Tauhid Adalah

Latar Belakang

Tauhid Adalah – Pengertian, Macam, Rububiyah Dan Uluhiyah– DosenPendidikan.Com -Tauhid (Arab :توحيد), adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Tauhid menurut (salafi) dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirikmerupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.


Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS An Nahl: 36)

“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan” (QS At Taubah: 31)

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)” (QS Az Zumar: 2-3)

Pengertian Tauhid

Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang secara etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”. Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa “Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Alah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka.


Sementara Affandi al-Jasr mengatakan, ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan. Selain itu Prof.M.Thahir A.Muin memberikan difinisi : Tauhid ialah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan ada-Nya zat yang mewujudkan.


Syaikhul islam berkata, “Tauhid yang dibawa oleh para rasul mengandung penetapan keilahiyahan-Nya semata dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Tiada yang disembah kecuali Dia, tidak ada tempat bertawakal kecuali kepadaNya, Tidak ada tempat berloyal kepada siapapun kecuali karenanya, tidaklah memusuhi siapapun kecuali dalm rangka mencari keridhaan-Nya dan tidak beramal kecuali karena-Nya. Hal itu semua mencakup penetapan apa yang telah diteteapkan oleh-Nya terhadap dirinya berupa asma dan sifat-sifat-Nya.


Allah berfirman, “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang maha Esa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang maha pemurah lagi maha penyayang.” (Qs. Al Baqarah (2): 163) Firman-Nya, “ Janganlah kamu menyembah dua Tuhan. Sesungguhnya Dialah Tuhan yang maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.” (Qs. An Nahl (16): 51) Firman-Nya, “Dan barang siapa menyembah Tuhan yang lain disamping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungnnya disisi Tuhannya, sungguhnya orang-orang kafir itu tidak beruntung.” (Qs. Al Mu’minun (23): 117) Juga firman-Nya, “Dan tanyakanlah pada rasul-rasul kami yang telah kami utus sebelum kamu, adakah kami menetukan Tuhan-Tuhan untuk disembah selain Allah maha pemurah?” (Qs. Az-Zukhruf (43): 45)

Maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ilmu tauhid ialah ilmu yang berghubungan dengan masalah ketuhanan (Allah), rasul atau nabi, dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya.


Baca Juga : Nama-Nama Hari Akhir


Hakikat Tauhid

Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Allah. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan Allah.


Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya “Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna.” (Al-Hasyr: 24).


Alloh berfirman, “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa: 36). Dalam ayat ini Alloh menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak menyekutukanNya.


Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul kepada setiap umat mereka. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. an-Nahl: 36).


Dengan tauhid, seorang hamba mempersaksikan bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Kami mengutus seorang pun rasul sebelum engkau -wahai Muhammad- melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada sesembahan -yang benar- selain Aku, maka sembahlah Aku saja.” (QS. al-Anbiyaa’: 25).


Karena hanya Allah yang menciptakan maka hanya Allah pula yang berhak untuk disembah. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, sembahlah Rabb kalian, yaitu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu, karena Allah adalah al-Haq/sesembahan yang benar, adapun segala yang mereka seru/sembah selain-Nya adalah batil.” (QS. al-Hajj: 62). Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Dan ilah (sesembahan) kalian adalah ilah yang satu. Tidak ada ilah yang benar selain Dia. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah: 163).


Baca Juga : Sejarah Penyebaran Islam Di Indonesia Menurut Sejarawan


Oleh sebab itu orang-orang musyrik ketika mendengar dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamkepada kalimat laa ilaha illallah maka mereka pun mengatakan (yang artinya), “Apakah dia -Muhammad- akan menjadikan ilah-ilah itu menjadi satu ilah saja. Sungguh, ini adalah perkara yang sangat mengherankan.” (QS. Shaad: 5). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya mereka itu apabila dikatakan kepada mereka laa ilaha illallah, maka mereka menyombongkan diri. Mereka mengatakan, “Apakah kami harus meninggalkan ilah-ilah/sesembahan-sesembahan kami gara-gara ucapan seorang penyair gila?”.” (QS. ash-Shaffat: 35-36)


Jadi, tauhid bukanlah sekedar pengakuan bahwa Allah sebagai satu-satunya pencipta dan penguasa alam semesta. Pengakuan semacam itu belumlah memasukkan ke dalam golongan orang yang bertauhid. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Tentu mereka akan menjawab, ‘Yang menciptakannya adalah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui’.” (QS. az-Zukhruf: 9)


Macam-Macam Tauhid

 

Secara sederhana Tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu Taugid Rububiyah, Tauhid Ulluhiyyah dan Tauhid Asma’dan Sifat.


Tauhid rububiyah

Tauhid rububiyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala perbuatan-Nya, seperti menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan bahaya dan manfaat, memberi rizqi dan semisalnya. Allah Ta’alaberfirman

“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Q.S. Al-Fatihah : 1)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Engkau adalah Rabb di langit dan di bumi” (Mutafaqqun ‘Alaih)


Tauhid uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam ibadah, seperti berdoa, bernadzar, berkurban, shalat, puasa, zakat, haji dan semisalnya. Allah Ta’ala berfirman

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah : 163)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Maka hendaklah apa yang kamu dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah” (Mutafaqqun ‘Alaih). Dalam riwayat Imam Bukhari, “Sampai mereka mentauhidkan Allah”.


Baca Juga : Panduan Lengkap Tata Cara Tayammum


Tauhid asma’ was shifat

Tauhid asma’ was shifat adalah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang telah disifati oleh Allah untuk diri-Nya di dalam Al-Quran atau yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam As-Sunnah yang shahih tanpa takwil (menyelewengkan makna), tanpa tafwidh (menyerahkan makna), tanpa tamtsil (menyamakan dengan makhluk) dan tanpa ta’thil.


Allah Ta’ala berfirman :

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S. Asy-Syuura : 11)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam” (Mutafaqqun ‘Alaih). Di sini turunnya Allah tidak sama dengan turunnya makhluk-Nya, namun turunnya Allah sesuai dengan kebesaran dan keagungan dzat Allah. Ahlussunnah hanya mengimani bahwa Allah memang turun ke langit dunia. Tapi tidak membahas hakikat bagaimana Allah turun apalagi menyamakan turunnya Allah dengan turunnya makhluk.


Tauhid Ubudiyah

Yang dimaksud dengan ubudiyah adalah hal penyembahan kepada Allah. Tidak ada yang lain yang berhak disembah kecuali hanya Allah yang wajib disembah (dipuja), tanpa sekutu dalam pemujaan-Nya.

Allah berfirman ;

“ iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in(u) ”

hanya kepada Engkau-lah (Allah) kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan. (Quran surat Al-Fatihah: 5).


Aplikasi Tauhid dalam kehidupan sehari-hari

Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai konsekuensi yg mesti di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yg berhak disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.


Baca Juga : Ijtihad : Pengertian, Fungsi, Tujuan, Syarat, Macam Dan Contoh


Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid laa ilaaha illallah adl keyakinan yg mutlak yg patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yg mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yg sepadan dengan-Nya kemudian menerima dgn Ikhlas akan apa-apa yg berasal dari-Nya baik berupa perintah yg mesti dilaksanakan ataupun larangan yg mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.


Konsep tauhid dalam pandangan yang lebih luas, tidak cukup hanya dengan membenarkan bahwaAllah adalah Tuhan Yang Mahaesa. Pada hakekatnya, tauhid memerlukan manifestasi dalam realitakehidupan. Jika tauhid diartikan sebagai pengesaan Tuhan, maka salah satu aplikasi sosialnya adalah tidak adanya peramal dan dukun, artinya kita hanya percaya bahwa hanya Allah yang dapatmemberi pertolongan. Aplikasi inilah yang saat ini kita lihat telah terkikis oleh modernitas denganadanya dukun dan peramal yang tampil di televisi.Selain itu, makna dan hakekat fokus pada satu dalam ajaran tauhid dapat pula diimplementasikandalam kehidupan sehari  hari dengan secara serius melaksanakan amanah, tidak boleh menduakankewajiban terkait kepentingan umat dengan mendahulukan kepentingan pribadi.


Contoh aktualdalam masyarakat adalah adanya pekerjaan ganda yang sesungguhnya tidak dapat dilaksanakandengan baik dalam waktu yang bersamaan. Seorang guru yang notabene PNS, saat ini ada saja yangmencari pekerjaan lain seperti pengusaha, wiraswasta, pimpinan proyek, dan sebagainya sehinggaseringkali mengurangi waktu untuk melaksanakan tugas utama yaitu mendidik murid  murid mereka. Dapat dikatakan orang yang seperti itu telah menyekutukan kewajiban utama merekadengan kepentingan yang bersifat pribadi dan materi. Tauhid juga dapat dimaknai sebagai kesetiaan dan ketaatan kita terhadap Tuhan. Artinya, kita tidak cukup bertauhid tanpa melakukan ibadah ibadah yang diperintahkan dalam lingkup spiritualmaupun sosial. Sholat, puasa, dan zakat, masih belum bisa dikatakan sempurna jika tidak dibarengidengan kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan manusia lainnya.


Oleh karena itu, sesuai dengan hakekat manusia sebagai Zoon Politicon yang menurut Plato adalah mahluk sosial, maka haruslah memiliki kesadaran akan fenomena ketimpangan sosial dalam masyarakat. Hal ini mengandung artibahwa tauhid tak cukup hanya menjadi pajangan hati, tanpa implikasi sosial yang berarti. Seharusnya, dengan implementasi tauhid dalam kehidupan sehari hari maka seorang muslim tidak cukup hanya menjalankan tauhid dengan meyakini bahwa Allah Yang Maha Esa, melainkan juga harus mempraktikkan nilai nilai tauhid ke dalam realitas sosial secara benar, menjalankanperintah-Nya dan peka terhadap urusan kemanusiaan, sehingga tercipta keseimbangan antaraibadah dan perilaku sosial. Hal inilah yang disebut sebagai amal shalih.


Disamping segala hal yang berkaitan dengan kepribadian dan karakter manusia yang telahdisebutkan diatas, tauhid juga mendasari kesatuan gerakan umat Islam. Dengan penanaman tauhid yang benar dalam niat yang lurus dan tujuan yang satu maka tauhid akan terwujud sebagai kesatuanumat Islam. Tak ada arogansi gerakan yang mengatasnamakan golongan taupun lembaga. Dengan penguatan dan kesatuan niat serta tujuan, maka tidak akan kita dapati fenomena revolusi pemikiranakibat pengaruh dari agresi yahudi, zionisme, maupun freemansory. Dapat kita simpulkan, ketika tauhid telah diimplementasikan dalam setiap karakter dan kepribadian umat muslim, maka kesatuanniat dan tujuan akan terpatri dalam jiwa umat dan membentuk satu gerakan perjuangan Islam.


Baca Juga : “Qanaah” Pengertian & ( Contoh – Manfaat )


Fungsi dan Hikmah Tauhid

Pada bagian ini akan dibahas tentang fungsi dan manfaat dari ilmu tauhid ini dalam kehidupan manusia. Namun, oleh karena keterbatasan pengetahuan dan sumber yang penulis dapatkan, maka bahasan tentang bagian sangat minim.


Perlu diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini bukan hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar, karena apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, maka kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul dengan sendirinya. inilah salah satu manfaat dari ilmu tauhid.


Selain itu, tauhid juga berfungsi sebagai pembimbimbing umat manusia untuk menemukan kembali jalan yang lurus seperti yang telah dilakukan para Nabi dan Rasul, karena jika diibaratkan sebuah pohon, tauhid adalah pokok akar untuk menemukan kembali jalan Allah, yang dapat membawa umat manusia kepada puncak segala kebaikan. Begitu juga dengan kayakinan (tauhid) akan eksistensi tuhan yang maha esa (Allah) akan melahirkan keyakinan bahwa semua yang ada di ala mini adalah ciptaan tuhan; semuanya akan kembali kepada tuhan, dan segala sesuatu berada dalam urusan yang maha esa itu. Dengan demikian segala perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang selalu berpokok pada modus ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran yang artinya :


Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku”(al-Dzariyat:56)

Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan”(al-Fatihah:5)

Katakanlah, “Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)


Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan tidak hanya menyangkut hal-hal batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku, perkataan, dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, orang-orang yang telah mampu memahami dan menghayati tauhid dengan dan dan benar akan membawa kepada kebahagiaan baik itu segi lahir ataupun batin.


Sehingga jelas bagi seseorang, bahwa tauhid tidak cukup untuk dimiliki dan dihayati, karena jika hanya demikian hanya akan menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan, namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang tersebut, sehingga dirinya akan berada diluar ketauhidan yang sebenarnya, bahkan mungkin bisa sampai keluar dari keislamannya, karena maksud dan tujuan tauhid bukan sekedar diakui dan diketahui saja, tetapi lebih dari itu tauhid mengadung hal-hal yang beramanfaat bagi kehidupan manusia yaitu :


Baca Juga : Penjelasan Puasa Wajib Beserta Syarat, Rukun Dan Macamnya


  1. Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan;
  2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;
  3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan;
  4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.5

Dari empat poin yang diatas dapat dipahami bahwa tauhid selain bermanfaat bagi hal-hal batin, juga bermanfaat bagi hal-hal lahir. Sehingga dari poin tersebut sangat jelas manfaatnya bagi kehidupan manusia.


Sementara dalam sumber lain, ada yang menspesifikasikan fungsi atau manfaat ilmu tauhid bagi kehidupan manusia ialah sebagai pendoman hidup yang dengannya umat manusia bisa terbimbing kepada jalan yang diridhai Allah, serta dengan tauhid manusia bisa menjalani hidup sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan tauhid manusia tidak hanya bebas dan merdeka, melainkan juga akan sadar bahwa kedudukannya sama dengan manusia lain manapun. Tidak ada manusia yang superior atau inferior terhadap manusia lainnya.


Suatu hal yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa kometmen manusia-tauhid tidak saja terbatas pada hubungan verticalnya dengan tuhan, melainkan juga mencakup hubungan Horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, dan hubungan-hubungan ini harus sesuai dengan kehendak Allah. Sehingga dengan misi ini tauhid dapat mewujudkan sesuatu bentuk kehidupan social yang adil dan etis.


Dalam kontek pengembangan umat, tauhid berfungsi antara lain mentranformasikan setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih kurang ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu social, politik, ekonomi, dan budaya. Dengan demikian, akan muncul manusia-manusia tauhid yang memiliki cirri-ciri positif yaitu :


  1. Memiliki komitmen utuh pada tuhannya.
  2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
  3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap terhadap kualitas kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya.
  4. Tujuan hidupnya jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanyalah untuk Allah semata-mata.
  5. Memiliki visi jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama manusia lain; suatu kehidupan yang harmunis antara manusia dengan Tuhannya, dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, Nampak jelas bahwa tauhid memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Bila setiap individu memiliki kometmen tauhid yang kukuh dan utuh, maka akan menjadi suatu kekuatan yang besar untuk mambangaun dunia yang lebih adil, etis dan dinamis.


Baca Juga : Penjelasan Cara Dalam Menentukan Awal Dan Akhir Ramadhan


Perusak Tauhid

Fenomena kesyirikan dan pelanggaran tauhid banyak terjadi di masyarakat kita, karena kurangnya pengetahuan mereka tentang masalah tauhid dan keimanan, serta hal-hal yang bisa mendangkalkan bahkan merusak akidah (keyakinan) seorang muslim.


Kenyataan ini diisyaratkan dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya dalam firman Allah Ta’ala,

{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}

Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)” (QS Yusuf:106).


Ibnu Abbas menjelaskan arti ayat ini, “Kalau ditanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit? Siapakah yang menciptakan bumi? Siapakah yang menciptakan gunung? Maka mereka akan menjawab: “Allah (yang menciptakan semua itu)”, (tapi bersamaan dengan itu) mereka mempersekutukan Allah (dengan beribadah dan menyembah kepada selain-Nya).


Semakna dengan ayat di atas Allah Ta’ala juga berfirman,

{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}

Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu sangat menginginkannya” (QS Yusuf:103).

Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersunguh-sungguh untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidak akan beriman kepada Allah (dengan iman yang benar).


Karena mereka memegang teguh (keyakinan) kafir (dan syirik) yang merupakan agama (warisan) nenek moyang mereka.

Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih menegaskan hal ini dalam sabda beliau:

                 «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الأَوْثَانَ»

Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah (suku/kelompok) dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan sampai mereka menyembah berhala (segala sesuatu yang disembah selain Allah Ta’ala)”.


Baca Juga : 

Penjelasan Pernikahan Beserta Rukun Dan Syaratnya Menurut Islam


Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik terus ada dan terjadi di umat Islam sampai datangnya hari kiamat.


Allah Ta’ala berfirman:

        {هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ، تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ، يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ}

Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta” (QS asy-Syu’araa’:221-223).


Imam Qatadah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “para pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk” adalah para dukun dan tukang sihir, mereka itulah teman-teman dekat para syaitan yang mendapat berita yang dicuri para syaitan tersebut dari langit.

Bahkan sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud ketika menafsirkan firman Allah.

{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112).


Allah Ta’ala berfirman :

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu” (QS an-Nahl:36).


Dalam ayat lain Dia Ta’ala berfirman:

{فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ}

Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah (semata-mata), maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (dan) tidak akan putus (kalimat tauhid Laa ilaaha illallah). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS al-Baqarah:256).


Contoh perusak tauhid :

  1. Memakai segala bentuk cincin atau benang-benang buhul baik terbuat dari kuningan atau tembaga atau terbuat dari besi atau kulit untuk menolak atau menghilangkan bala. Ini adalah  perbuatan syirik.
  2. Jampi-jampi atau mantera-mantera bid’ah yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah. , gendam dan segala bentuk Tamimah serta azimat-azimat dan kata-kata yang tidak dapat dimengerti dari jampi-jampi, meminta tolong kepada jin dalam mengungkap bentuk penyakit atau mengobati sihir ataupun dengan mengalungkan tamimah pada leher-leher manusia atau binatang baik berbentuk  benang atau ikatan-ikatan yang tertulis dengan kalimat-kalimat bid’ah yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah atau bahkan tertulis dengan al-Qur’an serta As-Sunnah, karena menurut pendapat yang benar hal ini tidak dibolehkan, karena perbuatan ini sebagai perantara terjadinya perbuatan syirik.

Rasulullah . bersabda :

( “ Sesungguhnya Ruqyah – yang berbau syirik – , serta Tamimah dan Tiwalah adalah syririk ” )

  1. Ahmad & Abu Dawud.

Perlu kita perhatikan, perbuatan seperti menggantungkan kertas, tembaga ataupun besi yang ditulisi ayat-ayat kursi atau perbuatan meletakkan mushaf / Al Qur’an disertai dengan keyakinan bahwasanya semuanya itu bisa menyelamatkan atau menolak  dari kecelakaan atau keburukan-keburukan lain. Sebagian kertas-kertas tadi dibentuk menyerupai telapak tangan atau dalam bentuk menyerupai mata, maka hal ini tidak dibolehkan selama disertai dengan keyakinan menolak ‘Ain.


Rasulullah bersabda :

( “ Barang siapa yang bergantung pada sesuatu maka ia akan diserahkan  kepadanya – sesuatu tersebut, maksudnya Allah akan berlepas diri darinya” ).

  • Ahmad, Tirmidzi & Al-Hakim.

  • Termasuk yang merusak tauhid adalah meminta keberkahan kepada seseorang dan mengusap-usapkan tangan  padanya dan meminta berkahnya atau meminta keberkahan kepada pohon-pohonan, batu-batuan atau benda lainnya. Bahkan Ka’bah tidak boleh mengusap-usap dindingnya dengan niat mengambil berkah dari materinya.

Umar bin Khaththab R.A. berkata  ketika akan mencium hajar  aswad :

” Sesungguhnya aku mengetahui bahwasannya engkau hanyalah sebuah batu yang tidak dapat mendatangkan bahaya dan tidak pula mendatangkan manfa’at, kalau saja aku tidak melihat Rasulullah  SAW. mencium-mu maka aku tidak akan mencium-mu” .

  • Termasuk perkara-perkara yang merusak tauhid adalah berkorban dengan menyembelih untuk selain Allah Ta’ala seperti untuk para wali, syetan-syetan dari jin dan manusia dengan maksud untuk mendapatkan manfaat dan atau menolak bahaya dari mereka, perbuatan inilah yang disebut syirik besar.

Sebagaimana tidak diperbolehkan menyembelih untuk selain Allah Ta’ala, tidak diperbolehkan pula menyembelih ditempat yang dilakukan penyembelihan untuk selain Allah Ta’ala walaupun dia bermaksud menyembelih untuk Allah Ta’ala ( seperti di tempat  peribadatan orang-orang musyrik, dsb ) yang demikian ini untuk menutup jalan menuju kesyirikan.

  • Bernadzar kepada selain Allah Ta’ala, karena nadzar adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Ta’ala.

Meminta pertolongan serta perlindungan kepada selain Allah Ta’ala.


Rasulullah  bersabda kepada Ibnu Abbas R.A. :

“ Jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah Ta’ala, dan jika engkau berlindung, berlindunglah kepada Allah Ta’ala “ )) dari sabda Rosul SAW. diatas kita bisa mengetahui bahwa meminta pertolongan kepada jin adalah terlarang.

  • Termasuk perkara yang merusak tauhid adalah berlebih-lebihan dalam mengkultuskan para wali dan orang-orang saleh, yaitu dengan menyamakan derajat  mereka dengan Rasulullah SAW. atau menyangka bahwasannya diantara mereka ada yang mencapai derajat  ma’sum ( tidak pernah  salah ).
  • Perkara lain yang membatalkan tauhid seseorang adalah thowaf dikuburan. Ini adalah perbuatan syirik. Dan tidak dibolehkan bagi seorang muslim melakukan sholat dikuburan karena ditakutkan akan dijadikan sarana untuk berbuat syirik, maka bagaimanakah hukumnya terhadap mereka yang dengan sengaja sholat dikuburan yang memperuntukkan (sholatnya) untuk si mayit yang ada dikuburan atau dengan menjadikan kuburan sebagai tempat untuk melakukan acara ritual ibadah lainnya ..?!

Naudzubillah

  • Terdapat larangan untuk mendirikan bangunan diatas kuburan, atau dengan membangun kubah-kubah serta masjid-masjid diatasnya dan atau dengan mengkapurnya, hal ini dalam rangka melindungi tauhid sesorang.
  • Perbuatan lainnya yang membatalkan tauhid adalah melakukan perbuatan sihir, mendatangi tukang sihir, dan para dukun  serta para peramal atau orang-orang yang sejenis dengan mereka. Karena sesungguhnya para tukang sihir adalah kafir, maka tidak boleh mendatangi mereka, menanyakan sesuatu kepadanya (yang tidak diketahui dari perkara ghaib), ataupun mempercayai ucapan mereka walaupun mereka disebut (oleh masyarakat) sebagai para wali atau syaikh- syaikh, dan atau yang sejenisnya.

Demikian pejelasan artikel diatas tentang Tauhid Adalah – Pengertian, Macam, Rububiyah Dan Uluhiyah semoga bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendidikan.Com