Piutang Adalah

Diposting pada

Piutang Adalah – Makalah, Wasel, Dagang, Jenis Dan Contohnya – DosenPendidikan.Com – Pada umumnya, dalam sebuah perusahaan lebih menyukai dengan penjualan secara tunai, hal ini karena dengan demikian perusahaan akan bisa menghemat sejumlah biaya dan bisa menghindarkan diri dari sejumlah risiko yang sangat mungkin timbul bila penjualan dilakukan secara kredit. Namun untuk meningkatkan penjualan, disamping melakukan penjualan tunai, perusahaan juga melayani pembelian secara kredit kepada pelanggan.

Penjualan secara kredit ini kemudian akan menimbulkan piutang dagang yang muncul sebagai salah satu akun dalam neraca perusahaan, khususnya dalam kelompok aktiva lancara karena normalnya piutang dagang berjangka waktu pendek.

Dalam piutang dagang ialah sejumlah uang yang dialihkan kepemilikannya kepada suatu perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit “van horne dan wachowicz 2005”.


Pengertian Piutang

Piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang. (Harngren dan Harison,1997 : 42).


Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain. Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian, porsekot kepada karyawan, dan lain-lain.


Tidak semua klaim tersebut di sebut sebagai piutang. Beberapa bentuk klaim antara lain:

  1. klaim terhadap kelebihan pembayaran pajak,
  2. klaim terhadap perusahaan angkutan atas barang-barang yang rusak atau hilang dalam perjalanan,
  3. klaim ganti rugi terhadap perusahaan asuransi,
  4. piutang terhadap pemesan saham,
  5. piutang penghasilan yaitu penghasilan yang sudah terjadi tetapi belum diterima,
  6. bunga yang masih harus diterima,
  7. sewa yang masih harus diterima, dan lain-lain.

Pengertian Piutang Menurut Para Ahli

Selamat berkunjung kembali di blog Kumpulan Ilmu dan Seputar Informasi Terkini. Pada kesempatan kali ini kumpulan ilmu akan berbagi wawasan seputar Pengertian-Definisi Piutang dan Jenis-jenis Piutang. Untuk lebih lengkapnya sobat bisa membaca posting sebelumnya yang membahas tentang “Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Para Ahli”. semoga bermanfaat.

Berikut ini adalah beberapa pengertian-definisi piutang menurut para ahli :

  • Soemarso (2004:338)

“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”

  • Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151)

Piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.

  • Rusdi Akbar (2004:199)

Menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.

  • Enny pudjiastuti (2004;117)

“Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksi secara kredit”.

  • Martono dan Harjito (2007 : 95)

Piutang dagang (account receivable) merupakan “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan”.

  • Warren Reeve dan Fess (2005:404)

Menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.

  • Horne (2005 : 258)

“piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit”.

  • Mohammad Muslich (2003:109)

Piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan”.

  • Kieso dan Weygandt

Mendefinisikan pengertian piutang sebagai berikut : Receivables are claims held against customers and others for money, goods, or services.

  • Smith (2005 : 286)

“piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”.

  • M.Munandar (2006:77)

Yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak ain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”.

  • S.Hadibroto

Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang.

  • Prastowo dan Julianty (2002 : 147)

“Piutang berisikan pemberian kredit yang diberikan perusahaan kepada konsumennya ketika menjual barangnya. Mereka mengambil setiap bentuk penjualan kredit dimana perusahaan meneruskannya kembali kepada perusahaan lain”.

  • Zaki Baridwan (2004 : 124)

“Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dalam kegiatan normal perusahaan biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar”.

  • Haryono Yusup (2001:52)

“Piutang adalah hak untuk menagih sejumlah uang dari sipenjual kepada sipembeli yang timbul karen adanya suatu transaksi”.

  • Munawir (2004:15)

”Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.”

  • Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:81)

“Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit”.

  • Syamsuddin (2001 : 254)

”Piutang meliputi semua transaksi-transaksi pembelian secara kredit tetapi tidak membutuhkan suatu bentuk catatan atau surat formal yang ditandatangani yang menyatakan kewajiban pihak pembeli kepada pihak penjual”.


Piutang

Jenis-Jenis Piutang

Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang/ piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.

  • Piutang dagang / piutang usaha

Piutang dagang adalah perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur pesanan. Biasanya piutang dagang tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu (Jay M. Smith dan K. Fred Skousen,1987 : 287).


  • Piutang wesel

Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.


  • Piutang lain-lain

Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha (Slamet Sugiri, 2009 : 43).
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel (Al Haryono Jusup, 2005 : 53).


Baca Juga : Manajemen Keuangan adalah


Pengertian Piutang Dagang

Piutang dagang (Account Receivables) adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan kredit barang atau jasa dalam suatu perusahaan atau organisasi yang merupakan usaha pokok perusahaan, atau semua pelanggan untuk barang atau layanan jasa yang disampaikan secara kredit. Angka total akan ditampilkan pada neraca sebagai aset.


Apabila suatu perusahaan atau organisasi mempunyai hubungan jual beli dengan suatu pihak sehingga terdapat piutang dagang dan utang dagang atau utang lainnya, penulisan dalam neraca tidak boleh dikompensasi, tetapi harus dinyatakan secara terpisah.


Bila piutang timbul dari penjualan asset perusahaan, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang tapi dinamakan piutang non dagang. Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi perusahaan belum menerima kas. Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang.


Sebagai contoh, jika suatu perusahaan atau organisasi mempunyai penjualan rata-rata sebesar Rp 1 juta per hari, kemudian periode pengumpulan piutang adalah 30 hari, piutang dagang perusahaan atau organisasi tersebut saat kondisi sudah mulai stabil adalah Rp 1 juta x 30 hari = Rp 30 juta. Jika kebijakan kredit perusahaan atau organisasi berubah, misalnya tingkat penjualan kredit dikurangi atau periode pengumpulan piutang dipercepat, piutang dagang perusahaan tersebut juga akan berubah.


  • Piutang Dagang (Account Receivable) biasanya tidak dinyatakan dalam suatu perjanjian khusus sebagaimana tagihan lainnya. Dengan demikian pelunasan Piutang Dagang (Account Receivable) kurang terjamin, juga sukar untuk dipindahkan atau perdijualbelikan.
  • Piutang Dagang (Account Receivable) yang diharapkan tertagih dalam jangka waktu satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, akan tetapi kadang-kadang seluruh Piutang Dagang (Account Receivable) diklasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya.

Dalam kasus demikian jumlah Piutang Dagang (Account Receivable) yang jangka waktu penagihannya lebih dari satu tahun atau siklus usaha normal, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Masalah-masalah akuntasi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi tiga hal, yaitu :


  1. Pengakuan piutang dagang
  2. Penilaian piutang dagang
  3. Pengalihan piutang dagang

Penyajian piutang dalam neraca harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan hanya berdasarkan taksiran. (Prinsip Akuntansi Indonesia Pasal 9). Harus dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang lainya.


Apabila suatu perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan suatu pihak, sehingga terdapat piutang dagang dan juga utang dagang atau utang lainnya, penyajian dalam neraca tidak boleh dikompensasi akan tetapi harus dinyatakan secara terpisah. Dalam sistem akuntansi manual, piutang dicatat oleh bagian khusus yang menangani piutang.


Pada sistim akuntansi komputer umumnya pengembang menyerahkan tugas tersebut kepada komputer sehingga bagian piutang cukup melakukan verifikasi untuk menjamin validasi catatan yang dilakukan komputer. Menurut Prinsip Akuntasi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.


Baca Juga : Saham Adalah


Penilaian Piutang Dagang

Dengan mencatat piutang pada nilai nominalnya (jumlah jatuh tempo), akuntan menghadapi masalah penyajian laporan keuangan.
Pelaporan piutang melibatkan :

  • Klasifikasi
  • Penilaian di neraca
  • Pengalihan Piutang Dagang

Pengalihan Piutang Dagang

Ada beberapa macam pengalihan piutang dagang, antara lain :

  • Metode penghapusan langsung.

Tidak ada ayat jurnal yang dilakukan sampai suatu perkiraan spesifik secara pasti telah ditetapkan sebagai tak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkredit piutang dagang dan mendebet beban piutang tak tertagih. Metode Penghapusan Langsung mencatat Piutang Tak Tertagih dalam tahun saat ditentukan bahwa suatu piutang tertentu tidak dapat ditagih.


Pendukung Metode Penghapusan Langsung menyatakan bahwa kenyataan bukan estimasi, yang harus dicatat. Metode Penghapusan Langsung secara teoritis mempunyai kekurangan karena biasanya tidak mencocokkan biaya dengan pendapatan periode bersangkutan, ataupun menghasilkan piutang yang ditetapkan pada estimasi nilai yang dapat direalisasikan di neraca. Akibatnya, penggunaannya tidak dipandang memadai, kecuali bila jumlah yang tak tertagih tidak material.


  • Metode penyisihan.

Suatu estimasi dilakukan untuk perkiraan piutang yang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dimasukkan sebagai beban dan pengurangan tak langsung dalam piutang dagang (melalui suatu kenaikan dalam perkiraan penyisihan) dalam periode saat penjualan tersebut dicatat. Metode Penyisihan mencatat beban atas dasar estimasi dalam periodeakuntansi saat penjualan kredit dilakukan.


Pendukung Metode Penyisihan yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat dalam periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan pencocokkan yang tepat atas beban dan pendapatan dan untuk mendapatkan nilai pencatatan yang tepat untuk piutang dagang. Meskipun estimasi digunakan, persentase dari piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar sekarang dan analisis atas saldo yang beredar. Piutang adalah arus masuk kas prospektif, dan kemungkinan penagihannya harus dipertimbangkan dalam menilai arus masuk ini.


Estimasi ini lazimnya dilakukan atas dasar :

  1. Pendekatan Persentase Penjualan ( Perhitungan Laba Rugi)
  2. Pendekatan Persentase Piutang (Perhitungan Neraca)

Baca Juga : Laporan Keuangan


Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Piutang Dagang

Penentuan tanggal jatuh tempo piutang dagang didasari atas keputusan atau kesepakatan bersama, tapi biasanya ada disposisi atas piutang dagang. Untuk mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransfer piutang ke perusahaan lain untuk mendapatkan uang kas.

Alasan untuk mentransfer piutang ke perusahaan lain :


  1. Alasan Persaingan.
  2. Pemegang dapat menjual piutang karena uang ketat dan akses pada kredit normal tidak tersedia, atau terhambat karena mahal.

Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko kerugian piutang.


Menurut Siagian Salim berpendapat bahwa : Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar.


Resiko Kerugian Piutang

Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :

  1. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang) ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.

  2. Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang, Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
  3. Resiko keterlambatan pelunasan piutang, Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
  4. Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang, Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.

Baca juga : Pengertian Perencanaan


Pengertian Piutang Wesel

Wesel adalah janji yang tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Piutang Wesel / Wesel Tagih yaitu jumlah yang terhutang bagi pelanggan jika perusahaan telah menerbitkan surat hutang formal. Wesel biasanya digunakan untuk jangka waktu pembayaran lebih dari 60 hari. Jika wesel diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu satu tahun, maka dalam neraca wesel diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.


Pengertian yang lain, piutang wesel atau wesel tagih atau surat perjanjian piutang (promissory note) adalah janji tertulis dalam bentuk yang lebih formal dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang atau tanggal jatuh tempo (maturity date). Surat tersebut dapat dibayarkan ke perorangan atau perusahaan, atau penanggung atau pemegang piutang wesel.


Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji. Pihak yang berhak menerima piutang wesel disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker) . Piutang wesel ada yang dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dipindahtangankan. Jika wesel yang dipindahtangankan berarti yang membuat wesel akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel ini dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya.


Pencatatan piutang wesel harus dipisahkan oleh wesel-wesel lainnya, seperti wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain. Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh tempo, biasanya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak. Piutang wesel yang jatuh tempo dalam satu tahun dimasukkan ke dalam aktiva lancar. Piutang wesel yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai piutang jangka panjang.


Menentukan Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal suatu wesel harus dibayar. Periode waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo dapat dinyatakan dalam hari atau bulan.

Misalnya jatuh tempo wesel 60 hari tertanggal 17 maret adalah 16 mei,di hitung sebagai berikut :

  • Jangka waktu wesel = 60 hari
  • Maret: 31 hari-17 hari = 14 hari
  • April 30 hari = 44 hari
  • Mei = 16 hari

Jadi jatuh tempo wesel adalah 16 mei


Menghitung Bunga

Wesel ada yang tidak berbunga ( non-interest bearing note) dan berbunga (interest bearing notes). Apabila sebuah perusahaan menerima wesel tidak berbunga, maka pada saat pembayaran ia hanya akan menerima uang sejumlah nilai nominal yang dicantumkan. Untuk wesel yang berbunga, suku bunga wesel biasanya dinyatakan atas dasar tahunan.

Rumus untuk menghitung bunga wesel adalah :

Bunga = Nilai nominal  x  Suku bunga  x  jangka waktu

                       Wesel               setahun             wesel


Oleh karena suku bunga dinyatakan dengan suku bunga tahunan maka jangka waktu wesel pada rumus diatas harus dinyatakan juga sebagai proporsi tahunan. Misalnya, jika jangka waktu wesel adalah 60 hari, maka 60 hari harus dinyatakan sebagai 60/360 atau 60/365 tergantung apakah setahun dihitung 360 hari atau 365 hari. Jika jangka waktu wesel adalah 4 bulan, maka 4 bulan dinyatakan sebagai 4/12 karena setahun adalah 12 bulan. Lebih jelasnya, berikut adalah contoh perhitungan bunga wesel.

perhitungan bunga wesel


Baca Juga : Depresiasi Dalam Akuntansi : Pengertian, Faktor, Metode Dan Contoh


Akuntansi Untuk Wesel

  • Pada saat serah-terima wesel

Wesel di catat di rekening sebesar nilai nominalnya tanpa memandang berbunga atau tidak.
Contoh : wesel dengan nilai nominal Rp.3.000, jangka waktu 6 bulan dan bunga 24%, tertanggal 1 September 2005.

Jurnal oleh penjual ( pemegag saham )

Jurnal oleh penjual

Apabila wesel tsb berasal dari pelunasan piutang dagang ( penggantian status), maka kreditnya adalah piutang dagang.


Jurnal oleh pembeli ( pembuuat wesel )

Jurnal oleh pembeli

Apabila wesel tsb berasal dari pelunasan utang dagang ( penggantian status), maka debitnya adalahutang dagang.


  • Pada Tanggal Jatuh Tempo

  • Jika pembuat wesel membayar

Jatuh tempo wesel pada contoh diatas adalah tanggall 1 maret 2006 karena jangka waktunya 6 bulan. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing pihak adalah sbb :

Jurnal oleh pemegang wesel

Jurnal oleh pemegang wesel

Apabila wesel diatas tidak berbunga, maka jurnalnya cukup debit kas dan kredit piutang wesel masingmasing Rp.3.000


Jurnal oleh pembuat wesel

jurnal oleh pembuat wesel

Apabila wesel diatas tidak berbunga, maka jurnalnya cukup debit utang wesel dan kredit kas masing-masing Rp.3.000


Baca Juga : Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Para Ahli


  • Jika pembuat wesel tidak membayar

Jurnal oleh pemegang wesel

Jurnal oleh pemegang wesel

Apabila contoh ini, weselnya tidak berbunga, maka jurnalnya debit piutang wesel yang menunggak dan kredit piutang wesel, masing-masing sebesar Rp.3.000.

Jurnal oleh pembuat wesel

Jurnal oleh pembuat wesel


Apabila weselnya tidak berbunga, maka debitnay uutang wesel dan kreditnya utang wesel yang menunggak, masing-masing Rp.3.000.

  • Pada Akhir Perioda

Pada contoh diatas, dianggap bahwa masing-masing perusahaan tidak mennyusun laporan keuangan dalam perioda waktu antara tanggal wesel ( 1 sept 2005 ) dan tanggal jatuh tempo ( 1 maret 2006 ). Apabila perioda akuntansi sama dengan tahun kalender, maka tanggal 31 des 2005 masing-masi ng perusahaan membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga berjalan. Bunga berjalan dalam contoh ini adalah 4 bulan byaitu dari 1sept sampai 31 des. Besarnya adalah Rp.3.000 x 24% x 4/12 = Rp.240. bunga berjalan ini dicatat oleh masing-masing pihak sbb :


Jurnal oleh pemegang saham

sept 1 piutang bunga 240
pendapatan bunga 240

Jurnal penyesuaian ini perlu dibalik pada hari pertama tahun berikutnya yaitu

2 jan 2006.
Jurnal oleh pembuat wesel
des 1 biaya bunga 240
utang bunga 240

Jurnal penyesuaian ini perlu dibalik pada hari pertama tahun berikutnya yaitu : 2 jan 2006.


Mendiskontokan Wesel

Mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan dengan selama jangka waktu diskonto, bunga yangdiperhitungkan ini disebut juga diskonto.


Syarat pendiskontoan wesel : jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untukmelunasi wesel tersebut.

Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara sebagai berikut :


Baca Juga : Administrasi Perkantoran – Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup, Unsur, & Fungsinya


  • Bunga (diskonto) = nilai jatuh tempo x tarif diskonto x periode diskonto

Sebagai contoh, pada tanggal 1 november2005, PT ADISETIA mendiskontokan wesel berikut ke BANK BNI dengan diskonto 18%:

Nominal wesel …………………………………… Rp3000
Tanggal wesel …………………………………… 1 september 2005
Jangka waktu wesel ……………………………… 6 bulan
Tanggal jatuh tempo …………………………….. 1 maret 2006


Oleh karena pendiskontoan dilakukan pada 1 noember 2005, maka BANK BNI akan memegag wesel selama 4 bulan terhitung mulai 1 november 2005 sampai 1 maret 2006. Berapakah jumlah yang diterima oleh PT ADISETA atau yang dibayar oleh BANK BNI pada tanggal pendiskontoan wesel? Jawabnya tergantung pada ada dan tidaknya bunga wesel.


Wesel tak berbunga

Nilai jatuh tempo = nilai nominal ……………. Rp3000
Diskonto : 3000 x 18% x 4/12 ……………….. 180
Kas diterima …………………………………. Rp2820

Jurnal yang dibuat oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut.


Jurnal oleh Pemegang wesel (PT ADISETIA)

Des 31 kas 2.820
Biaya Bunga 180
Wesel yang didiskontokan 3.000

Pada waktu mendiskontokan wesel, yang dikredit adalah rekening wesel yang diskontokan.


Jurnal oleh Bank BNI

Des 31 Piutang wesel 3.000
kas 2.820
pendapatan bunga 180

Pembuat wesel tidak terlibat dalam transaksi pendiskontoan wesel, sehingga pembuat wesel tidak akan mencatat transaksi ini.

Wesel Berbunga
Wesel berbunga 24%
Nilai nominal …………………………………………. 3.000
Bunga 3000 x 6/12 x 24 ……………………………… 360
Nilai jatuh tempo……………………………………… 3.360
Diskonto :
3.360 x 18% x 4/12…………………………………. 201,60
Kas yang diterima…………………………… 3.158,40

Tampak jelas dari perhitungan tsb, bahwa pendapatan bunga seandinya wesel di pegang sampai jatuh tempo adalah Rp.360. oleh karena diskonto sebesar
Rp. 201,60 maka pendapatan bunga tinggal sebesar Rp. 3.158,40


Baca Juga : “Efek Beragun Aset ( EBA )” Pengertian & ( Manfaat – Risiko – Contoh )


Jurnal oleh pemegaag wesel (PT ADISETIA)

Nov 01 Kas 3.158,40
Wesel yang didiskontokan 3.000
pendapatan bunga 158,40


Jurnal oleh Bank BNI

Nov 01 Piutang wesel 3.000
Pendapatan bunga 158,40
Kas 3.158,40

Bank pada waktu mendiskonto wesel mendebit rekening Pendapatan Bunga sebesar Rp. 158,40 dan nanti pada waktu menagih wesel akan mengkreditnya sebesar Rp.360. jadi pendapatan bunga adalah 201,60.


  • Pada Tanggal Jatuh Tempo

Jika pembuat wesel membayar
Jika pada tanggal jatuh tempo debitor membayar, maka jurnal yang dibuat oleh masing-masing pihak adalah sbb :


Jurnal oleh pemegag wesel pertama (PT ADISETIA)

Mar 01 wesel yang didiskontokan 3.000
Piutang wesel 3.000
Jurnal oleh pemegang wesel
Mar 01 utang wesel 3.000
Biaya Bunga 360
Kas 360


Jurnal oleh Bank BNI

Mar 01 Kas 3.360
Piutang wesel 3.000
pendapatan bunga 360

Jika pembut wesel tidak membayar apabila pembuat wesel tidak melunasi, maka bank menagiih kepada pemegang wesel pertama. Jumlah tagihan oleh bank adalah sebesar nilai jatuh tempo wesel di tambah biaya protes atau biaya penagihan. Semua jumlah yang dibayar oleh pemegang wesel pertama,olehnya akan ditagih ke pembuat wesel.
Jika dalam contoh ini biaya penagihan adalah Rp 25, maka jurnal masing-masing pihak untuk wesel berbunga adalah berikut :


Jurnal oleh BANK BNI

Mar 1 kas 3385
Piutang wesel 3000
pendapatan Bunga 360
Biaya penagihan 25


Jurnal oleh pemegang wesel pertama (PT ADISETIA)

Mar 1 wesel yang Didiskontokan 3000
Piutang wesel 3000

piutang wesel yang menunggak 3385
kas 3385

Piutang wesel yang menunggak dilaporkan di neraca secara terpisah dari piutang wesel. Seandainya usaha untuk menagih wesel yang menunggak itu gagal, maka rekening piutang wesel yang menunggak dipindah ke rekening cadangan piutang tak tertagih.

Jurnal oleh pembuat wesel

Mar 1 utang wesel 3000
Biaya bunga 360
Rugi karena wesel Menunggak 25
utang wesel yang menunggak 3385


Penyajian Di Neraca

Piutang wesel jangka pendek dilaporkan di neraca dalam kelompok aktiva lancar. Piutang wesel disajikan di atas piutang dagang karena dapat direalisasi dengan cepat menjadi kas melalui pendiskontoan. Kewajiban kontinjen dari wesel yang didiskontokan harus diungkapkan. Contoh penyajiannya sebagai berikut :

Piutang wesel ……………………………………… Rp 540.000
Wesel yang Didiskontokan ………………………… (120.000)
RP 420.000


Meskipun merupakan kewajiban kontinjen, wesel yang didiskontokan tidak disajikan di neraca dalam kelompok kewajiban lancer. Melaporkan wesel yang didiskontokan dalam kelompok kewajiban lancar mengakibatkan penyajian terlalu besar (overstatement) terhadap aktiva lancer dan kewajiban lancar.


Kewajiban jangka pendekdilaporkan di neraca dengan jumlah kewajiban yang paling besar menduduki urutan pertama. Tetapi, praktik yang umum adalah melaporkan utang wesel lebih dahulu dari utang dagang tanpa memandang besar-kecilnya jumlah utang. Barulah setelah utang dagang, jenis-jenis utang lainnya dilaporkan secara urut besarnya utang.


Contoh Soal Dan Penyelesaiannya

Wesel Tagih dengan nominal Rp.300.000, jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 Maret 2001 Wesel Tagih tersebut didiskontokan pada tanggal 26 Maret 2001 dengan diskonto 10 %.Buatlah jurnalnya, jika :

  1. Wesel Tagih Tidak Berbunga
  2. Wesel Tagih Berbunga

Penyelesaian :

Nilai Nominal Wesel

Nilai Nominal Wesel


Demikianlah pembahasan mengenai Piutang Adalah – Makalah, Wasel, Dagang, Jenis Dan Contohnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.