Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa karakteristik Pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis proyek (Project Based Learning).
Sehubungan dengan itu, maka perlu pemahaman tentang konsep atau definisi model pembelajaran berbasis proyek, ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran berbasis proyek, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek serta kelebihan dan penerapan model berbasis proyek.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya serta melakukan eksperimen secara kolaboratif.
“Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk, 1999). Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.”
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Buck Institute for Education (1999) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :
- Siswa membuat kepuutusan dan membuat kerangka kerja
- Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
- Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
- Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan
- Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
- Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
- Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
- Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan
Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Thomas pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip dalam penerapan-nya yaitu “Wena, 2011”:
- Sentralistis
Model pembelajaran ini merupakan pusat dari strategi pembelajaran karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di kelas. - Pertanyaan Penuntun
Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas. - Investigasi Konstruktif
Pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi. - Otonomi
Pembelajaran berbasis proyek, siswa diberi kebebesan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. - Realistis
Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan perkerjaan nyata yang sesuai dengan kenyataan dilapangan kerja atau dimasyarakat. Proyek yang dikerjakan bukan dalam simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata.
Pedoman Pembimbingan Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara lain :
- Keautentikan
Keautentikan dapat dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu dengan mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari tugas yang dikerjakan, meranncang tugas siswa sesuai dengan kemampuannya sehingga ia mampu menyelesaikannya tepat waktu, dan mendorong serta membimbing siswa agar mampu menghasilkan sesuatu dari tugas yang dikerjakannya.
- Ketaatan terhadap nilai-nilai akademik
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu dengan mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai pengetahuan dalam menyelesaikan tugas yang dikerjakan, merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memberi tantangan pada siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah serta mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan masalah.
- Belajar pada dunia nyata
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut, yaitu mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks permasalahan yang nyata yang ada di masyarakat, mendorong dan mengarahkan agar siswa mampu bekerja dalam situasi organisasi yang menggunakan teknologi tinggi, dan mendorong serta mengarahkan siswa agar mampu mengelola kemampuan keterampilan pribadinya.
- Aktif meneliti
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya, mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan berbagai macam metode, serta mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.
- Hubungan dengan ahli
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan, mendorong dan mengarahkan siswa berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan masalah, serta mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.
- Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya, mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya serta mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai kerjanya.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut “Abidin 2007:170”:
- Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
- Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
- Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.
- Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi dan komunikasi dalam mecapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara baru.
- Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplemtasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.
Selain keungulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut “Abidin, 2013:171”:
- Memerlukan banyak waktu dan biaya.
- Memerlukan banyak media dan sumber belajar.
- Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
- Ada kekhwatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.
Daftar Pustaka:
- Sagala syaiful, M.Pd. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
- Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Demikianlah pembahasan mengenai Pembelajaran Berbasis Proyek – Pengertian, Karakteristik, Prinsip, Pedoman, Kelebihan dan Kekurangan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Baca Juga :