Bakteri – Klasifikasi, Ciri, Jenis, Struktur, Makalah, Nama Dan Sejarah

Diposting pada

Bakteri – Pengertian, Klasifikasi, Ciri, Jenis, Struktur, Makalah, Nama, Materi Dan Sejarah – DosenPendidikan.Com – Bakteri atau Eubacteria memiliki macam-macam jenis serta contohnya baik itu yang dapat merugikan maupun dapat menguntungkan. Dalam hal ini bakteri itu sendiri dikelompokkan dalam beberapa macam yakni berdasarkan karekteristik dinding sel, jumlah dan letak flagel, serta cara hidupnya antara lain, sebagai berikut.

Jenis-Jenis Bakteri Beserta Contohnya

Pembahasan akan menyajikan tentang (1) pengertian bakteri, (2) reproduksi bakteri, (3) Jenis-jenis bakteri, (4) metabolisme pada bakteri, (5) karakteristik bakteri, (6) manfaat bakteri di bidang pangan dan farmasi yang akan dipaparkan sebagai berikut.


Pengertian Bakteri

Bakteri berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.


Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.


Bakteri termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 µm. Ciri yang membedakan prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel prokariotik tidak mempunyai membran inti sel atau nukleus yang  jelas. Bakteri memiliki 2 pembagian struktur yaitu :


  • Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)

Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.

  • Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)

Meliputi: kapsul, flagelum, pilus (pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.


Sejarah Bakteri

Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti “small stick”.


Reproduksi Bakteri

Bakteri dapat melakukan reproduksi dengan dua cara yakni reproduksi secara aseksual dan reproduksi secara seksual. Reproduksi bakteri secara seksual dibagi menjadi tiga jenis yaitu, reproduksi dengan transformasi, reproduksi dengan transduksi, dan reproduksi dengan konjugasi.


Reproduksi Aseksual

Yang termasuk di dalam reproduksi secara aseksual ini adalah pembelahan, pembentukan tunas/ cabang, dan pembentukan filamen.

  • Pembelahan

Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya pembelahan terjadi secara langsung, dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan. Masing-masing sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya.

Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua DNA identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di antara kedua sel anak bakteri.

DNA identik


  • Pembentukan tunas atau cabang

Bakteri membentuk tunas yang akan melepaskan diri dan membentuk bakteri baru. Reproduksi dengan pembentukan cabang didahului dengan pembentukan tunas yang tumbuh menjadi cabang dan akhirnya melepaskan diri. Dapat dijumpai pada bakteri family Streptomycetaceae.


  • Pembentukan Filamen

Pada pembentukan filament, sel mengeluarkan serabut panjang sebagai filament yang tidak bercabang. Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam filament, kemudian filament terputus-putus menjadi beberapa bagian. Tiap bagian membentuk bakteri baru. Dijumpai terutama dalam keadaan abnormal, misalnya bila bakteri Haemophilus influenza dibiakan pada pembenihan yang basah.


Reproduksi Seksual

Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang datang dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses seksual secara meiosis dan fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot.


Akan tetapi, jenis kelamin yang ada pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota. Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada proses lain yang akan mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang berbeda.Proses-proses ini adalah pembelahan transformasi, transduksi dan konjugasi.


  • Transformasi

Dalam konteks genetika bakteri, transformasi merupakan perubahan suatu genotipe sel bakteri dengan cara mengambil DNA asing dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, pada bakteri Streptococcus pneumoniae yang tidak berbahaya dapat ditransformasi menjadi sel-sel penyebab pneumonia dengan cara mengambil DNA dari medium yang mengandung sel-sel strain patogenik yang mati.


Transformasi ini terjadi ketika sel nonpatogenik hidup mengambil potongan DNA yang kebetulan mengandung alel untuk patogenisitas (gen untuk suatu lapisan sel yang melindungi bakteri dari sistem imun inang) alel asing tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kromosom bakteri menggantikan alel aslinya untuk kondisi tanpa pelapis. Proses ini merupakan rekombinasi genetik – perputaran segmen DNA dengan cara pindah silang (crossing over). Sel yang ditransformasi ini sekarang memiliki satu kromosom yang mengandung DNA, yang berasal dari dua sel yang berbeda.

Reproduksi bakteri dengan jalan transformasi
Reproduksi bakteri dengan jalan transformasi

  • Transduksi

Pada proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif faga.


Reproduksi bakteri dengan jalan transduksi
Reproduksi bakteri dengan jalan transduksi

Diakhir siklus litik faga, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam kapsid, dan faga lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom faga. Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, faga dapat menempel pada bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari kromosom sel kedua.


Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak. Untuk transduksi khusus memerlukan infeksi oleh faga temperat, dalam siklus lisogenik genom faga temperat terintegrasi sebagai profaga ke dalam kromosom bakteri inang, di suatu tempat yang spesifik.


Kemudian ketika genom faga dipisahkan dari kromosom, genom faga ini membawa serta bagian kecil dari DNA bakteri yang berdampingan dengan profaga. Ketika suatu virus yang membawa DNA bakteri seperti ini menginfeksi sel inang lain, gen-gen bakteri ikut terinjeksi bersama-sama dengan genom faga.Transduksi khusus hanya mentransfer gen-gen tertentu saja, yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profaga pada kromosom tersebut.


  • Konjugasi dan Plasmid

Konjugasi merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang berhubungan sementara. Proses ini, telah diteliti secara tuntas pada E. Coli. Transfer DNA adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang) DNA, dan “pasangannya” menerima gen. Donor DNA, disebut sebagai “jantan”, menggunakan alat yang disebut pili seks untuk menempel pada resipien (penerima) DNA dan disebut sebagai “betina”. Kemudian sebuah jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk diantara kedua sel tersebut, menyediakan jalan untuk transfer DNA.


Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular dan dapat bereplikasi sendiri, yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid-plasmid tertentu, seperti plasmid f, dapat melakukan penggabungan reversibel ke dalam kromosom sel. Genom faga bereplikasi secara terpisah di dalam sitoplasma selama siklus litik, dan sebagai bagian integral dari kromosom inang selama siklus lisogenik.


Plasmid hanya memiliki sedikit gen, dan gen-gen ini tidak diperlukan untuk pertahanan hidup dan reproduksi bakteri pada kondisi normal. Walaupun demikian, gen gen dari plasmid ini dapat memberikan keuntungan bagi bakteri yang hidup di lingkungan yang banyak tekanan. Contohnya, plasmid f mempermudah rekombinasi genetik, yang mungkin akan menguntungkan bila perubahan lingkungan tidak lagi mendukung strain yang ada di dalam populasi bakteri. Plasmid f , terdiri dari sekitar 25 gen, sebagian besar diperlukan untuk memproduksi piliseks.


Ahli-ahli genetika menggunakan simbol f+ (dapat diwariskan). Plasmid f bereplikasi secara sinkron dengan DNA kromosom, dan pembelahan satu sel f+ biasanya menghasilkan dua keturunan yang semuanya merupakan f+. Sel-sel yang tidak memiliki faktor f diberi simbol f-, dan mereka berfungsi sebagai recipien DNA (“betina”) selama konjugasi. Kondisi f+ adalah kondisi yang “menular” dalam artian sel f+ dapat memindah sel f- menjadi sel f+ ketika kedua sel tersebut berkonjugasi. Plasmid f bereplikasi di dalam sel “jantan”, dan sebuah salinannya ditransfer ke sel “betina” melalui saluran konjugasi yang menghubungkan sel-sel tersebut.


Pada perkawinan f+ dengan f- seperti ini, hanya sebuah plasmid f yang ditransfer. Gen-gen dari kromosom bakteri tersebut ditransfer selama konjugasi ketika faktor f dari donor sel tersebut terintegrasi ke dalam kromosomnya. Sel yang dilengkapi dengan faktor f dalam kromosomnya disebut sel Hfr ( high frequency of recombination atau rekombinasi frekuensi tinggi). Sel Hfr tetap berfungsi sebagai jantan selama konjugasi, mereplikasi DNA faktor f dan mentransfer salinannya ke f- pasangannya. Tetapi sekarang, faktor f ini mengambil salinan dari beberapa DNA kromosom bersamanya.


Gerakan acak bakteri biasanya mengganggu konjugasi sebelum salinan dari kromosom Hfr dapat seluruhnya dipindahkan ke sel f-. Untuk sementara waktu sel resipien menjadi diploid parsial atau sebagian, mengandung kromosomnya sendiri ditambah dengan DNA yang disalin dari sebagian kromosom donor. Rekombinasi dapat terjadi jika sebagian DNA yang baru diperoleh ini terletak berdampingan dengan daerah homolog dari kromosom F-, segmen DNA dapat dipertukarkan. Pembelahan biner pada sel ini dapat menghasilkan sebuah koloni bakteri rekombinan dengan gen-gen yang berasal dari dua sel yang berbeda, dimana satu dari strain-strain bakteri tersebut sebenarnya merupakan Hfr dan yang lainnya adalah F.


Reproduksi bakteri dengan jalan konjugasi
Reproduksi bakteri dengan jalan konjugasi

Pada tahun 1950-an, pakar-pakar kesehatan jepang mulai memperhatikan bahwa beberapa pasien rumah sakit yang menderita akibat disentri bakteri, yang menyebabkan diare parah, tidak memberikan respons terhadap antibiotik yang biasanya efektif untuk pengobatan infeksi jenis ini. Tampaknya, resistensi terhadap antibiotik ini perlahan-lahan telah berkembang pada strain-strain Shigella sp. tertentu, suatu bakteri patogen.


Akhirnya, peneliti mulai mengidentifikasi gen-gen spesifik yang menimbulkan resistensi antibiotik pada Shigell\a dan bakteri patogenik lainnya. Beberapa gen gen tersebut, mengkode enzim yang secara spesifik menghancurkan beberapa antibiotik tertentu, seperti tetrasiklin atau ampisilin. Gen gen yang memberikan resistensi ternyata di bawa oleh plasmid.


Sekarang dikenal sebagai plasmid R (R untuk resistensi). Pemaparan suatu populasi bakteri dengan suatu antibiotik spesifik baik di dalam kultur laboratorium maupun di dalam organisme inang akan membunuh bakteri yang sensitif terhadap antibiotik, tetapi hal itu tidak terjadi pada bakteri yang memiliki plasmid R yang dapat mengatasi antibiotik.


Teori seleksi alam memprediksi bahwa, pada keadaan-keadaan seperti ini, akan semakin banyak bakteri yang akan mewarisi gen-gen yang menyebabkan resistensi antibiotik. Konsekuensi medisnya pun terbaca, yaitu strain patogen yang resisten semakin lama semakin banyak, membuat pengobatan infeksi bakteri tertentu menjadi semakin sulit. Permasalahan tersebut diperparah oleh kenyataan bahwa plasmid R, seperti plasmid F, dapat berpindah dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya melalui konjugasi.

Baca Juga : Materi Bakteri Kelas 10 Lengkap


Karakteristik Bakteri

Secera umum ciri-cici bakteri adalah sebagai berikut:

  1. Ciri umum bakteri yang pertama, mereka adalah Organisme prokariota (inti sel tidak diselimuti membran khusus) juga uniseluler (atau bersel tunggal)
  2. Bakteri memiliki dinding sel seperti tumbuhan yang tersusun atau peptidoglikan dan mukopolisakarida.
  3. Bakteri mamiliki endospora yaitu kapsul yang muncul jika kondisi yang tidak menguntungkan sebagai perisai terhadap panas dan gangguan alam.
  4. Dari segi ukuran, bakteri pada umumnya bakteri terlalu kecil seperti Mycoplasma untuk dilihat mata telanjang yakni sekitar 0,5 mikrometer tapi dan ada juga yang sedikit lebih besar yakni Epulopiscium fishelsoni mencapai ukuran yaitu sekitar 10-100 mikrometer.
  5. Ciri umum lainnya dari bakteri hidup adalah mereka makhluk yang parasit (membutuhkan inang seperti manusia atau hewan) tapi ada juga yang hidup bebas.
  6. Secara umum bakteri tidak berklorofil.
  7. Habitat bakteri dapat tinggal dilingkungan yang keras seperti air panas, kawah, gambut.
  8. Dilihat dari bentuk penampakan, sel bakteri bisa terlihat seperti basil (atau batang), kokus (berbentuk bola), spirilum (spiral seperti pembuka tutup botol), kokobasil (bulat dan batang), dan Vibrio (seperti koma).
  9. Sebagai bagian dari perlindungan, bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel. 8-10 % fosfolipid dan protein adalah penyusun membran  sitoplasma dan bakteri.

Struktur Bakteri

Gambaran Umum Bakteri

Beberapa bagian struktural umum dijumpai pada semua bakteri seperti dinding sel dan membran sel. Struktur-struktur lainnya hanya ada pada atau di dalam sel spesies tertentu.


Dinding Sel

Sebagian besar dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan (peptidoglycan), jaringan polimer gula termodifikasi yang terkait-silang oleh polipetida pendek. Struktur molekular ini menyelubungi seluruh bakteri dan mengikat molekul-molekul lain yang menjulur dari permukannya. Bakteri juga dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok berdasrkan perbedaan komposisi dinding selnya. Bakteri gram-positif memiliki dinding yang lebih sederhana dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak.


Bakteri gram-negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan lebih kompleks secara struktural, dengan membran luar yang mengandung lipopolisakarida (karbohidrat yang berikatan dengan lipid). Bagian lipid dari lipopolisakarida dalam dinding berbagai bakteri gram-negatif bersifat toksik, menyebabkan demam atau syok. Lebih lanjut, membran luar dari bakteri gram-negatif membantu melindungi bakteri dari sistem pertahanan tubuh. Bakteri gram-negatif juga cenderung lebih resisten terhadap antibiotik daripada spesies gram-positif.


Ribosom

Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma, bila diamati di bawah mikroskop elektron, terlihat suatu partikel sitoplasma kecil. Ribosom terdapat dalam padatan sesudah protoplas setelah sel bakteri dirusak dengan sentrifugasi 100.000 g. Ribosom bakteri berukuran 70S (800 KDa), dan dapat dipisahkan menjadi subunit 30S dan 50S. Subunit 30S mengandung RNA 16S, sedangkan subunit 50S mengandung RNA 23S dan 5S.


Kumpulan poliribosom-membran mengandung semua komponen sistem pensintesis-protein; poliribosom merupakan rantai ribosom 70S (monomer) menempel kepada mRNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbuhan: sel tumbuh-cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom dibandingkan dengan sel tumbuh-lambat dalam medium yang kurang memadai. Protein mirip-histon saat ini sudah ditemukan dalam jumlah yang kecil berhubungan dengan DNA E. coli. Pada bakteri, juga telah diketahui adanya poliamin, seperti putreskin dan spermidin.


Kapsul

 Dinding sel dari banyak prokariota dilapisi oleh kapsul. Kapsul adalah lapisan lengket dari polisakarida atau protein. Kapsul ini memungkinakan prokariota melekat ke substratnya atau ke individu lain dalam suatu koloni. Beberapa kapsul melindungi bakteri dari dehidrasi, dan beberapa melindungi prokariota patogenik dari serangan sistem kekebalan inangnya.


Membran sel

Membran sel bakteri yang tersusun oleh asam lipoteikoat (LTAs) merupakan polimer gliserolfosfat yang berakhir pada glikolipid, yang menembus membran sitoplasma. Asam teikuronat (TAs) merupakan polimer yang terdiri dari N-asetyl- galaktosamine (galNac) dan glucoronic acid (GlcUA), terikat sebagai unit pengulangan disakarida (GlcUA ( 1,3 ( GalNac)n. TAs tidak mengandung fosfat, tetapi terdapat sebagai polimer polianionik bersifat asam disebabkan karboksil dari asam uronat.


TAs berikatan melalui N-asetilglukosamin-1- fosfodiester kepada grup hidroksil C-6 asam muramat. Asam teikuronat dapat ditemukan pada sel bersama dengan asam teikoat; asam teikuronat disintesis ketika sel kehilangan fosfat, untuk membuat asam terikat. Di bawah mikroskop elektron, irisan melintang sel Gram-positif, dinding sel sebagai lapisan di atas membran plasma yang relatif tebal, yang sensitif terhadap lisozim. Protein dan polisakarida, menyokong lapisan substruktur dinding sel. Protein membran tipe-spesifik serologik dari Streptococcus grup A membentuk suatu lapisan dinding fimbria eksternal yang tebal dan tersebar, yang dapat dirusak oleh tripsin tanpa mengganggu kelangsungan hidup sel.


Pili

Pili atau fimbria adalah tonjolan protein mirip rambut yang membantu sel melekat ke sel lain atau ke subtrat. Fimbria juga dikenal sebagai pilus pelekatan. Bakteri penyebab gonorrhea, Neisseria gonorrhoeae, mengunakan fimbria untuk melekatkan dirinya pada membran mukus inangnya. Fimbria biasanya lebih pendek dan lebih banyak daripada pilus seks, tonjolan yang mendekatkan dua sel sebelum transfer DNA dari satu sel ke sel lain.


Mesosom

Pada bakteri Gram-positif terdapat struktur pelipatan membran plasma ke bagian dalam yang disebut mesosom. Mesosom biasanya terlihat sebagai kantung sitoplasma penghubung-membran yang terdiri dari lamela (lembaran), tubuler (bentuk tabung) atau struktur vesikuler (kantung); semuanya sering dihubungkan dengan septa pembelahan sel. Penempelan mesosom kepada kromatin DNA dan membran, dapat dilihat pada irisan tipis di bawah mikroskop elektron.


Flagela

Dari berbagai struktur yang memungkinkan prokariota untuk bergerak, yang paling umum adalah flagela. Flagela adalah organ yang digunakan kebanyakan bakteri motil untuk propulsi (pergerakan). Flagela bisa tersebar di seluruh permukaan sel atau terpusat pada salah satu atau kedua ujung. Flagela prokariotik memilik lebar sepersepuluh dari flagela eukariotik dan tidak ditutupi oleh pemanjangan membran plasma. Banyak prokariota menunjukkan taksis, pergerakan ke arah atau menjauhi suatu stimulus.


Kromosom Melingkar

Pada sebagian besar prokariota, genom terdiri dari satu kromosom sirkular yang strukturnya mencakup lebih sedikit protein daripada yang ditemukan dalam kromosom linear eukariota. Prokariota tidak memiliki nukleus yang terselubungi membranm kromosomnya terletakk di wilayah neukloid, daerah dari sitoplasma yang tampak lebih terang daripada sitoplasma yang mengelilinginya pada mikrograd elektron. Selin kromosom tunggal, sel prokariotik juga memiliki cincin kecil dari DNa yang bereplikasi secara terpisah yang disebut plasmid.

Baca Juga : Jenis Bakteri Autotrof Dan Bakteri Heterotrof Beserta Penjelasannya


Manfaat Bakteri di Bidang Pangan

Beberapa bahan makanan yang dibuat dengan menggunakan mikroorganisme sebagai bahan  utama prosesnya, misalnya pembuatan bir dan minuman anggur dengan menggunakan  ragi, pembuatan  roti dan produk air susu dengan  bantuana bakteri asam laktat, dan pembuatan cuka dengan bantuan bakteri cuka. Pengolahan kacang kedelai di beberapa negara banyak yang  menggunakan bantuan fungi, ragi dan bakteri asam  laktat.  Bahkan asam  laktat dan asam sitrat yang dalam jumlah besar diperlukan oleh industri bahan makanan masing-masing dibuat dengan bantuan asam laktat dan Aspergillus niger.


Produksi ragi, bakteri dan alga dari media murah mengandung garam nitrogen anorganik, cepat saji, dan menyediakan sumber protein dan senyawa lain yang sering digunakan sebagai makanan tambahan untuk manusia dan hewan. Beberapa kelompok mikroorganisme dapat digunakan sebagai indikator kualitas makanan. Mikroorganisme ini merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen.


Misalnya E. coli tipe I, coliform dan fekal streptococci digunakan sebagai  indikator  penanganan pangan secara tidak higinis, termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini sering digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan (Hidayati dkk, 2015).


Acebacter Xylium

Pada setiap buah kelapa menghasilkan air sejumlah 50-150 ml, sehingga sebagian besar kelapa beirisi air.Dalam air kelapa memiliki manfaat selain untuk sumber elektrolit, bisa digunakan sebagai bahan pembuat nata de coco. Nata de coco sama halnya dengan yoghurt yaitu hasil dari fermentasi. Bakteri yang berperan untuk nata de coco adalah bakteri acebakter xylium(Hidayati dkk, 2015).


Lactobacillus Bulgarius

Yoghurt adalah minuman yang tidak asing dengan telinga masyarakat, sudah menjadi minuman sehari-sehari karena rasanya yang enak dan aroma yang sedap membuat tertarik berbagai lapisan masyarakat. Berasal dari susu fermentasi yang dibuat oleh bakteri probiotik yaitu lactobacillus bulgarius dan streptococcus thermophillus(Hidayati dkk, 2015).


Gluconobacteriumdan Acetobacter

Gluconobacteriumdan Acetobacter adalah bakteri pada pembuatan cuka sering digunakan dalam industri yang memproduksi asam asetat dari alkohol (Much, 2004). Acetobacter Xylinium adalah bakteri yang digunakan dalam pembuatan nata de coco dengan memproduksi kapsul berlebih. Bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang dalam medium gula dan akan mengubah gula menjadi selulosa (Much, 2004).


Bakteri Acetobacter dapat memproduksi biofilm selulosa (nata) yang merupakan hasil metabolisme Acetobacter sp yang prosesnya dikendalikan oleh plasmidnya (Rezaee et al, 2005). Dalam industri biomedik nata banyak digunakan dan untuk pembuatan kertas yang memiliki mutu yang lebih bagus (Neelobon et al, 2007).


Lactobacillus sp.

Lactobacillus sp. digunakan untuk membuat yogurt, mentega dan keju. Lactobacillus Hetrofermentatif  berperan dalam pembuatan keju Swiss karena bakteri ini daat memproduksi gas dan senyawa fotil yang penting sebagai pembentuk cita rasa dalam makanan fermentasi (Much, 2004). Pada pembuatan yogurt bakteri Lactobacillus burgaricusmemiliki kemampuan mikroflora usus non-patogen untuk bergabung dengan dan mengikat pada usus di jaringan perbatasan yang bersentuhan dianggap dapat mencegah patogen berbahaya dari jalan masuk mukosa gastrointestinal.


Untuk Lactobacillus burgaricus memiliki efek sehingga harus beradaptasi dengan lingkungan usus manusia dan mampu bertahan hidup lama di saluran usus. Kadar pH lambung serta paparan enzim pencernaan dan garam empedu mempengaruhi kelangsungan hidup Lactobacillus burgaricus, dan kemampuan spesies Lactobacillus burgaricus berbeda untuk bertahan hidup di lingkungan gastrointestinal (Oskar, 2004). Jaringan limfoid mukosa dari saluran pencernaan memiliki peran penting sebagai garis pertama pertahanan terhadap patogen tertelan.


Interaksi Lactobacillus burgaricus dengan lapisan epitel mukosa saluran pencernaan, serta dengan sel limfoid yang berada di usus, telah diusulkan sebagai mekanisme yang paling penting dimana Lactobacillus burgaricus meningkatkan fungsi kekebalan tubuh usus. Beberapa faktor telah diidentifikasi sebagai kontribusi terhadap imunomodulasi dan kegiatan antimikroba Lactobacillus burgaricus, termasuk produksi pH rendah, asam organik, karbon dioksida, hidrogen peroksida, bakteriosin, etanol, dan diacetyl, penipisan nutrisi dan persaingan untuk ruang hidup yang tersedia (Oskar, 2004).


Dalam laporan yang membahas efek dari yogurt dan Lactobacillus burgaricus di laxation. Studi yang dipublikasikan kedua efek signifikan (G Wilhelm, 1993: 69) dan tidak ada efek yogurt atau Lactobacillus burgaricus pada laxation dan transit gastrointestinal (Oskar, 2004).

Baca Juga : Definisi Bakteri Gram Positif Dan Negatif Beserta Ciri-Cirinya


Manfaat Bakteri di bidang Farmasi

Berikut adalah peran bakteri dalam menghasilkan produk-produk yang dapat bermanfaat dalam bidang farmasi.


Antibiotik

Era modern penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit infeksi dimulai ketika Alexander Fleeming pada tahun 1928 menemukan penisilin yang dihasilkan oleh Penicillinum notatum (Radji, 1955).


Pada tahun 1940, sebuah kelompok peneliti yang diketuai oleh Howard Flory dan Ernst Chain dari Universitas Oxford berhasil melakukan uji klinik pertama untuk membuktikan efektifitas penisilin dalam pengobatan penyakit infeksi. Para ilmuan Inggris ini kemudian melakukan penelitian yang intensif bersama ilmuan Amerika Serikat sehingga ditemukan suatu galur Pennicilium yang lebih produktif untuk skala industri.


Sejak itu berbagai upaya pencarian antibiotik baru telah dilakukan dan beberapa jenis antibiotik baru telah ditemukan dan diproduksi dalam skala industri. Sebetulnya, antibiotik tidak terlalu sulit ditemukan , tapi sangat sedikit yang dapat diproduksi dalam skala besar dan dapat digunakan dalam pengobatan (Radji, 1955).


Enzim

Aspergillus foetidus dan Byssochlamys fulfa menghasilkan beberapa jenis enzim yang dapat menguraikan pektin, antara lain pektinesterase, poligalakturonase, dan galaktanase (Radji, 1955).


Beberapa spesies bakteri Streptococcus dapat menghasilkan enzim yang bermanfaat untuk terapi, antara lain streptokinase dan streptodinase. Filtrat biakan perbanihan bakteri Streptococcus juga mengandung enzim hialuronidase, proteinase, dan beberapa enzim yang memengaruhi asam nukleat (Radji, 1955).


Streptokinase dapat digunakan untuk membatu enzim proteolitik dalam darah dan dapat mengaktifkan plasminogen darah. Jadi, streptokinase dapat membantu menghilangkan bekuan darah di dalam pembekuan darah. Enzim streptokinase dapat menguraikan DNP dan DNA, yang merupakan senyawa kompleks yang ada dalam nanah. Dengan demikian penggunaan enzim streptodornase dapat mengurangi viskositas nanah penderita (Radji, 1955).


Vitamin

Vitamin merupakan senyawa yang sangat penting dalam membantu metabolisme dan sering digunakan untuk mengingkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh. Vitamin B diproduksi oleh Pseudomonas denitrificans dan Preptonibacterium shermanii. Ribovlavin juga dapat diproduksi melalui proses fermentasi dengan bantuan Ashbya gossypii. Demikian pula, vitamin C dapat diproduksi melalui proses modifikasi glukosa dengan bantuan Acetobacter (Radji, 1955).


Dekstran

Dekstran merupakan ekspopolisakarida yang dihasilkan oleh beberapa bakteri asam laktat, antara lain Leuconoctoc mesenteroides dan Leuconostoc dekstranicus. Dekstran dapat dimanfaatkan dalam bidang pengobatan untuk subtitusi plasma darah. Jika dekstran diberikan secara intravena, sejumlah efek farmakologis yang menguntungkan bagi kesehatan dapat diperoleh karena dekstran mempunyai efek antiplatelet, antifibrin, serta berguna sebagai penambah volume plasma pada keadaan hipovolemia dan dapat menghalangi agregasi trombosit (Radji, 1955).


Asam amino

Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan beberapa jenis asam amino dalam jumlah yang cukup banyak. Sebagai contoh, lisin, asam glutamat, dan triptofan dihasilkan oleh Corynebacterium glutamicum (Radji, 1955).


Klasifikasi Bakteri

Berdasarkan Cara Memperoleh Makanannya

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri heterotrof.


  • Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat bahan organik dari bahan-bahan anorganik. Untuk membuat bahan organik, diperlukan energi. Beberapa bakteri memperoleh energi dari cahaya sehingga disebut bakteri fotoautotrof. Bakteri fotoautotrof juga memiliki pigmen untuk fotosintesis. Jika pada tumbuhan hijau kita kenal pigmen klorofil, pada bakteri pigmen untuk fotosintesis disebut bakterioklorofil (yang bewarna hijau) dan bakteriopurpurin (bewarna ungu atau merah).


Contoh bakteri fotoautrotof adalah Rhodobacter. Bakteri lainnya memperoleh energi dari reaksi pemecahan senyawa kimia sehingga disebut bakteri kemoautotrof. Contoh bakteri kemoautotrof adalah Nitrosomonas dan Nitrobacter.

  • Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof tidak dapat membuat bahan organik. Bakteri ini memperoleh makanan dari bahan-bahan organik yang ada di sekitarnya dengan cara menguraikan sisa-sisa tubuh organisme lain. Di dalam tanah, hasil penguraian bahan-bahan organik adalah bahan-bahan anorganik yang berupa mineral-mineral. Mineral-mineral tersebut diperlukan oleh tubuh sebagai unsur hara.


Untuk menguraikan bahan-bahan organik tersebut, beberapa bakteri heterotrof menggunakan energi yang diperoleh dari reaksi pemecahan senyawa kimia. Bakteri tersebut dinamakan bakteri kemoheterotrof.


Bakteri heterotrof dapat pula mengakibatkan pembusukan pada makanan kita. Upaya mengawetkan makanan adalah dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri heterotrof pada bahan makanan, misalnya pengeringan, pemanasan, pengasapan, pembekuan, pendinginan, dan pengalengan. Bakteri heterotrof lainnya ada yang bersifat patogen, yaitu dapat menyebabkan penyakit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Contohnya adalah Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks hewan ternak dan manusia.


Berdasarkan Kebutuhan Oksigennya

Bakteri melakukan respirasi untuk menghasilkan energi. Untuk keperluan reaksi respirasi, biasanya diperlukan senyawa oksigen. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob, dan bakteri mikroaerofil.


  • Bakteri Aerob

Bakteri aerob adalah bakteri yang hanya tumbuh apabila ada oksigen. Jika tidak ada oksigen, bakteri ini akan mati. Contoh bakteri aerob adalah Thiobacillus.


  • Bakteri Anaerob

Bakteri anaerob dibedakan  menjadi anaerob obligat dan anaerob fakultatif. Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tumbuh tanpa adanya oksigen bebas. Jika ada oksigen bebas, bakteri akan mati, contohnya Clostriduium. Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat tumbuh, baik ada oksigen maupun tanpa oksigen bebas, contoh Eschericia Coli dan Salmonella.


  • Bakteri Mikroaerofil

Bakteri mikroaerofil adalah bakteri yang tumbuh jika ada oksigen bebas dalam jumlah sedikit (> 0,2 atmosfer), contohnya Spirillum minus.


Berdasarkan Suhu untuk Pertumbuhannya

Pertumbuhan bakteri juga sangat dipengaruhi oleh suhu. Tiap jenis bakteri memiliki suhu pertumbuhan yang berbeda antara satu dan lainnya. Berdasarkan suhu untuk pertumbuhannya, bakteri dibedakan menjadi bakteri psikofil, mesofil, termofil, dan hipertermofil.


  • Bakteri Psikrofil

Bakteri Psikrofil hidup dan tumbuh pada suhu rendah,yaitu antara 0 – 30. Bakteri ini banyak terdapat di dasar lautan, di daerah kutub, dan juga pada bahan makanan menyebabkan kualitas bahan makanan tersebut menurun danatau menjadi busuk.


  • Bakteri Mesofil

Bakteri jenis ini hidup dan tumbuh pada suhu 25 – 40 C. Bakteri mesofil banyak terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata. Salah satu contoh bakteri mesofil adalah Escherichia coli.


  • Bakteri Termofil

Bakteri yang mampu hidup dan tumbuh pada suhu 45 -75 C disebut bakteri termofil. Bakteri ini dapat ditemukan di tempat-tempat yang bersuhu tinggi, misalnya tempat pembuatan kompos. Selain itu,bakteri termofil juga ditemukan pada suhu, tanah, dan air laut.


  • Bakteri Hipertermofil

Bakteri hipertermofil hidup dan tumbuh pada suhu di atas 75 C, misalnya di mata air panas. Beberapa bakteri bahkan dapat hidup pada suhu di atas 100 C.

Bakteri-bakteri termofil dan hipertermofil sekarang banyak dicari oleh para ahlui bioteknologi karena dapat menghasilkan enzim-enzim penting yang digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan.


Berdasarkan Struktur Kimia Dinding Selnya

Biasanya untuk keperluan identifikasi, bakteri harus di beri warna menggunakan suatu teknik pewarnaan Gram. Teknik ini pertama kali di gunakan pada 1884 oleh Hans Christian Gramuntuk membedakan dua jenis bakteri, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Pengelompokan tersebut berdasarkan perbedaan struktur kimia dinding selnya.


  • Bakteri Gram Positif

Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun atas lapisan peptidoglikan yang relatif tebal dan mengandung asam teikoat. Bakteri jenis ini lebih rentan terhadap antibiotik penisilin, tetapi lebih resisten terhadap gangguan fisik. Contoh bakteri Gram positif adalah bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Strepcoccus.


Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna krisktal violet dan karenanya akan tampak bewarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun bakteri gram negates akan kehilangan zat Kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat warna air tochsin atau safranin akan tampak merah. Perbedaan warna ini disebabkan olh perbedaan struktur kimiawi dinding selnya.


Adakala suatu perlu diwarnai dua kali setelah zat warna yang pertama (ungu) terserap, maka sediaan dicuci dengan alkohol, kemudian ditumpangi dngan zat warna yang berlainan, yaitu dngan zat warna merah. Jika sediaan itu kemudian kita cuci dengan air lau dengan alkohol maka dua kemungkinan dapat terjadi. Pertama, zat tambahan terhapus, sehingga yang tampak ialah zat warna asli (ungu). Dalam hal ini sediaan (bakteri) kita sebut gram positif. Kedua zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak. Dalam hal ini sediaan (bakteri) jika kita katakana gram negatif (Dwioseputro, 1984).


  • Ciri-Ciri Bakteri Gram Positif
  1. Struktur dindingnya tebal
  2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
  3. Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
  4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
  5. Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
  6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen

    1. Zat warna utama (violet kristal)
    2. Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
    3. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.

Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol. ( Suriawieia, 2002)


Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri Gram Positif

  • Staphylococus : penyebab impetigo, keracunan makanan, bronkitis
  • Streptococus : penyebab pneumonia, meningitis, karies gigi
  • Enterococus : penyebab enteritis
  • Listeria : penyebab listeriosis
  • Basillus :penyebab anthrax ( Basillus antharx)
  • Clostridium : penyebab tetanus ( Clostridium tetani), botulisme
  • Mycobacterium :penyebab tuberkulosa, difteri
  • Mycoplasma : penyebab jerawat, peumonia

  • Bakteri Gram Negatif

Dinding sel bakteri Gram negatif terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun atas lipopolisakarida dan protein, sedangkan lapisan dalam tersusun atas peptidoglikan. Dinding selnya tidak mengandung asam teikoat. Bakteri Gram negatif resistan terhadap antibiotik penisilin, tetapi kurang resisten terhadap gangguan fisik. Salmonella, Escherichia, Azotobacter, dan Acetobacter adalah contoh dari bakteri Gram negatif.


Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metal ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metal ungu gelap. Setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatifnya tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna menimbal di tambahkan setelah metal ungu yang membuat semua bakteri gram negative, menjadi berwrna merah, atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan  struktur dinding sel mereka.


Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri, tapi mewarnai latarbelakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.


  • Ciri-ciri gram negatif
  1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
  2. Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapt dalam  lapisan kaku,, sebelh dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam laktat.
  3. Kurag rentan terhadap senyawa penisilin.
  4. Tidak resisten terhadap gangguan fisik. (Waluyo,2004)

  • Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri Gram Negatif
  1. Salmonella: penyebab thypus (Salmonella thyposa), salmonelosis
  2. Escherichia: penyebab gastroenteritis / radang saluran cerna ( Escherichia coli)
  3. Shigell: penyebab disentri
  4. Pseudomonas: penyebab infeksi luka bakar
  5. Hellicobacter: penyebab tukak lambung
  6. Haemophilus: penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus influenzae)
  7. Bordetella: penyebab batuk rejan (Bordetella pertusis)
  8. Chlamydia: penyebab pneumonia, uretritis, trakoma

Baca Juga : Penjelasan Macam-Macam Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Manusia


Perbedaan Bakteri gram Positif dan Negative

Perbedaan gram postif dan negatif

Pembeda bakteri gram positif dan negatif


Jenis-Jenis Bakteri Berdasarkan Bentuknya

Bentuk batang (Basil)

Bakteri bentuk batang dikenal sebagai basil (berasal dari kata bacillus yang berarti batang). Bentuk ini dapat dibedakan.


  1. Basil tunggal, bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal. Contoh: Salmonella typhosa penyebab penyakit tipus, Escherichiacoli bakteri yang terdapat pada usus dan Lactobacillus.
  2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
  3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan memanjang berbetuk rantai, misalBacillus anthracis penyebab penyakit antraks, Streptpbacillus moniliformis, Azotobacter, bakteri pengikat nitrogen.

Bentuk Bulat (Kokus)

Bakteri berbentuk bulat (bola) atau kokus dapat dibedakan.

  1. Monokokus yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misal Monococcus gonorhoe penyebab penyakit kencing nanah.
  2. Diplokokus yaitu bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua, misal Diplococcus pneumoniae penyebab penyakit pneumonia (radang, paru-paru).
  3. Sarcina yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat membentuk kubus, misal Sarcina luten.
  4. Streptokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok memanjang berbentuk rantai, misal Streptococcus lactis, Streptococcus pyogenes penyebab sakit tenggorokan dan Streptococcus thermophilis untuk pembuatan yoghurt (susu asam).
  5. Stafilokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni seperti buah anggur, misal Stafilokokus aureus, penyebab penyakit radang paru-paru.

Bentuk Spiral

Ada tiga macam bakteri bantuk spiral yaitu:

  1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya Spirillum.
  2. Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna misal Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
  3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang dapat bergerak misal: Spirochaeta palida, penyebab penyakit sifilis.

Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Kedudukan Alat Gerak

  • Atrik

Flagel, tidak mempunyai flagellum  : contoh Escherichiacoly.

  • Monotrik

Monotrik, berflagel satu pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas araginosa.

  • Amfitrik

Amfitrik, flagel masing-masing satu pada kedua ujung tubuh bakteri. Contoh : Spirillium serpen.

  • Lofotrik

Lofotrik, berflagel banyak pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh: Pseudomonas flourencens.

  • Peritrik

Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi tubuh bakteri. Contoh: Salmonella thypii.


Metabolisme Bakteri

Metabolisme adalah semua proses kimia yang terjadi didalam sel hidup. Dalam sel hidup, proses reaksi kimia yang menghasilkan energi disebut katabolisme, sedangkan proses reaksi kimia yang membutuhkan energi disebut anabolisme. Reaksi katabolik umumnya merupakan reaksi hidrolisis yang memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Sebaliknya reaksi anabolik atau reaksi biosintesis merupakan proses yang membangun  molekul organik kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Proses biosintesis ini sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan sel.


Sebelum proses metabolisme terjadi, diperlukian pengaktifan subunit yang akan digunakan dan energi yang tinggi, yaitu ATP (adenosin trifosfat). Energi untuk metabolisme diambil dari proses fermentasi, respirasi, dan fotosintesis. Energi pada proses fermentasi dan respirasi diperoleh dari proses katabolisme karbohidrat. Beberapa golongan bakteri heterotrof, termasuk bakteri patogen, menggunakan zat organik sebagai sumber karbon untuk mendapatkan energi. Bakteri outrotof mendapatkan energi dari oksidasi senyawa anorganik. Bakteri ini menggunakan karbondioksida sebagai sumber karbon untuk sintesis selnya. Namun, diperlukan energi dan koenzim untuk mengubah karbondioksida menjadi bahan sel.


Koenzim yang berperan penting dalam metabolisme seluler antara lain nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP+). Bakteri yang melakukan fotosintesis memperoleh energi yang dibutuhkan dari cahaya, sedangkan bakteri outrotof harus memperoleh energi dari oksidasi kimia. Pada proses oksidasi, elektron yang dibebaskan dari oksidasi senyawa anorganik, disalurkan melalui transport elektron yang pada akhirnya akan menghasilkan energi tinggi berupa ATP.


ATP umumnya dibentuk pada saat terjadi reaksi oksidasi-reduksi didalam sel. Energi ATP yang dihasilkan selama proses katabolisme akan digunakan kembali dalam proses anabolismeuntuk membangun komponen-kompnen sel yang dibutuhkan dalam pertumbuhan sel.


Nama Bakteri Berdasarkan Dinding Sel

Dalam pengelompokan bakteri secara formal pertama kali dikembangkan oleh Hans Christian Gram yang membagi bakteri berdasarkan karekteristik dinding selnya melalui dengan pewarnaan Gram yang dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif serta bakteri tidak berdinding sel.


Bakteri Gram Positif

Bakteri gram positif merupakan bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Contoh bakteri gram positif ialah sebagai berikut.

  • Bakteri ungu, bersifat fotoautotrof dan tidak menghasilkan oksigen.
  • Enterobakteria, antara lain bakteri pengurang yang hidup di tumbuhan membusuk serta bakteri yang di tubuh manusia.
  • Vibrio, terutama hidup di lautan sebagai bioluminesensi, contohnya Vibrio cholera.
  • Rhizobiu, hidup bersimbiosis di bintil akar tumbuhan legume dan mampu melakukan fiksasi nitrogen.
  • Pseudomonad, bersifat heterotrof dan menghasilkan pigem non fotosintetik, bakteri ini menyebabkan penyakit pada tumbuhan hewan dan manusia.

  • Azotobakteria, hidup di tanah dan memfiksasi nitrogen dalam kondisi aerobic.
  • Riketsia, bakteri kecil yang berbentuk batang, beberapa spesie bersifat patogen pada manusia dan hewan.
  • Mixobakteria, menyekresikan lendir dan bergerak dengan cara meluncur.
  • Klamidia, dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan dan mengambil energi dari inangnya, sehingga disebut dengan sifat parasit tinggi, contoh: Chlamydia trachomati penyebab penyakit kebutaan.
  • Spiroseta, bakteri berbentuk spiral dendang dinding sel yang fleksibel, kelompok bakteri ini bergerak dengan struktur yang mirip flagella yang disebut dengan filament aksial, contoh Treponema pallidum.
  • Cynobacteria, bakteri fotosintetik yang hidup di danau, kolam renag dan lain-lain, sebagian spesies bakteri ini juga memfiksasi nitrogen.

Bakteri Gram Negatif

Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis, contoh bakteri gram positif ialah sebagai berikut.


  • Aktinobakteria, sifatnya agak mirip fungi, bakteri ini memiliki peptidoglikan pada dinding selnya serta tidak memiliki selaput inti, contohnya: beberapa genus Streptomyces yang dapat menghasilkan antibiotic streptomisin.
  • Streptokukos, hidup di mulut dan saluran pencernaan manusia dan hewan lain.
  • Mikobakteria, mengandung senyawa lilindi dinding selnya, contohnya: Mycobacterium tuberculosis penyakit TBC.
  • Klostridium, bersifat anaerobic, contohnya: Clotridium tetani penyebab tetanus dan Clostridum botulinum penyebab penyakit botulinum.
  • Stafilokokus, biasanya hidup di hidung dan kulit, bakteri ini termasuk bakteri patogen oportunistik yang menyebabkan penyakit bila sistem kekebalan tubuh inang sedang menurun.
  • Bakteri asal laktat, mampu memfermentasi gula dan menghasilkan asam laktat sebagai hasil akhirnya, bakteri ini hidup secara alami di mulut dan vagina manusia.

Bakteri Tidak Berdinding Sel

  • Mikoplasma, bakteri ini hidup di tanah dan saluran air, beberapa bersifat parasit pada tumbuhan atau hewan, beberapa spesies hidup di saluran mukus manusia tetapi tidak menyebabkan penyakit.

Nama Bakteri Berdasarkan Jumlah Dan Letak Flagela

Setiap sel bakteri memiliki jumlah flagela yang berbeda, berdasarkan jumlah dan letak flagella bakteri dibedakan menjadi 4 yaitu:

  • Bakteri monotrik ialah bakteri yang memiliki satu flagela pada salah satu ujung selnya.
  • Bakteri amfitrik ialah bakteri yang kedua ujung selnya masing-masing memiliki satu flagela.
  • Bakteri lofotrik ialah bakteri yang pada salah satu ujung selnya memiliki beberapa flagela.
  • Bakteri peritrik ialah bakteri yang pada seluruh permukaan tubuhnya terdapat flagela.

Nama Bakteri Berdasarkan Cara Hidup

Berdasarkan cara hidupnya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri heterotrof dan autotrof antara lain sebagai berikut:


Bakteri Heterotofrof

Bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa organik dari organisme lainnya. Umumnya bakteri ini tidak berklorofil, kehidupan ini sangat tergantung pada bahan organik yang ada disekitarnya, karena bakteri tersebut tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.


  • Bakteri parasit ialah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya. Contohnya: family spirochaetaceae ( parasit dalam usus moluska bercangkang dua ). Familia treponemataceae ( parasit pada vertebrata dan manusia ), contoh lain: Borrelia burgdorferi, Borrelia recurrentis yang hidup pada hewan, manusia dan Borrelia novyi.

  • Bakteri Saprofit ialah bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan organik menjadi bahan anorganik. Perombakan bahan organik menjadi bahan anorganik terjadi melalui fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini biasanya menghasilkan gas-gas seperti CH4, CO2, H2S, N2, H2 dan NH3. Contoh bakteri saprofit ialah Escherichia coli, Thibacillus denitrificans, Desulfovirio desulfuricans, Metanobacterium omelianski dan Methanobacterium ruminatum, Clostridium sporageus.

  • Bakteri patogen ialah bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada hospes/inang yang dihinggapi. Contohnya: Salmonella thyhosa, Vibrio comma, Clostrididum tetani, Yersina pestis, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Treponema pallidum, Neisseria meningitides, Corynebacterium diphtheria, Pseudomonas cattelaye, P. Solanacearum, Mycobacteriu bovis, M. avium.
  • Bakteri apatogen ialah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya, contohnya: Escherichia coli dan Streptomyces griseus.

Bakteri Autotrof

Bakteri ini dapat membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik, proses pengubahan dapat terjadi dengan dua cara antara lain sebagai berikut:

  • Fotoautotrof ialah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Golongan bakateri fotoautotrof atau bakteri fotosintetik terdiri atas bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri hijau memiliki pigmen hijau yang disebut dengan bakterioviridin atau bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu memiliki pigmen ungu, merah atau kuning. Pigmen ini disebut dengan bakteriopurpurin.
  • Kemoautotrof ialah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia. Contoh bakteri jenis kemouatotrof ialah Nitrosococcus, Nitrosomonas, Nitrosocystis dan Nitrospira.

Demikianlah pembahasan mengenai Bakteri – Pengertian, Klasifikasi, Ciri, Jenis, Struktur, Makalah, Nama, Materi Dan Sejarah semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂