Contoh Dataran Tinggi

Pengertian Dataran Tinggi

Baca Cepat  tampilkan 

Dataran tinggi (disebut juga plateau atau plato) adalah dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 m dpl. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Beberapa dataran tinggi antara lain Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, dan Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah.

 

Dataran tinggi adalah dataran (tanah datar) yang berada pada ketinggian. Dataran tinggi sering disebut juga dengan “Plato” atau istilah luarnya adalah “Plateau”. Plateau sendiri berasal dari Bahasa Perancis yang berarti ‘meja tanah’. Dataran tinggi (plato) tidak semuanya merupakan daerah yang datar secara sempurna, tetapi lebih mengacu kepada relief yang rendah.


Dataran tinggi merupakan salah satu contoh unsur pembentuk permukaan bumi diantara macam-macam bentuk permukaan bumi lainnya. Dataran tinggi yaitu suatu daerah berbentuk datar di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Dataran tinggi biasanya memiliki suhu udara yang sejuk dengan tanah yang subur sehingga cocok digunakan untuk pengembangan daerah pertanian. Dataran tinggi disebut juga plateau atau plato dapat diartikan juga sebagai dataran luas yang bergelombang dan berbukit-bukit serta terletak pada ketinggian di atas 200 m.


Dataran tinggi, mungkin kita sudah biasa mendengar mengenaik dataran tinggi ini, terlebih di Indonesia. Di Indonesia sendiri keberadaan dataran tinggi banyak sekali kita temui. Ada beberapa daerah di Indonesia yang sangat identik dengan dataran tinggi, misalnya di Puncak, Bogor, Bandung dan Malang. Keberadaan dataran tinggi semakin mudah kita temui karena ada banyak orang yang membicarakan mengenai indahnya kawasan dataran tinggi, sehingga sangat cocok digunakan sebagai tempat berwisata.


Pengertian Dataran tinggi atau yang biasa disebut dengan Plateau atau Plato merupakan dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 m dari permukaan air laut. Dataran tinggi ini terbentuk sebagai hasil dari erosi dan juga sedimentasi. Dataran tinggi juga bisa terbentuk karena bekas kaldera yang luas, yang tertimbun material- material dari lereng gunung yang berada di sekitarnya. Ada pula yang menyatakan bahwa dataran tinggi merupakan lahan yang berbentuk datar yang naik tajam di atas wilayah yang disekitarnya, setidaknya pada satu sisi. Dataran tinggi ini terjadi di setiap benua dan menghabiskan setidaknya sepertiga dari tanah Bumi. Dataran tinggi juga merupakan salah satu dari empat bentang alam utama bersama dengan pegunungan, datarab dan juga perbukitan. Itulah pengertian dari dataran tinggi yang sering kita temui di Indonesia.


Adapun objek wisata dataran tinggi ini juga kian melejit karena mempunyai beberapa tanaman khas yang hanya dapat di jumpai pada dataran tinggi saja. Udaranya yang sejuk juga menambah citra dataran tinggi sebagai objek wisata kian membuat penasaran dan juga menarik minat banyak wisatawan untuk dapat berkunjung ke sana. Lalu, bagaimana sih sebenarnya suatu tempat dapat dikategorikan sebagai dataran tinggi?


Ciri-Ciri Dataran Tinggi

Ciri-ciri dataran tinggi yang dimiliki oleh dataran tinggi antara lain adalah sebagai berikut:


  1. Amplitudo Dataran Tinggi

Amplitudo suhu atau simpangan suhu adalah perbedaan suhu yang terjadai akibat adanya penurunan dan kenaikan suhu rata-rata suatu tempat dalam hal ini adalah dataran tinggi.


Pada dataran tinggi suhu rata-rata berkisar 15-20 °C di siang hari dan di malam harihanya 10 °C, bahkan pada pagi hari suhu udara dapat sedikit ekstrim dengan suhu bisa mencapai 0 °C yang memunculkan embun beku.


  1. Udara Kering Dataran Tinggi

Untuk mengetahui daerah-daerah basah, kering, panas, atau dingin dapat digunakan data unsur cuaca. Daerah basah dan kering dipengaruhi oleh banyak sedikitnya curah hujan. Curah hujan daerah basah biasanya tinggi, di atas 3.00 mm/tahun. Contoh daerah basah adalah dataran tinggi Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Pulau Bali, Bogor, Pulau Lombok, dan dataran tinggi Irian Jaya. Curah hujan daerah kering rendah, yaitu kurang dari 1.00 mm/tahun. Misalnya daerah padang rumput di Nusa Tenggara dan sekitar palu dan luwuk di Sulawesi Tengah.


Udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan. Akibat penurunan suhu, udara tersebut terkondensasi dan turunlah hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin. Udara ini terus bergerak ke atas akhirnya turun ke sisi lereng di belakangnya, tetapi tidak lagi mengandung uap air. Sisi lereng yang di lalui udara kering disebut daerah bayangan hujan. Contoh angin Fohn di pegunungan Alpina, Angin Bohorok di Bukit Barisan (Sumatera), Angin musim barat Daya di pegunungan pantai barat India, dan Angin Pasat Tenggara di pegunungan pantai timur Brasil.


Daerah-daerah yang jarang turun hujan adalah di daerah pedalaman benua. Misalnya, Sahara, Arabia, pedalaman Persia, Turkestan, Gobi, Tibet, Chili Utara, Australia bagian barat, Afrika Selatan, dan di sebagian daerah subtropis.


  1. Kelembaban Udara Dataran Tinggi

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara atau kapasitas udara untuk menampung uap air. Pada dataran tinggi, udara dan suhu juga akan mempengaruhi kelembaban udara di daerah tersebut. Karena tingkat udara yang terbilang kering dan suhu yang dapat mencapai 00C maka tak mengherankan jika konsentrasi kelembapan udara pada dataran tinggi juga rendah.


  1. Curah Hujan Rendah Dataran Tinggi

Pada dataran tinggi curah hujan yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan dataran rendah dengan alasan sebagai berikut:

  1. Faktor garis lintang,  garis lintang adalah salah satu yang mempengaruhi banyak sedikitnya curah hujan.  Semakin rendah garis lintang semakin tinggi curah hujan yang dihasilkan, karena pada garis lintang rendah suhu akan jauh lebih tinggi dibandingkan geris lintang lebih tinggi, hal itulah yang menyebabkan penguapan yang tinggi pada garis lintang rendah dan penguapan yang tinggi mengakibatkan curah hujan yang tinggi.  Atau  semakin tinggi garis lintang maka akan menyebabkan suhu yang rendah dan semakin          rendah garis lintangnya akan menyebabkan suhu yang lebih tinggi. Suhu yang lebih tinggi  banyak dari pada dataran tinggi. Suhu yang lebih tinggilah yang menjadi pembeda antara daerah tinggi terhadap potensi curah hujan yang diturunkan.
  2. Ketinggian tempat,  semakin tinggi suatu tempat maka kuantitas hujan pun akan semakin rendah dengan alasan bahwa suhu yang rendah akan mengurangi penuapan di tempat tersebut
  3. Jarak dari sumber penguapan, dekat dengan  sumber penguapan maksunya lebih dekat dengan laut. Karena laut adalah sumber paling utama pada penguapan yang menjadi sumber hujan. Pada daerah  tinggi sumber penguapan lebih jauh dari pada daerah dataran rendah sementara angin yang membawa uap air akan menjatuhkan volumenya sesegara mungkin,  maka dari itu tempat rendah jauh akan lebih banyak terkena hujan.
  4. Perbedaan suhu daratan dan  lautan, perbedaan suhu pada daratan dengan lautan termasuk yana mempengaruhi kuantitas atau banyaknya curah hujan yang diturunkan.  Ini karena perbedaan suhu antar elemen itu akan memperkaya hasil penguapan yang akan dihasilkan.
  5. Luas daerah, semakin luas daerah akan semakin tinggi curah hujan yang diturunkan.  Pada dataran tinggi daerah relatif kecil apabila dibandingkan dengan dataran rendah. Maka tidak mengherankan jika pada daerah dataran rendah curah hujan akan lebih tinggi.

  1. Udara Dingin Di Dataran Tinggi

Udara pada ketinggian menjadi lebih dingin, karena tekanan di tempat lebih tinggi adalah lebih rendah. Gas atau udara mengembang pada tekanan yang rendah. Karena gas mengembang, maka molekul bergerak lebih lambat. Karena temperatur adalah ukuran seberapa cepat gerak molekul, maka temperatur di daerah tinggi akan menjadi lebih rendah.


Bisa juga diperbandingkan dari kondisi proses adibatik. Misalkan ada dua paket(parcel) udara pada tekanan dan temperatur yang sama. Satu di letakkan di dataran rendah dan satu di dataran tinggi. Sebagaimana kita ketahui udara bertekanan lebih tinggi di daerah bawah.


Jenis-Jenis Dataran Tinggi

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis dataran tinggi, terdiri atas:


  • Dataran tinggi terpotong (Dissected Plateaus)

 

Jenis dari dataran tinggi yang pertama adalah dataran tinggi terpotong. Dataran tinggi terpotong ini merupakan dataran tinggi yang dibentuk sebagai akibat dari gerakan ke atas yang terdapat pada kerak Bumi. Pergerakan ke atas ini disebabkan karena tumbukan lambat lempeng- lempeng tektonik.  Contoh dataran tinggi terpotong ini adalah Dataran Tinggi  Colorado di Amerika Serikat bagian barat. Dataran tinggi ini telah meningkat sekitar 0,03 cm atau 0,01 inchi per tahun dan telah terjadi lebih dari 10 juta tahun.


Hampir semua dataran tinggi terkikis sampai pada batas tertentu, terutama di sepanjang tepinya. Ahli geologi menyebut peristiwa ini sebagai “dissection”. Dissected plateau terbentuk akibat erosi jangka panjang. Contoh jenis ini adalah tepian timur Tibet Plateau dibelah oleh sungai dan anak sungai Yangtze dan Irrawaddy, tetapi sebagian besar dataran tingginya masih utuh. Contoh lainnya yaitu Colorado dan Ozark Plateau yang juga terbelah oleh erosi sungai.


  • Dataran tinggi vulkanik (Volcanic Plateaus)

Jenis dataran tinggi yang kedua adalah dataran tinggi vulkanik. Dataran tinggi vulkanik ini terbentuk oleh berbagai letusan gunung berapi yang kecil yang perlahan- lahan menumpuk dari waktu ke waktu dan membentuk sebuah dataran tinggi dari aliran lava yang dihasilkan. Adapun beberapa contoh dari dataran tinggi vulkanik ini berada di sebagian besar bagian tengah Pulau Utara Selandian Baru. Dataran tinggi vulkanik ini masih memiliki tiga gunung berapi yang masih aktif, yakni Gunung  Tongariro, Gunung Ngauruhoe, dan Gunung Ruapehu.


Jenis ini sering disebut juga dengan “Dataran Tinggi Vulkanik”, tersusun atas aliran lava akibat letusan vulkanik massive lava basalt. Karena komposisinya tersebut, jenis ini sering disebut juga sebagai “Dataran Tinggi Basalt”. Columbia Plateau di Oregon dan Washington, Parana Plateau di Argentina, Central Siberia Plateau di Rusia, dan Deccan Plateau di India merupakan contoh jenis “Dataran Tinggi Vulkanik”.


  • Piedmont Plateau

Daerah yang terletak antara pegunungan dan dataran pantai yang saling berdekatan disebut Piedmont, sehingga istilah piedmont digunakan juga untuk mengacu pada jenis dataran tinggi yang berada disekitar daerah tersebut. Contoh dataran tinggi jenis ini adalah daerah sepanjang pesisir timur AS antara pegunungan Appalachian dan dataran pantai Atlantik. Perubahan elevasi antara piedmont dan dataran pantai tidak sedramatis dataran tinggi lainnya, tetapi sudah cukup untuk membuat string dari air terjun, yang biasa disebut garis jatuh (fall line).


  • Intermontane Plateau

Banyak dataran tinggi terletak pada ataupun dekat pegunungan, dimana tektonik mengangkat daerah luas yang datar sebagai suatu kesatuan. Sebagai suatu kesatuan (kelompok), mereka disebut dengan “Dataran Tinggi Intermontane”. Dataran tinggi jenis ini merupakan dataran terbesar di bumi yang terbentuk dari tumbukan 2 lempeng tektonik. Karena mereka terangkat jauh diatas permukaan air laut, maka jenis ini sangat terkenal sebagai dataran yang berada diatas ketinggian maksimum.


Contoh “dataran tinggi intermontane” adalah dataran tinggi Tibet yang merupakan dataran tinggi terbesar dan tertinggi di dunia. Dataran tinggi Tibet berada disebelah Selatan-Tengah Asia, merupakan dasar lembah yang datar pada ketinggian sekitar 15.000 kaki diatas permukaan air laut dan dibagian selatannya dibatasi oleh pegunungan Himalaya.


Ada juga Dataran tinggi yang disebut “Altiplano”, yang secara harfiah berarti ‘tinggi dan datar’, terletak di Andes, Amerika Selatan. Dataran tinggi ini merupakan plateau terbesar kedua di dunia, yang berada pada ketinggian di atas 12.000 kaki.


  • Continental Plateau

Dataran tinggi ini disebut juga dengan istilah “Dataran Tinggi Benua”. Jenis ini mengacu pada dataran luas yang terbentuk bukan karena aktivitas tumbukan lempeng. Ahli geologi mempunyai banyak penjelasan bagaimana dataran ini dapat terbentuk. Beberapa ahli mengambil kesimpulan bahwa pembentukan dataran ini kebanyakan melibatkan gerakan ke atas batuan di mantel atas atau litosfer bawah. Tetapi kesimpulan tersebut belum menjadi sebuah konsensus diantara para ahli geologi saat ini.


Salah satu ciri dari jenis “Dataran Tinggi Benua” adalah bahwa tingkat uplift-nya biasanya lambat, yang memungkinkan anak sungai mengalir ditengahnya dan membentuk ngarai sampai ke permukaan dataran. Colorado Plateau, yang meliputi Grand Canyon dan Ozark Plateau di Missouri dan Arkansas adalah salah satu contoh jenis dataran tinggi ini.


Tanaman yang Cocok Ditanam Pada Dataran Tinggi

Bumi Indonesia sangat identik dengan pertanian dan perkebunan atau biasa disebut dengan cocok tanam. Oleh karena itulah Indonesia disebut juga sebagai negara agraris. Mengenai pertanian maupun perkebunan yang ada di berbagai wilayah Indonesia, tentunya tanaman yang ditanam berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itulah ada beberapa tanaman yang cocok di tanam di dataran tinggi dan tidak terlalu cocok jika ditanam di dataran rendah. Adapun beberapa tanaman yang cocok ditanam di wilayah dataran tinggi antara lain adalah sebagai berikut:


  1. Strawberry

Tanaman pertama yang cocok ditanam di daerah dataran tinggi adalah strawberry. Strawberry merupakan buah- buahan yang banyak dicari untuk diolah sebagai minuman, makanan maupun hiasan karena memiliki bentuk yang bagun, ukuran yang idela dan warnaya yang segar. Strawberry ini mudah tumbuh apabila di daerah yang sejuk seperti dataran tinggi. Tanaman strawberry ini membutuhkan waktu penyinaran setidaknya selama 10 jam sehari. Tanaman ini juga membutuhkan curah hujan sebanyak 600-800 mm/ th, dan membutuhkan suhu sekitar 20 derajat celcius.


  1. Wortel

Jenis tanaman yang selanjutnya yang cocok di tanam pada dataran tinggi adalah wortel. Wortel merupakan sayuran yang banyak mengandung vitamin A sehingga keberadaannya pun sangat dibutuhkan oleh manusia. untuk menanam wortel, dibutuhkan suhu antara 15,6 – 21,1 derajat celcius. Suhu tersebut berperan pada proses metabolisme, fotosintesis, transpirasi, aktivitas enzim, absorbi, penyerapan hara dan lain sebagainya. Hal ini lebih mudah ditemukan di dataran tinggi.


  1. Kubis

Tanaman kubis sebagai tanaman yang mudah ditemukan di dataran tinggi. kubis juga merupakan sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat. Kubis lebih tumbuh optimal apabila di tanam pada dataran tinggi.


  1. Kentang

Tanaman kentang sebagai tanaman yang cocok tumbuh di dataran tinggi. kentang merupakan umbi- umbian yang bisa digunakan sebagai pengganti makanan pokok. Keberadaan kentang ini sangat dibutu sebagai makanan pengganti nasi atau dijadikan makanan-makanan olahan lainnya.


Manfaat Dataran Tinggi

Berikut ini terdapat beberapa manfaat dataran tinggi di indonesia, terdiri atas:


  • Untuk perkebunan

Beberapa tanaman bernilai tinggi membutuhkan udara dataran ringgi yang sekuk untuk hidup. Misalnya adalah teh kopi. Daerah penghasil kopi terbaik di Infonesia adalah dataran tinggi Toraja di Sulawesi Selatan dan Gayo di Aceh.


  • Untuk daerah wisata

Wisata seperti perkemahan, arung jeram, outbound dapat dilakukan di dataran tinggi. Di wilayah ini juga banyak villa untuk berlibur bagi wisatawan yang mencari udara dingin.


  • Untuk pelestarian flora dan fauna

Dataran tinggi memiliki flora dan fauna khas yang perlu dilestarikan. Contoh taman nasional yang berlokasi di dataran tinggi misalnya adalah Taman Nasional Leuser di Aceh.


  • Untuk wilayah resapan air

Wilayah dataran tinggi memiliki curah hujan tinggi. Karena itu dataran tinggi yang memiliki pepohonan penting untuk peresapan air.


  • Untuk sumber air minum

Dengan adanya serapan air, akan bisa dimanfaatkan untuk sumber air, baik secara alami melalui sungai yang mengalir dari mata air maupun dengan membuat sumur aquifer.


  • Untuk pemukiman

Wilayah dataran tinggi memiliki tanah yang datar sehibgga cocok untuk pemukiman. Ini berbeda dengan wilayah pegunungan sekitaranya yang curam dan tidak cocok untuk pemukiman.


  • Untuk peternakan

Ternak dari daerah dingin, misalnya sapi Holstein dan domba Merino memerlukan udara dingin seperti yang ada di dataran tinggi agar bisa tumbuh dengan baik.


  • Untuk penelitian

Dataran tinggi cocok untuk penelitian, misalnya observasi bintang, karena lapisan udara pada dataran lebih tipis sehingga benda langit terlihat lebih jelas.


  • Untuk pembangkit listrik tenaga air

Dengan memanfaatkan ketinggian aliran sungai di dataran tinggi kita bisa membuat waduk untuk pembangkit listrik, seperti pada waduk Jatiluhur di Jawa Barat.


  • Untuk pencegahan bencana

Dengan melestarikan wilayah hutan sebagai serapan air di dataran tinggi, kita bisa mencegah banjir dan longsor.


Contoh Dataran Tinggi Di Indonesia

Berikut ini terdapat beberapa contoh dataran tinggi di indonesia, terdiri atas:


  1. Dataran Tinggi Alas di Aceh
  2. Dataran Tinggi Pasai di Aceh
  3. Dataran Tinggi Batak di Sumatera Utara
  4. Dataran Tinggi Miinangkabau di Sumatera Barat
  5. Dataran Tinggi Kerinci di Sumatera Barat
  6. Dataran Tinggi Rejang di Bengkulu
  7. Dataran Tinggi Lebong di Bengkulu
  8. Dataran Tinggi Bukit Barisan di Bengkulu
  9. Dataran Tinggi Cianjur di Jawa Barat
  10. Dataran Tinggi Priangan di Jawa Barat
  11. Dataran Tinggi Sumedang di Jawa Barat
  12. Dataran Tinggi Magelang di Jawa Tengah
  13. Dataran Tinggi Grobongan di Jawa Tengah
  14. Dataran Tinggi Tengger di Jawa Timur
  15. Dataran Tinggi Malang di Jawa Timur
  16. Dataran Tinggi Kidul di Jawa Timur
  17. Dataran Tinggi Muller di Kalimantan Barat
  18. Dataran Tinggi Kapuas di Kalimantan Barat
  19. Dataran Tinggi Skhwaner di Kalimantan Barat
  20. Dataran Tinggi Meratus di Kalimantan Selatan
  21. Dataran Tinggi Luwu di Sulawesi Selatan
  22. Dataran Tinggi Wajo di Sulawesi Selatan
  23. Dataran Tinggi Bone di Sulawesi Selatan
  24. Dataran Tinggi Penreng di Sulawesi Tengah
  25. Dataran Tinggi Barui di Sulawesi Tenggara
  26. Dataran Tinggi Bingkoku di Sulawesi Tenggara
  27. Dataran Tinggi Arfak di Papua Barat
  28. Dataran Tinggi Charles Louis di Papua Tengah
  29. Dataran Tinggi Jaya Wijaya di Papua Timur
  30. Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah
  31. Dataran Tinggi Bandung di Jawa Barat
  32. Dataran Tinggi Puncak di Bogor
  33. Dataran Tingi Bingkoku di Sulawesi Tenggara
  34. Dataran Tinggi Gayo di Aceh
  35. Dataran Tinggi Kapuas Hulu di Kalimantan Barat
  36. Dataran Tinggi Karo di Sumatera Utara
  37. Dataran Tinggi Minahasa di Sulawesi Utara
  38. Dataran Tinggi Minangkabau di Sumatera Barat
  39. Dataran Tinggii Muller di Kalimantan Barat
  40. Dataran Tinggi Sudirman di Papua
  41. Dataran Tinggi Grobogan di Jawa Tengah

Demikianlah pembahasan mengenai 41 Contoh Dataran Tinggi – Pengertian, Ciri, Jenis, Tanaman dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂