Supply Chain Management adalah

Diposting pada

Pengertian Supply Chain Management

Supply Chain Management adalah aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasikan pemasok, manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer dan konsumen secara efisien. Dengan demikian barang dan jasa dapat didistribusikan dalam jumlah, waktu dan lokasi yang yang tepat untuk meminimumkan biaya demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Supply-Chain-Management

Pengertian Supply Chain Management Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian supply chain management menurut para ahli, terdiri atas:


  1. Kalakota, 2000, h 197

Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen.


  1. Hanfield (2002:8)

SCM merupakan integrasi dan organisasi pengelolaan rantai suplai dan kegiatan melalui hubungan organisasi koperasi, proses bisnis yang efektif, dan tingkat tinggi berbagi informasi untuk menciptakan sistem nilai berkinerja tinggi yang memberikan organisasi anggota keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.


Strategi Supply Chain Management

Jay Heizer dan Barry Render telah memberikan beberapa strategi dalam menghadapi tantangan dan permasalahan di atas, di dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Operasi”.


  • Bernegosiasi dengan Banyak Pemasok

Strategi pertama adalah bernegosiasi dengan banyak pemasok. Kita dapat mencari banyak pemasok dan memilih diantara mereka yang memiliki penawaran paling menarik bagi perusahaan. Umumnya perusahaan menjatuhkan pilihan bagi pemasok yang memberikan penawaran rendah, tetapi sebaiknya jangan hanya memilih satu pemasok, pilihlah beberapa pemasok agar jika suatu hari terjadi masalah kepada salah satu pemasok, rantai pasokan perusahaan tidak terputus dan tetap dapat melanjutkan kegiatan perusahaan.


  • Mengembangkan Hubungan Kemitraan

Strategi kedua adalah mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk memuaskan hubungan pelanggan. Para pemasok yang telah lama menjalin hubungan dengan perusahaan mungkin dapat lebih memahami tujuan dari perusahaan dan biasanya lebih berkomitmen untuk berpartisipasi dalam sistem just in time, dimana perusahaan tidak lagi mempunyai gudang untuk persediaan mereka karena pemasok akan mengirim persediaan tepat saat perusahaan membutuhkannya.


Hal ini tidak mudah dilakukan, karena itu perusahaan biasanya hanya mau menerapkan sistem ini pada para pemasok yang telah mereka percayai. Jika dibandingkan, perusahaan yang menggunakan pemasok yang sedikit dapat menekan biaya menjadi lebih rendah daripada perusahaan yang mempunyai banyak pemasok, karena pasti akumulasi biaya kirim dari pemasok yang berbeda-beda akan lebih besar. Intinya, kita boleh saja memilih beberapa pemasok tetapi jangan terlalu banyak memilih pemasok karena hanya akan menimbulkan biaya yang lebih besar.


  • Integrasi Vertikal

Strategi ketiga adalah integrasi vertikal, artinya perusahaan berusaha mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya diperoleh dari pemasok. Ada dua macam integrasi, yaitu integrasi maju dan integrasi mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya, sehingga mereka dapat membuat barang sesuai keinginan mereka.


Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi. Tetapi integrasi mundur bisa menjadi berbahaya bagi perusahaan yang sedang mengalami perubahan teknologi, karena jika salah menginvestasikan uang yang mereka miliki maka mereka akan kesusahan dalam menghadapi gelombang teknologi yang berikutnya.


  • Jaringan Keiretsu

Strategi keempat adalah jaringan keiretsu, yaitu kombinasi dari sedikit pemasok dengan integrasi vertikal. Dengan strategi ini pemasok akan menjadi bagian dari perusahaan dan yang pasti akan terjadi hubungan kerja sama jangka panjang antar keduanya. Diharapakan dari strategi ini, mutu dari produk yang dihasilkan akan tetap terjaga.


  • Virtual Company

Strategi terakhir atau kelima adalah mengembangkan perusahaan maya (virtual company) yang menggunakan para pemasok sesuai kebutuhan. Strategi ini mengandalkan berbagai jenis hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Perusahaan maya memiliki batasan organisasi yang berubah dan bergerak yang membuat mereka mampu untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah.


Para pemasok dapat menyediakan berbagai jasa, seperti pembayaran upah, perekrutan karyawan, dan lainnya. Jika perusahaan menggabungkan keunggulan dari perusahaan maya, manajemen perusahaan yang bagus, biaya yang rendah, maka perusahaan akan mendapatkan efisiensi.


Penerapan Supply Chain Management pada perusahaan yang memiliki komitmen, visi, misi dan pilihan strategi yang baik akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada perusahaan lain.


Komponen Supply Chain Management

Terdapat lima komponen utama dalam Supply Chain Management ( SCM ) yang harus diperhatikan yaitu:


1. Production

Tujuannya ialah menghasilkan apa keinginan pasar, pada waktu yang tepat dengan  volume produksi yang cukup. Untuk mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan keterbatasan yang sesui seperti kapasitas dan tingkat kualitas yang diinginkan serta memperhitungkan fungsi-fungsi penting lainnya seperti kapasitas beban kerja, pemeliharaan peralatan dan sebagainya.


2. Inventory

Apa saja level persediaan dari berbagai SKU harus ditebar dalam berbagai tahap di seluruh supply chain? Tingkat persediaan bertindak sebagai buffer dan mengamankan bisnis dari fluktuasi permintaan.


3. Location

Merupakan sepanjang supply chain yang akan menjadi berbagai macam fasilitas. Mengenai pengambilan keputusan penting lainnya akan menjadi lokasi yang optimal untuk berbagai fasilitas, gudang dan penyimpanan. Keputusan lainnya terkait tentang mendirikan fasilitas baru.


4. Transportasi

Kebutuhan untuk memindahkan inventori dari satu titik ke titik yang lain di seluruh supply chain merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen supply chain yang membutuhkan isu penting lainnya dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya ialah bagaimana barang harus dipindahkan dan jenis transportasi apa yang harus dipilih? Jawabnnya dapat berbeda-beda untuk berbagai jenis produk, dan juga jenis pasar “yang terseleksi secara geografis dan berbeda menurut perlengkapan infrastruktur”.


5. Informasi

Bagian ini lebih menekankan pada pengambilan keputusan tentang kebutuhan level dalam pengumpulan data dan pembagian data. Terdapat hal-hal yang baik dalam pembuatan pembagian informasi tetapi juga menghasilkan banyak resiko terkait. Hal ini juga berlaku mengenai pengumpulan data, database yang besar yang mengarah kepada pembuatan keputusan yang lebih tepat tetapi juga dapat menjadi mahal.


Jaringan Supply Chain Management

Terdapat lima jaringan proses pada Supply Chain Management yaitu “Anwar, 2011”:


Chain 1: Supplier

Jaringan bermula dari sini yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain.


Chain 1-2: Supplier-Manufactures

Manufaktur atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, mempabrikasi, mengasembling, merakit dan mengkonveksikan ataupun menyelesaikan “finishing”. Hubungan kedua rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Penghematan dapat diperoleh dari inventories bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi yang berada di pihak supplier, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.


Chain 1-2-3: Supplier-Manufactures-Distribution

Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan, yang umum ialah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain.


Chain 1-2-3-4: Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture maupun ke toko pengecer.


Chain 1-2-3-4-5: Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer

Para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang langsung. Yang termasuk retail outlet ialah toko kelontong, supermarket, warung-warung dan lain-lain.


Demikianlah pembahasan mengenai Supply Chain Management – Pengertian Menurut Para Ahli, Strategi, Komponen dan Jaringan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂


Baca Juga Artikel Lainnya :

  1. Total Quality Management
  2. Manajemen Oprasional – Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan Konsep Dan Contohnya
  3. Supplier adalah
  4. Internet Marketing adalah
  5. Manajemen Logistik
  6. Pengertian, Model Dan Kunci Sukses Membangun E-Commerce