Sistem Integumen Pada Ikan

Diposting pada

Pengertian Sistem Integumen Pada Ikan

Sistem  Integumen atau penutup tubuh ikan terdiri  dari  kulit  yang sebenarnya  dan  derivat-derivatnya.  Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat makhluk hidup tersebut hidup atau berada. Gigi  pada ikan  hiu,  scute,  keel  dan  beberapa  tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi  dari sisik.

Sistem  integumen  pada  ikan,  memiliki beberapa fungsi, antara lain: pelindung terhadap gangguan  mekanis,  fisis,  organis  atau penyesuaian  diri  terhadap  faktor-faktor  yang mempengaruhi  kehidupannya,  termasuk pelindung   terhadap  hewan  lain  yang merupakan  musuhnya;  kulit  juga  digunakan sebagai  alat  ekskresi  dan  osmoregulasi  dan sebagai  alat  pernapasan  pada  beberapa  jenis ikan tertentu.

Baca Juga : Anatomi Tubuh Manusia – Pengertian, Organ Tubuh, Pembagian Dan Sistemnya


Kulit

Pada  phylum chordata  dikenal  dua  tipe  dasar dari  integumen,  yaitu tipe invertebrata dan tipe vertebrata.   Tipe vertebrata ada sekalian hewan vertebrata terdiri  dari  beberapa lapisan,  dengan dua  lapisan  utama,  yaitu  lapisan  luar  yang disebut  epidermis  dan  lapisan  dalam  yang disebut dermis (Gambar 1)

Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir  yang dihasilkan oleh sel-sel  yang berbentuk  piala  yang  terdapat  di  seluruh permukaan  tubuhnya. Epidermis  merupakan bagian  tubuh  yang  berhubungan  langsung dengan lingkungan.

sistem-integumen-pada-ikan

Integumen  pada  hewan  merupakan  lapisan protektif yang menjaga lalu lintas air dan zat-zat yang  terlarut  di  dalamnya  secara  bebas.

Epidermis  bagian  dalam  terdapat  lapisan  sel yang  disebut  stratum  germinativum  (lapisan malphigi). Lapisan  ini  sangat  giat  dalam  melakukan pembelahan untuk menggantikan sel-sel  bagian luar  yang  lepas  dan  untuk  persediaan pengembangan tubuh. Dermis yang di dalamnya terkandung pembuluh darah, syaraf dan jaringan pengikat  memiliki  struktur yang lebih tebal  dan sel-sel yang susunannya lebih kompak dari pada epidermis.   Derivat-derivat  kulit  juga  dibentuk dalam  lapisan  ini.   Lapisan  dermis  berperan dalam  pembentukan  sisik  pada  ikan  yang bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya.

Baca Juga : Penjelasan Jenis Ikan Hias Air Laut Dalam Biologi


  • Fungsi

Fungsi kulit antara lain :

  • Sebagai pembalut tubuh
  • Alat pertahanan pertama terhadap penyakit
  • Keseimbangan cairan
  • Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan dengan cara memasukan dan mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit (theoregulasi), dimana dalam kulit terdapat penerima rangsangan (sensory receptor)
  • Alat eksresi dan Osmoregulasi
  • Alat pernafasan tambahan pada beberapa jenis ikan terutamakelompok amphibian

Lendir

Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir  yang  lebih  banyak  dan  tebal  dibanding dengan  ikan  yang  bersisik.   Ketebalan  lendir yang  meliputi  kulit  ikan  dipengaruhi  oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin. Jika zat tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Kelenjar  ini  akan memproduksi  lendir  lebih  banyak  pada  saat tertentu,  misalnya  pada  saat  ikan  berusaha melepaskan diri  dari  bahaya/  genting dibanding pada saat atau keadaan normal.

Baca Juga : Penjelasan Ikan Air Tawar Beserta Jenisnya

Lendir  berguna  untuk  mengurangi  gesekan dengan  air  supaya  ia  dapat  berenang  dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan  dalam osmoregulasi  sebagai  lapisan semi-permiable  yang  mencegah  keluar masuknya air melalui kulit.  Pada beberapa ikan tertentu  menggunakan  lendir  sebagai  alat perlindungan  pada  saat  terjadi  kekeringan, misalnya  ikan  paru-paru  (Protopterus)  yang menanamkan  diri  pada  lumpur  selama  musim panas  dengan  membungkus  tubuhnya  dengan lendir hingga musim penghujan tiba.

Sedangkan pada ikan belut lendir digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam.   Beberapa ikan  yang  menggunakan  lendirnya  untuk melindungi  telur  dari  gangguan  luar,  misalnya anggota dari genus Trichogaster.


  • Sisik

Bentuk,  ukuran  dan  jumlah  sisik  ikan  dapat memberikan  gambaran  bagaimana  kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan  sisik  besar  dan kasar,  sisik  cycloid dan  ctenoid  merupakan  sisik  yang  kecil,  tipis  atau ringan hingga  sisik placoid merupakan sisik yang lembut.  Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus  menerus  bergerak  pada perairan berarus deras  mempunyai  tipe  sisik  yang  lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada  kecepatan  tinggi  umumnya  mempunyai tipe sisik yang kasar.

Ikan  yang  bersisik  keras  biasanya  ditemukan pada golongan ikan primitive,  sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang  dikandungnya.   Sisik  dibuat  di  dalam dermis  sehingga  sering  diistilahkan  sebagai rangka dermis.

Baca Juga : Fase Pertumbuhan Ikan Beserta Penjelasannya

Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja.   Seperti “paddle fish”,  ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor.   Dan adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat  (Anguilla) yang terlihat  seperti  tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang tebal.  Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima  jenis,  yaitu  Placoid,  Cosmoid,  Ganoid, Cycloid dan Ctenoid.


  • Sisik Placoid

Jenis  sisik  ini  karakteristik  bagi  golongan  ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).   Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar.  Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di  bagian dermis  kulit,  dan suatu bagian yang menonjol  berupa  duri  keluar  dari  permukaan epidermis.   Sisik tersebut  merupakan  struktur ekoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik  yang biasa  terdapat  pada  osteichthyes  yang  terdiri atas  lempeng  dasar,  tangkai  sentral  dan  duri. Bagian yang lunak dari  sisik ini  (pulp) berisikan pembuluh  darah  dan  saraf  yang  berasal  dari dermis.

Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehingga sering disebut  dermal dentine yang di dalamnya terdapat  rongga pulpa.  Pertumbuhan  dari  sisik placoid  menyerupai  pertumbuhan  gigi,  yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari selsel dermis  yang  seterusnya  akan  tumbuh menjadi  lebih nyata  membentuk  papila  dermis yang mendesak epidermis yang ada di  sebelah permukaan.


  • Sisik Cosmoid

Sisik  ini  hanya  ditemukan  pada  ikan  fosil  dan ikan primitive yang sudah punah dari  kelompok  Crossopterygii dan Dipnoi.   Sisik  ikan ini  terdiri dari  beberapa lapisan,  yang berturut-turut   dari luar adalah  vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel,  kemudian  cosmine  yang merupakan lapisan  terkuat  dan   noncellular,  terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi  tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan  pada  bagian  atas  tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae .


  • Sisik Ganoid

Jenis sisik ini  dimiliki  oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei)  dan  Scaphyrynchus  (Chondrostei). Sisik  ini  terdiri  dari  beberapa  lapisan  yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa  garam-garam  an-organik,  kemudian lapisan  berikutnya  dalah  cosmine,  dan  lapisan yang  paling  dalam  adalah   isopedine. Pertumbuhan  sisik  ini  dari  bagian  bawah  dan bagian atas.  Ikan bersisik type ini adalah antara lain,  Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.

Baca Juga :  Insecta Adalah


  • Sisik Ctenoid dan Sisik Cycloid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan  teleostei, yang  masing-masing  terdapat  pada  golongan ikan  berjari-jari  lemah  (Malacoptrerygii)  dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara  sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi  adanya sejumlah duri-duri  halus yang  disebut  ctenii  beberapa  baris  di  bagian posteriornya.

Pertumbuhan pada tipe sisik  ini  adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel  dan  kepipihannya  sudah  tereduksi menjadi  lebih  tipis,  fleksibel  dan  transparan. Penempelannya  secara  tertanam  ke  dalam sebuah kantung kecil  di  dalam dermis  dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan  dengan  air  sehingga  dapat  berenang lebih cepat.   Sisik  yang terlihat  adalah bagian belakang (posterior)  yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya  mengandung  butir-butir  pigmen (chromatophore).

Bagian  anterior  (terutama  pada  bagian  tubuh) transparan  dan  tidak  berwarna.   Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada  bagian  posterior  sisik  ctenoid  dilengkapidengan ctenii  (gerigi  kecil).   Focus  merupakan titik  awal  perkembangan  sisik  dan  biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.


Pewarnaan

Sel  khusus yang memberikn warna pada  ikan ada dua macam yaitu Iridocyte (leucophore dan guanophore)  dan  Chromatophora.   Iridocyte dinamakan juga sel  cermin karena mengandung bahan yang dapat  memantulkan warna di  luar tubuh ikan. Sel chromathiphora terdapat dalam dermis. Selini mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber warna sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat menyebar keseluruh sel atau mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang menyebabkan perubahan warna pada ikan.

Chromatophora dasar ada 4 jenis yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthopore (kuning), melanophore (hitam) dan leucophore (putih). Warna  pada  ikan  sangat  dipengaruhi  oleh schemachrome (konfigurasi  fisik) dan biochrome (pigmen  pembawa  warna).   Schemachrome warna putih ditemukan pada rangka, gelembung renang, sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata;  warna  pelangi  pada  sisik,  mata  dan membrane anus.  Sedangkan tergolong ke dalam biochrome  adalah:

  1. Carotenoid (kuning,  merah dan corak lainnya);
  2. chromolipoid (kuning sampai coklat);
  3. indigoid (biru, merah dan hijau);
  4. melanin (hitam dan coklat);
  5. flavin (fluoresensi  kehijauhijauan);
  6. purin (putih  atau  keperak-perakan);
  7. pterin (putih, kuning, merah dan jingga).

Ikan-ikan  yang  hidup  di  perairan  bebas seperti tenggiri (Scomberomorus commersoni) mempunyai warna  tubuh  yang  sederhana, bertingkat  dari  keputih-putihan  pada  bagian perut,  keperak-perakan pada sisi  tubuh bagian bawah sampai warna kebiru-biruan atau kehijauhijauan pada sisi atas dan kehitam-hitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup di daerah dasar, bagian  dasar  perutnya  berwarna  pucat dan  bagian  punggungya  berwarna  gelap. Misalnya  pada  kelompok  ikan  pari  dan  ikan  sebelah.   Ikan-ikan  yang  hidupnya  di  sekitar karang  memiliki  warna  yang  cerah  dan cemerlang  misalnya  ikan-ikan  family Chaetodontidae,  Achanturidae,  Apogonidae dan sebagainya.

Pemiripan warna secara umum antara ikan dan latar belakangnya baik secara perlahan maupun cepat merupakan karakteristik dasar ikan untuk menyamai  lingkungan  atau  habitat  mereka berada.   Ikan laut  memiliki  warna  tubuh yang bertingkat,  di  bagian  dorsal  berwarna  biru, bagian sisi keperak-perakan, dan putih di bagian perut.   Perubahan  warna  sering  terjadi berhubungan dengan kondisi  lingkungan seperti siang dan malam,  musim dan keadaan habitat.

Perubahan warna  tersebut  diatur  oleh intraksi saraf dan hormon. Pewarnaan  terpecah  merupakan  suatu  upaya ikan  untuk  mengaburkan  pandangan  terhadap tubuh  ikan.   Bila  tubuh  permukaan  ikan mempunyai garis-garis warna atau corak kontras yang  tidak  teratur,  maka  garis-garis  tersebut akan cenderung mengaburkan pandangan hewan lain.

Pada  ikan  kupu-kupu  (Forcipinger longirostris) yang hidup di daerah karang mampu memceahkan  warna  tubuhnya  menjadi  bentuk organ tubuh,  warna  demikian  dipergunakan untuk  memecah  bentuk  atau  mengaburkan bentuk asli ikan. Selain  fungsinya  sebagai  penyamaran  dan penyembunyian,  pada  beberapa  ikan  bentuk pewarnaannya  justru  cenderung  sebagai pemberitahuan.   Sejumlah  anggota  family Percidae yang terdapat di air tawar dan sejumlah famili  yang  ditemukan  di  laut  memiliki  corak warna  yang  terang  dan  cemerlang  sebagai pengenalan seksual.


Organ Cahaya

Cahaya  yang  dihasilkan  ikan  memiliki  fungsi sebagai  tanda  pengenal  individu  yang  sejenis, untuk mengikat mangsa,  menerangi  lingkungan, dan penciri  ikan beracun.   Umumnya ikan-ikan yang  memiliki  organ  cahaya  hidupnya  pada daerah  laut  dalam (antara  300  –  1000  m ) dengan  warna  biru  atau  biru  kehijau-hijauan yang  biasa  dikenal  dengan  bioluminescens  . Namun  telah  ditemukan  pula  ikan  laut  yang hidup di perairan dangkal memiliki organ cahaya seperti,  ikan  leweri  batu  (Photoblepharon palpebratus)  dan  ikan  leweri  air  (Anomalops katopron).   Cahaya yang dikeluarkan berkedapkedip secara  teratur  yang  dikendalikan  oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam di bawah mata.

Terdapat  dua  kelompok  ikan  berdasarkan sumber  cahaya  yang  dikeluarkannya  yaitu, kelompok ikan yang cahaya dikeluarkan  oleh sel pada  kulit  ikan  itu  sendiri  (photophore=potocyt) misalnya pada golongan elasmobranchii (Etmopterus, Benthobatis dan  Spinax) dan pada golongan  ikan  teleostei  (Batrachoididae dan Stomiatidae).  Kelompok kedua adalah ikan yang mengeluarkan  cahaya  dari  bakteri  yang bersimbiose dengannya, misalnya pada ikan-ikan family  Monocentridae,  Gadidae,  Leognathidae, Serranidae dan Macroridae.   Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya terdapat di dalam kantung kelenjar  epidermis.

Baca Juga : Mamalia Adalah

Pemantulan  cahaya  yang dikeluarkan bakteri tersebut diatur oleh jaringan yang  berfungsi sebagai lensa.  Pada bagian yang berlawanan  dengan  lensa  terdapat  banyak pigmen  yang  berfungsi  sebagai  pemantul. Pemancaran  cahaya  yang  dikeluarkan  oleh bakteri  diatur  oleh  kontraksi  pigmen  yang berfungsi sebagai iris mata. Pada  ikan-ikan  yang  hidup  di  laut  dalam, pengeluaran  cahayanya  mempunyai  peranan dalam pemijahan.  Pada musim pemijahan, ikan jantan  berusaha  membimbing  betina  untuk mencari  tempat  yang  baik   untuk  memijah.

Cahaya  yang  dikeluarkan  memiliki  kekuatan panjang  gelombang  400-600   mµ  yang  dapat menerangi  sejauh  10  meter. Anglerfishes (Linophyrin  brevibarbis)  yang  terdapat  di  laut dalam  mempunyai  tentakel  yang  bercahaya. Diduga  pada   tentakelnya  mempunyai  kultur bakteri  yang terdapat  pada kulitnya.   Tentakel yang   ujungnya  mempunyai  jaringan  jaringan yang  membesar  itu  digosokkan  di  atas  kultur bakteri  tersebut,  sehingga  bakteri  yang bercahaya terbawa oleh tentakel  untuk menarik perhatian mangsanya.

Adapun fungsi organ cahaya pada ikan adalah:

  1. Sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis
  2. Untuk memikat mangsa
  3. Menerangi lingkungan sekitar
  4. Mengejutkan musuh dan melarikan diri
  5. Penyesuaian terhadap ketiadaan sinar di laut yang merupakan sebagai ciri-ciri ikan beracun

Kelenjar Beracun

Kelenjar beracun pada ikan merupakan derivate dari  kulit  yang  merupakan  modifikasi  kelenjar yang  mengeluarkan  lendir.   Ikan-ikan  yang kelenjar  integumennya mengandung  racun umumnya  dipergunakan  ikan  untuk mempertahankan  diri,  menyerang  dan mencari makanan.

Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar racun antara lain ikan-ikan yang hidup di sekitar karang. Kelenjar racun umumnya dikeluarkan melalui jari-jari keras sirip punggung (dorsal fin) dan dada (fectoral fin).

Pada ikan lepu (Synanceia verrucosa dan Pterois volitans) memiliki alat beracun pada daerah jari jari keras  sirip punggung,  sirip dubur  dan sirip perut.   Umumnya ikan lepu ini  tinggal  di  dasar perairan yang dangkal  berpasir  atau berkarang dan  pada  daerah  terdapat  vegetasi  lamun. Gerakannya  lamban  dengan  warna  permukaan tubuh  yang  mirip  dengan  dasar  perairan menyebabkan  ikan  ini  sulit  untuk  dilihat. Beberapa  jenis  dari  ikan  memiliki  racun  yang dapat  mematikan  manusia,  misalnya  jenis  Synanceia horrida. Pada  ikan  pari  (Dasyatis)  kelenjar  racunnya terdapat pada duri di ekornya.

Duri ini tersusun dari  bahan  yang  disebut   vasodentine. Sepanjang  kedua  sisi  duri  tersebut  terdapat gerigi yang bengkok ke belakang. Duri  tersebut ditandai oleh adanya sejumlah alur dangkal yang sepanjang tepi alur terdiri celah berupa jaringan kelabu “spongi”, lembut meluas sepanjang celah panjang  yang berfungsi sebagai jaringan tempat dihasilkannya  racun.   Ikan  baronang  (Siganus) memiliki kelenjar beracun yang terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung, 4 jari-jari keras sirip perut dan 7 jari-jari keras sirip dubur.

Ikan-ikan  yang  sistem  integumennya mengandung kelenjar  beracun antara  lain ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea) dan golongan Elasmobranchii  (Chimaeridae, Myliobathidae dan Dasyatidae).  Beberapa  jenis  ikan  buntal (Tetraodontidae)  juga  dikenal  beracun,  tetapi racunnya  bukan  berasal  dari  sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu. Studi tentang  racun  ikan  dikenal  dengan ichthyotoxisme.

Ilmu  ini  mempelajari  tentang racun  yang  dikeluarkan  oleh  ikan  serta  gejala keracunan  dengan  aspek-   aspeknya. Ichthyotoxisme  meliputi   Ichthyosarcotoxisme yang  mempelajari  berbagai  macam keracunan akibat  makan  ikan  beracun  dan Ichthyoacanthotoxisme  yang  mempelajari sengatan ikan berbisa.

Baca Juga : Hewan Melata


Demikianlah artikel dari dosenpendidikan.co.id mengneai Sistem Integumen Pada Ikan : Pengertian, Kulit, Lendir, Sisik, Pewarna, Organ Cahaya, Kelenjar Beracun, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.