Ciri Ciri Jamur

Pengertian Fungi atau Jamur

Jamur/fungi adalah organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi tidak memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan fotosintesis  menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air. Sehingga fungi disebut sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof menyerupai sel hewan.

Ciri Ciri Jamur

Karena beberapa sifat yang menyerupai tumbuhan menyebabkan secara tradisionil fungi dikelompokan ke dalam kingdom plantae. Namun karena keunikannya, klasifikasi modernmengelompokan fungi ke dalam kingdom tersendiri yang terpisah dari kingdom plantae dan animalia.


Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti, mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan tergantung dari spesiesnya.


Ilmu yang mempelajari morfologi fungi dan sifat fisiologi fungi disebut mikologi. Mikologi berasal dari kata “mykos” yang berarti cendawan (fungi yang berbentuk payung) dalam bahasa Yunani.


Seperti telah disebutkan, fungi merupakan organisme heterotof sehingga memerlukan bahan organik dari luar untuk kebutuhan nutrisinya. Sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang telah mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana.


Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Disamping itu hasil penguraian dari fungi saprofit ini dapat menghancurkan atau menguraikan sampah, kotoran hewan, dan bahan organik lainnya, sehingga tidak terjadi penumpukan dari bahan organik mati tersebut.


Ciri-Ciri Fungi (Jamur)

Ciri-ciri umum fungi yaitu eukariotik, tidak dapat berfotosintesis, bersifat heterotrof, ada yang uniseluler, namun umumnya multi seluler, struktur tubuh belum memiliki akar, batang dan daun hanya berupa talus yang tersusun dari deretan sel yang berbentuk benang, yaitu hipa. Benang-benang hipa membentuk anyaman disebut miselium.


Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Berupa benang tunggal/bercabang (hifa). Kumpulan hifa disebut sebagai miselium.
  • Mempunyai spora
  • Memproduksi spora
  • Tidak memiliki klorofil, sehingga tidak berfotosintesis
  • Berkembang biak secara seksual dan aseksual
  • Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung khitin, glukan, selulosa, dan mannan

Fungi merupakan organisme yang menyerupai tanaman namun memiliki perbedaan, yaitu:

  • Tidak memiliki klorofil
  • Mempuyai dinding sel dengan komposisi berbeda
  • Berkembang biak dengan spora
  • Tidak miliki batang, cabang, akar, dan daun
  • Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
  • Bersifat multiseluler, tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian

Reproduksi secara aseksual dan seksual.

  • Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan kuncup (pada khamir), fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual (berupa sporangiospora atau konidia).
  • Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan pembentukan spora seksual ( berupa zigospora, askospora, dan basidiospora).

Struktur Tubuh Jamur

Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.


Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.


Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti denganpembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang yang bersifat prasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.


Habitat Jamur

Habitat Fungi yaitu di darat (terestrial) dan di tempat lembap

Kingdom fungi terdiri atas 4 divisi yaitu:

  1. Zygomycotina, hipa tidak bersekat, bersifat saprofit
    Contoh; Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.
  2. Ascomycotina, hifa bersekat, berinbti banyak
    Contoh: Trichoderma reesel menghasilkan enzim selulosa untuk memproduksi protein sel tunggal (PST).
  3. Basidiomycotina, hifa bersekat membentuk tubuh buah (basidiokarp), umumnya maroskopis.
    Contoh: Volvariela vilvaceae (jamur merang) dan Amanita phalloides menghasilkan racun yang mematikan.
  4. Deuteromycotina (kelompok jamur yang belum diketahui cara refroduksi generatifnya) ciri-ciri hifa bersekat, berukuran mikroskopis. Contohnya: Helmintosporium oryzae, merusak kecambah dan buah. Ephidermatophyyon flocosum, menyebabkan penyakit kaki atlet.

Pada jamur adan juga menguntungkan, namun ada juga yang dapat merugikan, misalnya dapat menyebabkan penyakit dan kebusukan. Untuk contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur seperti panu, kadas dan keputihan. Sedangkan untuk kebusukan dapat menyerang akar, batang, daun dan buah tanaman yang menyebabkan petani rugi. Hal ini karena jamur berhubungan dengan kehidupan kita, maka untuk itu kita mempelajari jamur lebih mendalam.


Cara Hidup Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.


  • Parasit obligat

Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

  • Parasit fakultatif

Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.


  • Saprofit

Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa.


Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.


Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.


Morfologi Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.


Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm tau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.


Tubuh  atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.


Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.  Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.


Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :

  1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau septum.
  2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas.
  3. Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.

Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif. Beberapa hifa dari miselium somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan. Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.


Cara Hidup Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.


  • Parasit obligat

Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

  • Parasit fakultatif

Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.


  • Saprofit

Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang  oleh inangnya.


Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.


Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasidengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.


Reproduksi Jamur

Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.


Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:

  1. Konidiospora atau konidium.
    Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.
  2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus.
  3. Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
  4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
  5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti).


Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.


Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:

  1. Askospora

Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.

  1. Basidiospora

Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.

  1. Zigospora.

Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.

  1. Oospora

Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium menghasilkan oospora.

Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang sangat terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum disebut peritesium dan apotesium.


Klasifikasi Jamur

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotikJamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.


Fungi dibagi atas 6 divisio yaitu :

  1. Myxomycotina (Jamur lendir)

Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:

  • fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium
  • fase tubuh buah

Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu sporakembara yang disebut myxoflagelata.  Contoh spesies : Physarum polycephalum.

  1. Oomycotina

Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.Reproduksi:

  1. Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
    darat dengan sporangium dan konidia.
  2. Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
    oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.

Contoh spesies:

Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air

Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.

Ascomycotina

Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan tempat dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah yang melingdungi askus bersama askospors.kebanyakan dari spesies ini hidup saprofit. Secara aseksual ascomycotina ini memperbanyak diri dengan  pembelahan biner melintang dan bertunas.


Organism ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender pada kebanyakan orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun demikian, apabila inangnya lemah karena suatu penyakit akan menyababkan infeksi.


Contoh spesies:

Sacharomyces cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi. berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol. Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi.

Neurospora sitophila:jamur oncom.

Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika penisilin.

Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk mengharumkan keju.

Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap

Aspergillus wentii untuk membuat kecap

Aspergillus flavus hidup pada biji-bijian, flatoksin salah satu penyebab kanker hati.Þmenghasilkan racun aflatoksin

Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.

Basidiomycotina


Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk di luar pada ujung atau sisi basidium. Basidiomycotina yang banyak dikenal meliputi jamur, jamur papan pada pepohonan, dan jamur karat serta jamur gosong. Basidiokraf yang mengandung basidia bersama basidiosporanya. Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagaibadan penghasil spora. Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.


Contoh spesies:

Volvariella volvacea :jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan

Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan

Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.

Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropics

Ustilago maydis :jamur api, parasit pada jagung.

Puccinia graminis :jamur karat, parasit pada gandum

Deutromycotina


Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya seksualnya belum ditemukan. Sebagian besar jamur yang patogenik pada manusia adalah deuteromycotina. Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.


Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di spesies yang sama, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasikannya di laboratorium. Disamping fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di antaranya mempunyai fase parasitic.


Contoh

Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.

Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya: Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.


Peranan Fungi dalam Kehidupan Manusia

Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini beberapa jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan manusia.


  1. Jamur yang menguntungkan adalah sebagai berikut:
  2. Rhizopus Oryzae, untuk pembuatan tempe
  3. Mucor Javanicus, untuk pembuatan tape.
  4. Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman alcohol.
  5. Aspergillus oryzae, untuk pembuatan roti
  6. Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap
  7. Penicillum notatum dan penicillum chrysogenum, menghasilkan antibiotic.
  8. Jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut:
  9. Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin
  10. Aspergillus fumigates, penyebab pennyakit paru-paru pada burung
  11. Exobasidium vexans, parasit pada tanaman the.
  12. Amanita phalloides, menghasilkan racun balin.
  13. Epidermophyton flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.

Fisiologi Jamur

 

  • Karakteristik Umum Jamur
  1. Organisme eukariot yg tidak motil
  2. Memiliki dinding sel
  3. Tidak berkloroplas
  4. Reproduksi dengan menghasilkan spora
  5. Menyerap nutrisi (sbg parasit atau saprofit)

  • Struktur Seluler Fungi
  1. Dinding sel mengandung polisakarida (glucan, chitin, glikoprotein)
  2. Memiliki protoplasma
  3. Memiliki 1 nukleous yg kaya akan RNA
  4. Nuclear envelop bermembran ganda dan berpori
  5. Membran plasma mengandung ergosterol

  • Struktur Tubuh Fungi

Ada 3 macam

  • Mold

Memiliki hifa/miselium, sehingga dibagi lagi berdasarkan jenis hifanya, yaitu

  1. tanpa septa (coenocystic), contoh Zygomycetes
  2. memiliki septa :
    -septa simpleks
    -septa kompleks

  • Yeast
  1. Struktur somatisnya : globular, oval, sel2 tunggal yg memanjang
  2. beberapa memiliki pseudohyphae, contohnya candida sp
  • Dimorphic

Memiliki 2 bentuk

  1. fase yeast : bersifat parasit
  2. fase mycelia(bentuk mold) : besifat saprofit

Syarat Pertumbuhan Optimal Jamur :

  • 25º C – 35 º C kecuali beberapa fungi :

Rhizopus microsporus : 37 º C – 50 º C
Aspergillus fumigatus; 45 º C – 50 º C

  • fumigatus ini sifatnya angioinvasive
  1. pH asam (6-6.8)
  2. Tidak memerlukan cahaya
  3. Kelembaban 70%-75%
  4. Memerlukan nutrient organic untuk diserap, seperti glukosa
  5. Memerlukan nitrogen inorganik/organik tetapi bukan dari atmosfer
  6. Memerlukan mineral seperti :PO4-, K+, Mg2+,Fe2+, Zn, sulfur, Mn

  • Reproduksi Jamur

  • Seksual
  1. plasmogami (penyatuan dua protoplasma)
  2. kariogami (penyatuan dua inti)
  3. meiosis

Contoh : Zygomycota, Ascomycota dan Basidiomycota

  • Aseksual
  1. budding
  2. fission

Jamur yang bersifat pathogen dapat menyebabkan infeksi

  • Infeksi Jamur :
  1. Infeksi sistemik
  2. Infeksi oportunistik :muncul ketika kemampuan sistem imun turun, sehingga member kesempatan jamur untuk menginfeksi
  3. Infeksi local (kutan, subkutan, mukosa)
  • Tahapan Infeksi

  • Adhesi dan Kolonisasi

Jamur menempel dan mampu berkembangbiak

  • Penetrasi epithelial

Menembus lapisan epithel, pada tahap ini epithel mulai mengalami perubahan

  • Disseminasi vaskuler

Berkembang dalam sistemik/ sistem sirkulasi tubuh, sehingga menyebar ikut peredaran

  • Kolonosasi dan penetrasi endothel

Menembus dan berkembang biak ke jaringan2 lain.


  • Fungal Virulence

Adalah faktor2 yang memampukan jamur untuk melakukan proses tahapan2 infeksi, bisa berupa protein atau substansi lain

Untuk melawan fungal virulence, sistem pertahanan yang dilakukan tubuh antara lain:flushing mechanism, substansi antimikroba nonspesifik, fagositosis oleh leukosit, sistem pertahanan spesifik dgn sistem komplemen.

Fungal virulence sangat mudah menyerang inang yang mengalami immunocompromised (penurunan/kerusakan sistem imun)


  • Jamur yang biasa menginfeksi manusia, antara lain
  1. Basidiomycetes : Cryptococcus,Malassezia
  2. Ascomycetes:histoplasma,blastomyces,aspergilus
  3. Zygomycetes:mucor, rhizopus
  4. Deuteromycetes:candida, trichosporon
  • Kemoterapi Antifungal

Contoh :

  1. polyenes : mengintegrasi membrane sel fungi
  2. 5-flourocytosine :mengganggu sintesis RNA dan DNA fungi
  3. Azoles: mengganggu biosintesis sterol pada membrane sel dan membrane mitokondria
  • Imunitas Tubuh terhadap Jamur

  • Imunitas bawaan (innate)

Mediatornya adalah neutrofil yang berperan menghasilkan substansi fungisida (oksigen reaktif dan enzim2 lisosom) dan fagositosis fungi

  • Imunitas spesifik

Cell-mediated specific imunnity dan melibatkan respon antibody


  • Ciri-Ciri Fisiologi Jamur

Dalam hal ini cobalah amati makanan seperti selai atau manisan yang sudah basi. Apabila sudah basi sering makanan itu terlihat berwarna kehitaman, warna itu merupakan jamur yang merusak, bukan bakteri. Dengan demikian, dapat diketahui jamur lebih tahan hidup dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan jasad-jasad renik lainnya. Jamur dapat tumbuh pada suhu yang luas dari suhu yang mendekati 0 derajat celius hingga 37 derajat celcius.


Demikianlah pembahasan mengenai Ciri-Ciri Jamur – Pengertian, Morfologi, Fisiologi, Struktur semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.