Fungsi Jaringan Meristem – Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya – DosenPendidikan.Com – Untuk kali ini kami akan membahas mengenai teks ulasan yang dimana dalam hal ini akan mengulas fungsi, pengertian, ciri, jenis dan contohnya, nah untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.
Pengertian Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah secara mitosis. Pada umumnya berdinding tipis, berukuran kecil, memiliki nukleus berukuran besar, selnya kaya akan sitoplasma dan berbentuk seperti kubus (kuboid) atau prisma.
Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi : “Sitoplasma” Pengertian & ( Fungsi – Struktur – Bagian )
Ciri-Ciri Jaringan Maristem
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri jaringan maristem, antara lain:
- Bentuk dan ukurannya selnya sama (kubus)
- Dinding Selnya Tipis
- Selnya penuh dengan protoplasma
- Isi sel tidak mengandung zat makanan
- Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis, protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama ke segala arah.
Fungsi Jaringan Maristem
Berikut ini terdapat beberapa fungsi jaringan maristem, antara lain:
- Menambah tinggi dan panjang tumbuhan
- Memperbesar dan melebarkan batang
- Menyimpan cadangan makanan
- Pada akar membantu mencari nutrisi
- Membentuk cabang
- Membantu bertumbuhnya sel-sel
Jenis-Jenis Jaringan Maristem
Berikut ini terdapa dua jenis-jenis jaringan maristem, antara lain:
Jenis Meristem Berdasarkan Asalnya
Bila dilihat berdasarkan asal-usulnya, jaringan meristem bisa dibedakan menjadi tiga bagian, antara lain:
1. Promeristem
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Pada fase embrio tumbuhan sudah memiliki sel-sel yang aktif membelah yang berupa promeristem atau meristem primordial. Promeristem merupakan bagian awal dari meristem yang sudah ada berupa daerah kecil pada ujung akar dan ujung batang.
2. Meristem Primer
Merupakan jaringan lanjutan dari promeristem yang sel-selnya masih aktif membelah. Meristem aplikal mempunyai sel-sel yang berkembang langsung dari sel-sel embrionik yang terdapat diujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi : Sel Tumbuhan – Pengertian, Organel, Fungsi dan Struktur
Berdasarkan fungsinya, meristem pada ujung akar pada daerah differensiasi dibagi menjadi tiga sistem jaringan yaitu protoderm yang akan menjadi epidermis, meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar dan prokambium yang akan berkembang menjadi silinder pusat.
Pada meristem primer yang terletak pada ujung batang tumbuhan, terdapat beberapa teori yang disebut dengan teori titik tumbuh, yaitu sebagai berikut:
1) Teori Sel Apikal–Hofmeister dan Nageli
Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada pucuk tumbuhan. Karena seluruh sel pada pucuk batang berawal dari satu sel tunggal.
2) Teori Histogen–Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 – 27 Agustus 1880)
Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan (kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal).
Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada ujung batang tetap digunakan.
Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein:
Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu:
- Dermatogen (pembentukan epidermis),
- Periblem (pembentukan korteks), dan
- Plerom (pembentukan silinder pusat).
3) Teori Tunika Korpus–Schmidt
Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan Hanstein, Buder dan para muridnya mengembangkan teori Tunika-Korpus.
Berbeda dengan Hanstein yang mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya megemukakan dua lapisan jaringan dalam teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau lebih lapisan sel yang menyelimuti “korpus” atau jaringan pusat.
Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini. Dia menitikberatkan pada perbedaan dua lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa perbedaan utama dari tunika dan korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan pembelahan sel.
Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan melengkung batang, mengakibatkan perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak berpengaruh pada ketebalan masing-masing lapisan. Bisa dilihat pada gambar di bawah. Pertumbuhan itu tidak mengakibatkan bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian tepi jadi tebal.
Model Tunika-Korpus dari “meristem apikal” (=pucuk tanaman–bagian atas–yang mengalami pertumbuhan ke atas). Lapisan epidermis [L1] dan subepidermis [L2] disebut tunika. [L3] disebut korpus. Sel-sel di L1 dan L2 membelah secara melengkung untuk menjaga lapisan-lapisan ini tetap terpisah satu sama lain. Sedangkan sel-sel L3 membelah dengan arah yang lebih random lagi.
Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus) bertitik berat pada pertambahan massa tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak reguler, yang mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang cepat, kadang pelan.
Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan pertambahan volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan pada tanaman.
3. Meristem Sekunder
Merupakan jaringan yang sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami differensiasi misalnya kambium dan kambium gabus yang terletak di tepi lat tumbuhan.
Aktivitas meristem sekunder dalam proses pertumbuhan berdampak kepada beberapa hal yaitu :
- Terbentuknya lingkaran tahun pada batang tanaman
- Bertambahnya diameter batang tanaman
- Terbentuknya jaringan berkas angkut sekunder
- Terbentuknya jari-jari empelur
Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi : Penjelasan Organ Pada Tumbuhan Beserta Fungsi Dan Strukturnya
Jenis Meristem Berdasarkan Letaknya
Bila dilihat berdasarkan letaknya pada tumbuhan, jaringan meristem bisa dibedakan menjadi tiga kelompok, antara lain:
1. Meristem Apikal (ujung)
Meristem apikal ini terletak pada titik tumbuh primer yakni diujung pucuk utama, ujung batang dan ujung akar. Meristem apikal berbentuk kubah yang dibentuk oleh sel-sel yang membelah pada ujung tunas atau kuncup.
Meristem apikal yang berada pada ujung akar memungkinkan akar untuk menghasilkan sel-sel baru agar akar tanaman semakin panjang sehingga bisa menembus tanah dan memperoleh air dan mineral yang dibutuhkan dari dalam tanah. Meristem apikal merupakan daerah pusat pembelahan sel yang akan menghasilkan sel-sel meristem primer untuk menggantikan sel-sel tudung akar yang tanggal. Meristem apikal yang terdapat diujung batang memungkinkan dihasilkannya sel-sel pembentuk daun.
2. Meristem Lateral (samping)
Merupakan jaringan muda yang terletak ditepi alat-alat tumbuhan, posisi meristem samping sejajar dengan permukaan organ yang dimana jaringan ini ditemukan. Jaringan meristem apikal yang paling dikenal ialah kambium dan kambium gabus yang berperan dalam pertumbuhan sekunder tanaman, pembentukan cabang akar atau tunas batang.
Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan Beserta Tahap Dan Faktornya
3. Meristem Interkalar (antara)
Jaringan muda ini terletak diantara jaringan dewasa, interkalar berada diantara bagian-bagian dari alat-alat tumbuhan misalnya meristem pada pangkal ruas rumput-rumputan, tebu dan sebagainya.
Demikianlah pembahasan mengenai Fungsi Jaringan Meristem – Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂