Pengertian Protozoa
Protozoa adalah protista yang menyerupai hewan. Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota).
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 3 – 1000 mikron (πm). Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organik dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).
Untuk ukuran terbesarnya sendiri dapat mencapai panjang sekitar 3 milimeter yang cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Dan hingga saat ini para ilmuwan bahkan telah menemukan beberapa spesimen fosil protozoa yang memiliki ukuran panjang sekitar 20 milimeter (0,8 inci).
Ciri Fisiologi Protozoa
-
Pada Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi ada pula beberapa Protozoa yang dapat hidup pada lingkungan anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
-
Pada Protozoa aerobik memiliki mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
-
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain “bakteri” atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
-
Pada Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makro molekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel. Untuk saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan dengan vakuola, Vakuola kecil terbentuk, lalu dibawa ke bagian dalam sel, yang selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.
-
Pada partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel yang dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap, lalu dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Pada ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom lalu memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, lalu vakuola membesar kembali.
-
Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan Protozoa untuk memangsa bakteri.
-
Pada kelompok Ciliata ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
Baca Juga : Stomata Adalah
Cara Adaptasi Protozoa
Ada beberapa cara adaptasi Protozoa diantaranya yaitu:
- Sebagai Predator
Protozoa akan memangsa organisme uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Pada Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.
Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, seperti amoeba yang mengelilingi dan menelan makanan itu dan yang lain lagi memiliki bukaan atau “mulut pori-pori” ke mana mereka menyapu makanan. Semua Protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
- Sebagai Komponen Mikrofauna Dan Meiofauna
Pada protozoa merupakan sumber makanan penting bagi Invertebrata kecil. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam tranfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat tropik berurutan ialah penting. Protoza seperti parasit malaria “Plasmodium” dan “Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan simbion dari hewan multisel.
Karakteristik Protozoa
-
Organisme bersel tunggal (uniseluler)
-
Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda
-
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
-
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu (pseudopodia), bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).
-
Hidup bebas di laut, air tawar atau tanah, bersimbiosis atau parasit
-
Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
-
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
-
Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
-
Protozoa tidak mempunyai dinding sel
-
Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
Ukuran dan Bentuk Tubuh
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 3 – 1000 mikron (πm).Bentuk selnya sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak.Beberapa protozoa ada yang memiliki cangkang dan ada yang tidak memiliki cangkang.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Sel protozoa umumnya terdiri dari membran sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil dan inti sel.
-
Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas
-
Sitoplasma
-
Vakuola makanan untuk mencerna makanan
-
Vakuola kontraktil berfungsi mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membran selserta mengatur kadar air dalam sel.Vakuola kontraktil merupakan vakuola yang selalu mengembang dan mengempis
-
Inti sel berfungsi untuk mengatur aktivitas sel
Baca Juga :Metamorfosis Capung
Cara Hidup
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.
Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.Umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia.Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium, Euglena.
Protozoa bersilia membelah dengan arah transversal setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Protozoa berflagel membelah dengan arah longitudinal. Beberapa Protozoa lain akan membelah berulang kali (multiple fission) yang menghasilkan banyak anak sel.
Sebagian Protozoa melakukan reproduksi secara seksual (generatif) dengan penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif.Reproduksi seksual dengan peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya disebut konjugasi.
Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan alat geraknya protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda (Sarcodina), Flagellata (Mastigophora), Cilliata, dan Sporozoa.
Gambar 2.1 Klasifikasi protozoa
- Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda (Sarcodina) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Rhizo artinya akar, poda artinya kaki, pseudo artinya palsu.Rhizopodaialah hewan bersel satu dapat membentuk kaki semu (pseudopodia).Timbulnya kaki semu yang menjulur disebabkan oleh adanya aliran sitoplasma yang menekan bagian tertentu dari sel, hal ini menyebabkan Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap.
Baca Juga :Pengawetan Bahan Pangan
Gambar 2.2 Rhizopoda
- Ciri –ciri rhizopoda, yaitu:
- Alat gerak adalah kaki semu(pseupodia)
- Ada yang telanjang (Amoeba proteus) maupun bercangkang (Globigerina)
- Bentuk sel berubah-ubah
- Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma
Ektoplasma adalah sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma.Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel.Ektoplasma bersifat lebih kental daripada endoplasma.Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia.
- Reproduksi: aseksual (pembelaha biner), sebagian dapat membentuk kista
- Heterotrof (memangsa alga uniseluler, bakteri, protozoa lain)
- Biasanya hidup bebas di tanah lembab dan lingkungan berair, beberapa parasite
Amoeba merupakan contoh yang dianggap dapat mewakili rhizopoda secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa sifat hidup amoeba.
- Struktur tubuh amoeba terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
- Membran sel, yaitu bagian pelindung dan sekaligus sebagai pintu gerbang untuk masuk atau keluarnya zat.
- Ektoplasma, yaitu sitoplasma yang bening dan terdapat di dekat membran sel.
- Endoplasma, yaitu sitoplasma terdapat di sebelah dalam dari ektoplasma. Organel- organel sel, yaitu alat- alat yang terdapat didalam endoplasma.
- Pencernaan amoeba
- Makanan amoeba biasanya berupa : ganggang, bakteri, protozoa lainnya, dan tumbuhan yang sudah mati.
- Makanannya diambil dengan cara menangkap(fagositosis).
- Melalui gerakan kaki semu, amoeba memasukkan makanan kedalam vakuola makanan lalu mencernanya.
- Pernapasan amoeba
Pertukaran gas terjadi melalui seluruh permukaan tubuh. Oksigen (O2) berdifusi dari air (H2O) melalui membran sel dan masuk ke dalam sel. Oksigen (O2) digunakan untuk mengoksidasi makanan sehingga dapat menghasilkan energi dan karbon dioksida (CO2) sebagai zat sisa. Selanjutnya, karbon dioksida (CO2) dikeluarkan melalui membran sel.
- Reproduksi amoeba
Rhizopoda berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan biner, contohnya pada Amoeba sp. Amoeba dapat berkembang biak dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma.
Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga terbentuklah dua sel anak Amoeba yang baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Kedua sel anak ini akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.
Pada Amoeba apabila keadaan lingkungan kurang baik misalnya kekeringan, maka Amoeba akan membentuk kista. Didalam kista Amoeba dapat membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kecil. Bila keadaan menguntungkan maka amoeba-amoeba tadi dapat keluar dan selanjutnya amoeba ini akan tumbuh. Setelah mencapai pada ukuran tertentu maka amoeba tadi akan membelah diri seperti semula.
Beberapa contoh Rhizopoda:
- Amoeba proteus yang bebas hidup di tanah lembab dan lingkungan berair, baik di darat maupun laut
- Foraminifera, hidupnya di laut, mempunyai kerangka luar dari zat kapur yang berlubang tempat menjulurnya Contoh: Globigerina bulloiders, Hestigerina pelagica
- Radiolaria, mempunyai kerangka luar dari zat kersik (silikat)
- Difflugia yang hidup di air tawar
- Rhizopoda parasit yaitu Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Dan Entamoeba histolytica merupakan parasit dalam usus manusia.
Baca Juga :Metamorfosis Lalat
- Cilliata
Yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah adanya tonjolan protoplasma yang membentuk rambut-rambut getar atau silia dan berfungsi sebagai alat gerak. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.Cilliata mempunyai bentuk tetap karena adanya lapisan pelikel yang meyelubungi tubuhnya sebagai penguat yang lentur.
Gambar 2.4 Cilliata
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Namun hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit.Contoh Ciliata yang hidup bersimbiosis ada dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam rumput.
Makanannya adalah vartikel organik dan makhluk hidup lain yang kecil misalnya bakteri, alga atau protozoa lainnya. Makanan tersebut didorong oleh silia ke dalam sitosoma (mulut) lalu melewati sitofaring(kerongkongan) masuk ke dalam vakuola makanan untuk dicerna dengan enzim pencernaan, selanjutnya vakuola makanan akan beredar ke seluruh bagian protoplasma dan protoplasma akan menyerap zat-zat makanan dari vakuola tersebut.
Ciliata memiliki dua inti yaitu, makronukleusdan mikronukleus.Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus.Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan.Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi.Contohnya pada Paramaecium sp.
Ciliata melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).Reproduksi vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal) sepanjang selnya.Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus.
Reproduksi generatif dilakukan dengan konjugasi yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru.
Gambar 2.5 Reproduksi secara konjugasi pada Paramecium caudatum
Contoh cilliata yang mudah ditemukan adalah Paramaecium caudatum. Sementara untuk contoh yang lainnya adalah: Didinium, Stentor, dan Balantidium.
Baca Juga :Replikasi Virus
- Flagellata (Mastigophora)
Hewan dari kelompok ini mempunyai flagel (cambuk) sebagai alat geraknya, sehingga disebut kelas Flagellata atau Mastigophora. Selain sebagai alat gerak, flagel juga digunakan untuk mendapatkan makanan, karena getaran flagel menyebabkan terjadinya aliran air sekitar hewan tersebut yang membawa makanan dalam bentuk pertikel padat Sebagian besar flagellata mempunyai dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel.
Gambar 2.6 Flagellata
Kelompok ini mempunyai bentuk tubuh tetap karena memiliki selaput elastis yang disebut pelikel.Flagellata dijumpai di laut dan di air tawar.Ada pula yang hidup bersimbiosis, serta ada yang hidup parasit.
Flagellata ada yang mempunyai plastida (Fitoflagellata) dan ada yang tidak mempunyai plastida (Zooflagellata).Fitoflagellata dapat berfotosintesis (autotrof) sehingga bersifat holofitik, sedangkan Zooflagellata bersifat holozoik.Salah satu contoh Fitoflagellata adalah Euglena.Bentuk tubuhnya menyerupai daun yang mempunyai bintik mata dan berkloroplas.
Flagellata berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan biner membujur (longitudinal), misalnya pada Leismania donovani, Trypanosoma sp, Euglena sp, Volvox globator. Sedangkan untuk reproduksi generatif (seksual) terjadi pada fitoflagellata dengan cara konjugasi, misalnya pada Volvox.
Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut. Beberapa contoh Flagellata yaitu, Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator, Trypanosoma gambiens, Leishmania, Trichonympha campanula, Trypanosoma brucei, Trichomonas vaginalis, dan Leishmania.
- Sporozoa
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore artinya biji, dan zoa artinya hewan. Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora.Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia.Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang.Pada umumnya bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
- Ciri umum sporozoa
- Tidak memiliki alat gerak
- Tubuhnya berbentuk bulat panjang,
- Ukuran tubuhnya hanya beberapa mikron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm.
- Struktur Anatomi
- Sistem Pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh inagnya.
- Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi
Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
- Sistem Reproduksi
Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Sporozoa memiliki pergiliran antara fase seksual dan aseksualnya. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan spora. Reproduksigeneratif dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Misalnya pada Plasmodium. Pada Plasmodium peleburan gamet jantan dan gamet betina terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.
Baca Juga :Sistem Pencernaan Pada Manusia
- Fase vegetatif / aseksual/ skizogoni
Berlangsung di dalam tubuh manusia.
- Siklus Eksoeritrositer (EE)
Nyamuk Anopheles betina mengisap darah manusia, sporozoit (bibit penyakit) dalam air liur nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia. Sporozoit menyerang butir-butir sel darah merah kemudian masuk ke hati menjadi skizont kriptozoik. Skizont kriptozoik berkembang biak secara vegetatif dengan membelah diri membentuk merozoit cryptozoik.
- Siklus Eritrositer (E)
Merozoit cryptozoik masuk ke dalam sel darah merah dan berkembang menjadi bentuk tropozoit. Selanjutnya inti tropozoit tersebut mengalami pembelahan secara berganda membentuk merozoit . Kemudian sel darah merah pecah. Sebagian merozoit ada yang berkembang membentuk gametofit, sedang sebagian yang lain ada yang menyerang sel darah merah yang lain. Proses merozoit menyerang sel darah merah disebut sporulasi.
- Fase generatif / seksual / sporogoni
Berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.
Saat nyamuk menghisap darah manusia, gametosit ikut terbawa masuk ke dalam tubuh nyamuk. Gametofit tersebut akan berkembang menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet (gamet betina). Jika terjadi pembuahan (gamet jantan membuahi gamet betina) maka akan terbentuk zigot yang menempel di dinding lambung nyamuk. Zigot akan berkembang menjadi Ookinet.
Ookinet menembus dinding lambung dan menempel di sebelah luar. Ookinet selanjutnya tumbuh menjadi Ookista. Ookista membelah menjadi banyak. Tiap Ookista akan membungkus diri dengan sedikit sitoplasma membentuk Oosit . Oosit akan berkembang membentuk sporozoit baru yang tersebar ke dalam jaringan tubuh nyamukAnopheles termasuk ke dalam kelenjar liur.
Gambar 2.8. Reproduksi vegetatif dan generatif pada Plasmodium
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia.
- Peranan Protozoa Dalam Kehidupan Manusia
Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Beberapa manfaat protozoa antara lain :
- Mengendalikan populasi bakteri, sebagian protozoa memangsa bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi bakteri di alam.
- Indikator minyak bumi, fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak bumi, gas, dan mineral.
- Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
Protozoa yang merugikan bagi manusia, yaitu menyebabkan penyakit antara lain sebagai berikut :
- Entamoeba histolytica merupakan parasit dalam usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri
Parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.Disentri merupakan penyakit pada gangguan pencernaan yang ditandai dengan peradangan usus besar.
- Entamoeba gingivalis hidup di rongga mulut (celah-celah gigi atau gusi) manusia, yang menyebabkan penyakit pada gusi
- Balantidium coli merupakan parasit dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis)
- Trypanosoma brucei menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika
Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan lalat, yang dinamakan lalat tse-tse.Gejala pertama yaitu adanya suatu benjolan kecil yang berwarna merah. Apabila penyakit itu akan berkembang, tanda-tanda dan gejala-gejala akan nampak lebih lanjut dalam waktu dua atau tiga minggu. Kebanyakan dirasakan sakit kepala, nyeri urat syaraf, tidak dapat tidur (insomnia), kehilangan kesanggupan untuk mempersatukan pikiran dan denyut nadi yang cepat.
Baca Juga : Klasifikasi Makhluk Hidup
- Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra pada ternak
- Trichomonas vaginalis penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria
- Leishmania penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia
- Toxoplasma gondii yang menyebabkan toksoplasmosis
- Plasmodium sp yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia
Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae meyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria yang paling berbahaya, yaitu malaria tropiokana.
Gambar 2.16Plasmodium sp
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak dapat tumbuh menjadi dewasa.Cara lainnya adalah dengan memberi obat (misalnya obat kina) kepada si penderita.
Baca Juga: Pengertian Coelenterata Beserta Ciri, Reproduksi Dan Peranannya
Demikianlah pembahasan mengenai semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂