3 Bagian-Bagian Telinga

Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Telinga yang dimana dalam hal ini meliputi bagian-bagian, fungsi beserta penjelasanya dan gambar, untuk lebih memahami dan mengerti simak ulasan dibawah ini.

Bagian-Bagian telinga

Pengertian Telinga

Telinga adalah sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal suara, serta banya memiliki peran dalam keseimbangan dan posisi tubuh pada manusia. Suara ialah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang.

Meskipun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara di sampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak “Nervus Vestibulokoklearis”.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : 10 Pengertian Dan Anatomi Otak Manusia

Fungsi Telinga

Berikut ini terdapat beberapa fungsi telinga, diantaranya adalah:

  1. Telinga Sebagai Pengatur Keseimbangan, Terdapat struktur khusus pada organ telin yang berfungsi mengatur dan menjaga keseimbangan tubuh. Organ ini berhubungan dengan saraf otak ke VIII yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan untuk mendengar.
  2. Telinga Sebagai Indera Pendengaran, Telinga dapat berfungsi sebagai indera pende apabila terdapat gelombang suara yang masuk melalui telinga luar yang akan diterim otak melalui proses terjadinya pendengaran yang akan kami jelaskan dibawah.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Panca Indera – Pengertian, 6 Jenis, Bagian dan Fungsinya

Bagian-Bagian Telinga Manusia

Pada telinga manusia terdiri dari 3 bagian diantaranya adalah:

1. Telinga Bagian Luar

Telinga Bagian Luar

Telinga luar terdiri dari :

Daun Telinga

  1. Aurikula (Pinna) atau Daun Telinga

Pinna atau aurikula, yaitu daun kartilango yang menangkap gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (neatus), suatu lintasan sempit yang panjangnya 2,5 cm yang merentang dari aurikula sampai membaran timpani.

Aurikula mempunyai kerangka dari tulang rawan yang dilapisi oleh kulit. Di bagian anterior aurikula, kulit tersebut melekat erat pada perikondrium sedangkan di bagian posterior kulit melekat secara longgar. Bagian aurikula yang tidak mempunyai tulang rawan di sebut lobules.

  1. Meatus Auditorius Externa (MAE) atau Liang Telinga

Liang Telinga

MAE merupakan saluran yang menuju kearah telinga tengah dan berakhir pada membran timpani. MAE mempunyai diameter 0,5 cm dan panjang 2,5-3 cm. MAE merupakan saluran yang tidak lurus, tapi berbelok dari arah postero-superior di bagian luar ke arah antero-inferior. Selain itu, terdapat penyempitan di bagian medial yang dinamakan ismus.

MAE sepertiga bagian lateral dibentuk oleh tulang rawan yang merupakan kelanjutan dari tulang rawan aurikula dan disebut pars kartilagenus. Bagian ini bersifat elastis dan dilapisi kulit yang melekat erat pada perikondrium. Kulit pada bagian ini mengandung jaringan subkutan, folikel rambut, kelenjar lemak (glandula ceruminosa).

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kulit – Fungsi, Anatomi, Struktur, Lapisan, Kelenjar Dan Susunannya

Dinding MAE dua pertiga bagian medial dibentuk oleh tulang dan disebut pars osseus. Kulit yang meliputi bagian ini sangat tipis dan melekat erat pada periosteum. Pada bagian ini tidak di dapatkan folikel rambut ataupun kelenjar. Dengan demikian dapat dimengerti jika serumen dan furunkel hanya dapat ditemukan di sepertiga bagian lateral MAE.

Pada daerah telinga di jumpai adanya berbagai saraf sensorik yang merupakan cabang dari N.X ( N. Arnold ), N. V (N. Aurikulotemporalis), N. VII, N. IX dan cabang dari N. servikalis dan servikalis 3 ( N. Aurikula magnus). Aliran getah bening dari MAE dan aurikula menuju ke kelenjar-kelenjar getah bening di daerah parotis, retro-aurikuler, infra-aurikuler dan kelenjar di daerah servikal.

  • Kulit Liang Telinga

Kulit Liang Telinga

Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga  dan kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani.

Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulanga rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 0,5-1 mm, terdiri dari lapisan empidermis dengan papillanya, dermis dan subkutan merekat dengan perikondrium.

Lapisan kulit liang telinga bagian tulang mempunyai yang lebih tipis, tebalnya kira- kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani dan tulang skuama kulit ini tidak mengandung kelenjar dan rambut. Epidermis dari liang telinga bagian tulang rawan biasanya terdri dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.

  • Folikel-folikel rambut

Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga tetapi pendek tersebar secara tidak teratur dan tidak begitu banyak pada 2/3 liang telinga bagian tulang rawan.  Pada liang telinga bagian tulang, rambut-rambutnya halus dan kadang-kadang terdapat kelenjar pada dinding posterior dan superior.

Dinding luar  folikel rambut dibentuk oleh invaginasi epidermis yang mana menipis ketika mencapai dasar polikel, dinding sebelah dalam folikel adalah rambut sendiri. Ruang potensial yang terbentuk disebut kanalis folikularis. Kelenjar sebasea atau kelenjar lemak banyak terdapat pada liang telinga dan hamper semuanya bermuara kefolikel rambut.

  • Kelenjar-kelenjar sebasea dan apokrin

Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konka, ukuran  diameternya 0,5  – 2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang telinga luar bagian tulang rawan, dimana kelenjar ini berhubungan dengan rambut. Pada bagian luar liang telnga bagian tulang rawan, kelenjar sebasea menjadi lebih kecil, berkurang jumlahnya dan lebih jarang atau tidak ada sama sekali pada kulit liang telinga bagian tulang  Kelenjar sebasea terletak secara berkelompok pada bagian superficial kulit.

Umumnya, beber apa alveoli yang berdekatan terbuka dalam saluran ekskresi yang pendek. Saluran-saluran ini dilapisi dengan epitel tatah berlapisan yang mana ini berlanjut dengan bungkus luar akar rambut dan dengan lapisan basal epidermis bagian sekresi kelenjar- kelenjar sebasea berupa alveoli yang bundar berdiameter 0,5–2,0 mm. kearah sentral alveoli, sebagian kecil sel- sel mengalami penandukan tetapi ukuran bertambah besar, menjadi polihidral dan secara bertahap terisi butir-butir lemak.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Penjelasan Fungsi Lemak Beserta Jenisnya

Lambat laun intinya mengkerut  dan menghilang, dan sel – sel pecah menjadi serpihan – serpihan lemak bercambur dengan sisi bertanduk. Campuran ini merupakan sekresi berminyak dari kelenjar, lalu dieksresikan dalam kanalis folikularis dan keluar kepermukaan kulit. Kelenjar apokrin terutama terletak pada dinding liang telinga superior dan inferior. kelenjar-kelenjar ini terletak pada sepertiga tengah dan bawah dari kulit dan ukurannya berkisar 0 ,5- 2,0mm. seperti kelenjar sebasea, kelenjar apokrin terbentuk dari local dari pembungkus luar akar  folikel rambut.

Kelenjar-kelenjar ini dapat dibagi kedalam 3 bagian , yaitu bagian sekresi, saluran sekresi didalam kulit dan saluran termilal atau komponen saluran epidermal. Bagian saluran yang melingkar adalah struktur tubular dimana jarang bercabang  dan terdiri dari lapisan epitel sebelah dalam, lapisan mioepitel ditengah dan membrane proria disebalah luar.  Disekeliling tabular adalah jaringan ikat padat. Epitelnya berupa lapisan tunggal bervariasi dari bentuk silinder hingga kuboidal sangat gepeng (pipih).

Didalam sitoplasma, biasanya terletak supranuklear terlihat sebagai granul lipoid dan pigmen dalam ukuran yang berpariasi. Lapisan mioepitelium yang tebalnya satu lapis sel berbentuk pipih dan mengandung otot polos membentuk pembungkus berkesinambun gan disekeliling bagian melingkar dari kelenjar, dan apabila berkontraksi akan menekan lumen tubuli sehingga sekret akan keluar.

Apabila sampai dipermukaan epidermis, sekret ini sebagian masuk folikel rambut dan sebagian lagi kepermukaan bebas liang telinga, secara perlahan-lahan akan mengering dan berbentuk setengah padat dan berwarna menjadi lebih gelap. Saluran sekresi relatif panjang dan berbelok-belok dan mempunyai diameter yang bervariasi, berbatas tegas dari bagian sekresi kelenjar.

  1. Membran Timpani

Membran Timpani

Membran timpani memisahkan kavum timpani dengan meatus akustikus eksterna. Bentuknya seperti kerucut dengan basis oval dan puncak kerucut cekung kearah medial. Tepi membran timpani disebut margo timpani. Membaran timpani terpasang miring dengan melekat pada suatu lekukan tulang yang disebut sulkus timpanikus dengan perantaraan jaringan ikat.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Jaringan Ikat

Bagian atas membran timpani yang berbentuk bulan sabit di sebut pars flaksida atau membran shrapnelli.pars flaksida ini lebih tipis dan lebih lentur. Bagian bawah berbentuk oval dengan warna putih mutiara yang di sebut pars tensa. Pars tensa ini merupakan bagian terbesar dari membrane timpani terdiri atas lapisan berupa epitel kulit yang merupakan lanjutan epitel meatus akustikus eksterna, lapisan tengah (lamina propia) yang terdiri dari lapisan jaringan ikat tersusun sirkular dan radial dan lapisan dalam yang di bentuk oleh mukosa kavum timpani. Pars flaksida hanya terdiri dari lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lamina propia.

2. Telinga Bagian Tengah

Telinga Bagian Tengah

Telinga tengah merupakan ruang kecil dalam tulang temporal, dipisahkan oleh membran timpani dari telinga bagian luar, dinding selanjutnya dibentuk oleh dinding bagian lateral telinga dalam. Rongga tersebut dikelilingi membran mukosa dan berisi udara yang masuk ke faring melalui saluran pendengaran. Hal ini membuat tekanan udara di kedua sisi membran timpani sama.

Telinga tengah terdiri dari tiga tulang tipis, yang disebut osikel, yang menghantarkan getaran ke membran timpani melalui telinga dalam. Membran timpani tipis dan semi transparan dan tempat melekatnya maleus, osikel pertama, melekat dengan kuat ke permukaan dalam. Inkus berartikulasi dengan maleus dan stapes, bagian dasar osikel, yang menempel pada fenestra vestibule dan mengarah ke bagian dalam telinga. Dinding posterior telinga tengah terbuka tidak beraturan.

telinga bagian tengah terdiri dari :

a. Kavum Timpani

Kavum timpani merupakan bagian terpenting dari auris media, mengingat banyaknya struktur yang ada di dalamnya yaitu tulang, otot, ligament, saraf dan pembuluh darah. Kavum timpani dapat dibayangkan sebagai kotak dengan dinding enam dan dindingnya berbatasan dengan organ-organ penting. Jarak anterior sampai posterior adalah 15 mm, jarak superior sampai inferior adalah 15 mm dan jarak lateral sampai medial adalah 6 mm, tempat ada bagian tersempit yang hanya berjarak 2 mm.

Kavum timpani dibagi menjadi 3 bagian yaitu epitimpanum,  mesotimpanum dan hipotimpanum. Pada kavum timpani terdapat :

1) Osikula yang terdiri atas :

  • Maleus dengan bagian-bagiannya yaitu kaput, kolum, prosesus brevis, prosesus longus, dan manubrium malei. Kaput malei mengisis epitimpanum, sedangkan bagian yang lain mengisi mesotimpanum. Maleus adalah tulang sebelah luar berbentuk martil dengan gagang yang terkait pada membrane timpani, sedangkan kepalanya menjulur kedalam ruang timpani.
  • Inkus terdiri atas kaput, prosesus brevis dan prosesus longus. Sebagian besar inkus mengisi epitimpanum dan hanya sebagian dari prosesus longus yang mengisi mesotimpanum. Tulang inkus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
  • Stapes atau tulang sanggurdi terdiri atas kaput, kolum, krus anterior, krus posterior dan basis. Stapes dikaitkan pada inkus pada ujungnya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang menutup fenestra vestibuli atau tingkap jorong.

Ketiga tulang pendengaran tersebut satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu persendian, sehingga merupakan suatu rangkaian yang disebut rantai osikula. Basis stapes menutup foramen ovale dengan perantaraan jaringan ikat yang disebut ligament anulare. Rantai osikula dan gerakan basis stapes sangat penting artinya bagi system konduksi pada fungsi pendengaran.

b. Muskuli terdiri atas M. Tensor timpani yang mempunyai fungsi meregangkan membrane timpani dan M. Stapedius yang mempunyai fungsi mengatur gerakan stapes.

c. Ligamen, mempunyai fungsi mempertahakan posisi osikula didalam kavum timpani.

d. Saraf yang berada dalam kavum timpani adalah N. Korda timnpani. Saraf ini merupakan cabang dari pars vertikalis N. VII (N. Fasialis).

Kavum timpani yang diibaratkan suatu kotak mempunyai batas sebagai berikut :

  1. Dinding superior, merupakan tulang yang sangat tipis 1 mm dan merupakan batas antara kavum timpani (epitimpanum) dengan fosa kranii media (lobus temporalis). Hal ini menyebabkan radang dalam kavum timpani dapat meluas ke dalam endokranium.
  2. Dinding inferior, berbetuk tulang tipis yang merupakan pembatas antara hipotimpanum dengan bulbus Vjugularis. Keadaan ini menyebabkan radang dalam kavum timpani dan dapat menimbulkan tromboplebilitis.
  3. Dinding posterior, terdapat aditus dan antrum yang menghubungkan kavum timpani dengan antrum mastoid dan bagian vertikal dari kanal N.VII.
  4. Dinding anterior, terdapat A. karotis interna, muara tuba Eustachius dan M. Tensor timpani.
  5. Dinding medial merupakan batas kavum timpani dengan labirin. Di bagian ini terdapat struktur penting yaitu kanalis semisirkularis pars horizontal yang merupakan bagian dari labirin. Kanalis N.VII pars horiszontal dan foramen ovale yang ditutup oleh basis stapes. Promontorium berbentuk tonjolan kea rah kavum timpani merupakan lingkaran pertama koklea. Foramen rotundum ditutup oleh membrane yang disebut membrane timpani sekundaria, menjadi batas antara kavum timpani dengan skala timpani (bagian dari labirin).
  6. Dinding lateral, terdiri atas 2 bagian yaitu pars oseus yang merupakan dinding lateral dari epitimpanum, membentuk sebagian kecil dari dinding lateral kavum timpani dan pars membranaseus yang disebut juga membrane timpani.

b. Tuba Eustachius

Tuba Eustachius (auditori) menghubungkan telinga tengah dengan faring. Tuba yang biasanya tertutup dapat terbuka saat menguap, menelan atau menguyah. Saluran ini berfungsi untuk menyimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani.

Tuba Eustachius merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring, berbetuk terompet, panjang 37 mm. Tuba eustachius dari kavum timpani menuju nasofaring terletak dengan posisi infero-antero-medial sehingga ada perbedaan ketinggian antara muara kavum timpani dengan muara pada nasofaring sekitar 15 mm.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Penjelasan Fungsi Mulut Serta Rongga Mulut Manusia

Pada bayi, tuba Eustachius terletak lebih horizontal, lebih pendek dan lumen lebih lebar sehingga mudah terjadi keradangan telinga tengah. Muara pada kavum timpani selalu terbuka, sedangkan muara pada nasofaring selalu tertutup dan baru terbuka bila ada kontraksi M. Levator dan M. Tensor veli palatine yaitu pada waktu menguap atau menelan.

Fungsi tuba Eustachius antara lain adalah untuk menjaga agar tekanan di dalam kavum timpani sama dengan tekanan udara luar (1 atm) dan untuk menjamin ventilasi udara di dalam kavum timpani.

c. Mastoid

Dalam kaitan dengan penyakit telinga tengah terdapat 2 hal penting yang perlu di pelajari tentang mastoid yaitu:

  • Topografi mastoid

Dinding anterior mastoid merupakan dinding posterior kavum timpani dan meatus akustikus eksterna. Antrum mastoid dari kavum timpani dihubungkan lewat aditus ad antrum.

Dinding atas antrum mastoid disebut tegmen antri merupakan dinding tipis seperti juga pada tegmen timpani dan merupakan batas antara mastoid dengan fosa kranii media. Dinding posterior dan medial merupakan dinding tulang tipis membatasi mastoid dengan sinus sigmoid.

Keadaan ini menyebabkan suatu keradangan dalam mastoid dapat meluas ke endokranium dan ke sinus sigmoid sehingga dapat menimbulkan kerdangan di otak maupun tromboplebilitis.

  • Pneumatisasi mastoid

Proses pneumatisasi mastoid di dalam prosesus mastoid terjadi setelah bayi lahir. Berdasar pertumbuhan dan bentuknya di kenal 4 jenis pneumatisasi yaitu

  1. Infantile, selula yang terjadi akibat proses pneumatisasi sangat sedikit jumlahnya. Akibatnya bagian korteks di prosesus mastoid menjadi sangat tebal sehingga jika terjadi perluasan abses lebih mudah kearah endokranium.
  2. Normal, selula yang terjadi meluas sedemikian rupa sehingga hamper meliputi seluruh prosesus mastoid. Akibatnya bagian korteks di prosesus mastoid menjadi sangat tipis dan abses mudah pecah keluar sehingga timbul fistel retroaurikuler.
  3. Hiperpneumatisasi, selula yang terjadi tidak hanya terbatas pada prosesus mastoid saja, akan tetapi juga meluas sampai oszigomatikum dan bahkan sampai pada apeks piramidalis. Akibatnya, keradangan pada mastoid dapat meluas sanpai menimbulkan abses prearikularis dan bahkan sampai abses supraaurikularis.

Sklerotik, berbentuk seperti pneumatisasi tipe infantile. Tipe sklerotik ini terjadi akibat adanya keradangan kronik dalam kavum timpani dan kavum mastoid (otitis media kronika dan mastoiditis). Akibatnya keradangan lebih mudah meluas kea rah tegmen antri, masuk ke fosa kranii media dan timbul meningitis atau abses otak.

3. Telinga Bagian Dalam

Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam berada di dalam bagian Petrosa tulang temporal yang tersusun atas 2 bagian yakni tulang labirin yang menonjol dan membran labirin, yang selanjutnya tulang labirin terbagi atas 3 bagian yaitu:

1. Vestibula

Pada bagian ini berdampingan dengan bagian telinga tenagh yang melewati 2 lubang yakni fenestra vestibuli yang ditempati oleh dasar stapes dan fenestra koklea yang terisi oleh jaringan fibrosa. Di bagian belakang terdapat muara yang menuju kanal semisirkular dan di bagian depan terdapat muara yang mengarah ke koklea.

2. Koklea

Pada bagian ini merupakan bagian telinga yang penting bagi fungsi pendengaran. Koklea ialah saluran berbentuk spiral yang membentuk 2/3 putaran mengitari pusat tulang yang sebut dengan modiolus.

3. Kanal Semisirkular

Selain bagian pendengaran, dibagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau Organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus, serta 3 saluran setengah lingkaran atau saluran gelung atau semisirkular. Yang kelima ini berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut yang alam dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf pendengaran.

Demikianlah pembahasan mengenai Bagian-Bagian Telinga – Pengertian, Fungsi Beserta Gambar semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.