Tri Koro Dharmo – Sejarah, Arti, Asas, Tujuan dan Tokoh

Tri Koro Dharmo – Sejarah, Arti, Asas, Tujuan dan TokohTri Koro Dharmo yang dimana dalam hal ini meliputi sejarah, arti, asas, tujuan dan tokoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Tri Koro Dharmo

Sejarah Kelahiran Tri Koro Dharmo

Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan Kadarman. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia (= sakti, budi, bhakti). Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.


Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa.


Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, seni, dan lainnya. Pada kongresnya (1922) diputuskan bahwa Jong Java tidak bergerak dalam bidang politik dan anggotanya dilarang masuk partai politik.


Namun, masuknya Agus Salim (tokoh SI) menyebabkan Jong Java mulai bergerak dalam bidang politik. Oleh karena itu, ada yang pro dan kontra.


Akhirnya, yang setuju bergerak dalam politik mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) (1925) dengan agama Islam sebagai dasar pergerakan dan menerbitkan majalah Al Noer. Tujuan Jong Islamieten Bond adalah mempererat persatuan di kalangan para pemuda Islam muslim.


Keanggotaannya terbuka untuk pemuda Islam yang berumur 14-30 tahun, dan yang berumur lebih dari 18 tahun boleh berpolitik. Pada tanggal 29 Desember 1925, JIB mengadakan kongres I dan menetapkan anggaran dasarnya. Selanjutnya, Jong Java pada kongresnya (1928) menyetujui adanya fusi organisasi pemuda yang diberi nama Indonesia Muda.


Arti Tri Koro Dharmo

Berikut ini terdapat tiga arti tri koro dharmo, antara lain sebagai berikut:

  • Budi, dengan kepribadian bangsa Indonesia mengusir kaum penjajah.
  • Bakti, seluruh rakyat Indonesia punya kewajiban menyerahkan jiwa raga untuk membela tanah air.
  • Sakti, berarti dengan ilmu.

Asas dan Tujuan Tri Koro Dharmo

Berikut ini terdapat tiga tujuan tri koro dharmo, antara lain sebagai berikut:

  1. Menjalin persahabatan di antara “murid” bumi putera pada sekolah menengah dan kursus perguruan.
  2. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya.
  3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa dan kebudayaan “Hindia”.

Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara. Adapun tujuan yang sebenarnya ialah seperti apa yang tertulis dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa, Madura, Sunda, Lombok dan Bali. Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang.


Untuk menghindari perpecahan, pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda dari Madura, Bali dan Sunda.


Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 terbersit ide untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, akan tetapi upaya ini belum bisa terlaksana.


Sejalan dengan berdirinya Jong Java, pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi serupa, seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Selebes, dan lain-lain.


Pada hakikatnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan (lokal), namun semuanya mempunyai tujuan ke arah kemajuan Indonesia, khususnya memajukan daerah nya sendiri-sendiri.


Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini makin meluas, menyerap gagasan persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. Sehingga Pada tahun 1928 Jong Java siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa pembubaran Jong Java semata-mata untuk kepentingan tanah air. Oleh karena nya sejak 27 Desember 1929, Jong Java pun bergabung dengan Indonesia Moeda.


Tokoh Tri Koro Dharmo

Berikut ini terdapat beberapa tokoh tri koro dharmo, antara lain sebagai berikut:

  1. Dr. Satiman Wirjosandjojo (Ketua).
  2. Wongsonegoro (Wakil Ketua).
  3. Muslich (Anggota).
  4. Mosodo (Anggota).
  5. Abdul Rahman (Anggota).

Demikianlah pembahasan mengenai Tri Koro Dharmo – Sejarah, Arti, Asas, Tujuan dan Tokoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂