Teori Akuntansi adalah

Diposting pada

Teori Akuntansi – Pengertian, Periodisasi, Sifat, Metode & Perumusan – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Teori Akuntansi yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, periodisasi, sifat, metode dan perumusan, nah agar lebih dapat memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Teori-Akuntansi

Pengertian Teori Akuntansi

Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang memberikan gambaran dari fenomena akuntansi secara sistematis. Tujuannya ialah untuk menjelaskan hubungan dari berbagai variable yang ada dalam struktur akuntansi sehingga bisa memperkirakan fenomena yang mungkin terjadi.


Dalam melakukan sesuatu selalu ada teorinya entah itu yang kita sadari atau pun tidak. Kebanyakan kita mengetahui praktek tanpa perlu ada teori, misalnya seperti membuat adonan beton. Secara teori tukang bangunan mungkin kurang tahu tapi mereka paham prakteknya. Tapi berbeda dengan ilmu pasti seperti akuntansi. Tanpa teori ilmu pasti seperti akuntansi akan sedikit kesulitan memperkirakan apa yang mungkin terjadi. Karena itu ada yang disebut dengan teori akuntansi.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Akuntansi Pajak adalah


Periodisasi Teori Akuntansi

Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:


  1. Pre-theory period (1492-1800)

Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.


  1. General scientific period (1800-1955)

Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika.


Laporan AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.


  1. Normative period (1956-1970)

Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “norma-norma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya ”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah: An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory.


  1. Specific Scientific Period (1970-sekarang)

Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik karena:

(1) teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.

(2) teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.


Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian. Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : “Akuntansi Keperilakuan” Pengertian & ( Ruang Lingkup – Manfaat – Masalah )


Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka.


Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan diberlakukan. Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi.


Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.


Sifat-Sifat Teori Akuntansi

Menurut beberapa ahli teori akuntansi memiliki sifat-sifat seperti berperan penting dalam penyusunan sebuah kebijakan akuntansi. Selain itu kerangka umum yang tersusun mempunyai prinsip atau metode yang logis dan saling berhubungan. Teori akuntansi juga harus sanggup memberikan penjelasan mengenai praktek akuntansi, menjelaskan serta menjawab semua fenomena yang ada dalam penerapan sebuah metode para praktek akuntansi.


Ditambah lagi perlu mencakup semua literatur akuntansi serta memberi pendekatan-pendekatan yang beda. Sifat lainnya ialah bisa meramalkan, memproyeksikan serta menemukan gejala ataupun kejadian akuntansi yang tidak bisa diketahui dengan pasti. Kemudian mampu memeriksa, memverifikasi dan menyusun prinsip-prinsip akuntansi.


Metode Perumusan Teori Akuntansi

Untuk bisa merumuskan suatu teori diperlukan metode perumusan. Belkaoui dan Godfrey menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk merumuskan teori akuntansi.


  • Metode Deskriptif “Pragmatic”

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai sebuah seni yang tidak bisa dirumuskan. Metode perumusan akuntansi bersifat menjelaskan atau mendeskripsikan serta menganalisa pratek yang ada dan yang diterima saat ini.


  • Metode Psychological Pragmatic

Metode ini mengamati reaksi dari pengguna laporan keuangan terhadap ouput akuntansi yang telah disusun dari berbagai standar, prinsip, pedoman atau aturan. Hal ini juga seringkali disebut sebagai behavioral accounting.


  • Metode Normatif (1950-1960)

Metode ini menganggap akuntansi sebagai sebuah norma peraturan yang wajib diikuti tanpa memperdulikan apakau dipraktekan, berlaku saat ini atau tidak.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Akuntansi – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Jenis dan Peran


  • Metode Positive (1970)

Metode yang dimulai dari sebuah metode ilmiah yang diterima umum dan sedang berlaku. Berdasar teori akuntansi positif ini, dirumuskan permasalahan penelitian untuk mengamati fenomena nyata yang tidak terdapat didalam teori.


Perumusan Teori Akuntansi Di Indonesia

Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya untuk merumuskan teori maupun standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di Tanah Air. Standar Akuntansi Keuangan maupun Pernyataan Standar Pemeriksaan masih mengadopsi atau menerjemahkan standar atau pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor.


Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya. Dalam sebuah kuliahnya di gedung baja (1991), Belkaoui menganjurkan agar setiap negara memiliki teori akuntansi sendiri termasuk Indonesia. Menurut beliau teori akuntansi lahir dari kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi dan sosial yang ada disuatu negara yang tentu akan berbeda dengan negara lainnya. Akibatnya kita tidak akan tepat jika menggunakan teori akuntansi yang dilahirkan dari negara lain dengan situasi dan kondisi yang berbeda dengan negara kita.


Menurut penulis buku ini, tentu sangat ideal dan tidak akan mungkin dapat kita wujudkan dalam jangka pendek. Namun pada dasarnya kita harus membuat agenda menuju ke sana. Oleh karena itu para peneliti akuntansi, pemerintah, Fakultas Ekonomi serta Kantor Akuntan Publik sudah selayaknya memikirkan permasalahan ini dengan upaya yang intens untuk melakukan berbagai penelitian akuntansi.


Sebelum hal itu terwujud maka sebaiknya profesi dan pemerintah sudah harus melakukan upaya-upaya dalam perumusan teori dan standar akuntansi Indonesia yang digali dari kondisi kita. Dan tentu saja teori akuntansi yang sudah ada khususnya dari negara lain seperti dari Amerika dapat kita jadikan sebagai dasar atau pedoman dalam merumuskan teori kita atau mengisi teori yang masih lowong.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Akuntansi Internasional – Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Kendala


Demikianlah pembahasan mengenai Teori Akuntansi – Pengertian, Periodisasi, Sifat, Metode & Perumusan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂