. Sastrawan pada masa ini adalah sebagai berikut:

  1. Dr. Abu Hanifah (El Hakim), karyanya Taufan di Atas Asia, Dewi Reni, dan lnsan Kamil.
  2. Usmar Ismail, karyanya Citra, Libwan Seniman, dan Mutiara di Nusa laut. Idrus, karyanya Jinak-jinak Merpati, Barang Tiada berharga, dan Antara Bumi dan Langit.

Unsur-Unsur Drama

Berikut ini terdapat dua unsur-unsur drama, antara lain:


A. Unsur Interistik Drama

Dibawah ini terdapat beberapa pembagian dalam unsur interistik, sebagai berikut:


  1. Lakon atau Cerita

Lakon atau cerita merupakan unsur esensial dalam sebuah drama. Secara struktural, lakon atau cerita terdiri atas lima bagian, yaitu :

  • Pemaparan atau eksposisi (penjelasan situasi awal suatu cerita).
  • Penggawatan atau kompilasi (bagian yang menunjukkan konflik yang sebenarnya).
  • Puncak atau klimaks 9puncak ketegangan cerita, titik perselisihan tertinggi protagonist dan antagonis).
  • Peleraian atau anti klimaks (bagian pengarang mengetengahkan pemecahan konflik).
  • Penyelesaian atau kongkulasi (bagian yang berfungsi mengembalikan lakon pada kondisi awal).

  1. Pemain (Aktor/Aktris)

Pemain atau pemeran adalah orang-orang yang menerjemahkan dan sekaligus menghidupkan setiap deretan kata-kata dari sebuah naskah drama. Pemain berfungsi sebagai alat pernyataan watak dan penunjang tumbuhnya alur cerita (Suharianto 2005:61)


  1. Tempat

Unsur tempat dalam sebuah drama adalah suatu tempat yang dapat digunakan sebagai pertunjukan. Dalam hal ini tempat yang dimaksud adalah gedung, lapangan, atau arena. Tempat tidak hanya dibutuhkan oleh para pemain, namun juga oleh para penonton. Oleh karena itu, tempat yang memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah pagelaran yang baik (Suharianto 2005:62)


  1. Penonton atau Publik

Penonton atau publik yang dimaksud disini adalah penonton yang aktif, yang dengan kesungguhan hati berusaha menyambut ajakan berdialog pengarang drama yang disalurkan lewat para pelaku.


Dengan menempatkan penonton pada kedudukan seperti itu, maka sebuah drama atau pementasan baru dapat diharapkan berhasil apabila terdapat tiga hal, yaitu lakon atau cerita yang baik, para pelaku yang pandai, dan para penonton yang mengerti.


Tidak dipenuhinya salah satu dari ketiga hal diatas, tidak akan penrah kita dapatkan pementasan atau drama yang dapat dikatakan berhasil atau baik (Suharianto 2005:62-63)


  1. Tata Pentas dan Dekorasi

Tata pentas dan dekorasi dalam pementasan drama biasanya disesuaikan dengan kebutuhan lakon dan penontonnya. Dalam hal ini penonton diberi kenyamanan dan lakon diberi kemudahan dalam pengimajinasiannya. Oleh karena itu, tata pentas dan dekorasi yang baik akan sangat mendukung terjadinya sebuah pementasan yang baik.


  1. Tata Rias dan Busana

Tata rias dan busana adalah untuk menciptakan peran sesuai dengan tuntutan lakon yang akan dibawakan. Fungsi pokok tata rias adalah untuk membantu seorang tokoh dalam mengubah watak baik dari segi fisik, psikis, maupun sosial. Tujuan utama tata ruas adalah untuk memberikan tekanan terhadap peran yang akan dibawakan oleh seorang pemain.


Tata busana juga akan membantu seorang pemain dalam membawakan peran sesuai dengan tuntutan lakon melalui latihan penyesuaian diri dengan rias dan kostum yang dipakainya.


  1. Tata Lampu

Tata lampu bertujuan untuk memberikan pengaruh psikologis seorang pemain dan sekaligus berfungsi sebagai ilustrasi (hiasan) serta sebagai penunjuk waktu suasana pentas yang berlangsung.


  1. Tata Suara dan Ilustrasi Musik

Dalam pementasan drama, ilustrasi musik dapat juga menjadi bagian dari lakon, akan tetapi yang paling banyak adalah sebagai ilustrasi atau pembuka.


Sedangkan tata suara berfungsi untuk memberikan efek suara yang akan membantu seorang pemain untuk menguatkan penghayatan peran.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Naskah” 11 Pengertian Menurut Para Ahli & ( Jenis – Contoh )


B. Unsur Ekstrinsik Drama

Dibawah ini terdapat beberapa pembagian dalam unsur Ekstrinsik, sebagai berikut:


1. Biografi Pengarang

Seorang pengarang karya sastra, harus dapat menjiwai isi karangan yang dibuat.


2. Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang. Psikologi juga dikatakan ilmu berkaitan dengan proses-proses mental yang normal maupun yang tidak normal dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan berbagai kegiatan jiwa. Jadi seorang pengarang harus mampu menguasai psikologi karangan sastra yang dibuatnya.


3. Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur sosial dan proses-proses sosial. Pengarang menulis drama juga dipengaharui oleh status lapisan masyarakat tempat asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.


Prinsip-Prinsip Kritik Drama

Pada abad ke-18 seorang dramawan Jerman yang bernama Goethe memformulasikan tiga prinsip kritik drama, yang sangat terkenal yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Ketiga prinsip itu, biasa disebut “Prinsi Goethe” adalah sebagai berikut :

  1. Apakah yang hendak dilakukan oleh seorang seniman?
  2. Betapa baikkah dia melakukan hal itu?
  3. Bermanfaatkah hal itu dilakukan?

Jenis-Jenis Drama

Berikut ini terdapat empat jenis-jenis drama menurut Waluyu (2001: 38-44), antara lain:


  1. Tragedi (Drama Duka)

Adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana yang besar. Dengan kisah tentang bencana ini, pengarang secar bervarariasi ingin melukiskan keyakinannya tentang ketidaksempurnaan manusia.


Kenyataan hidup yang dilukiskan berwarna romantic idealistis, sebab itu lakon yang dilukiskan seringkali mengungkapkan kekecewaan hidup karena pengarang mengharapkan sesuatu yang sempurna.


  1. Komedi (Drama Eia)

Adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang besifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama ini bersifat humor dan pengarangnya berharap akan menimbulkan kelucuan atau tawa riang.


Kelucuan bukan tujuan utama, maka nilai dramatic dari komedi masih tetap terpelihara. Dalam komedi, nilai dramatic tidak dikorbankanuntuk mencari kelucuan.


  1. Melodrama

Adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan.


Ciri-ciri dari melodrama yaitu:

  • lakon serius, tetapi tokohnya tidak otentik seperti dalam tragedy;
  • dalam melodrama terdapat unsure-unsur perubahan;
  • mencerminkan timbulnya rasa kasihan sentimental;
  • tokoh utamanya adalah pahlawan yang biasanya memang di dalam perjuangan.

  1. Dagelan (Farce)

Disebut juga banyolan. Sering kali drama ini di sebut dengan komedi murahan atau komedi picisan. Dagelan adalah drama kocak dan ringan, alurnya tersusun berdasarkan arus situasi dan tidak berdasarkan perkembangan struktur dramatic serta perkembangan cerita sang tokoh.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Prolog : Pengertian, Fungsi, Cara Membuat Dan Contohnya


Struktur Drama

Berikut ini terdapat beberapa struktur drama, antara lain:

  • Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
  • Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
  • Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
  • Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
  • Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung.

Cara Membaca Dan Memahami Drama

Berikut ini terdapat beberapa cara membaca dan memahami drama, antara lain:


1. Menentukan Alur Dalam Naskah Drama

Setiap cerita baik itu naskah drama ataupun cerpen mempunyai alur. Menarik dan tidaknya sebuah cerita tergantung pada alurnya. Peristiwa yang terjadi secara berurutan dari awal hingga akhir biasanya menggunakan alur maju. Adegan atau cerita dari akhir menuju ke peristiwa semula menggunakan alur mundur atau flashback dapat juga disebut back campuran. Alur campuran terdapat pada drama atau novel. Naskah drama dapat juga beralur maju, mundur atau campuran.


2. Menentukan Perwatakan Dalam Diri Tokoh

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal bermacam-macam penokoha. Sifat manusia yang nyata dalam kehidupan, tercermin dalam cerita puisi yang berupa naskah drama. Sifat tokoh yang keras, sombong, angkuh, egois terdapat pada tokoh antagonis yaitu tokoh yang menjadi pesaing tokoh utama. Sifat tanggung jawab, baik hati dan pengertian terdapat pada tokoh protagonis yaitu tokoh utama.


Kalian pasti lebih berpihak pada tokoh protagonis, bukan ?? karena tokoh ini menjadi tokoh idola bagi penonton. Jika kita melihat adegan drama atau sebuah film pastinya membenci pada tokoh antagonis. Memang, tokoh antagonis perlu dihadirkan dan juga merupakan tokoh pokok dalam cerita. Tanpa kehadiran tokoh antagonis, maka cerita/drama itu tidak menjadi seru.


3. Menentukan Amanat Dalam Teks Drama

Kalian pastinya pernah mendapatkan amanat dari orang tua atau teman. Amanat yang kamu terima seharusnya disampaikan sesuai dengan isinya. Amanat itu bersifat langsung. Amanat yang bersifat tidak langsung terdapat pada naskah drama atau cerita lain yang berbentuk novel, cerpen dan cerbung.


Pesan atau amanat dalam teks drama berasal dari pengarang ditunjukan kepada pembaca atau penonton melalui hasil dari pementasan. Pengarang dalam teks drama diistilahkan skenario yaitu penulis teks drama.


Contoh Drama

Berikut dibawah ini contoh drama, antara lain:


1. Contoh Naskah Drama 5 Orang Tema Persahabatan


Narator : Yubi dan Sonny merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suatu hari ketika keluarganya Sony jatuh miskin, Yubi pun tak ingin lagi bersahabat dengan Sony. Saat Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas sedang bersih-bersih kelas sebelum pulang, Sony meminta bantuan Yubi, tapi Yubi malah menghina Sony.


Sony : Yub, bisakah kau menolongku untuk menggeser meja ini?
Yubi  : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?

Sony : Ada apa denganmu, Yub? Bukankah kita sahabat? Apa kau

sudah lupa ?
Yubi  : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang

miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Tyas : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Sony : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Yubi?
Yubi  : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke aku. Tapi sayang, aku tak ingin membantu orang seperti dia, Mana dia mengaku jadi sahabat aku lagi? Eww. (Sony pun pergi karena mendengar perkataan Yubi seperti itu)

Tyas : Jangan begitu Yub. Bukannya kau dan Sony memang bersahabat dari kecil? Masa’ karena sekarang Sony dan keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi bersahabat dengannya? Bukannya saat-saat seperti ini kau bisa tunjukkan ke dia, kalau kau memang sahabatnya. Bukan malah meninggalkannya.
Chika : Betul kata Tyas. Seharusnya kau sekarang mendukung dia, bukan menghina dia seperti itu. Kasihan Sony.
Silvi   : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Yubi  : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasehatiku? Terserah aku mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi   :Kita bukannya bermaksud menasehati kamu. Tapi kita tidak maupersahabatan kamu dan Sony berakhir seperti ini.
Yubi  : Aargh, itu bukan urusan kalian. (Yubi pun langsung pulang)

Chika : Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Sony. Bukankah selama ini dia yang selalu saja membela Sony ketika ada masalah?
Tyas : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,

Yubi hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika         : Pantas saja.
Silvi   : Pantas apanya?
Tyas : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika         : betul itu.

Silvi   : Let’s Go !!!


Narator : Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Sony. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Sony di pinggir jalan yang sedang mencari kardus-kardus.


Tyas : Hey bukannya itu Sony?
Chika: iya benar itu Sony. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah

tapi jalan-jalan.
Tyas : iya benar.

(Tyas pun langsung menarik Yubi yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan IPhone-nya)

Tyas : Lihat itu? Apa yang sahabatmu lakukan?
Yubi  : haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.

Silvi   : Apa’an sih. Ayo kita kesana.
Tyas : Sony, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk sekolah

selama 2 minggu ini?
Sony : (dengan Kaget) aku? Ya, seperti yang kalian lihat.
Yubi  : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah.

Seperti kalian tidak tahu saja pekerjaan orang miskin.
Chika         : Sudahlah Yubi, meski begitu Sony itu sahabatmu.
Tyas : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah Sony?
Sony : Begini, orang tuaku tidak punya uang untuk membiayai aku dan

adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah,

jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah

dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
Silvi   : Mulia sekali hati mu, Son.
Yubi  : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini

mudah sekali dibodohi sama dia.
Sony : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang

sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak

mau bersahabat lagi dengan ku, ya sudah, itu tidak jadi masalah

buat ku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu

lagi, aku tidak pernah menyesal berkenalan dengan mu.

Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Yubi.

(Sony pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur aduk)

Tyas : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Yub, suatu hari nanti kau

juga akan merasa apa yang Sony rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
Yubi  : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha (sambil tertawa Yubi pun jalan meninggalkan mereka bertiga)


Silvi   : Sombong sekali anak itu. Semoga hidupnya baik-baik saja.
Tyas : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan kita
Chika: ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dengan Sony. (mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah)


Narator : Setelah 3 tahun berlalu, Yubi, Chika, Silvi, dan Tyas tidak bertemu Sony. Ternyata Sony sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Sony disekolahkan di sekolah yang sama dengan Chika, Silvi, dan Tyas. Suatu  hari ketika Sony masuk untuk pertama kali di sekolah yang baru itu, Chika, Silvi, dan Tyas sangat terkejut.


Silvi        : Hey ! Lihat anak baru itu, sepertinya mukanya sudah tak asing lagi   buatku.

Tyas       : Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.

Chika     : Siapa sih yang kalian bicarakan?

Silvi &Tyas : Itu !

Chika     : HAAH???? ITU BUKANNYA SONY??

Tyas       : Ohh, iya, iya itu Sony !!

Silvi        : Hey !! Sony, kemarilah !!

Sony      : Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?

Chika     : Iya

Sony      : Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Yubi?

Silvi        : Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.

Tyas       : Iya, sepertinya dia pindah rumah.

Chika     : Sudahlah, ayo kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?

Sony      : Emm, Iya

Silvi        : Let’s Go !!!


Narator  : Saat pulang sekolah, Yubi mengamen di depan rumah Sony. Dan ternyata Chika, Silvi, dan Tyas sedang berada di rumah Sony. Lalu mereka berempat menghampiri Yubi.


Chika     : Yub, sedang apa kau?

Yubi       : Lohh, kalian? Aku…, aku… aku sedang bekerja untuk menghidupi diriku sendiri.

Silvi        : Kemana orang tuamu?? Kenapa bisa kamu bekerja?

Yubi       : Orangtuaku meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan, dan usaha mereka tidak ada yang meneruskannya. Jadi semua harta orangtuaku sudah habis, dan aku hanya hidup sendirian sekarang.

Tyas       : Oh begitu, Yub. Aku jadi teringat kata-kata yang aku ucapkan dulu. Maafkan aku, yub.

Yubi       : Seharusnya aku yang meminta maaf. Dulu aku terlalu sombong kepadamu, Son. Sekarang aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu Tuhan memang adil. Aku menyesal, Son. Maafkan aku.

Sony      : Sudahlah, yub. Lupakan saja, aku sudah melupakan semuanya yang kau katakan dulu. Sekarang kita ber-empat bersahabatkan?

Chika     : Iya. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, iya kan?

Sony,Silvi,Tyas : Setuju !

Yubi       : emm, apa kalian benar-benar memaafkan aku?

Sony      : Tentu saja, Yub. Aku yakin sekarang kau sudah berubah.

Yubi       : Baiklah, terima kasih teman-teman. Ternyata persahabatan itu segala-galanya.

Chika     : Bagaimana kalau kita membantumu mengamen, yub?

Silvi        : Ide bagus itu!

Tyas       : Aku setuju, pasti sangat menyenangkan.

Sony      : Ayo! Mengamen dimana yub?

Yubi       : di pertigaan Purwosari saja, disana kan ramai?

Silvi        : Let’s Go!!!!!!

Narator  : Semenjak hari itu, Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas bersahabat. Yubi diangkat menjadi anak orang tua angkat Sony. Mereka berempat selalu bersama dan selalu tertawa bersama.


2. Contoh Drama Ke-2

KARENA SAHABAT

Dalam kehidupan remaja sering ada pertikaian. Begitulah yang dialami oleh dua kelompok remaja murid SMA Negeri 1 Watampone ini. Kelompok healthy (rahmi, ayu dan ewi) mereka bertiga adalah sahabat sejati yang selalu bersama dalam suka dan duka. Ketiga orang ini baik, pintar dan ramah.  Tidak seperti kelompok evil atau nama gengnya trio evil. Mereka bertiga sangat keras, kejam dan tidak memiliki rasa keprimanusiaan.

Suatu ketika Dikantin

Rahmi, ayu dan dewi  sedang berada di kantin. Mereka sedang makan sambil bercerita. Tiba-tiba datanglah trio evil yang menyambar pembicaraan mereka.

Neni           : Hey, kalian ! ngapain kalian disini ! (memukul meja)

Faisyah      : Ini tuh tempat khusus buat kita ! jadi loh mendingan cabut sana !

Aeni           : Bener tuh ! Loe,  Loe dan Loe out! (menunjuk ke Rahmi, Ayu dan Ewi)

Rahmi        : Apa hak kalian mengusir kami. Lagian inikan tempat umum. Bukan tempat bokap kalian !

Faisyah      : Eh. Eh. Nih anak sudah mulai melawan yah ! Apa perlu saya panggilkan satpam untuk ngusir kalian!

Ayu            : Yah silahkan saja panggil satpam. Kalian pikir kami takut dengan kalian.

Neni           : Kurang ajar kalian (hampir menampar Ayu, tapi tiba-tiba Ewi berbicara)

Ewi             : Hey jangan. Sudahlah, Biar kami saja yang mengalah. Ayo kita pergi dari sini.

Rahmi, ayu dan ewi pun pergi meninggalkan kantin.

Aeni           : Akhirnya mereka pergi juga. Hahaha

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi. Semua murid mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang.

Seperti biasanya grup healthy sering mengerjakan tugas di rumah Rahmi. Jadi tiap sore Ayu dan Ewi datang kerumah Rahmi. Orangtua mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain.

Sore, dirumah Rahmi

Ayu+Ewi    : Assalamualaikum (mengetuk-ngetuk pintu)

Rahmi        : Waalaikumsalam (membuka pintu) silahkan masuk tuan putri (sambil mengulurkan tangannya kebawah)(sedang bercanda untuk menghibur mereka)

Rahmi+Ayu+Ewi        : hehehehehe

Mereka bertiga menuju ke ruang tamu. Tempat dimana mereka sering mengerjakan tugas sambil berbagi cerita. Kali ini tugas yang dikerjakan adalah tugas bahasa indonesia yaitu membuat proposal. Mereka lalu mengeluarkan buku dari tas. Tapi kali ini mereka tidak bisa menyelesaikannya karena ada keributan di samping rumah Rahmi. Entah mengapa orang itu sangat ribut. Mungkin ada masalah di keluarga mereka.

Ayu            : Aduh, berisik amat! Mana bisa kita selesaikan tugas ini kalau situasinya begini.

Ewi             : Tetanggamu kenapa sih? Kok heboh amat!

Rahmi        : Aku juga nga tau nih. Nga biasa-biasanya mereka ribut seperti ini.

Mereka bertiga keluar rumah untuk melihat situasi. Ternyata keributan itu datang pada rumah faisyah. Diluar rumah Faisyah ada kelompok trio evil yang sedang kebingungan. Kelompok healthy pun menuju ke rumah faisyah.

Rahmi        : faisyah, ada apa dengan kamu?

(faisyah hanya nangis dan merunduk)

Neni           : Ngapain loh kesini! Sudah pulang sana, mengganggu aja!

Aeni           : Loh kok masih disini. Kalian budek ya! Kami bilang pergi dari sini !( dengan suara yang kejam)

Faisyah      : Sudahlah, jangan husir mereka. Mereka kan teman kita juga.

Neni           : Kamu kenapasih faisyah? Kenapa mesti lo bela mereka?

Aeni           : Faisyah, kamu habis kesambet batu yah ?

Faisyah      : Sudahlah, hentikan semua kebodohan ini.

Neni           : Maksudloh apasih? Gue nga mengerti dengan semua ini!

Aeni           : Baiklah kalo ini mau kamu. Kami akan menurutinya.

Ayu            : Kok kamu sedih sih faisyah? Emengnya ada apa?

Faisyah      : Aku tidak habis pikir. Kenapa sih orangtuaku selalunya bertengkar. Apa mereka tidak lelah dengan semua ini?

Ewi             : Kamu yang sabar yah faisyah.

Faisyah      : Tapi aku sudah benar-benar tidak tahan lagi. Hampir setiap hari dan setiap saat aku mendengar bapak dan ibuku bertengkar.

Rahmi        : Mungkin memang saat ini bapak dan ibumu sedang ada masalah. Berdoa sajalah, semoga masalah mereka segera bisa diatasi.

Neni           : Kami pun akan turut  berdoa agar orangtuamu tidak bertengkar lagi.

Faisyah      : Hatiku hancur waktu mendengar ibuku minta cerai. Seandainya mereka benar-benar bercerai, aku harus ikut siapa? aku malu, malu dan sangat malu sekali teman-teman.

Aeni           : Aku mengerti sekali perasaanmu, tapi kamu juga jangan sampai terlalu sedih karena aku khawatir kalau kamu terlalu sedih nanti malah akan mempengaruhi fisikmu.

Rahmi        : Iya faisyah. Semua ini pasti ada jalan keluarnya kok.

Faisyah      : Ah biarlah, seandainya aku sakit, mungkin orang tuaku tidak peduli sama sekali.

Ayu            : Tidak ada orang tua yang tidak peduli dengan anaknya.

Ewi             : Mungkin saat ini mereka berdua sedang ada masalah jadi mereka terlihat sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Faisyah      : Percuma aku punya orang tua kalau setiap hari isinya bertengkar saja. Apa mereka berdua tidak malu dengan tetangga yang sudah pasti mendengar suara mereka bertengkar?

Rahmi        : tapikan biar bagaimana pun juga dia tetap orangtuamu.

faisyah       : Saya harus bagaimana  (sambil menunduk dan menangis)

neni            : sampaikan bahwa kamu merasa sangat tidak nyaman bila mereka berdua bertengkar.

Faisyah      : akan saya coba

Aeni           : Nah, kamu jangan sedih lagi ya. Ayo donk tersenyum lagi (sambil mengusap air mata faisyah)

Faisyah      : terimakasih yah. Kalian sudah ingin menjadi temanku. Dan memberiku semangat dengan cobaan ini. Aku sayang kalian semua.

Rahmi        : kami juga sayang kok sama kamu.

Mereka semua lalu berpelukan.


3. Contoh Drama Ke-3

MALAM MINGGU BESTARI

Pengenalan Tokoh :

  1. Bestari, tokoh utama, sifatnya sedikit oon, mudah percaya, jomblo abadi, dan suka banget sama SM*SH.
  2. Angga, teman kontrakan si Bestari, sifatnya sok tahu, penakut, dan suka banget sama Cherrybelle.
  3. Mbak Nur, pembantu Bestari dan Angga, sifatnya lugu dan polos.
  4. Qorie, teman lama Bestari dan Angga, sifatnya High Class, matre, dan suka makan.
  5. Morganissa, kucingnya Bestari dan Angga, jenis kelamin sepertinya perempuan, sifatnya suka tidur dan makan.
  6. Pelayan Restoran (Dewi) dan
  7. Narator (Shinta)

Bestari adalah orang yang sangat tidak berpengalaman dalam bidang cinta, oleh karena itu biasanya dia senang berkonsultasi masalah cinta dengan temannya yaitu Angga, tapi mereka sebenarnya 11:12 sama-sama tidak begitu mahir dalam soal percintaan, tapi Bestari selalu saja kagum kepada temannya itu.

Bestari   : “halo guys ini kucing gue dan ini temen gue Angga (sambil mengelus kucing), lucu kan.”

Angga    : “halo guys salam kenal (melambaikan tangan) gue Angga, gue itu kaya gimana? Gue pernah tanyain pertanyaan yang sama ke orang lain dan jawabannya. Gue baik, cantik, pinter, nggak sombong. Nenek gue emang pinter banget dalam menilai orang.

Bestari   : “yah biar kayak difilm-film gitu harus ada openingnya dulu kan, hehe oya gue belum ngenalin kucing gue ini, kebetulan gue suka SM*SH dan temen gue yang di sebelah ini suka cherrybelle, jadi kucing gue ini gue kasih nama ‘Morganissa’ keren kan namanya?”

Angga    : “dia juga punya facebook sendiri lho (sambil nunjukin profil facebook di hp).”

Bestari   : “(tetettoltet hp bunyi) ngga, gimana nih?”

Angga    : “apanya yang gimana bes? (muka kaget).”

Bestari   : “nih si Qorie mau kesini, terus dia bilang ‘leh mampir nggak’ gimana dong?”

Angga    : “apanya yang bergelambir? (kaget lagi).”

Bestari   : “maksudnya boleh mampir enggak.”

Angga    : “oh itu, bilang aja iya.”

Bestari   : “balesnya pake emoticon nggak?”

Angga    : “nggak usah.”

Bestari   : “tapi kan entar kesannya gue tuh ketus.”

Angga    : “nggak, coba bayangin si Qorie lagi jalan, terus tiba-tiba elo bilang ‘iya ke sini aja’ sambil senyum sendiri, kan jadi ngeri bes.”

Bestari   : “iya sih aneh -_-”

Angga    : “gue bilang juga apa”

Bestari   : “yaudah deh gue siap-siap dulu, oh iya lo masih inget kan sama si Qorie?”

Angga    : “yang mana tuh ya?”

Bestari   : “itu loo yang mukanya senyum terus, coba lo flashback deh ke masa lo pas SMA.”

Angga    : “oh yang dulu nama FBnya ‘Qorie Rastafara Cellalluberkatayooman’ kan? Gue ilfeel dengernya bes.”

Bestari   : “elo juga sama aja ngga, nama FB lo dulu kan ‘Angga Sellallu Cemungud’ PPnya pake foto boyband kore lagi.”

Angga    : “lo juga kan? ‘Bestari Naxrege’ PP lo dulu juga Justin Bieber.”

Bestari   : “udah udah nggak kelar-kelar entar mbahas ke alay an kita dulu ngga -_-”

(Bestari menuju kamar untuk ganti baju, setelah itu minta saran ke Angga)

Angga    : “lo beneran pake baju ‘V-Neck’ kaya gitu buat ketemu Qorie?”

Bestari   : “iya, kenapa emang? Olga Syahputra aja pake baju kaya ginian di TV?”

Angga    : “sumpah ya, lo tu kaya pedofil baru akil baligh. Ganti ganti… Qorie nggak bakalan suka kalo kaya begini, nih pake baju gue.”

Bestari   : “nanti gue bagusnya ngobrol tentang apa ya ngga, sama Qorie?”

Angga    : “Qorie itu suka ngobrol tentang kesuksesan, jadi lo harus nunjukin bahwa lo udah sukses sekarang.”

Bestari   : “o… mungkin gue harus nyritain nilai ijazah SMA gue kali ya?”

Angga    : “lo tu harus buat Qorie bangga bukan kasihan bego!”

(Nur, membuka pintunya)

Qorie     : “kakaknya Bestari ya?”

Nur        : “bukan mbak, saya pembantu di sini.”

Qorie     : “o… gue kira kakaknya.”

Nur        : “silahkan masuk mbak.”

Bestari   : “Qorie yah? Sini duduk (sambil senyum aneh).”

Angga    : (lagi nonton TV)

Qorie     : “(nyamperin Angga) eh, Angga ya? Elo apa kabar? Gila ya lama banget nggak ketemu.”

Angga    : “iya ya, udah 3 bulan nggak ketemu.”

Qorie     : “lagi ngapain?”

Angga    : “ini lagi nonton film documenter tentang tupai.”

Qorie     : “wah, gue seneng banget sama tupai (duduk di samping Angga).”

Angga    : “oh iya? Ini film bagus lho, tupainya lagi kejar-kejaran sama macan gitu?”

Bestari   : “gue juga kemaren liat tupai di Ragunan, tupainya lucu (pasang muka melas karena nggak diperhatiin).”

Qorie     : (senyum sedikit)

Angga    : “udah makan belum, kalau belum sekalian aja. Mbak Nur nasi goreng tiga ya!”

Nur        : “iya mbak.”

Nur        : “mbak pake telur nggak (balik badan).

Angga    : “em… terserah mbak aja.”

Nur        : “iya mbak (mau jalan).”

Angga    : “qor, gim- (terpotong karena Nur bertanya lagi).”

Nur        : “(balik badan) pake cabe nggak?”

Angga    : “Ih… terserah mbak! (dengan muka kesal).”

Nur        : (lari ke dapur karena takut Angga mulai kesal)

Bestari   : “eh, mau liat taman kita nggak? Sambil liat bintang.”

Qorie     : “boleh, ayo.”

(sampai di taman rumah)

Angga    : (maenan kucing)

Bestari   : “kok lo liatin aku terus?”

Qorie     : “abis lo ngingetin gue sama tupai gue yang udah meninggal.”

Bestari   : “lucu tupainya? (muka melas).”

Qorie     : “iya, lucu kaya lo. Lo juga perhatian, sering SMS malem-malem.”

Bestari   : “iya, soalnya mau telepon nggak punya pulsa.”

Qorie     : “eh, dulu gue tuh punya mantan, kita nggak pernah pergi bareng, makan bareng, pokoknya sedih banget deh.”

Bestari   : “gue juga pernah punya mantan, dulu nggak pernah pergi bareng, jalan, nonton konser.”

Qorie     : “oh ya, kapan?”

Bestari   : “waktu SD, hhe :D.”

Qorie     : “oh -_-”

Angga    : eh, emang lo pernah pacar, katanya lo jomblo abadi?”

Bestari   : “ih…makan yuk, mumpung malem minggu nih.”

Qorie     : “ayo, di restoran mana? Tempatnya elit kan?”

Angga    : “gue nggak ikutan ya… (masuk ke dalam kontrakan bersama Morganissa).”

Bestari   : “iya, makanannya enak, tempatnya bagus dan yang penting diskonnya 75%.”

(Bestari dan Qorie mau keluar, kemudian Nur menghampiri mereka dengan membawa tiga nasi goreng)

Nur        : “Loh…? Kok pergi…? Ini nasi gorengnya udah jadi loh…

Bestari   : “kan yang pesen bukan gue mbak…”

Nur        : “la terus nasi gorengnya gimana mbak?”

Bestari   : “udah di makan aja sana nggih…”

Nur        : “tapi ini ada tiga piring mbak.”

Bestari   : “ya udah ajak pembantu tetangga sebelah makan, sana.”

Nur        : “oh iya ya…”

Bestari   : “ya udah gue cabut dulu ya, daaa (keluar dari kontrakan bersama Qorie)

Nur        : “ah, makan dulu ah…, tapi banyak banget (sambil mikir), narator makan yok, gue masak nasi gorengnya kebanyakan.”

Narator  : “nggak ah, kenyang nih (sambil menepuk perut), sana makan sendiri aja! Udah sana keluar! Waktu lo di panggung udah abis, sekarang ganti tempat di restoran.”

(perjalanan menuju ke restoran)

Qorie     : “make-up gue nggak ketebelan kan?”

Bestari   : “enggak kok, gue udah pernah jalan sama temen gue yang make-up nya lebih tebel dari lo qor.”

Qorie     : “enelan? mi apah?”

Bestari   : “iya, demi allah, baru jalan dua kali aja gue udah kena TBC.”

Qorie     : “TBC?? Kok bisa??”

Bestari   : “iya, kata dokternya paru-paru gue kemasukan bedak -_-“

(sampai di restoran)

Qorie     : “ih, kita makan di tempat ini?”

Bestari   : “iya, emang kenapa?”

Qorie     : “gue tuh lagi pengen makan escaragot gitu, di sini emang ada escaragot?”

Bestari   : “lo barusan ngomong pake bahasa apaan?”

(pelayan restoran datang menghampiri mereka berdua) *pelayan restoran di ganti dengan PR*

PR         : “mau pesen apa mbak?”

Qorie     : “yang paling mahal apa mbak?”

PR         : “ini yang paling mahal, Wagyu Beef Steak 300 gram.”

Qorie     : “boleh tuh mbak.”

PR         : “kalau mbak pesen apa?”

Bestari   : “yang paling murah apa mbak? -_-“

(setelah makanan disajikan)

Qorie     : “dagingnya enak loh, empuk banget pula, pantesan mahal.”

Bestari   : “iya, ini kerupuknya juga enak. Kerupuk paling enak yang pernah gue makan -_-”

Qorie     : “eh nanti temenin gue ke butik yah?”

Bestari   : “ke butik? Ngapain?”

Qorie     : “beli baju, baju gue tu udah pada kekecilan. Beliin yah.”

Bestari   : “iya, kebetulan gue juga lagi ada uang.”

Qorie     : “oke, harganya tu tiga juta.”

Bestari   : “tiga juta? Kebetulan gue lagi nggak ada uang qor.”

Qorie     : “loh kok gitu? Ya udah beliin gue tas aja ya? Tas gue rusak nih.”

Bestari   : “kalau tas harganya berapa?”

Qorie     : “dua juta.”

Bestari   : “lo ada barang lain yang juga lagi rusak nggak? Kaya pita rambut gitu? -_-”

(pelayan menyodorkan tagihan pembayaran makanan)

PR         : “ini mbak totalnya Rp 1.200.000,- ”

Bestari   : “(muka datar) totalnya beneran segitu mbak?”

PR         : “iya segitu mbak.”

Qorie     : “kenapa bes?”

Bestari   : “kayanya gue harus ke ATM dulu deh, soalnya uang gue kagak cukup.”

Dan si Qorie ninggalin Bestari, karena ternyata uang di ATM Bestari nggak cukup buat bayar, akhirnya Bestari ninggalin jam, sepatu sama jaket tulisan “SM*SH” kesayanganya di restoran itu, Bestari pulang ke kontrakan di jemput pembantunya Nur. Inilah kisah malam minggu Bestari, semoga malam minggu Bestari selanjutnya akan lebih baik lagi. Mudah-mudahan.


*TAMAT*


Bagaimana cukup mudah bukan ??? 🙂
Demikianlah pembahasan mengenai Drama – Pengertian, Unsur, Macam, Struktur dan Contohnya ini semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa menambah wawasan maupun pengetahuan anda, sekian dan terima kasih. 🙂