Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Semantik yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, perkembangan, jenis, manfaat dan unsur, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia (bahasa Inggrisnya Semantic). Semantik berasal dari bahasa Yunani Sema, kata benda yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah Semaino yang berarti “Menandai” atau “Melambangkan”. Yang dimaksud lambang atau tanda di sini sebagai padanan kata semaadalah tanda Linguistik.
Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatikal, dan semantik. Kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik tengan hal-hal yang ditandainya, atau dengan kata lain, bidang studi dalam linguistic yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa.
Semantik adalah cabang linguistic yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial lain seperti sosiologi atau antropologi, bahkan juga dengan filsafat dan psikologi. Sosiologi mempunyai kepentiangan dengan semantic karena sering dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata-kata tertentu untuk mengatakan sesuatu makna dapat menandai identitas kelompok dalam masyarakat.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Komunikasi Daring
Contoh :
Uang = Duit
Besar = Gede
Pada kata uang dan duit memiliki makna yang sama, namun dapat menunjukkan identitas kelompok yang menggunakannya.
Dalam analisis semantic harus disadari bahwa bahasa adalah bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan dengan budaya masyarakat pemakaiannya maka analisis semantic suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalsis bahasa lain.
Pengertian Semantik Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian semantik menurut para ahli, terdiri atas:
-
Menurut Ferdinand de saussure (1966)
Mengemukakan semantik yaitu yang terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau atau yang dilambanginya adalah sesuatu yang berbeda diluar bahsa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk.
-
Menurut Tarigan (1985: 2)
Mengatakan bahwa semantik dapat dipakai dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Semantik dalam arti sempit dapat diartikan sebagai telaah hubungan tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut.
-
Menurut Verharr (2001: 384)
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu semantik gramatikal dan semantik leksikal. Istilah semantik ini digunakan para ahli bahasa untuk menyebut salah satu cabang ilmu bahsa yang bergerak pada tataran makna atau ilmu bahsa yang mempelajari makna.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Dan Fungsi Media Access Control Menurut Badan IBM
-
Menurut Chaer (2009: 6-11)
Semantik berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa yang menjadi objek penyelidikan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1) semantik leksikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah leksikon dari suatu bahsa, (2) semantik gramatikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah makna-makna gramatikal dari tataran morfologi, (3) semantik sintaksikal yang merupakan jenis semantik yang sasaran penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang berkaitan dengan sintaksis, (4) semantik maksud yang merupakan jenis semantik yang berkenaan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahsa, seperti metafora, ironi, litotes, dan sebagainya.
-
Menurut Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
-
Menurut J.W.M Verhaar; 1981:9
Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
-
Menurut Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
-
Menurut Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)
Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.
-
Menurut Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313)
Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : 100 Pengertian Dan Cara Kerja Protokol Jaringan Komputer
-
Menurut Dr. Mansoer pateda
Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.
-
Menurut Abdul Chaer
Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).
-
Ferdinand de Saussure (1966)
Semantik terdiri dari:
- Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk dan bunyi bahasa.
- Komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu.
-
Menurut Drs. Aminuddin, M.Pd
Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantic merupakan bagian dari linguistik.
Perkembangan Pemerolehan Semantik
Clark (1977) secara umum menyimpulkan perkembangan pemerolehan semantik ini kedalam emapt tahap, yaitu :
-
Tahap penyempitan makna kata
Tahap ini berlangsung antara umur satu sampai satu setengah tahun ( 1:0 – 1:6 ). Pada tahap ini kanak-kanak menganggap satu benda tertentu yang dicakup oleh satu makna menjadi nama dari benda itu. Jadi, yang disebut ( meong ) hanyalah kucing yang dipelihara di rumah saja. Begitu juga ( gukguk ) hanyalah anjing yang ada dirumah saja, tidak termasuk yang berada di luar rumah si anak.
-
Tahap Generalisasi berlebihan
Tahap ini berlangsung antara usia satu tahun setengah sampai dua tahun setengah (1:6 – 2:6). Pada tahap ini kanak-kanak mulai menggeneralisasikan makna suatu kata secara berlebihan. Jadi, yang dimaksud dengan anjing atau gukguk dan kucing atau meong adalah semua binatang yang berkaki empat, termasuk kambinh dan kerbau.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Open System Interconnection Menurut Ahli Komunikasi
-
Tahap medan semantik
Tahap ini berlangsung antara usia dua tahun setengah sampai limatahun ( 2:6 – 5:0 ). Pada tahap ini kanak-kanak mulai mengelompokkan kata-kata yang berkaitan ke dalam satu medansemantik. Pada mulanya proses ini berlangsung jika makna kata-kata yang digeneralisasi secara berlebihan semakin sedikit setelah kata-kata baru untuk benda-benda yang termasuk dalam generalisasi ini dikuasai oleh kanak-kanak.
Umpamanya, kalau pada mualanya kata anjing berlaku untuk semua binatang berkaki empat ; namun, stelah mereka mengenal kata kuda, kambing , dan harimau, maka anjing hanya berlaku untuk anjing saja.
-
Tahap generalisasi
Tahap ini berlangsung setelah kanak-kanak berusia lima tahun. Pada tahap ini kanak-kanak telah mulai mampu mengenal benda-benda yang sama dari sudut persepsi, bahwa benda-benda itu mempunyai fitur-fitur semantic yang sama.
Pengenalan ini semakin sempurna jika kanak-kanak semakin bertanbah usianya. Jadi, ketika berusia antara 5 – 7 tahun mereka telah mampu mengenal yang dimaksud dengan heawan, yaitu semua mahluk yang termasuk hewan.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kanak-kanak membutuhkan tahap-tahapan dalam memperoleh makna semantik, dan lingkungan sangat membentu kanak-kanak untuk memperoleh makna tersebut, karena dalam proses pemerolehan itu kanak-kanak menggunakan indranya. Jadi, semakin banyak kanak-kanak mengamati lingkungannya akan sangat membantu sekali dalam memperolah makna kata-kata dari suatu konsep.
Jenis Semantik
Telah dijelaskan bahwa semantik adalah disiplin linguistik yang mengkaji sistem makna. Jadi, objeknya makna. Makna yang dikaji dalam semantik dapat dikaji dari banyak segi, terutama teori atau aliran yang berbeda dalam linguistik.
Teori yang mendasari dan dalam lingkungan mana semantik dibahas membawa kita kepengenalan tentang jenis-jenis semantik. Jenis-jenis semantik itu dapat dideskripsikan berikut ini:
-
Semantik Behavioris
Para penganut aliran behavioris memiliki sikap umum:
- Penganut pandangan behavioris tidak terlalu yakin dengan istilah-istilah yang bersifat mentalistik berupa mind, concept, dan idea:
- Tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia dan hewan:
- Mementingkan factor belajar dan kurang yakin terhadap faktor-faktor bawaan: dan
- Mekanismenya atau determinasinya.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : 100 Proses Dan Pengertian Data Link Control
Berdasarkan sketsa itu makna berada dalam rentangan antara stimulus dan respon, antara rangsangan dan jawaban. Makna ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan oleh lingkungan. Karena itu, makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang berada dalam lingkungan pengalaman manusia.
Contoh: seorang ibu yang menyuapkan makanan pada sibayi.
-
Semantik Deskriptif
Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus memperlihatkan makna yang sekarang berlaku. Makna kata ketika kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperhatikan. Misalnya dalam bahasa Indonesia ada kata juara yaitu orang yang mendapat peringkat teratas dalam pertandingan tanpa memperhatikan makna sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam persabungan ayam. Jadi, Semantik deskriptif hanya memperhatikan makna sekarang.
-
Semantik Generatif
Konsep-konsep yang terkenal dalam aliran ini adalah:
- Kompetensi (competence), yaitu kemampuan atau pengetahuan bahasa yang dipahami itu dalam komunikasi:
- Struktur luar, yaitu unsur bahasa berupa kata atau kalimat yang seperti terdengar: dan
- Struktur dalam, yaitu makna yang berada dalam struktur luar. Aliran ini menjadi terkenal dengan munculnya buku Chomsky tahun 1957 yang kemudian diperbarui.
Teori semantic generatif muncul tahun 1968 karena ketidak puasan linguis terhadap pendapat Chomsky. Menurut pendapat mereka struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen. Struktur dalam tidak sama dengan struktur semantik.
Untuk menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu transformasi. Teori ini tiba pada kesimpulan bahwa tata bahasa terdiri dari struktur dalam yang berisi tidak lain dari struktur semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan ujaran kedua struktur ini dihubungkan dengan suatu proses yang disebut transformasi.
-
Semantik Gramatikal
Semantik gramatikal adalah studi simentik yang khususnya mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat. Verhaar mengatakan Semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis. Untuk menganalisis kalimat masih duduk, kakak sudah tidur tidak hanya ditafsirkan dari kata-kata yang menyusunnya.
Orang harus menafsirkan keseluruhan isi kalimat itu serta sesuatu yang ada dibalik kalimat itu. Sebuah kata akan bergesr maknanya apabila diletakkan atau digabungkan dengan kata lain.
-
Semantik Leksikal
Semantik leksikal adalah kajian simentik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna ayang terdapat dalam kata. Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Sebuah kamus merupakan contoh yang tepat untuk Semantik leksikal: makna setiap kata diuraikan disitu. Jadi, Semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai satuan mandiri.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kelebihan dan Kekurangan Topologi Ring : Cara Kerja, Fungsi Ciri, Sejarah
-
Semantik Historis
Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu. Studi semantik historis ini menekankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji dalam linguistic hoistoris.
Asal-usul kata menjadi bagian studi etimilogi. Semantik ini membandingkan kata-kata berdasarkan periode atau antara kata pada masa tertentu dengan kata pada bahasa yang lain. Misalnya dalam BI terdapat kata padi dan dalam bahasa jawa terdapat kata pari. Fonem/ d/ dan/ r/ berkorespondensi.
-
Semantik Logika
Sematik logika adalah cabang logika modern yang berkaitan dengan konsep-konsep dan notasi simbolik dalam analisis bahasa semantik logika mengkaji sistem makna yang dilihat dari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang mangacu kepada kata pengkajian makna atau penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang oleh Carnap disebut semantik.
Dalam semantik logika dibahas makna proprsi yang dibedakan dengan kalimat, sebab kalimat yang berbeda dalam bahasa yang sama dapat aja diujarkan dalam proporsi yang sama. Sebaliknya, sebuah kalimat dapat diujarkan dalam dua atau lebih proporsi. Proporsi boleh benar boleh salah, dan lambang disebut sebagai variabel proporsional dalam semantik logika.
-
Semantik Struktural
Semantik struktural bermula dari pandangan linguis struktural yang dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme berpendapat bahwa setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur. Struktur itu terjelma dalam unsure berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang membaginya menjadi kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
Manfaat Semantik
Berikut ini terdapat tiga (3) manfaat semantik, terdiri atas:
- Bagi seorang wartawan, seorang reporter atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan, mereka barang kali akan memperoleh manfaat praktis dari mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkannya dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat umum. Tanpa pengetahuan akan konsep-konsep polisemi, homonimi, denotasi, konotasi dan nuansa-nuansa makna tertentu akan sulit bagi mereka untuk dapat menyampaikan informasi secara tepat dan benar.
- Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, seperti mereka yang belajar di Fakultas Sastra, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoretis kepadanya untuk dapat menganalisis bahasa atau bahasa-bahasa yang sedang dipelajarinya.
- Bagi seorang guru atau calon guru pengetahuan semantik mengenai semantik akan memberi manfaat teoretis dan juga manfaat praktis. Manfaat teoretis karena dia sebagai guru bahasa harus pula mempelajari dengan sungguh-sungguh akan bahasa yang diajarkannya. Teori-teori semantik ini akan menolong memahami dengan baik “rimba belantara rahasia” bahasa yang akan diajarkannya itu. Sedangkan manfaat praktis akan diperolehnya berupa kemudahan bagi dirinya dalam mengajarkan bahasa itu kepada murid-muridnya. Sorang guru bahasa, selain harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas mengenai segala aspek bahasa, juga harus memiliki pengetahuan teori semantik secara memadai.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Simplex, Half Duplek Dan Full Duplek Menurut Ahli Teknologi
Semantik dalam Linguistik
Menurut Charles Hockkett dalam bukunya A Course in Modern Linguistik (9159) menerangkan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Sistem bahasa ini terdiri dari subsistem yaitu:
- Subsistem gramatika, yaitu persediaan morfem dan pembentukkannya.
- Subsistem fonologi, yaitu persediaan fonem dan membentuknnya.
- Morfofonemik, yaitu cara-cara yang berhubungan dengan gramatika dan subsitem fonologi.
- Subsistem fonetik, yaitu cara-cara deretan fonem diubah menjadi gelombang-gelombang bunyi oleh artikulasi seorang pembicara dan bagaimana bunyi didekode dari lambang bunyi oleh seorang pendengar.
Unsur – Unsur Semantik
Berikut ini terdapat tiga (3) unsur-unsur semantik, terdiri atas:
1. Konsep
Ambil salah satu kalimat, “saya pergi ke pasar.” Kalimat ini terdiri dari 4 unsur atau kata. Kita perhatikan unsur atau kata saya. Kalau ada seseorang berkata saya, demikian pula dengan kata pasar. Kalau orang berkata pergi , terbayang adalah kegiatan pergi, kegiatan pergi yang dilakukan seseorang yang disebut saya.
Kegiatan tersebut diarahkan ke pasar, bukan ke sekolah atau ke terminal bus. Hal itu terjadi karena ada orang yang mengujarkannya atau kata-kata tersebut tertulis. Bunyi ujaran atau lambang yang tertulis di pahami karena makna tiap-tiap kata, ada di dalam otak kita.
Dengan demikian kata-kata saya, pergi, ke, dan pasar, semuanya mempunyai konsep di dalam otak kita. Konsep kata saya adalah orang pertama bentuk hormat kalau orang sedang berkomunikasi dengan kawan bicara dalam BI. Konsep kata saya berbeda dengan konsep kata engkau, ia, kami, dan kamu.
Konsep itu dapat di pahami melalui kemandirian kata atau melalui relasi dengan kata yang lain. Ada kata yang bebas konteks kalimat, dan ada kata yang bebas tetapi terikat konteks kalimat. Makna kata yang bebas konteks kalimat mudah di analisis, sedangkan makna kata yang teriakat konyeks kalimat sulit di analisis.
2. Tanda
Tanda dapat dikatakan leksem yang secara langsung dapat diikuti bentuk lain, misalnya tanda baca, tanda bagi, tanda bukti, tanda elipsis, tanda gambar, yakni gambar yang digunakan sebagai tanda atau lambang suatu partai atau golongan masyarakat yang tampil sebagai kontestan dalam pemilihan umum, tanda hubung, tanda koma, tanda kurung, tanda kutip, tanda mata, tanda panah, tanda pangkat, tanda petik, tanda pisah, tanda putus, tanda seru, tanda tambah, tanda tanya, dan tanda waktu.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : 100 Pengertian Teknik Komunikasi Data Digital
Berdasarkan klasifikasi pierce membagi tanda menjadi 10 jenis.
- Qualisign, yakni kualitas sejauh yang di miliki tanda. Kata keras menunjukan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan.
- Iconic sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh, diagram, foto, peta, dan tanda baca.
- Rhematic Indexucal sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh, jalan yang selalu mendatangkan kecelakaan berdasarkan pengalaman; maka di tempat tersebut dipasang tanda yang memperlihatkan bahwa selalu terjadi kecelakaan di jalan itu.
- Dicent sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu, misalnya tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.
- Iconic legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
- Rhematic Indexical legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “mana buku itu” dan jawab “itu!”
- Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang sedang dilarikan ke rumah sakit.
- Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lalu kita katakan, harimau. Mengapa kita berkata demikian, karena ada asosiasi antara ganbar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau.
- Dicent Symbol atau yang biasa disebut proposisi (proposition) adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata, “pergi!” , penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan serta merta kita pergi.
- Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata, “Gelap.” Orang itu berkata gelap seab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu.
3. Lambang
Lambang (symbol) adalah unsur bahasa yang bersifat arbitrer dan konvensional yang mewakili hubungan objek dan signifikasinya (cf. Lyons,I, 1997:100). Kata-kata, kalimat, dan tanda-tanda yang bersifat konvensional yang lain tergolong lambang (Pierce, dalam Innis., Ed., 1985:16). Lambang berciri:
- Tanda. Orang berkata, “Mangga!” Bermakna atau memberikan tanda bahwa seseorang membeli, meminta mangga.
- Mengganti atau mewakili. Seseorang berkata, “kuda.” Lambang kuda mewakili atau mengganti sejenis hewan yang namanya kuda. Hal yang sama dalam urutan lambang yang disebut kalimat. Kalau seseorang berkata, “Dulla, ambillah buku itu!” Semestinya orang tadi mengambil sendiri buku itu. tiap unsur yang berupa lambang dalam kalimat, itu semuanya mengganti atau mewakili sesuatu yang dimaksud.
- Berbentuk tertulis atau lisan. Lambang-lambang yang digunakan oleh manusia dapat berbentuk tertulis, dan dapat berbentuk lisan. Ada perbedaan antara lambang tertulis dan lambang yang digunakan secara lisan yaitu lambang yang digunakan secara lisan lebih jelas jika dibandingkan dengan lambang yang digunakan secara tertulis.
- Bermakna. Setiap lambang pasti bermakna, ada konsep, ada pesan, ada gagasan yang dimilikinya.
- Aturan. Lambang adalah aturan, aturan bagaimana seseorang menentukan pilihan dan sikap. Seseorang berkata, “Menepi!” Bermakna, orang yang menerima pesan tersebut harus menepi; jika tidak, akan ada sesuatu yang terjadi.
- Berisi banyak kemungkinan karena kadang-kadang tidak jelas. Orang berkata “pergi!” Timbul pertanyaan: siapa yang pergi, mengapa pergi, dengan siapa pergi, dengan kendaraan apa pergi, pukul berapa pergi, dan apa yang dibawa jikapergi?
- Berkembang, bertambah. Lambang berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia.
- Individual, maksudnya lambang-lambang itu digunakan oleh seseorang, meskipun terjadi komunikasi.
- Menilai, maksudnya apa yang dikatakan semuanya berisi penilaian seseorang tentang sesuatu.
- Berakibat, maksudnya lambang-lambang yang karena digunakan, menimbulkan akibat tertentu.
- Memperkenalkan, maksudnya lambang tersebut menjadi pengenal adanya sesuatu.
CONTOH SEMANTIK
Dalam kaidah umum semantik berikut adalah penjelasan dan juga contoh contohnya :
1. Hubungan antara leksem dengan acuannya bersifat arbitrer. Contoh: kata ‘kursi’ dengan media (yang sekarang kita ketahui wujudnya dan dinamakan kursi) itu tidak bersifat mutlak, tetapi arbitrer. Tidak ada alasan kenapa media tersebut dinamakan ‘kursi’.
2. Kajian waktunya ada yang sinkronik (melihat makna dalam kurun waktu tertentu sehingga maknanya bersifat tetap,, tidak mengalami perubahan baik dulu maupun sekarang) dan diakronik (melihat makna dalm kurun waktu panjang sehingga maknanya relatif berubah.) Contoh diakronik adalah kata ‘bapak’. Dahulu, kata ‘bapak’ digunakan pada seorang laki-laki yang mempunyai hubungan darah (dengan anaknya), sedangkan sekarang kata ‘bapak’ dapat digunakan pada seseorang yang tidak mempunyai hubungan darah sekalipun, belum tua, dan bahkan belum menikah, misalnya ‘Bapak guru’, ‘Bapak walikota’, ‘Bapak camat’, dsb.
3. Beda bentuk, beda makna.
Contoh kata ‘bisa’ dan ‘dapat’, di mana arti keduanya bersinonim. Akan tetapi, setelah keduanya mendapatkan proses morfologis, misalkan afiksasi ‘peN- + -an’, sehingga bentuknya menjadi ‘pembisaan’ dan ‘pendapatan’. Jelas sekali kata ‘dapat’ yang diberi proses morfologis itu lebih berterima daripada kata ‘bisa’ setelah mendapat proses morfologis.
4. Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri.
Contoh:
Kata ‘pipis’, dalam Bahasa Sunda kata tersebut berarti ‘air kencing’, tetapi dalam Bahasa Bali kata tersebut berati ‘uang jajan’. Contoh lainnya yaitu ‘kodok’, dalam Bahasa Sunda berarti ‘mengambil sesuatu dari sebuah lubang yang dalam’, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti ‘katak’.
5. Makna berkaitan dengan pandangan hidup/budayanya.
Pada poin ini berkaitan dengan tabu atau tidaknya penggunaan kata tersebut di suatu masyarakat. Contoh kata ‘anjing’, bagi orang Islam kata ‘anjing’ dapat dimaknai sebagai sesuatu yang bernajis, tetapi bagi orang Kristen dapat dimaknai sebagai hewan yang lucu dan menggemaskan.
6. Luasnya bentuk ≠ luasnya makna.
Secara bentuk, semakin lebar (kata-kata yang digunakan) maka semakin sempit maknanya, begitu sebaliknya. Contoh:
Kereta
Kereta api
Kereta api ekspres
Bandingkan makna kata ‘kereta’ dengan makna yang terkandung dalam ‘kereta api ekspres’. Secara bentuk, kata ‘kereta’ lebih simpel daripada ‘kereta api ekspres’. Akan tetapi, secara makna, makna ‘kereta’ masih terlalu luas, apakah yang dimaksudkan itu kereta api, kereta uap, atau kereta apa. Sementara itu, makna ‘kereta api ekspres’ sudah jelas berarti kereta api khusus yang lajunya lebih cepat dan fasilitas serta pelayanannya lebih baik daripada kereta api ekonomi.
Demikianlah pembahasan mengenai Semantik Adalah – Pengertian, Perkembangan, Jenis, Manfaat & Unsur semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂