Klasifikasi Nematoda

Klasifikasi Nematoda – Pengertian, Ciri, Fungsi, Struktur Tubuh, Reproduksi & Peranan – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Nematoda yang dimana dalam hal ini meliputi klasifikasi, pengertian, ciri, fungsi, struktur tubuh, reproduksi dan peranan, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Nematoda

Baca Cepat  tampilkan 

Nematoda atau cacing bulat, berbeda secara keseluruhan dari platyhelminthes dan nemertines. Nematode dikenal dengan kulit ari tebal kasar di sisi luarnya dan didalamnya ada tekanan hidrostatik yang tinggi. Mereka terlihat sama (gambar 8.1a) dan memberikan tekanan. Sulit untuk melihat bagaimana bentuk lain dapat dijaga, karena ada sekitar satu juta spesies. Pilum ini ada dimana-mana : nematoda hidup bebas di laut, air tawar dan habitat darat juga parasit pada hewan dan tumbuhan.

Mereka adalah hewan yang memiliki jumlah banyak dan memainkan peran penting dalam siklus energi dan materi biosphere. Buchsbaum (Animals Without Backbones, 1938) menulis, ‘jika semua materi di alam semesta kecuali nematoda, tersapu, dunia kita masih dikenali samar-samar, dan jika, jiwa terbuhuh, kita bisa menyelidikinya, kita harus menemukan gunungnya, bukit, lembah, sungai, danau dan laut. Lokasi kota akan terurai, pohon-pohon akan berdiri berjajar menakutkan’.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Ganggang (Alga) Adalah

Ada yang mengatakan pada kita bahwa empat dan setengah juta individu nematoda ditemukan di satu meter persegi di lumpur laut Belanda dan 90.000 di apel busuk. Nematoda parasit sangat berbahaya bagi manusia karena menyebabkan penyakit dan kerusakan pertanian, ada banyak jumlah pentingnya nematoda sebagai hewan yang ada dimana saja, berjumlah banyak dan parasit yang sukses dengan siklus hidup bervariasi.

Nematoda adalah cacing silinder, melingkar dengan belahan menyilang dan jarak panjangnya dari 200 µ sampai 40 cm (pada Ascaris, parasit dalam usus manusia) dan 9 meter pada parasit dalam paus. Cacing ini triploblastik, tanapa segmen dan terututup , kulit ari yang fleksibel tapi liat, dibawahnya hanya ada lapisan otot melintang. Tidak ada sistem darah atau sirkulasi lainnya.

Rongga tubuhnya tidak mempunyai garis dalam mesoderm dan itu bukan coelom; itu diperoleh secara langsung dari blastocoel. Terdiri dari banyak tabung untuk sistem reproduksi dan juga saluran cerna, yang terbuka di setiap ujung cacing.

Ciri-Ciri Nematoda

Ada beberapa ciri-ciri Nematoda sebagai berikut:

  1. Memiliki bentuk bulat pajang ( gilik )atau mirip dengan benang.
  2. Hewan tripoblastik dan pseudoselomata ( berongga tubuh semu ).
  3. Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan, tanaman yang membusuk , ganggang, jamur dan hewan kecil lainnya.
  4. Dapat ditemukan di air tawar, air laut dan air payau serta tanah.
  5. Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
  6. Hidup parasit di hewan, manusia dan tumbuhan.
  7. Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetru radial.
  8. Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang ( gilik ) dan tidak bersegmen.
  9. Semakin kea rah posterior membentuk ujung yang meruncing.
  10. Berukuran bervariasi mulai dari air tawar dan darat berukuran kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.
  11. Terdapat di organ seperti anus, usus halus, pembuluh darah, pembuluh limfa, jantung, paru-paru dan mata.

Fungsi Nematoda

  • Sebagai sistem pencernaan nematoda.
  • Sistem peredaran darah dan pernapasan nematoda.
  • Sistem ekskresi nematoda.
  • Sistem alat indra nematoda.

Habitat nematoda ini ialah hidup bebas di alam dan memiliki daerah yang penyebaran yang luas mulai daerah kutub yang dingin, padang pasir, hingga ke laut yang dalam. Nematoda ini sangat mudah ditemukan di laut, air tawar, air oayau dan tanah. Nematoda ini hidup bebas dengan memakan sampah organik, bangkai, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang jamur dan hewan kecil lainnya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Klasifikasi Protista” Sejarah Beserta Definisi

Tetapi banyak juga hidup parasit pada hewan, manusia, bahkan tumbuhan. Nematoda hidup parasit manusia ditemukan di sejumlah organ, seperti anus, usus halus, paru-paru, mata, pembuluh darah dan pembuluh limfah.

Struktur Tubuh Nematoda

Berikut ini terdapat beberapa struktur tubuj nematoda, terdiri atas:

  1. Sistem Reproduksi

Dalam filum nematoda reproduksi selalu dilakukan secara seksual. Umumnya dioecious, dan jantan ditandai dengan ekor berbentuk kait, berukuran lebih kecil dari betina. Alat repoduksi jantan terdiri atas testis, rongga vesika, seminalis, dan sebuah lubang kelamin. Alat reprodusi betina terdiri atas ovarium, receptacolom seminalis, uterus, vagina, pulpa. Telur yang telah dibuahi akan menetas ± 8 hari dan menjadi larva yang besarnya 0,2 mm kemudian menjadi dewasa setelah 4 minggu.

Pembuahan terjadi di dalam uterus, telur yang telah dibuahi mendapat cangkang yang tebal dan keras. Permukaan cangkang dihiasi  ukiran yang spesifik untuk masing-masing spesies, hingga bentuk telur dipakai untuk identifikasi infeksi parasit dari pengamatan tinja penderita.

Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari satu atau dua gulungan tubulus yang menyatu membentuk suatu vagina yang bermuara keluar melewati vulva. Vulva biasanya terletak di bagian anterior tubuh. Ujung distal tubulus tersebut diatas membentuk ovarium, bagian-bagian selanjutnya adalah oviduk, dan sisanya adalah uterus. Bagian anterior yang berkelenjar dari uterus mempunyai aktifitas metabolik dan sintetik yang tinggi. Lipida cenderung melimpah pada organ reproduksi baik pada yang jantan maupun betina.

Bentuk telur pada nematoda sangat bervariasi. Kulit telur terdiri dari tiga lapis pokok. Paling luar atau lapisan vitelinaadalah submikroskopik dan kemungkinan berasal dari oolema. Lapisan tersebut diselubungi oleh lapisan uterina. Berikutnya adalah lapisan kitinosa merupakan lapisan yang paling jelas dan mengandung berbagai macam jumlah kitin. Paling dalam adalahlapisan lipida yang dibentuk paling akhir, dan diduga bertanggung jawab terhadap impermeabilitas kulit telur. Protein pada kulit telur mengandung kira-kira 35% prolina.

Pembelahan telur-telur Nematoda yaitu melalui perkembangan embrio melalui beberapa stadia yaitu :

  • Stadium morula, yang berbentuk ellipsoid.
  • Stadium blastula.
  • Stadium gastrula, dengan cara invaginasi terbentuk stomodaeum, dan embrio memanjang.
  • Stadium cacing muda yang berubah menjadi dewasa.

Cacing jantan mempunyai organ reproduksi yang juga merupakan modifikasi dari gulungan tabung yang panjang. Cacing nematoda biasanya hanya mempunyai satu testis, yang berada di ujung distal tabung yang melanjutkan sebagai vas deferens dan bersatu dengan ujung bawah usus pada kloaka. Sebelum persatuan itu, vasdeferens melebar membentuk vesikula seminalis sebagai kantung penyimpanan sperma.

  1. Sistem Pencernaan Makanan

Kebanyakan nematoda yang hidup bebas karnivor dan memakan metazoa kecil, termasuk jenis nematoda yang lain. Spesies lain baik laut maupun air tawar adalah phytophagus, memakan diatom, ganggang dan jamur. Spesies terestrial merupakan hama tanaman komersial. Ada pula spesies laut, air tawar dan terestrial “deposit feeder”, memakan lumpur dan memanfaatkan bakteri dan bahan organik yang terkandung dalam lumpur. Beberapa spesies memakan sampah organik seperti kotoran hewan, bangkai dan tanaman busuk.

Nematoda yang bersifat parasit, memperoleh makan dari hospesnya. Cara-cara memperoleh makanan ini antara lain:

  1. Dengan menghisap darah, contoh : Ancylostoma.
  2. Dengan merusak jaringan hospes, contoh : Trichuris.
  3. Dengan memakan atau menghisap sari-sari makanan dalam intestinum hospes, contoh : Ascaris.
  4. Dengan mengabsorbsi sari-sari makanan dari cairan tubuh hospes, contoh : Fillaria.

Makanan masuk melalui mulut pharinx, esopagus, usus halus, rekton pendek, anus. Saluran pencernaan nematoda berupa tabung sederhana terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam lapisan tunggal. Mulut menuju ke kapsul bukalis (tidak selalu ada), kemudian ke esofagus yang berotot yang selanjutnya ke usus. Tonjolan-tonjolan kecil dinamakan mikrovilimelapisi permukaan dalam usus telah ditemukan pada beberapa spesies.

Anus terdapat hampir diujung posterior cacing, dan sebuah pelebaran yang dinamakan rektum terletak tepat di anterior anus. Sel-sel usus biasanya kaya akan mitokondria, kompleks golgi, ribosom, glikogen, protein, lipida, dan retkulum endoplasmik. Sel- sel kelenjar di daerah mulut dan anus berfungsi mensintesis protein dan mukopolisakarida, dan hasilnya dikeluarkan ke dalam saluran pencernaan atau langsung keluar tubuh.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Hewan Avertebrata (Invertebrata)

  1. Sistem Saraf

Lingkaran cincin syaraf mengelilingi oesophagus merupakan otak, dan berhubungan dengan enam benang syaraf anterior yang pendek dan enam benang syaraf posterior. Alat indera pada nematoda adalah papila, setae dan amphid. Setaeterdapat di kepala dan seluruh permukaan tubuh. Amphid di jumpai pada nematoda yang hidup bebas, terutama spesies laut.

Amphid ialah lubang kutikula yang buntu dan bercilia, berfungsi sebagai chemoreceptor. Bentuk dari amphid bermacam-macam karena itu di gunakan untuk identifikasi. Banyak nematoda yang mempunyai phasmid pada bagian ekornya, yaitu sepasang kelenjar uniseluler yang bermuara di kedua sisi lateral tubuh cacing, berfungsi sebagai chemoreseptor. Beberapa spesies laut dan air tawar mempunyai bintik mata.

  1. Sistem Ekskresi

Alat ekskresi nematoda bukan protonephridia, melainkan suatu sistem sel kelenjar, dengan atau tanpa saluran yang terletak pada anterior. Pseudecoelom terisi hemolimpha yang mengandung berbagai substansi yang terlarut didalamnya, mungkin juga hasil-hasil excresi. Hasil axcresi itu antara lain nitrogen sebagai ammonia, asam urat, ureum, yang akan dikeluarkan dari tubuh melalui porus excretorius.

Pada spesies laut biasanya terdapat satu atau dua sel kelenjar yang besar, tanpa saluran, terletak dekat pharinx dan mempunyai sebuah lubang ekskresi, disebut kelenjar renette. Jenis lain mempunyai sistem kelenjar dengan saluran, seperti bentuk huruf H.

  1. Sistem Pernafasan

Nematoda tidak mempunyai organ pernapasan yang spesial. Respirasi dilakukan secara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemak yang di ekskresikan melalui kutikula. Haemoglobin terjadi pada cairan perivisceral beberapa parasitik nematoda. Ini terbentuk dengan terang oleh organisme, selama ini berbeda dari haemoglobin tuan rumah, dan haemoglobin dari sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi pada dinding tubuh dan cairan periviscera.

  1. Sistem Otot

Nematoda mempunyai dua macam otot :

  • Somatik (yang tidak mengkhusus) yang terdiri dari satu lapis langsung di bawah hipodermis.
  • Khusus, yang memiliki berbagai fungsi, tergantung pada lokasinya, sebagai contoh otot spikuler berguna untuk mengeluarkan spikulum pada yang jantan.

Otot-otot dinding tubuh terletak longitudinal dan bertanggung jawab untuk melakukan gerakan cacing seperti ular. Zona yang banyak berserabut pada setiap ujung serabut otot melekat pada hipodermis, sedangkan ujung lain yang kurang berserabut dari sel otot itu dihubungkan dengan batang-batang syaraf dorsal maupun ventral, yang akan memberi stimulasi motor kepada otot-otot tersebut.

Bagian yang non kontraktil dari otot somatik bertindak sebagai penyimpan glikogen. Diantara lapisan otot dan saluran pencernaan terdapat rongga tubuh yang dikenal sebagai pseudoselom, yang berfungsi sebagai kerangka hidrostatik.

  1. Sistem Gerak

Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada dinding tubuh. Otot-otot itu terletak diantara tali epidermal, dan membujur sepanjang tubuh. Otot-otot itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi ventral. Kontraksi dan relaksasi daari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek dan memanjannng. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan cacing bergerak dengan cara meliuk-liuk.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Ekosistem Adalah

Klasifikasi Nematoda

Nematoda ini dibagi dalam beberapa kelas antara lain Adenophorea dan Secernentea, nah berikut ini untuk lebih jelasnya simak dibawah ini.

1. Adenophorea

Phasmid tidak ada, amphid besar, kebanyakan hidup bebas.

  • Cromadorida

Hidup bebas, amphid spiral dan melingkar, kantung oesophagus terbagi menjadi tiga bagian, hidupnya di laut dan air tawar. Kebanyakan hidup di laut, bersifat aquatis, cuticula halus atau tersusun dalam cincin-cincin, capsula buccalis dilengkapi dengan gigi-gigi dan pharynx ujung posteriornya membesar.

Contoh : Chromadora sp, Wilsonema dan Monhystera

  • Enoploidea

Pada Enoploidea tidak ada cincin-cincin cuticula, tetapi cuticula halus, seringkali dilengkapi dengan bulu-bulu kaku. Pada bagian ujung anterior terdapat 6 papillae labiales, 10 atau 12 bulu-bulu kaku di dalam 1 atau 2 gelang-gelang atau lingkaran, sepasang celah cephal, dan amphid berbentuk cyathiform, hidup bebas di laut. Oeshophagus terbagi menjadi dua bagian, amphid berbentuk kantung panjang atau seperti tabunghidup bebas dan parasit di laut, air payau, dan air tawar.

Contoh : Metocholaimus pristiurus, hidup bebas di laut di benua Amerika Utara dan Eropa, Enoplus dan Nygolaimus

  • Dorylamoidea

Dorylamoidea umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus, tanpa bulu-bulu kaku, ujung anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-masing terdiri atas 6 dan 10 papillae, amphid cyathiform, pharynx bersifat muscular dan jarang bagian posteriornya membesar.

contoh : Dorylaimus sp.

2. Secernentea

Secernentea disebut dengan phasmida, karena terdapat anggota spesiesnya memiliki phasmid. Banyak anggota kelas hidup dalam tubuh vertebrata, serangga dan tumbuhan. Berikut uraian tentang contoh-contoh spesies secernentea.

  1. Ascaris Lumbricoides ( Cacing Perut )

    Ascaris lumbricoides ialah parasit usus halus manusia yang menyebabkan penyakit askariasis. Infeksi cacing perut menyebabkan penderita mengalami kekurangan gizi, tubuh pada bagian anterior cacing memiliki mulut yang dengan dikelilingi tiga bibir dan gigi-gigi kecil. Cacing betina memiliki ukuran panjang sekitar 20-49 cm dengan diameter 4-6 mm, dibagian ekor runcing lurus dan dapat menghasilkan 200.000 telur per hari. Cacing jantan berukuran panjang sekitar 15-31 dengan diameter 2-4 mm, bagian ekor runcing melengkung dan di bagian anus terdapat spikula yang berbentuk kait untuk memasukkan sperma ke tubuh betina.Setelah terjadi perkawinan cacing betina menghasilkan telur, telur kemudian keluar bersama tinja. Telur mengandung embrio terletan bersama-sama dengan makanan yang tekontaminasi. Didalam usus inang telur menetas menjadi larva. Larva selanjutnya menembus dinding usus dan masuk ke daerah pembuluh darah, jantung, paru-paru, faring dan usus halus hingga cacing dapat tumbuh dewasa.

  2. Ancylostoma Duodenale ( Cacing Tambang )

    Anylostoma duodenale disebut cacing tambang karena sering ditemukan di daerah pertambangan, misalnya di Afrika. Spesies cacing tambang di Amerika yaitu Necator americanus. Cacing yang hidup parasit di usus halus manusia dan menghisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia bagi penderita ankilostomiasis. Cacing tambang dewasa betina yang berukuran 12 mm, memiliki organ-organ kelamin luar ( vulva ) dan dapat menghasilkan 10.000 hingga 30.000 telur per hari. Cacing jantan yang berukuran 9 mm dan memiliki alat kopulasi di ujung posterior. Diujung anterior cacing terdapat mulut yang dilengkapi 1-4 pasang gigi kitin untuk mencengkram dinding usus inang.setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur. Telur keluar bersama feses ( tinja ) penderita. Ditempat yang becek telur menetas dan menghasilkan larva. Larva masuk ke tubuh manusia dari pori-pori telapak kaki. Larva mengikuti aliran darah menuju jantung, paru-paru, faring dan usus halus hingga yang tumbuh dewasa.

  3. Oxyuris Vernicularis ( Cacing Kremi )

    Oxiyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis ( cacing kremi ) berukuran 10-15. Cacing yang hidup di usus besar manusia khususnya pada anak-anak. Cacing dewasa betina menujua ke dubur pada malah hari untuk bertelur dan mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruknya sehingga telur cacing mudah terselip di buku-buku. Telur cacing dapat tertelan kembali pada saat penderita makan. Diusus telur akan menetas menjadi cacing kremi baru, cara penularan cacing kremi tersebut disebut dengan autoinfeksi.

  4. Wuchereria Bancrofri ( Cacing Filaria atau Cacing Rambut )

    Wuchereria bancrofri yang hidup parasit di kelenjar getah bening ( limfa ). Cacing menyebabkan penyakit kaki gajah ( elephantiasis ) atau filariasis. Cacing dewasa berdiameter 0.3 mm. cacing betina berukuran panjang 8 cm dan jantan berukuran panjang 4 cm.setelah terjadi perkawinan cacing betina menghasilkan microfilaria. Disiang hari microfilaria berada dipembuluh darah yang besar dan malam hari pindah ke pembuluh darah kecil di bawah kulit. Bila nyamuk perantara ( Culex, Anopheles Mansonia atau Aedes ) menggigit di malam hari, microfilaria bersama darah masuk ke perut nyamuk. Microfilaria menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot toraks dan betmetamorfosis. Setelah mencapai ukuran 1.4 mm, microfilaria pindah ke belalai nyamuk dan siap ditularkan ke orang lain. Cacing akan menggulung ke kelenjar limfa dan tumbuh hinffa dewasa. Cacing dewasa yang berjumlah banyak akan menghambat sirkulasi getah benang, sehingga setelah beberapa tahun mengakibatkan pembengkakan kaki.

  5. Onchorcerca Volvulus

    Onchorcea vovulus merupakan cacing mikroskopiss penyebab onchocerciasis ( river blindness ) yang mengakibatkan kebutaan. Vector pembawa ialah lalat kecil penghisap darah black fly ( simulium ). Cacing banyak terdapat di Afrika dan Amerika Selatan.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Makalah Kingdom Animalia

Reproduksi Nematoda

Nematode berproduksi dengan secara seksual, yang umumnya diesis atau gonokoris yakni organ kelamin jantan dan betina yang terdapat di individu berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh cacing betina. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang tebal dank eras. Dipermukaan ccangkang memiliki pola yang spesifik digunakan untuk proses identifikasi jenis cacing yang menginfeksi manusia melalui pengamatan telur cacing pada tinja. Telur menetas menjadi larva yang berbentuk mirip induknya. Larva mengalami molting atau pergantian kulit hingga empat kali. Cacing dewasa tidak mengalami pergantian kulit tetapi tubuhnya tumbuh membesar.

Daur hidup dari nematode ialah memerlukan satu inang atau lebih. Seperti Wuchereria banchrofti ( cacing filarial ) memiliki inang utama manusia dan inang perantara nyamuk. Oxyuris vermicularis ( Cacing kremi ) yang hanya membutuhkan satu inang manusia dan tidak memerlukan inang perantara.

Peranan Nematoda

Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan tumbuhan. Contohnya Globodera Rostochiensis yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat dan sebagai vector dari virus sebagian tanaman pertanian. Tetapi ada juga Nematoda yang menjadi predator hama, misalnya ulat tanah,

Caenorhabditis elegan merupajan Nematoda yang hidup bebas di tanah, telah lama digunakan sebagai organisme model untuk penelitian mengenai perkembangan hewan, termasuk perkembangan saraf, karena mudah dikembangbiakan dan mudah dianalisis struktur genetiknya. NASA bahkan menggunakan Caenorhabditis elegans untuk meneliti dampak dari gravitasi nol pada perkembangan otot dan fisiologinya dengan mengirim sampel cacing tersebut ke luar angkasa selama dua minggu.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Penjelasan Nemathelminthes Beserta Ciri, Klasifikasi Dan Peranannya

Daftar Pustaka:

  1. Gibson, British Nemerteans (Cambridge: Cambridge University Press, 1982).
  2. Little, The Terrestrial Invasion (Cambridge: Cambridge University Press, 1990).
  3. Hodgkin, H. R. Horvitz, B. R. Jasny & J. Kimble, C. elegans: sequence to biology.
  4. Science, 282 (1998), 2011. Introduction to a special issue of Science devoted to C. elegans.
  5. Janet Moore.2001.E-Book An introduction of Invertebrates. Cambridge: Cambridge University Press.
  6. H. A. Plasterk, The Year of the Worm. BioEssays, 21 (1999), 105_109.
  7. Blaxter, Two worms are better than one. Nature, 426 (2003), 395_396.
  8. Cohen, Review of work on RNA interference (RNAi). New Scientist, 14 September 2002, 28_33.

Demikianlah pembahasan mengenai Klasifikasi Nematoda – Pengertian, Ciri, Fungsi, Struktur Tubuh, Reproduksi & Peranan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂