Latar Belakang
Phaeophyta Adalah – Pengertian, Makalah, Manfaat Dan Reproduksi – Menurut Smith (1955), Gupta (1981), dan Bold and Wynne (1985), alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan talus (uniseluler atau multiseluler), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga yang alat reproduksi tersusun dari banyak sel. Alga (ganggang) umumnya hidup di air, baik air tawar maupun air laut. Ada pula yanghidup di tempat lembab. Untuk kelangsungan hidupnya ganggang dapatmembuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis karena memiliki klorofil.
Ganggang yang bersel satu ada yang hidup terpisah-pisah ada juga yang hidup berkelompok membentuk koloni. Ganggang yang bersel banyak ada yang berbentuk benang bersekat-sekat dan tidak bercabang, ada yang berupa benangbercabang-cabang, dan ada juga yang menyerupai lembaran-lembaran.Ada pulaganggang hidupnya sebagai plankton dan bentos di air tawar maupun air laut.
Di samping mempunyai klorofil, ganggang juga mempunyai zat warna lain.Atas dasar zat warna yang dimilikinya ganggang diklasifikasikan menjadi 4macam, yaitu:a) Ganggang hijau (Chlorophyta); b) Ganggang merah (Rhodophyta); c) Ganggang cokelat (Phaeophyta); d) Ganggang kersik (Chrysophyta). Pada makalah ini kami akan memfokuskan pembahasan pada kelompok ganggang cokelat (Phaeophyta).
Sekitar 1.500 jenis pada Phaeophyta ( Ganggang cokelat ) yang telah diketahui. Rata-rata hampir semua jenis Phaeophyta ini hidup di laut terutama di daerah yang dingin yaitu hidup di batu-batuan di dasar perairan sedalam 1.5 hingga 5 meter dari permukaan air.
Semua Phaeophyta ini hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hingga yang berbentuk besar dengan organisasi sel yang rumit. Pada Phaeophyta yang berkoloni besar, belum terbentuk organ yang sesungguhnya meskipun pada beberapa jenis terdapat bentuk yang menyerupai akar, batang dan daun namun keseluruhan bagian itu disebut sebagai talus.
Pengertian Phaeophyta
Phaeophyta adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofil.Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi.Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak (pohon) yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klorofil serta xantofil. Kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa xantofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol.
Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung klorofil a dan b serta karotenoid.Pada kloroplas terdapat perenoid.Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang.Hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah.Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik.
Dalam cara reproduksi pada Phaeophyta ini menyerupai reproduksi pada Chlorophyta. Reproduksi aseksual dilakukan dengan zoospore berflagela, sedangkan reproduksi seksual dengan isogami atau oogami. Pada Fucus, telur dan sperma dibentuk di dalam ruang yang berbentuk bola yang disebut dengan konseptakel, yang terletak di ujung-ujung talus yang membengkak.
Baca Juga : Jaringan Ikat
Setelah matang gamet-gemet ( sel telur dan sperma ) dilepaskan dari konseptakel untuk mengadakan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot yang berdinding tebal lalu melekat pada suatu batuan dan tumbuh menjadi ganggang baru.
Banyak jenis Phaeophyta yang bermanfaat bagi manusia. Beberapa jenis menghasilkan bahan makanan manusia. Di negara lain kelp dimanfaatkan untuk makanan ternak dan pupuk, karena kandungan nitrogen dan kaliumnya tinggi tetapi kandungan fosfornya rendah. Phaeophyta juga menghasilkan algin, suatu koloid yang berguna sebagai bahan penstabil pada pembuatan es krim. Algin juga sangat penting dalam industry farmasi yakni untuk bahan pembuatan pil, tablet, salep dan obat pembersih gigi.
Distribusi dan Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit.Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
Ada tiga Phaeophyta yang hidup diair tawar dan yang lain hidup di laut. Pada umumnya Phaeophyta adalah ganggang yang berada diperairan laut yang dingin.Mereka adalah elemen yang mendominasi dalam flora pesisir dari Arktik dan Antartika laut, dan mereka merupakan unsur yang kurang mencolok dalam flora dan sebagai salah satu ganggang yang menuju pada daerah tropis.Namun, dari ganggang coklat tertentu, terutama Dictyotalesdan Sargassum, yang hidup di air hangat.
Banyak dari spesies ganggang laut yang tumbuh melekat pada batu. Spesies lain tumbuh dalam hubungan dengan ganggang lainnya, baik sebagai epifit atau endofit. Dalam banyak kasus, seperti Myrionema strangulans Grev, ganggang coklat tumbuh hanya pada satu spesies saja. Ada zonasi vertikal yang berbeda dari ganggang coklat laut pada setiap stasiun yang diberikan.Banyak spesies tumbuh hanya di daerah intertidal dan bahkan di sini ada distribusi vertikal yang pasti.Para Rockweeds (Fucaceae) biasanya terbatas pada sabuk pesisir atas dan kelps (Lamiriales) ke bagian paling bawah.
Baca Juga : Penjelasan Proses Metabolisme Protein Serta Peran Fungsi Dalam Tubuh
Struktur sel
Pada Phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin.Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid.Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi.Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran.Inti selnya berinti tunggal yang mana pada pangkal berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan.Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri.Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme.
Pada tumbuhan, dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting).Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin.Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
Sel dari Phaeophyta memiliki dinding yang berbeda dan satu dibedakan menjadi bagian perusahaan dalam dan yang satu lagi dibagian luar agar-agar.Unsur utama dari bagian perusahaan adalah selulosa, dianggap kimiawi karena identik dengan tanaman vaskular.Bagian agar-agar dari dinding sel terdiri dari algin, dan dibagian thalli nonfilamentous mungkin mengisi semua ruang antarsel. Protoplasma sel vegetatif umumnya memiliki vakuola pusat dan inti tunggal.Inti mirip dengan tumbuhan vaskular dan bawah ada membran nuklir, nucleolus, dan jaringan berwarna.
Sel vegetatif alga coklat umumnya mengandung lebih dari satu kromatofora.Beberapa spesies memiliki kromatofora disciform, yang lainnya telah diratakan memanjangkromatofora dengan garis yang sangat tidak teratur (Widiyanti dan Siswanto, 2012).
Baca Juga : Materi Bakteri Kelas 10 Lengkap
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.Semua cadanganmakanan Phaeophytadisimpan dalam keadaan terlarut, tetapi tidak pasti apakah dalam sitoplasma, atau seluruh protoplas tersebut.
Cadangan karbohidrat utama adalah laminarin, senyawa yang ditemukan hanya di Phaeophyta.Ada juga mungkin merupakan akumulasi manitol.Ketika laminarin diekstrak dari ganggang itu adalah bubuk putih yang larut hambar, terdiri dari sejumlah unit glukosa terkait tetapi tidak pasti apakah ada 16 atau 20 unit glukosa.Laminarin dapat terakumulasi dalam jumlah yang cukup untuk membentuk 7-35 persen dari berat kering tanaman.
Manitol, karbohidrat cadangan lainnya, adalah alkohol hexahydric.Jumlahnya adalah minimal di musim dingin dan mencapai maksimum di musim panas.Jumlah dalam tanaman ini juga berkorelasi dengan kedalaman di mana talus yang tumbuh, dan besar yang terendam paling dalam dibandingkan yang tumbuh di dekat permukaan air.
Alat gerak
Berupa flagel, terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan letaknya lateral.Berjumlah 2 yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci.Pada waktu bergerak ada yang panjang mempunyai rambuat-rambut mengkliat menghadapi kemuka dan yang pendek menghadap kebelakang.Dekat dengan keluarnya flagel terdapat bintik mata yang berwarna kemerahan.
Baca Juga : Bagian-Bagian Tuba Fallopi
Reproduksi Phaeophyta
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak.Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai.Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Daur hidup
Pada Phaeophyceae terdapat tiga tipe adaur hidup :
- Tipe Isomorfik
Fase sporofit dan gametofit morfologinya identik; pada fase ini gametofit dan sporofit mempunyai bentuk dan ukuran yang relatif sama antara yang satu dengan yang lainya. Contoh :Ectocarpales dan Dictyotales.Ectocarpalesmempunyai pergantian keturunan yang isomorf dan mempunyai tubuhyang berbentuk filament yang bercabag membentuk jaringan pseudoparenkimatik. Sporofit mengeluarkan zoospora dan spora netral, sedang gametofit membentuk gamet yang isogami dan anisogami,
- Tipe Heteromorfik
Sporofit dan gametofit morfologinya berbeda. Pada tipe ini, sporofit berkembang dengan baik dan berukuran makroskopik, sedangkan gametofitnya berukuran mikroskopik. Bentuk filamen yang lain hanya terdiri dari beberapa sel saja. Misalnya, anggota yang tergolong dalam bangsa Laminariales. Anggota dari beberapa Laminaries mempunyai pergantian keturuanan yang heteromorfik dengan sporofit yang selalu lebih besar dari pada gametofitnya yang ukurannya selalu mikroskopik. Dari marga ke marga gametofik ini identik satu sama lainya, sehingga yang tampak dilapangan adalah sporofitnya.
Baca Juga : Penjelasan Bronkus Beserta Struktur Dan Fungsinya
Pengetahuan yang menyangkut gamtofik dari ganggang ini diperoleh dengan menggunakan kultur yang dimulai dari zoospora yang dikeluarkan oleh sporanya yang unilokular. Pada umumnya merupakan jenis tahunan. Sporofit terbagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian. Alat pelekat umumnya merupakan cabang-cabang yang dikotom disebut haptera. Tangkai tidak bertangkai, silindris atau agak memipih, diujung tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau berbagi vertikal menjadi beberapa segmen. Tangkai terdiri dari medulla (bagian tengah) dan korteks (bagian tepi) dikelilingi selapis sel meneyerupai epidermis.
- Tipe Diplontik
Tipe ini tidak menunjukkan adanya pergantian keturunan. Siklus hidupnya bersifat diplontik. Fase haploid hanya terdapat pada gametnya. Contoh:Fucales. Diantara jenis-jenis Phaeophyceae, golongan Fucales ini adalah unik, karena tidak mempunyai keturunan yang membentuk spora. Disini hanya ada satu keturunan yaitu tubuh yang diploid, dengan demikian tidak mempunyai pergantian keturuanan. Meiosis terjadi sebelum gametogenesis, jadi yang bersifat haploid hanya gametnya.
Adapula yang menganggap keturunan yang diploid tadi sebagai sporofit dan spora yang dihasilkan sporangianya akan berfungsi sebagai gamet. Gamet jantan (anterozoid) berflagella dua buah yang letaknya dibagian lateral. Gamet dibentuk dalam anteredium, gamet betina berupa sel telur yang dibentuk dalam oogonium. Jadi perkembangbiakannya secara oogami. Anteredium atau oogonium dibentuk dalam konseptakel. Pada umumnya terkumpul dalam satu cabang yang menggelembung, cabang-cabang ini disebut reseptakel. Bangsa ini terdiri dari tiga suku, yaitu Fucaceae, Cystoseiraceae dan Sargasseaceae.
Klasifikasi Pheophyta
Sebelum tahun 1922 semua sistem untuk klasifikasi alga coklat yang didasarkan pada struktur vegetatif dan metode reproduksi. Pada tahun itu sistem yang diusulkan mengambil siklus hidup menjadi pertimbangan, tetapi data tersebut cukup untuk klasifikasi yang memadai. Pada tahun 1933 data yang memadai telah terkumpul untuk menjamin pemisahan ke dalam tiga seri berikut:
Baca Juga : Pengertian DNA Dan RNA Beserta Fungsi Dan Perbedaannya
Isogeneratae dengan pergantian generasi isomorfik, dan Heterogeneratae dengan pergantian heteromorphic generasi, dan Clyclosporeae dimana hanya ada generasi diploid. Dengan demikian sebagai ganggang coklat yang memiliki kelas (Phaeophyceae) atau divisi (Phaeophyta) yang Isogeneratae, Heterogeneratae, dan Cyclosporeaememiliki subkelas atau kelas.
Kelas Isogeneratae
Isogeneratae ini memiliki siklus hidup dengan pergantian isomorfik generasi.Generasi sporofit dapat menghasilkan zoospora, aplanospora, atau spora netral.Reproduksi seksual dari gametofit mungkin isogami, anisogami, atau oogami.Kelas ini dibagi menjadi limaordo yang berbeda dari satu sama lain dalam struktur vegetatif, modus pertumbuhan, dan struktur organ reproduksi.
- Ordo Ectocarpales
Ectocarpalesmemiliki pergantian isomorfik generasi dan memiliki talus filamen bercabang dimana pembelahan sel tidak terlokalisasi. Cabang-cabang talus mungkin berdiri bebas dari satu sama lain atau mungkin lateral dapat membentuk jaringan pseudoparenchymatous. Organ reproduksi dapat ditanggung secara tunggal atau baris uniseriate.
Keterangan: Ectocarpus siliculosus (UniPort, 2018).
Sistem klasifikasi berdasarkan kepada struktur vegetatif dan metode reproduksi merujuk seratus atau lebih genera yang lain. Ketika seperti ini perintah dibatasi untuk bentuk filamen trichothallic dengan pergantian isomorfik diketahui atau diduga dari generasi ada sekitar 50 genera.Ini telah dikelompokkan menjadi dua keluarga.
Genus ini adalah salah satu yang umum dan beberapa spesies tumbuh dalam kelimpahan pada Fucaceae dari zona litoral atas. Genus ini adalah genus langka di sepanjang Pantai Pasifik, di mana sebagian besar spesies tumbuh pada Laminariales.
- Ordo Sphacelarialis
Sphacelariales memiliki pergantian isomorfik generasi dan thalli dimana pertumbuhan dimulai oleh sel apikal tunggal yang memotong derivatif silinder bagian posteriornya.
Genus jenis Sphacelaria adalah alga yang jarang dijumpaidi sepanjang pantai baik Atlantik dan Pasifik.Ini tumbuh melekat pada batu atau pada ganggang lainnya. Satu atau lebih dari tunas silinder yang bebas bercabang makatimbul dari pegangan erat tersebut.
Setiap cabang ada yang mencolok, sel uninukleat silinder, apikal.Percabangan tunasadalah pembesaran sel di bagian polysiphonous dan fungsinya sebagai sel apikal. Beberapa spesies memiliki rambut multiseluler dimana sel-sel tersebut diatur dalam baris uniseriate.
Baca Juga : Penjelasan Echinodermata Beserta Struktur, Ciri Dan Klasifiksinya Secara Lengkap
- Ordo Tilopteridales
Talus dari Tilopteridales secara bebas dan bercabang dengan modus trichothallic pertumbuhan.Bagian atas adalah Ectocarpus-seperti dengan sel bergabung ujung ke ujung dalam satu baris (monosiphonous); porsi yang lebih rendah umumnya Sphacelaria-seperti dengan sel-sel dalam tingkatan melintang (polysiphonous).
- Ordo Cutleriales
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu Zanardinia dan Cutleria. Zanardiniamempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit Cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari Cutleria bersifat isomorfik.
Akan tetapi kedua marga tadi tampaknya mempunyai hubungan yang cukup erat satu sama lain, sebab beberapa sifat tertentu dari kedua marga tadi mempunyai kesamaan, antara lain pertumbuhan yang trikohthallik, sporangia yang unilokuler dan sel-sel kelamin jantan dan betina ukurannya tidak sama (anisogamet).Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kedua marga tersebut digolongkan dalam satu bangsa yaitu :
Marga Cutleria : Cutleria mempunyai gametofit yang berbentuk pia yang bercabang menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi thallus bagian atas yang mempunyai rambut yang “uniseriate”. Tiap rambut mempunyai daerah pertumbuhan yang letaknya interkalar. Gametofit bersifat hereothallik. Gametofit jantan mengandung antheridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pit, berflaglla 2 buah di bagian lateral.
Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan gamet, gamet jantan bergerak ke arah gamet betina dan kemudian salah satu gamet jantan bersatu dengan gamet betina. Zigot yang terbentuk tumbuh jadi sporofit dalam waktu satu hari. Sel kelamin betina yang tidak dibuahi akan tumbuh jadi gametofit betina. Sporofit mempunyai bentuk yang berlainan sama sekali dengan gametofit. Sporofit berbentuk lembaran kecil dan melekat pada substrat dengan perantaraan rhizoid.
- Ordo Dictyotales
Dictyotales memiliki pergantian isomorfik generasi dimana thalli yang tegak, diratakan dengan pertumbuhan yang diprakarsai oleh apikal tunggal pada puncak masing-masing cabang. Gametofit dari genera kebanyakan oogami tetapi ada satu genus anisogami.Dictyotalesditemukan di laut beriklim sedang dan tropis tetapi terjadi dalam kelimpahan terbesar di perairan hangat dari daerah tropis.
Kelas Heterrogeneratae
Heterogeneratae yang memiliki pergantian heteromorphic sporofit selalu lebih besar dari gametofit.Sporofit biasanya ukuran makroskopik dan memepunyai bentuk tertentu, gametofit selalu berfilamen dan ukuran mikroskopis.Sporofit dari Heterogeneratae dapat menghasilkan zoospora atau spora netral. Berdasarkan struktur vegetatif dari sporofitHeterogeneratae dibagi menjadi dua subkelas, Haplostichineae dan Polystichineae.
- Subclass Haplostichineae
Sporofit dari Haplostichineae terdiri dari filament.Dalam semua kasus pertumbuhan trichothallic.Sebuah sporofit dapat menghasilkansporangia netral atau uniclocular.gametofit selalu filamen mikroskopis. Subkelas dibagi menjadi tiga ordo.
- Ordo Chordariales
Chordarialestermasuk haplostichineae, dimanasporofit filamen bercabang tidak nyata dan dipadatkan menjadi talus pseudoparenchymatous.Sejauh ini, semua gametofit yang dikenal adalah isogami.
- Ordo Sporochnales
Sporochnalesmemiliki sporofit dimana masing-masing cabang berakhir dalam seberkas rambut.Pertumbuhannya adalah trichothallic. Sporangia unilokular biasanya dalam kelompok padat.Gametofit adalah mikroskopis dan oogami.
- Ordo Desmarestiales
Thalli dari Desmarestiales memiliki filamen tunggal pada setiap puncak tumbuh.Gametofit adalah mikroskopis dan oogami.Desmarestia memiliki dua pusat distribusi, yaitu, utara Atlantik dan perairan utara Pasifik sebagai kontras dengan Antartika dan wilayah sekitarnya.
Baca Juga : Bioteknologi adalah
- Subkelas Polystichineae
Sporofit dari Polystichineae memiliki thalli parenchymatous dimana pertumbuhan dengan pembagian sel kabisat.Subclass ini telah dibagi menjadi tiga ordo.
- Ordo Punctariales
Sporofit dari Punctariales yang berukuran sedang, parenchymatous, dan tumbuh dengan cara pembelahan sel kabisat yang tidak terlokalisasi dalam meristem.
- Ordo Dictyosiphonales
Dictyosphonales telah bercabang thalli silindris dimana pertumbuhan dimulai oleh sel apikal tunggal. Sporofit biasanya menghasilkan sporangia unilokular saja. Gametofit yang mikroskopis dan isogami.
- Ordo Laminariales
Kebanyakan anggota Laminariales (para kelps) memiliki sporofit eksternal.Pertumbuhan ini disebabkan daerah meristematik.Sporofit memproduksi sporangia unilokular saja yang terletak pada sori.
Kelas Cyclosporeae
Cyclosporeae ini memiliki siklus hidup yang di dalamnya tidak ada pergantian hidup bebas generasi multiseluler.Talusnya adalah sporofit, dan satu dengan spora yang dihasilkan oleh fungsi unilokular sporangia secara langsung sebagai gamet.Selnya membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina.Di dalam konseptakel jantan terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan ovum.Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot.
Kelas Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales, contoh marga lain misalnya Sargassumyang terapung atau melekat pada bebatuan, memiliki gelembung, perkembangbiakan dengan fragmentasi dan hidup di lautan tropika. Fucus melekat pada bebatuan, memiliki gelembung, berkembangbiak dengan fragmentasi talus, hidup di semua lautan.
Peranan Phaeophyta bagi Manusia
- Garam–garam yang dapat larut dalam air, khususnya garam-garam natrium dari asam alginate digunakan dalam industri tekstil sebab dapat menghaluskan dan membuat bahan menjadi lebih baik. Garam-garam alkali dapat juga digunakan sebagai pengental bahan untuk pewarnaan di industri percetakan, sebagai penguat dan perekat benang-benang yang digunakan untuk tenun, sebagai bahan perekat di industri briket khususnya yang terbuat dari batubara atau liginit (Pakidi dan Suwoyo, 2017).
- Sebagai penstabil yang dapat memberikan kelembutan pada kulit dan tekstur es krim serta mencegah terbentuknya kristal yang kasar(Rasyid, 2003).
- Alginate memiliki afinitas (daya ikat) yang tinggi terhadap logam berat dan unsur-unsur radioaktif. Oleh karena alginat tidak dapat dicerna, maka konsumsi alginat sangat membantu membersihkan polusi logam berat dan unsur radioaktif yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi.
- Sargassum sp. telah dimanfaatkan sebagai antikolesterol (Herpandi, 2005), biofuel (Lenstra et al., 2011), biofertilizer (Erulan et al., 2009), antibakteri (Devi et al., 2012), antitumor (Zandi et al., 2010), antikanker, antifouling, antivirus, dan krim kosmetik (Kadi, 2008).
Contoh Phaeophyta
Inilah beberapa contoh dari Phaeophyta yaitu sebagai berikut :
- Focus vesiculosus
Memiliki tinggi hingga mencapai 30 – 100 cm, hidup menempel di bebatuan yang tampak jika air surut. Terdapat gelembung udara sepanjang sisi talus yang bercabang-cabang seperti garpu. Ujungnya membesar yang membentuk konseptakel.
- Sargassum siliquosum
Hidup menempel dibebatuan di sepanjang pantai berbantu daerah tropis. Namun di pantai Atlantik bagian utara jenis Sargassum natans hidup bebas mengapung di permukaan laut. Ukuran Sargassum beragam dari yang kecil hingga yang panjangnya mencapai ratusan meter.
- Macrocystis Atau Kelp
Dengan memiliki ukurannya sangat besar, di pantai barat Amerika Utara panjangnya ditemukan dapat mencapai tiga kilometer. Kelp hidup menempel kuat di bebatuan dengan bantuan talus yang menyerupai akar.
Demikianlah pembahasan mengenai Phaeophyta Adalah – Pengertian, Makalah, Manfaat Dan Reproduksi semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂