Pada saat ini istilah atau kata stakeholder sudah dikenal banyak orang, yang dalam istilah stakeholder sering digunakan oleh banyak pihak karena berkaitannya dengan berbagai macam ilmu, seperti ilmu bisnis, informasi dan komunikasi, pengolahan sumber daya dan sebagainya.
Dan banyak lembaga sekali lembaga publik yang menggunakan istilah ini dalam proses pengambilan keputusan dan di saat implementasinya. Istilah stakeholder pun sering dinyatakan sebagai para pelaku atau pihak yang ada kaitannya dengan suatu rencana atau issu. Nah untuk mengetahui secara lengkap mengenai apa itu stakeholder mari kita lihat pemaparannya berikut ini.
Pengertian Stakeholder
Stakeholder adalah suatu masyarakat, kelompok, kumunitas ataupun individu manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatau organisasi atau perusahaan. Suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu tersebut dapat dikatakan sebagai stakeholder jika mereka memiliki karekteristik seperti memiliki kekuasaan dan kepentingan terhadap organisasi atau perusahaan.
Atau definisi dari stakeholder yakni orang yang memiliki minat maupun kepentingan di dalam suatu perusahaan. Hal ini bisa menyangkut kepentingan finansial atau kepentingan lainnya, bila orang tersebut terkena pengaruh dari apa yang terjadi pada perusahaan, baik itu dampak negatif atau positif orang tersebut dapat dikatakan sebagai stakeholder.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Manajemen adalah
Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli
Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder ini. Beberapa definisi yang penting dikemukakan seperti:
-
Menurut Freeman “1984”
Mendefinisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
-
Biset “1998”
Mendefenisikan stakeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan, stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagaimana dikemukakan Freeman “1984” yakni dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard “1996” dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
Teori Stakeholder
Perkembangan teori stakeholder diawali dengan berubahnya bentuk pendekatan perusahaan dalam melakukan aktifitas usaha. Ada dua bentuk dalam pendekatan stakehoder menurut Budimanta dkk, 2008 yaitu old-corporate relation dan new-corporate relation.
Old corporate relation menekankan pada bentuk pelaksanaan aktifitas perusahaan secara terpisah dimana setiap fungsi dalam sebuah perusahaan melakukan pekerjaannya tanpa adanya kesatuan diantara fungsi-fungsi tersebut. Bagian produksi hanya berkutat bagaimana memproduksi barang sesuai dengan target yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan, bagian pemasaran hanya bekerja berkaitan dengan konsumenya tanpa mengadakan koordinasi satu dengan yang lainya.
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan pemasok pun berjalan satu arah, kaku dan berorientasi jangka pendek. Hal itu menyebabkan setiap bagian perusahaan mempunyai kepentingan, nilai dan tujuan yang berbeda-beda bergantung pada pimpinan masing-masing fungsi tersebut yang terkadang berbeda dengan visi, misi, dan capaian yang ditargetkan oleh perusahaan.
Hubungan dengan pihak di luar perusahaan bersifat jangka pendek dan hanya sebatas hubungan transaksional saja tanpa ada kerjasama untuk menciptakan kebermanfaatan bersama. Pendekatan tipe ini akan banyak menimbulkan konflik karena perusahaan memisahkan diri dengan para stakeholder baik yang berasal dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.
Konflik yang mungkin terjadi di dalam perusahaan adalah tekanan dari karyawan yang menuntut perbaikan kesejahteraan. Tekanan tersebut bisa berupa upaya pemogokan menuntut perbaikan sistem pengupahan dan sebagainya. Jika pemogokan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama maka hal itu bisa mengganggu aktifitas operasi perusahaan dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Independen : Pengertian, Ciri, Sifat, Faktor Dan Pertimbangan
Sedangkan konflik yang mungkin terjadi dari luar perusahaan adalah munculnya tuntutan dari masyarakat karena dampak pembuangan limbah perusahaan yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan bagi perusahaan apabila diperkarakan secara hukum.
New-corporate relation menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat karena profesionalitas telah menjadi hal utama dalam pola hubungan ini.
Hubungan perusahaan dengan internal stakeholders dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk bisa menciptakan kesinambungan usaha perusahaan sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan bukan hanya bersifat transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan juga berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan external stakholders.
Pendekatan new-corporate relation mengeliminasi penjenjangan status diantara para stakeholder perusahaan seperti yang ada pada old-corporate relation. Perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya di posisi paling atas sehingga perusahaan mengeksklusifkan dirinya dari para stakeholder sehingga dengan pola hubungan semacam ini arah dan tujuan perusahaan bukan lagi pada bagaimana menghimpun kekayaan sebesar-besarnya namun lebih kepada pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development).
Asumsi teori stakeholder dibangun atas dasar pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat besar dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memperhatikan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya kepada pemegang saham. Hal ini berarti, perusahaan dan stakeholder membentuk hubungan yang saling mempengaruhi.
Menurut Ghazali dan Chariri (2007:409), Teori Stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain).
Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak suatu informasi di dalam laporan perusahaan tersebut. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder.
Meskipun stakeholder theory mampu memperluas perspektif pengelolaan perusahaan dan menjelaskan dengan jelas hubungan antara perusahaan dengan stakeholder, teori ini memiliki kelemahan. Gray et al (1997) mengatakan bahwa kelemahan dari stakeholder theory terletak pada fokus teori tersebut yang hanya tertuju pada cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholder-nya.
Perusahaan hanya diarahkan untuk mengidentifikasi stakeholder yang dianggap penting dan berpengaruh dan perhatian perusahaan akan diarahkan pada stakeholder yang dianggap bermanfaat bagi perusahaan. Mereka yakin bahwa stakeholder theory mengabaikan pengaruh masyarakat luas (society as a whole) terhadap penyediaan informasi dalam pelaporan keuangan (Ghozali dan Chariri, 2007:411).
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kebijakan Fiskal – Pengertian, Contoh, Fungsi, Jenis Dan Bentuknya
Warsono dkk. (2009: 29-31) mengungkapkan bahwa terdapat tiga argumen yang mendukung pengelolaan perusahaan berdasarkan perspektif teori stakeholder, yakni, argumen deskriptif, argumen instrumental, dan argumen normatif, berikut penjelasan singkat mengenai ketiga argumen tersebut:
-
Argumen Deskriptif
Menyatakan bahwa pandangan pemangku kepentingan secara sederhana merupakan deskripsi yang realistis mengenai bagaimana perusahaan sebenarnya beroperasi atau bekerja. Manajer harus memberikan perhatian penuh pada kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi tugas manajemen lebih penting dari itu.
Untuk dapat memperoleh hasil yang konsisten, manajer harus memberikan perhatian pada produksi produk-produk berkualitas tinggi dan inovatif bagi para pelanggan mereka, menarik dan mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas tinggi, serta mentaati semua regulasi pemerintah yang cukup kompleks. Secara praktis, manajer mengarahkan energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik saja.
-
Argumen Instrumental
Menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan dinilai sebagai suatu strategi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mempertimbangkan hak dan memberi perhatian pada berbagai kelompok pemangku kepentingannya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.
-
Argumen Normatif
Menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Perusahaan mempunyai penguasaan dan kendali yang cukup besar terhadap banyak sumber daya, dan hak istimewa ini menyebabkan adanya kewajiban perusahaan terhadap semua pihak yang mendapat efek dari tindakan-tindakan perusahaan.
Stakeholders Internal
Berikut ini terdapat beberapa Stakeholders Internal, terdiri atas:
a. Stakeholder Pada Sektor Publik
stakeholder internal pada sektor publik antara lain adalah :
-
Lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya)
Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan atau “Civilizated Organization” di mana lembaga tersebut dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara di mana bertujuan untuk membangun negara itu sendiri. Lembaga negara terbagi dalam beberapa macam dan mempunyai tugas masing-masing antara lain. Tugas umum lembaga negara antara lain :
- Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.
- Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.
- Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.
- Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.
- Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.
Lembaga Negara :
- DPR atau dewan perwakilan rakyat bertugas membentuk undang-undang untuk menampung segala usulan dari rakyat.
- MPR Majelis permusyawaratan rakyat yang bertugas mengatur susunan amandemen / UUD 1945.
- TNI Tentara Nasional Indonesia bertugas untuk mengatur keamanan dan stabilitas negara.
- PN Pengadilan negeri bertugas untuk menghukum atau mengadili masalah masalah yang berkaitan dengan hukum perdata maupun hukum pidana.
- KPK Komisi pemberantasan korupsi bertugas untuk memberantas para pelaku yang melakukan tindak pidana korupsi.
- BPK Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa uang Negara.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Para Ahli
-
Kelompok politik (partai politik)
Secara umum partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Adapun tujuan dibentuknya sebuah partai adalah untuk memperoleh kekuasaan politik, dan merebut kedudukan politik dengan cara (yang biasanya) konstitusional yang mana kekuasaan itu partai politik dapat melaksanakan program-program serta kebijakan-kebijakan mereka.
-
Manajer Publik (Gubernur BUMN, BUMD),
manajer publik ialah orang yang menjalankan fungsi manajemen publik. Orang tersebut mengatur serta mengkoordinasikan kegiatan dan aspek lainnya, agar tercapai kesesuaian. Maka seorang manajer dituntut mengerjakan segala hal secara benar agar dihasilkan efisiensi dalam organisasi.
-
Pegawai Pemerintah.
Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Stakeholder Pada Sektor Swasta
Karena stakeholders internal mudah dikendalikan dan biasanya lebih diserahkan kepada bagian kepegawaian atau dirangkap langsung oleh eksekutif puncak. Unsur-unsur stakeholders internal adalah sebagai berikut :
-
Pemegang Saham
Pemegang saham atau pemilik perusahaan mempunyai kekuasaan yang besar karena mudanya usia perusahaan dan seluruh karyawan mengidentikkan pemilik sebagai pemimpin spiritual perusahaan. Selama pemilik itu adalah pendiri hal ini akan berubah bila perusahaan telah go public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan saham pada pihak tertentu. Perusahaan muda adalah perusahaan yang relative masih dinahkodai oleh pemilik,berada pada generasi pertama dan dominasi keluarga pemilik.
-
Manajer dan Top Executives
Manajer perusahaan berada dibawah kendali pemilik, hanya dengan kapasitas memadailah seorang manajer dapat tampil otonom dalam mengelola perusahaan. Manager professional membutuhkan mitra yang mempunyai kapasitas manajerial dan wawasan intelektual.
Kasus berpindahnya secara bergerombol (enblock),redaksi senior media massa yang mapan dalam kurun waktu 1985-1990 ke media baru terjadi karena adanya daya tarik dari investor baru yang ingin cepat menguasai teknologi penerbitan dan bayangan hidup lebih baik bagi para wartawan nuda.
Solidaritas pers akan rusak dan persaingan dapat saling mematikan. Tugas Public Relation adalah memantau gejala-gejala ini dan member masukan dan rekomendasi kepada perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menimbulkan dampak bagi:
- Merosotnya moral kerja karyawan
- Hilangnya kepercayaan konsumen
- Turut campurnya phak ketiga untuk mengambil alih perusahaan(take over)/memasukkan orang baru (intervensi)
- Merosotnya reputasi eksekutif puncak perusahaan.(perusahaan yang melepas saham menimbulkan turunya harga saham).
-
Karyawan
Karyawan adalah orang-orang dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Public Relation perlu menangani karyawan karena Pertama, karyawan adalah orang yang paling banyak jumlahnya dalam perusahaan, secara struktural mereka lemah. Kedua, karena tingkat pendidikannya rendah, karyawan mudah disulut isu. Ketiga, karyawan adalah ujung tombak perusahaan jasa. Keempat, karyawan merupakan sumber suara potensial dalam pemilihan umum. Kelima, pers umumnya bersimpati kepada karyawan yang dilanggar hak-haknya oleh manajemen.
Public Relation umumnya menggunakan MBWA (Managing by Walking Aroun) untuk memperoleh simpati kayawan. Tugas Public Relation adalah menciptakan iklim baik agar karyawan dapat bekerja tenang dan aman. Rasa tidak aman akan mengakibatkan mereka mencari perlindungan dari pihak-pihak diluar perusahaan, turut campurnya pihak luar menunjukkan perusahaan sudah kehilangan kepercayaan dari karyawannya.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Lembaga Keuangan Bank – Pengertian, Fungsi, Ciri, Struktur Dan Contohnya
-
Keluarga Karyawan
Tugas Public Relation adalah menimbulkan pemahaman para anggota keluarga tentang keadaan pekerjaan anggota keluarganya sehingga mereka dapat menyesuaikan perilakunya. Public Relation juga perlu mendapatkan kepercayaan dari anggota keluarga karyawannya atas produk-produk yang dihasilkan perusahaan, sebelum perusahaan memperoleh kepercayaan diri dari konsumen raihlah kepercayaan dari keluarga karyawan yang turut memproduksi barang itu.
Stakeholders Eksternal
Berikut ini terdapat beberapa Stakeholders Eksternal, terdiri atas:
a. Stakeholder Pada Sektor Publik
Pada Sektor Publik Stakeholder eksternal antara lain :
- masyarakat pengguna jasa publik
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah pelayanan masyarakat (publik service). Pelayanan tersebut diberikan untuk memenuhi hak masyarakat, baik itu merupakan layanan civil maupun layanan publik. Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak. Ia melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok (organisasi), dan dilakukan secara universal.
- masyarakat pembayar pajak
Pajak ialah iuran wajib kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali secara langsung, manfaat atau guna pajak yaitu untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat.
Pajak dibagi dalam dua macam yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung, disamping itu wajib pajak pun mempunyai kewajiban dan hak-hak sebagai seorang wajib pajak. Hukum pajak ialah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dan wajib pajak.
- perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi,
- Bank sebagai kreditor pemerintah,
- Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang.
B. Stakeholder Pada Sektor Swasta
Stakeholders eksternal adalah Unsur-unsur yang ada di luar kendali perusahaan (uncontrollable). Konsumen adalah raja yang mempunyai hak untuk memilih barangnya sendiri. Pemerintah adalah penentu kebijakan. Penyalur menguasai jaringan distribusi dan Pemasok akan mudah berpindah bila tidak memuaskan,semakin kuat pengaruh pers semakin besar kemungkinan mereka menjaga jarak dari pengaruh bisnis.
Unsur dalam lingkungan eksternal dapat dilihat dua hal pertama, kompleksitas lingkungan di ukur dari banyaknya pihak luar perusahaan yang mendapat perhatian perusahaan karena pengaruhnya. Kedua, stabilitas lingkungan diukur dari perubahan yang ditimbulkan.
Dalam lingkungan stabil, perusahaan cenderung didesain mekanitiks, mengandalkan peraturan, prosedur, dan lebih birokratis. Tanggung jawab seorang praktisi Public Relation banyak atau sedikitnya departemen disediakan tergantung jumlah aktor dalam lingkungan yang perlu diperhatikan (kompleksitas). Semakin banyak kctor yang berpengaruh, semakin banyak departemen yang harus didesain untuk melakukan deal dengan masing-masing unsur tersebut. Demikian sebaliknya. Stakeholder eksternal pada sektor swasta terdiri dari bank, serikat buruh, pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Manajemen Personalia : Pengertian Menurut Para Ahli Dan ( Tujuan – Fungsi – Tugas – Tips )
Fungsi atau Peran Stakeholder dalam Organisasi
Pelanggan atau konsumen yang loyal memang penting bagi perusahaan, tetapi ruang lingkup stakeholder tidak hanya pelanggan saja. Bahkan tidak sedikit orang mengira dan memahami bahwa yang dimaksud dari stakeholder hanyalah shareholder saja yaitu pengusaha.
Dalam suatu bisnis selain konsumen yang turut andil juga dalam memberikan “saham” adalah para karyawan dan masyarakat sekitar. Mereka mempunyai peranan sendiri-sendiri untuk ikut andil memberikan saham secara simbiosis mutualistis.
Dan juga tidak bisa sebuah perusahaan hanya fokus pada pelanggan saja, mereka memprioritaskan seluruh aktifitas perusahaan untuk memuaskan pelanggan. Hanya terfokus kepada satu sisi pelanggan saja akan menyebabkan kegagalan dari perusahaan tersebut, karena melalaikan stakeholder yang lain.
Terdapat pendapat yang menyatakan pentingnya internal stakeholders dalam setiap perusahaan yakni karyawan yang juga merupakan primary stakeholders terutama dalam usaha manufacturing. Jenis usaha sektor lainnya lebih menekankan komunitas sekitar korporasi seperti dalam usaha ekstraktif (mineral dan tambang). Demikian pula konsumen dalam sektor jasa maupun suppliers dan usaha kecil (UKM) telah pula dipandang sebagai stakeholders. Dalam hal ini peran pemerintah lokal, kabupaten, propinsi dan nasional dianggap pula sebagai stakeholders yang penting.
Pelanggan eksternal adalah mereka yang bukan bagian dari organisasi, namun mereka menerima produk atau jasa dari organisasi. Mereka adalah pihak yang membayar bagi produk atau jasa organisasi. Apabila produk atau jasa tersebut tidak membuat mereka puas, mereka dapat dengan mudah mencari perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa yang lebih baik.
Sedangkan pelanggan internal adalah siapa saja di dalam organisasi. Mereka adalah fungsi lain, cabang lain, atau bahkan rekan kerja. Fungsi yang satu dengan lainnya berhubungan dengan pelanggan di dalam organisasi. Walaupun di sini yang merupakan inti adalah pelanggan eksternal, namun bila pelanggan internal diabaikan, maka dampak langsungnya akan mempengaruhi pelanggan eksternal. Semakin pelanggan internal diperlakukan dengan baik, maka layanan terhadap pelanggan eksternal akan makin baik.
Pola Kehidupan saling Ketergantungan Antar Stakeholder
Berikut ini terdapat beberapa pola kehidupan saling ketergantungan antar stakeholder, terdiri atas:
a. Sektor Swasta
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan pemasok pun berjalan satu arah, kaku dan berorientasi jangka pendek. Hal itu menyebabkan setiap bagian perusahaan mempunyai kepentingan, nilai dan tujuan yang berbeda-beda bergantung pada pimpinan masing-masing fungsi tersebut yang terkadang berbeda dengan visi, misi, dan capaian yang ditargetkan oleh perusahaan.
Menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat karena profesionalitas telah menjadi hal utama dalam pola hubungan ini.
Hubungan perusahaan dengan internal stakeholders dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk bisa menciptakan kesinambungan usaha perusahaan sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan bukan hanya bersifat transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan juga berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan eksternal stakeholders.
- Stockholder atau Pemegang saham
Pemegang saham mempunyai hak dalam perusahaan, karena ketika mereka membeli saham perusahaan, mereka menjadi pemilik perusahaan, dan memiliki hak untuk mendapatkan dividen. Pemegang saham sangat perhatian terhadap cara kerja perusahaan karena mereka ingin mendapatkan hasil yang maksimal dari investasinya.
Karena itu mereka mengamati perusahaan dan manajernya untuk memastikan bahwa mereka bertindak sesuai etika dan tidak menimbulkan resiko terhadap modal investor dengan melakukan tindakan yang tidak merusak reputasi perusahaan. Sehingga timbul keinginan untuk memaksimalkan hasil imbalan atas investasi mereka.
- Manajer
Manajer merupakan stakeholder yang sangat vital karena mereka bertanggung jawab untuk menggunakan modal dan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan harga saham perusahaan. Manajer telah memberikan ketrampilan, keahlian, dan pengalamannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga mereka mempunyai hak untuk mendapatkan penghargaan berupa gaji yang tinggi, promosi jabatan, dan bonus.
Manajer bertanggung jawab untuk menetukan tujuan perusahaan dan menggunakan sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Keputusan-keputusan itu kadang-kadang sangat sulit dan menantang manajer untuk tetap memegang nilai-nilai etika karena di satu sisi keputusan tersebut dapat menguntungkan beberapa stakeholder, tapi bisa merugikan kelompok lain.
Selain itu, manajer juga mempunyai hak untuk mengharapkan suatu hasil imbalan atau penghargaan yang baik dengan menginvestasikan modal manusia mereka untuk memperbaiki suatu kinerja perusahaan.
- Karyawan
Perusahaan bersikap etis terhadap karyawan, bila perusahaan dapat menciptakan struktur pekerjaan yang wajar dan pemberian penghargaan dilakukan secara adil. Perusahaan harus melaksanakan pengerahan, pelatihan, penilaian kinerja dan sistem penghargaan dengan tidak membeda-bedakan.
- Para Pemasok Dan Distributor
Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi sendiri. Tiap perusahaan selalu menjalin kerja sama dengan perusahaan lain untuk mensuplai input seperti bahan baku, buruh kontrak, dan klien. Perusahaan juga sangat tergantung pada retailer untuk mendistribusikan produknya pada konsumen.
Para pemasok mengharapkan untuk dibayar secara wajar dan segera untuk masukan-masukan mereka. Para distributor mengharapkan juga untuk menerima produk-produk bermutu pada harga yang disetujui.
- Pelanggan atau Konsumen
Konsumen merupakan stakeholder yang paling kritis. Perusahaan harus bekerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas untuk mendapatkan pelanggan yang setia dan menarik bagi mereka.
- Lingkungan, Masyarakat, dan Negara
Efek dari keputusan-keputusan yang diambil oleh perusahaan dan manajernya sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam lingkungan, masyarakat dan negara dimana perusahaan beroperasi.
Kesimpulannya semua bagian yang ada dalam stakeholder perlu memahami bahwa mereka adalah bagian dalam kelompok sosial yang besar. Setiap keputusan yang mereka ambil dan tindakan yang dilakukan tidak hanya mempengaruhi mereka saja tetapi juga mempengaruhi yang lain.
b. Sektor Publik
Berdasarkan identifikasi Stakeholder yang telah dilakukan dengan memetakan masalah dan lokasi sehingga ditemukan masyarakat sebagai stakeholder utama, kemudian mengkaitkan masalah baik dari segi kepentingan, pemihakan dan kewenangan yang dimiliki oleh aktor-aktor baik pemerintah maupun non pemerintah.
Pemetaan ini merupakan pendalaman dari kegiatan identifikasi stakeholder, yang dilakukan melalui wawancara dan diskusi terfokus. Informasi yang dikumpulkan menyangkut isu yang relevan dengan kebijakan, program, dan proyek, pemahaman stakeholder, sikap, alasan dan kepentingan mereka, jaringan mereka, posisi dan kekuatan pengaruh serta usulan-usulan mereka.
Klasifikasi Stakeholder
Berdasarkan kekuatan, posisi penting dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu stakeholder dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok yakni stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci.
-
Stakeholder Utama “Primer”
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
Contoh:
Masyarakat dan tokoh masyarakat, masyarakat yang terkait dengan proyek yakni masyarakat yang di identifikasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak “kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian” dari proyek ini. Sedangkan tokoh masyarakat ialah anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat. Di sisi lain, stakeholders utama ialah juga pihak manajer publik yakni lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
-
Stakeholder Pendukung “Sekunder”
Stakeholder pendukung “sekunder” ialah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program dan proyek tetapi memiliki kepedulian “concern” dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Yang termasuk dalam stakeholder pendukung “sekunder” yaitu:
- Lembaga “Aparat” pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung.
- Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
- Lembaga swadaya masyarakat “LSM” setempat, LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki concern “termasuk organisasi massa yang terkait”.
- Perguruan tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam penmgambilan keputusan pemerintah serta pengusaha “Badan Usaha” yang terkait sehingga mereka juga masuk dalam kelompok stakeholder pendukung.
- Pengusaha “Badan Usaha” yang terkait.
-
Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud ialah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten. Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu:
- Pemerintah kabupaten.
- DPR kabupaten.
- Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
Daftar Pustaka:
-
Bryson, John, M. 2001. Perencanaan Strategi bagi Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
-
http://wahjudinsumpeno.wordpress.com
-
http://infoduniaini.blogspot.com
Demikianlah pembahasan mengenai Stakeholder adalah – Teori, Fungsi, Pola, Klasifikasi & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂