Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli, Contoh, Proses & Faktor – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Akulturasi yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, contoh, proses dan faktor, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang muncul ketika sekelompok orang dengan budaya tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing. Budaya asing secara bertahap diterima dan diolah menjadi budaya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menarik-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Hal ini terjadi dalam hal Semesta Symphony Raya.
Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa akulturasi menurut para ahli, terdiri atas:
-
Menurut Koentjaraningrat
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi ketika kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu terkena budaya asing yang berbeda. Persyaratan proses akulturasi adalah senyawa (afinitas) bahwa penerimaan budaya tanpa rasa kejutan, maka keseragaman (homogenitas) sebagai nilai baru dicerna karena tingkat dan pola budaya kesamaan.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Interaksi Sosial Asosiatif
-
Menurut Gillin & Gillin
Dalam bukunya “culture Sosiology”, memberikan definnisi mengenai akulturasi sebagai proses dimana masyarakat- masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari kedua kebudayaan itu.
-
Menurut Harsoyo
Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
-
Menurut Krober
Akulturasi itu meliputi perubahan didalam kebudayaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan lain, yang akhirnya menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu.
-
Menurut Redfield, Linton, Herskovits
Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
-
Menurut Arnold M.Rose
“ the adoption by a person or group of the culture of another social group.” Artinya: “adopsi oleh orang atau kelompok budaya lain kelompok sosial”.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Filsafat Pancasila Sebagai Filosofi Menurut Para Ahli
-
Menurut Garbarino
“Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies”.
“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat “.
-
Menurut Ta Chee Beng
“Acculturation is the kind of cultural change of one ethnic group or a certain population of ethnic group (A) in relation to another ethnic group (B) such that certain cultural features of A become similar or bear some resemblance to those of B”.
“Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau populasi tertentu dari kelompok etnis (A) dalam hubungannya dengan kelompok lain (B) sedemikian rupa sehingga budaya tertentu fitur dari A menjadi serupa atau beruang kemiripan kepada mereka dari B”.
-
Menurut Robert E.Park dan Ernest W.Burgess
“comprehends those phenomena which result when groups of individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups”.
“Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke dalam kontak tangan terus pertama, dengan perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua kelompok”.
-
Menurut Suyono
Akulturasi hadir dari pengamat Suyuno yang dikutip dalam buku Rumondor (1995:208) yang sebut bahwa Akulturasi ialah suatu proses transfer peserta dari bermacam-macam unsur budaya yang saling bertemu dan bekerjasama serta menumbuhkan proses interaksi budaya yang tanpa meninggalkan budaya aslinya.
-
Menurut Nardy
Mengartikan Akulturasi sebagai potongan dari proses sosial yang muncul dari sekelompok masyarakat dengan kebudayaannya dan bertemu dengan kelompok masyarakat lain tentunya dengan kebudayaan mereka (asing) dan berbaur yang membuat interaksi sosial sehingga lambat laun diterima oleh dan disatukan menjadi kebudayaan bersama tanpa menghilangkan identitas budaya itu sendiri.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : 20 Dampak Negatif Dan Positif Budaya Asing Terhadap Budaya Indonesia
-
Menurut Hasyim
Akulturasi berdasarkan Hasyim juga merujuk ke perpaduan dua budaya dalam kehidupan yang berjalan seienteng sertai tenang dan tetap melestarikan unsur budaya aslinya. Hasyim menambahkan jikalau proses akulturasi ini berlangsung ketika sekelompok masyarakat yang tengah melaksanakan transmigrasi mengadakan interaksi dengan penduduk orisinil yang kemudian secara sedikit demi sedikit meleburkan dua budaya dan tetap menjaga budaya aslinya.
-
Menurut Lauer
Pendapat Lauer terkena Akulturasi lebih ke pembentukan pola gres dari hasil penyatuan dua budaya yang disebabkan kesamaan lebih banyak didominasi budaya tersebut dan interaksi baik dari masyarakat itu sendiri yang kemudian mengarah ke masing-masing budaya dengan tetap mempertahankan keaslian nilainya.
-
Menurut Sumandiyo Hadi
Hal tersebut juga serupa menyerupai pendapat yang dikemukakan oleh Sumandiyo Hadi dalam buku terbitannya dihalam 35 terkena pengertian Akulturasi dan Inkulturasi yang ialah dua hal dengan saling mempunyai kaitan yang erat.
Sumandiyo menambahkan jikalau Akulturasi ialah potongan bentuk perubahan dari kebudayaan yang sanggup dilihat ataupun ditandai dengan adanya kontak dan interaksi antar budaya baik mendapatkan maupun memdiberi yang sebelumnya dilakukan oleh kelompok masyarakat yang membawa masing-masing kebudayaan tersebut.
-
Menurut Bee dalam Hadi
Menurut pandangan Bee yang dikutip dari buku Hadi, tokoh tersebut menyampaikan jikalau akulturasi ialah sebuah perubahan budaya dari dua sistem budaya yang saling diberinteraksi. Bee juga menambahkan bekerjsama Akulturasi terjadi dengan ciri proses perubahan yang diiringi dengan difusi, penemuan maupun invensi yang mencerminkan sebuah konsep dengan lebih menyampaikan sisi kondisi kehidupan sosial budaya dari kelompok masyarakat tersebut.
-
Menurut Murdock
Akulturasi berdasarkan Murdock yang lebih ke sebuah modifikasi secara daptif dari bermacam-macam elemen maupun unsur dari budaya yang diakibatkan dari sebuah proses interaksi antar kelompok yang membawa kebudayaan dengan tingkat persamaan unsur yang besar.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian, 3 Bentuk Dan Faktor Serta Syarat Keberhasilan Integrasi Sosial
Proses Akulturasi
Manusia adalah makhluk sosio budaya yang memperoleh perilaluknya lewat belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek yang terpenting dan paling mendasar karena kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan fisik dan sosial kita.Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan (budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya.
Melalui proses sosialisasi dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam system syaraf manusia dan menjadi kepribadian dan perilaku masing-masing indivdu. Proses belajar ini menjadikan manusia harus berinteraksi dengan manusia yang lain dari anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-pola komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu itu disebut enkulturasi.
Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat, system, norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang (Koentjaraningrat).Hubungan antara budaya dan individu seperti dalam proses enkulturasi membuat manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan.
Secara bertahap seorang individu imigran belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai transaksi yang ia lakukan dengan orang lain. Pada saatnya, imigran akan menggunakan cara-cara berperilaku masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang dianut masyarakat setempat begitu juga sebaliknya. Perubahan pola dari pola lama ke pola yang baru ini disebut akulturasi.
Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi
Berikut ini terdapat beberapa faktor pendorong dan penghambat akulturasi, terdiri atas:
1. Faktor Pendorong Akulturasi
Faktor pendorong Akulturasi adalah sebagai berikut:
- Kontak dengan kebudayaan lain
- Sistem pendidikan formal yang maju
- Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
- Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
- Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
- Adanya penduduk yang heterogen
- Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
- Adanya orientasi ke masa depan
2. Faktor Penghambat Akulturasi
Faktor penghambat Akulturasi adalah sebagai berikut;
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
- Sikap masyarakat yang tradisional
- Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
- Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
- Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
- · Adat atau kebiasaan
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Modernisasi, Sekularisasi Dan Westernisasi Serta Dampak Positifnya
Masalah yang Timbul dalam Akulturasi
Dalam meneliti akulturasi, ada lima golongan masalah mengenai akulturasi, yaitu :
- Masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
- Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima, dan unsur-unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima.
- Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing
- Masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan individu-individu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing;5. masalah mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi.
Hal-Hal Penting Mengenai Akulturasi
Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh para peneliti yang akan meneliti akulturasi adalah :
- keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan;Bahan mengenai keadaan masyarakat penerima sebenarnya merupakan bahan tentang sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila ada sumber-sumber tertulis, maka bahan itu dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode yang biasa dipakai oleh para ahli sejarah. Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus mengumpulkan bahan tentang keadaan masyarakat penerima yang kembali sejauh mungkin dalam ruang waktu, misalnya dengan proses wawancara. Dengan demikian, seorang peneliti dapat mengetahui keadaan kebudayaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan. Saat inilah yang disebut “titik permulaan dari proses akulturasi” atau base line of acculturation.
- Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing;Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation. Pekerjaan dan latar belakang dari agents of acculturation inilah yang akan menentukan corak kebudayaan dan unsur-unsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah. Hal ini terjadi karena dalam suatu masyarakat, apalagi jika masyarakat itu adalah masyarakat yang luas dan kompleks, warga hanya mengetahui sebagian kecil dari kebudayaannya saja, biasanya yang berkaitan dengan profesi dan latar belakang warga tersebut.
- Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima;Hal ini penting untuk mengetahui gambaran yang jelas dari suatu proses akulturasi. Contohnya adalah apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui oleh kebudayaan pusat untuk masuk ke dalam kebudayaan daerah, maka saluran-salurannya adalah melalui sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan sekolah, garis hirarki pegawai pemerintah, dan lain-lain.
- Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi;Kadang, unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima tiap golongan-golongan dalam masyarakat berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagian-bagian mana dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
- Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing,Terbagi menjadi 2 reaksi umum, yaitu reaksi “kolot” dan reaksi “progresif”. Reaksi “kolot” adalah reaksi menolak unsur-unsur kebudayaan asing, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengunduran diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat, kembali ke kehidupan mereka yang sudah kuno. Reaksi “progresif” adalah reaksi yang berlawanan dengan”kolot”, reaksi yang menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Dan Macam-Macam Bentuk Pengendalian Sosial
Contoh Akulturasi
Berikut ini terdapat beberapa contoh Akulturasi, terdiri atas:
-
Kereta Singo Barong (Cirebon)
Kereta Singa Barong, yang dibuat pada tahun 1549, merupakan refleksi dari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta ini merupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak. Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu, kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Buddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya, melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam.
Kereta ini dibuat oleh seorang arsitek kereta Panembahan Losari dan pemahatnya Ki Notoguna dari Kaliwulu. Pahatan pada kereta itu memang detail dan rumit. Mencirikan budaya khas tiga negara sahabat itu, pahatan wadasan dan megamendung mencirikan khas Cirebon, warna-warna ukiran yang merah-hijau mencitrakan khas Cina. Dalam kereta itu, tiga budaya (Buddha, Hindu, dan Islam) digambarkan menjadi satu dalam trisula di belalai gajah.
-
Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarkan berbagai macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupun budaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semua elemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan Keraton Kasepuhan tersebut. Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani.
Arsitektur gaya Eropa lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan). Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-dinding bangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan tinggi serta penggunaan jalusi sebagai ventilasi udara.
Bangsal Prabayasa berfungsi sebagai tempat menerima tamu-tamu agung. Bangunan tersebut ditopang oleh tiang saka dari kayu. Tiang saka tersebut diberi hiasan motif tumpal yang berasal dari Jawa. Pengaruh arsitektur Hindu-Jawa yang jelas menonjol adalah bangunan Siti Hinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks keraton. Seluruh bangunannya terbuat dari konstruksi batu bata seperti lazimnya bangunan candi Hindu.
Kesan bangunan gaya Hindu terlihat kuat terutama pada pintu masuk menuju kompleks tersebut, yaitu berupa gapura berukuran sama atau simetris antara bagian sisi kiri dan kanan seolah dibelah. Pada dinding kiri dan kanan bangsal Agung diberi hiasan tempelan porselen dari Belanda berukuran kecil 110 x 10 cm berwarna biru (blauwe delft) dan berwarna merah kecoklatan. Pada bagian tengahnya diberi tempelan piring porselen Cina berwarna biru. Lukisan pada piring tersebut melukiskan seni lukis Cina dengan teknik perspektif yang bertingkat.
Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna hijau yang identik dengan simbol Islami. Warna emas yang digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan keagungan dan warna merah melambangkan kehidupan ataupun surgawi. Bangunan Keraton Kasepuhan menyiratkan perpaduan antara aspek fungsional dan simbolis maupun budaya lokal dan luar. Mencerminkan kemajemukan gaya maupun kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Potensi Diri adalah
-
Barongsai
Kesenian Barongsai, yang awalnya berasal dari Kebudayaan Tionghoa, kini telah berakulturasi dengan kesenian lokal.
Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli, Contoh, Proses & Faktor semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂