Ungkapan (Idiom) adalah

Diposting pada

Ungkapan (Idiom) – Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis dan Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Ungkapan (Idiom) yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, jenis dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Ungkapan-adalah

Pengertian Ungkapan (Idiom)

Kategori lain dari idiom adalah sebuah kata memiliki beberapa arti, kadang-kadang bersamaan, kadang-kadang dilihat dari konteks penggunaannya. Ini terlihat dalam bahasa (kebanyakan un-infleksi) Inggris di polysemes, penggunaan umum dari kata yang sama untuk suatu kegiatan, bagi mereka yang terlibat di dalamnya, untuk produk yang digunakan, untuk tempat atau waktu dari suatu kegiatan, dan kadang-kadang untuk kata kerja.


Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya (makna kias atau konotasi).


Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah gabungan kata itu termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang menyertainya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : 80 Ragam Bahasa Indonesia


Pengertian Ungkapan (Idiom) Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian ungkapan (idiom) menurut para ahli, terdiri atas:


  1. Kridalaksana (1993:80)

Menyatakan bahwa idiom umumnya dianggap merupakan gaya bahasa yang bertentangan dengan prinsip penyusunan kekomposisian (Principle of Compositionality).


  1. Kridalaksana (1980:62)

Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota- anggotanya. Contoh kambing hitam, secara keseluruhan maknanya tidak sama dengan makna “kambing” dan “hitam”.


  1. Alwasilah (1985:147)

menyebutkan idiom adalah grup kata-kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna tiap kata dalam grup itu. Idiom tidak bisa diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa asing. Idiom adalah persoalan pemakaian bahasa oleh penutur asli.


  1. Longman (2003:741)

Idiom is a phrase which something different from the meanings of the separate words from which it formed”. Dapat diartikan bahwa idiom adalah kalimat yang mempunyai arti berbeda dari arti kata yang membentuknya.


  1. Rey (1989:VI)

Menjelaskan bahwa idiomes, c’est-à-dire combinaisons intraduisibles mot à mot. Maksud penjelasan tersebut bahwa idiom adalah gabungan kata yang tidak dapat diartikan kata perkata.


Rey melanjutkan bahwa l’expressions est cette même réalité considérée comme une manière d’exprimer quelque chose, elle implique une réthorique et une stylistique, elle suppose le plus souvent le récours a une figure, métaphore et métonymie.


Ungkapan diangggap sebagai cara untuk mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan retorika (kata-kata formal) dan stilistika dan biasanya mempunyai makna kiasan, metafora, metonimi.


  1. Dubois (2001:240)

Menyebutkan istilah khusus dalam menyebut sebuah ungkapan khusus dari suatu bahasa, istilah tersebut adalah idiotisme. Idiotisme ialah semua pola konstruksi yang nampak khas pada suatu bahasa dan tidak sesuai dengan aturan pembentukan kalimat atau sintaksis di dalam bahasa lain.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Review adalah


  1. Menurut Chaer (1981:7)

Idiom adalah satuan bahasa entah berupa kata, frasa maupun kalimat yang maknanya tidak dapat ditarik dari kaidah umum gramatikal yang berlaku dalam bahasa tersebut, atau tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsur yang membentuknya.


  1. Kunjana (2001:93-95)

Teks maupun ungkapan yang bermakna khusus dapat digolongkan menjadi kata majemuk. Kata majemuk (compound word) merupakan gabungan morfem atau kata yang memiliki pola gramatis dan pola semantis khusus. Dalam kata majemuk, hubungan antara bagian-bagiannya demikian erat dan sama sekali tidak terpisahkan.


Keeratan hubungan itu terlihat dari tidak mungkinnya dilakukan penyisipan dalam bagian-bagian kata majemuk. Selain itu, jika ada kata atau frase penjelas di belakang bentuk majemuk, kata atau frase itu akan memberi penjelasan pada kata majemuk secara utuh.


Jenis Ungkapan (Idiom)

Berikut ini terdapat beberapa jenis ungkapan (idiom), terdiri atas:


a. Berdasarkan segi keeratan unsur-unsurnya dalam membentuk makna

 Terdiri atas:


  1. Idiom Penuh

Unsur-unsur yang membentuknya merupakan satu kesatuan makna. Setiap unsurnya sudah kehilangan makna leksikalnya sehingga yang ada adalah makna keseluruhan bentuk tersebut. Contoh:


(1) Buah tangan

“Oleh-oleh“

Makna unsur leksikal tiap kata yang membentuk idiom (1) sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang ada dalam idiom tersebut berasal dari makna seluruh kesatuan unsur pembentuk. Buah dan tangan tidak dapat digunakan untuk menjelaskan makna buah tangan yaitu “oleh-oleh”. Idiom (7) akan menjadi tidak berterima jika disisipi dan diganti unsur pembentuknya dengan unsur lain maupun dilesapkan salah satu unsurnya.


2. Idiom Sebagian

Salah satu unsur dari kesatuan bentuk tersebut masih tetap berada dalam makna leksikalnya. Contoh:


(2) Bekerja keras

Bekerja sungguh-sungguh”.

Idiom (9) tersebut salah satu unsur leksikalnya masih berada dalam makna leksikalnya yaitu kata bekerja. Namun makna unsur leksikal kata yang lain sudah berbeda dari makna leksikalnya yaitu keras, maknanya berubah menjadi “sungguh-sungguh”.


a. Berdasarkan bentuk

Idiom berdasarkan bentuknya dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu ungkapan, metafora dan nama-nama yang tidak tergambar dari makna unsur pembentuknya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Ide Pokok Adalah


1. Ungkapan

Bentuk-bentuk yang terangkai secara tetap unsur-unsurnya yang merupakan ekspresi dalam menyampaikan suatu maksud (Chaer, 1986:9). Contoh:

(1) Angin lalu

“Sesuatu yang bersifat sementara”.

Merupakan idiom yang berbentuk ungkapan untuk menyatakan maksud “sesuatu yang bersifat sementara”, hal ini dikarenakan angin hanya akan melewati sesuatu sekali dan tidak akan kembali lagi.


(2) Berminyak air

“Pandai memuji karena ada maksud tertentu”.

Idiom yang berbentuk ungkapan tersebut digunakan karena minyak dan air tidak pernah bisa menyatu sehingga ungkapan ini menyatakan apa yang diucapkan dan apa yang ada dalam hati berbeda.


2. Metafora (perbandingan)

Pateda (2001:231) menyatakan struktur dasar metafora yaitu ada sesuatu yang dibicarakan dan ada sesuatu yang dipakai sebagai pembandingnya. Kedua hal yang diperbandingkan tersebut mempunyai sifat yang sama. Contoh:


(3) Tulisan seperti cakar ayam

“Acak-acakan atau tidak rapi“

Merupakan idiom yang membandingkan tanah bekas cakaran ayam yang biasanya acak-acakan dengan tulisan seseorang yang tidak bisa dibaca.


3. Berdasarkan nama-nama yang tidak dapat tergambar dari makna leksikal unsur-unsurnya.


(4) Bunga kumis kucing

“Nama tumbuhan”

Bermakna sebuah tumbuhan yang memiliki bunga yang bentuknya seperti kumis kucing. Sehingga kumis kucing tidak diartikan sesuai makna leksikalnya. Makna idiom tersebut jauh dari makna unsur leksikal yang membentuknya. Idiom tersebut menggunakan unsur leksikal nama hewan, namun maknanya tidak ada kaitannya dengan hewan.


Idiom, ungkapan dan metafora sebenarnya mencakup objek pembicaraan yang kurang lebih sama, hanya segi sudut pandangnya yang berbeda. Idiom dilihat dari segi makna, yaitu menyimpangnya makna idiom dari makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur pembentuknya.


Ungkapan dilihat dari segi ekspresi kebahasaan, perasaan dan emosinya dalam bentuk- bentuk satuan bahasa tertentu yang dianggap paling tepat dan paling mengena. Sedangkan metafora dilihat dari segi digunakannya sesuatu untuk memperbandingkan yang satu dengan yang lain. Jika dilihat dari segi makna, maka bentuk ungkapan dan metafora termasuk idiom.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Contoh Invoice


C. Berdasarkan jenis unsur yang membentuknya

Terdiri atas:


1. Idiom yang terdiri dari bagian tubuh

Pateda (1989:114) menyebutnya sebagai diri manusia, dengan istilah Antropomorfis, yakni unsur-unsur yang membentuk diri manusia (tubuh manusia), misalnya hati, jantung, mata dan lain sebagainya. Contoh:


(1) Rendah hati

“Tidak angkuh”

Idiom (20) mengunakan bagian tubuh manusia sebagai unsur leksikal, yaitu hati. Bagian tubuh manusia yang bernama hati merupakan inti dari perasaan manusia yang sesungguhnya.


2. Idiom yang terdiri dari kata indra

Idiom dibentuk dari perubahan kegiatan tanggapan indra satu ke indra yang lain. Pateda mengistilahkannya dengan sinestetik (1989:115). Indra adalah alat untuk melihat, mendengar, meraba, merasa dan membau sesuatu secara naluri ( intuitif). Contoh:


(2) Berdarah dingin

“Kejam”

Merupakan perubahan tanggapan dari indra peraba yaitu dingin ke indra perasa, yaitu kejam.


3. Idiom nama warna

Yaitu idiom yang menggunakan nama-nama warna sebagai unsur leksikalnya. Contoh:


(3) Merah muka

marah


4. Idiom nama benda alam

Idiom yang menggunakan nama-nama benda alam sebagai unsur leksikalnya, seperti matahari, bumi, bulan dan lain sebagainya. Contoh:


(4) Bulan terang

“ mujur”.

Idiom (26) menggunakan nama benda alam yaitu bulan sebagai unsur leksikal yang membentuk idiom.


5. Idiom nama-nama binatang

Unsur leksikal yang membentuk idiom berhubungan dengan binatang, bagian-bangiannya dan sifat binatang tertentu yang diperbandingkan dengan sifat-sifat manusia yang Nampak dengan unsur-unsur tubuh hewan. Contoh:


(5) Ular berkepala dua

“Munafik”

Merupakan idiom yang menggunakan nama binatang yaitu ular.


6. Idiom nama atau bagian tumbuhan

Menggunakan unsur leksikal yang dibentuk dari nama-nama tumbuhan maupun bagian dari tumbuhan seperti daun, cabang, buah, batang dan lain sebagainya. Contoh:


(6) Lidah bercabang

“Tidak dapat dipercaya”

Idiom ini menggunakan unsur leksikal bagian tumbuhan yaitu cabang. Cabang merupakan bagian tumbuhan yang menjalar kemana-mana.


7. Idiom yang terbentuk dari berbagai kelas kata

Idiom yang unsur pembentuknya berupa kata bilangan, kata kerja, kata benda, kata keterangan dan kata sifat.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Contoh Slogan


  1. Idiom dari Numeralia

Idiom yang dibentuk dengan menggunakan kata bilangan seperti satu, dua, tiga dan seterusnya sebagai unsur pembentuknya. Contoh:


(7) Mendua hati

“Ragu-ragu”

Idiom tersebut menggunakan kata bilangan yaitu dua. Hati berjumlah satu dan merupakan inti dari segala perbuatan dan perkataan, namun jika hati berjumlah dua maka niat yang semula menjadi berubah atau ragu-ragu.


  1. Idiom dari Verba

Idiom yang menggunakan kata kerja seperti pergi, datang, mencari dan lain sebagainya sebagai unsur pembentuk idiom. Sebagian besar idiom bahasa Prancis menggunakan kata kerja avoir dan être karena merupakan kata kerja bantu (auxiliar) yang hampir selalu ada dalam membuat kalimat. (Rey,1989:XI). Contoh:


(8) Mencari muka

“Mencari perhatian”

Kata kerja yang digunakan dalam idiom tersebut adalah mencari. Dalam mencari perhatian biasanya orang akan menengok sehingga wajah atau muka seseorang akan terlihat.


  1. Idiom dari Nomina

Idiom yang dibentuk dari gabungan kata benda sebagi unsur leksikalnya. Contoh:


(9) Kepala batu “Pembangkang”

Idiom ini menggunakan kata benda yaitu kepala dan batu. Seseorang yang memiliki kepala dari batu tentu akan sangat sulit dinasehati sehingga dia suka membangkang apa yang diperintahkan maupun dinasehatkan padanya.


  1. Idiom dari Adverbia

Idiom yang menggunakan kata keterangan sebagai unsur leksikalnya. Kata keterangan berupa kata keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan sifat dan keterangan keadaan. Contoh:


(10) Belum berkuku, hendak menggaruk

“Belum berkuasa sudah mencari kesalahan orang lain”. Idiom ini menggunakan kata keterangan hendak.


  1. Idiom dari Adjektiva

Idiom yang dibentuk dari kata sifat sebagai unsur leksikalnya. Contoh:


(11) Hitam manis

“Elok”

Idiom tersebut menggunakan kata sifat yaitu manis.


Contoh Ungkapan (Idiom)

Berikut adalah contoh ungkapan, terdiri atas:

  1. Anak Emas = Anak Kesayangan
  2. Angkat Kaki=  Pergi
  3. Angkat Tangan = Menyerah
  4. Banting Tulang=  Kerja Keras
  5. Batu Loncatan= Teman Yg Setia Membantu
  6. Berat Hati = Tidak Ihklas
  7. Berbadan Dua = Sedang Mengandung
  8. Bersilat Lidah = Memutar Balikan Kata Kata
  9. Besar Kepala=  Sombong
  10. Bintang Lapangan = Pemain Terbaik
  11. Bogem Mentah = Pukulan
  12. Buah Bibir  = Menjadi Pembicaraan Orang
  13. Buah Bibir=  Topik Pembicaraan
  14. Buah Tangan = Oleh Oleh
  15. Darah Biru  =Orang Bangsawan
  16. Darah Dingin=  Sabar
  17. Diam Seribu Bahasa = Tidak Berkata Sepatah Kata Pun
  18. Gigit Jari=  Kecewa
  19. Gula-Gula = Wanita Simpanan
  20. Gulung Tikar = Bangkrut
  21. Kabar Angin = Berita Yang Isinya Belum Jelas
  22. Kaki Tangan = Orang Suruhan
  23. Kambing Hitam = Orang Yang Disalahkan
  24. Kecil Hati = Penakut
  25. Kepala Dingin = Tenang / Sabar
  26. Kuda Hitam = Pemenang Yang Tidak Diunggulkan
  27. Kulit Badak = Tidak Tau Malu
  28. Kutu Buku=  Orang Yg Suka Baca Buku
  29. Lampu Merah = Isyarat Yang Membahayakan
  30. Masih Hijau = Belum Berpengalaman
  31. Mata Hati = Hati Nurani
  32. Meja Hijau : Pengadilan
  33. Mencium Tanah= Terjatuh
  34. Naik Daun = Mendapat Nasib Baik
  35. Naik Pitam : Marah
  36. Perang Dingin = Perang Tanpa Senjata, Hanya Saling Menggertak
  37. Sebatang Kara = Hidup Seorang Diri
  38. Tangan Kanan = Orang Kepercayaan
  39. Tebal Muka = Tidak Mempunyai Rasa Malu
  40. Uang Panas = Uang Yang Tidak Halal
  41. hati kecil = maksud yang sebenarnya
  42. kecil hati = agak marah; penakut
  43. besar hati = a) sombong; b) bangga
  44. hati terbuka = senang hati
  45. berat hati = kurang suka melakukan
  46. lapang hati = sabar
  47. tinggi hati = sombong
  48. setengah hati = segan-segan
  49. berkeras hati = a) menurut kemauannya sendiri; b) tidak mau mundur
  50. jatuh hati = menjadi cinta
  51. mendua hati = bimbang
  52. sampai hati = tega
  53. berhati jantung = berperasaan halis
  54. berhati batu = tidak menaruh belas kasihan
  55. berhati tungau = penakut
  56. mengandung hati = a) menaruh dendam; b) merasa cinta
  57. darah daging = anak kandung; keluarga
  58. mendarah daging = sudah menjadi kebiasaan
  59. darah panas = pemarah
  60. darah putih = keturunan bangsawan
  61. mengisap darah = terlalu banyak mengambil dari orang lain
  62. mandi darah = berperang hebat sekali sehingga banyak yang luka atau mati
  63. naik darah = marah
  64. tumpah darah = tanah air
  65. kepala angin = bodoh
  66. kepala batu = tidak mau menurut perintah orang lain
  67. berat kepala = tidak mudah mengerti
  68. kepala dingin = tenang dan sabar
  69. ringan kepala = mudah belajar
  70. kepala udang = bodoh sekali
  71. tergadai kepala = malu sekali
  72. orang berkepala dua = memihak ke sana ke sini
  73. muka masam = rupa muka yang menyatakan perasaan kecewa
  74. tebal muka = tak mempunyai rasa malu
  75. kehilangan muka = mendapat malu
  76. mencari muka = berbuat sesuatu agar dipuji orang
  77. tarik muka dua belas = sangat kecewa
  78. tatap muka (bersemuka) = berhadapan muka
  79. melihat dengan mata kepala = secara langsung
  80. memasang mata = melihat baik-baik
  81. membuang mata = melihat-lihat
  82. terbuka matanya = mulai tahu/mengerti
  83. mata telinga = kaki tangan
  84. mata hati = perasaan dalam hati
  85. mulut manis = lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya
  86. berat mulut = tak suka berbicara
  87. besar mulut = suka membual/menyombong
  88. buah mulut = sebut-sebutan; yang selalu dipercakapkan orang
  89. gatal mulut = selalu hendak berkata-kata apa saja
  90. panjang mulut = suka menyampaikan perkataan orang kepada orang lain dan ditambah-tambah
  91. ringan mulut = suka berbicara/bertanya
  92. tutup mulut = diam
  93. cepat mulut = lancang
  94. perang mulut = berbantah
  95. keras mulut = tidak mudah menurut (tentang kuda)
  96. berat bibir = tidak peramah; pendiam
  97. tipis bibir = pandai benar berkata-kata; cerewet
  98. menghapus bibir = kecewa; tak berhasil
  99. buah bibir = yang selalu menjadi pembicaraan orang
  100. panjang bibir = suka menyampaikan perkataan orang (mengadu)
  101. lidah api = ujung nyala api
  102. keras lidah = tak pandai melafalkan kata-kata asing
  103. lidah bercabang = perkataannya selalu berubah-ubah
  104. pahit lidah = apa yang dikatakan selalu terbukti manjur
  105. panjang lidah = suka mengadu
  106. patah lidah = tidak betul mengucapkan kata-kata; pelat
  107. ringan lidah = lancar dan fasih tutur katanya
  108. cepat lidah = lancang mulut; suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik
  109. mengerat lidah = memenggal/menyela kata orang
  110. tergelincir lidah = salah mengatakan
  111. tergigit lidah = tidak mempunyai rasa malu
  112. terkalang lidah = tak berani membantah/menjawab
  113. berlidah dua = tidak teguh pendirian; mudah berpihak pada orang lain
  114. tebal telinga = tak mau mendengarkan kata orang
  115. tipis telinga = lekas marah kalau mendengar kata yang kurang baik
  116. memberi telinga = suka mendengarkannya
  117. terangin-angin ke telinga = kedengaran tentang desas-desus
  118. memasang telinga = mendengar-dengarkan kabar
  119. alas perut = sarapan
  120. duduk perut = mengandung
  121. membawa perut= datang ke rumah orang untuk makan
  122. buruk perut = mudah kena penyakit
  123. buta perut = asal makan saja; tak peduli rasa makanan
  124. tangan besi = tindakan/kekuasaan keras
  125. tangan kanan = pembantu yang utama
  126. tangan dingin = segala yang ditanam, diobati, dan sebagainya selalu berhasil
  127. tangan baik = selalu menang dalam berjudi
  128. tangan turun = selalu kalah dalam berjudi
  129. berat tangan = malas bekerja
  130. buah tangan = barang yang dibawa dari bepergian
  131. hampa tangan = tidak membawa/mendapat apa-apa
  132. makan tangan = kena tinju; beruntung
  133. ringan tangan = suka bekerja
  134. turun tangan = turut campur tangan
  135. berpangku tangan = tidak bekerja apa-apa
  136. kaki lima = lantai di muka pintu/di tepi jalan
  137. kaki seribu = berlari ketakutan
  138. kaki telanjang = tidak bersepatu
  139. kaki tangan = pembantu; orang kepercayaan
  140. cepat kaki, ringan tangan = suka membantu
  141. bertukar bulu = bertukar pendapat
  142. tidak memandang bulu = tidak memilih-milih kedudukan seseorang
  143. memperlihatkan bulunya = memperlihatkan keadaan yang sebenarnya
  144. berbulu mata melihat = merasa benci sekali
  145. berbulu hatinya = suka mendengki

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Ringkasan adalah


Contoh kalimat dengan

Terdiri atas:

  • Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)
  • Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)
  • Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong)
  • Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah)
  • Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)
  • Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
  • Karena gelap mata, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
  • Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
  • Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. (masih bayi)

Demikian Pembahasan Tentang Ungkapan (Idiom) – Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis dan Contoh Semoga Bermanfaat Buat Para Sahabat Setia Dosenpendidikan.Com … 😀