Planet Bumi
Planet Bumi – Pengertian, Bentuk, Ciri, Jarak, Kecepatan & Gambar – DosenPendidikan.Com – Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama. Biosfer Bumi kemudian secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.
Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang mengalami pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian besarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan inti luar berupa cairan yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bagian mantel.
Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris. Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari). Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi antara Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.
Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global. Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan aksi militer.
Baca Juga : Rumus Daya Listrik
Struktur Bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para ahli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi.
Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.
Kerak bumi relative sangat tipis dan berbatu, ada dua tipe kerak; yaitu kerak samudera yang tebalnya sekitar 7 km dan tersusun dari batuan basaltis yang memiliki rata-rata massa jenis 3000 kg/m3, dan kerak benua yang memiliki ketebalan rata-rata sekitar 35 km namun di bagian pegunungan seperti Himalaya tebalnya dapat mencapai hingga 70 km, kerak benua tersusun utamanya dari batuan granitis yang berdensitas rata-rata 2700 kg/m3.
Baca Juga : Listrik Statis
Lebih dari 82% volume Bumi adalah bagian mantel bumi, yang tebalnya hingga 2900 km. Mantel atas merentang dari perbatasan kerak-mantel hingga kedalaman 660 km. Bagian atas dari mantel atas adalah bagian dari lapisan lithosfer yang kaku dan dibawahnya adalah astenosfer yang lembek. Astenosfer memiliki suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh pelelehan batuan diatasnya.Dengen adanya zona lembek ini, lithosfer diatasnya secara mekanik terlepas dari lapisan bawahnya, akibatnya lapisan lithosfer dapat bergerak.Dari kedalaman 660 km hingga ke inti bumi di kedalaman 2900 km adalah bagian dari mantel bawah.Karena penambahan tekanan akibat beban diatasnya, mantel secara bertahap menjadi semakin kuat.Meskipun kuat, batuan di mantel bawah sangatlah panas dan dapat mengalir dengan pelan.
Komposisi dari inti bumi adalah logam besi dan nikel.Dengan tekanan yang sangat ekstrim di inti akibatnya material disini memiliki densitas mencapai 11000 kg/m3.Inti bumi dibagi menjadi dua zona. Inti luar yang tebalnya 2270 km, di zona ini pergerakan logam besi memproduksi medan magnetic bumi. Inti dalam yang memiliki jari-jari 1216 km.
Proses Pembentukan Planet Bumi
Pembahasan mengenai proses terbentuknya planet Bumi tentu saja tidak bisa dipisahkan dari proses terbentuknya tata surya dan alam semesta. Menurut teori pembentukan alam semesta melalui proses ledakan besar (Big Bang) yang terjadi sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu, alam semesta pada awalnya adalah setitik materi yang memiliki densitas tak hingga dan sangat-sangat panas, kemudian meledak menciptakan ruang dan segala materi penyusun alam semesta, seperti proton, neutron, elektron yang kemudian membentuk unsur-unsur hidrogen dan helium. Lalu beratus-ratus juta setelahnya alam semesta mulai mendingin dan terbentuklah bintang-bintang dan galaksi-galaksi seperti sekarang. Diantara galaksi-galaksi tersebut, terbentuklah galaksi bima sakti dan tata surya kita dengan matahari dan planet-planetnya.
Teori nebula menyatakan bahwatata surya kita berevolusi dari awan besar yang disebut solar nebula . Selain hidrogen danatom helium yang dihasilkan selama BigBang, solar nebula terdiri daributir-butir debu dan materi yang tebentuk dari sisa reaksi nuklir bintang sebelumnya(fusi nuklir di bintangmengubah hidrogen dan helium keunsur lain yang lebih berat). Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalunebula tersebut perlahanmulai berkontraksi karenainteraksi gravitasi antara sesama partikelnya.
Pengaruh eksternal,seperti gelombang kejut yang dihasilkan dari ledakan bintang (supernova), mungkintelah mendorong sebagian materi dari nebula bertumbukan. Selagi perlahan-lahan material pada nebula berkontraksi, nebula mulai berotasi dengan kecepatan yang meningkat akibat dari konservasi momentum sudutnya. Akhirnya tarikan gaya gravitasi yang menarik ke pusat nebulamencapai keseimbangan dengan gaya luar yang disebabkan oleh gerakan rotasinebula. Pada saat itu nebula telah berbentuk seperti cakram datar, dengan konsentrasi material di pusatnya yang membentuk proto-matahari, dan material di tepinya menjadi kumpulan planetisimal.
Baca Juga : Akibat Rotasi Bumi
Selama proses kontraksi nebula, energi gravitasi terkonversi menjadi energi panas yang menyebabkan naiknya suhu di sisi dalam tata surya. Terbentuknya matahari di pusat tata surya menandai selesainya periode kontraksi dan pemanasan dari energi gravitasi. Suhu di sisi dalam tata surya mulai menurun.Penurunan suhu menyebabkan unsur-unsur dengan titik leleh tinggi berkondensasi menjadi material kecil yang mulai berkumpul.Unsur-unsur seperti besi, nikel dan unsur pembentuk batuan lainnya berevolusi mengitari matahari.Tumbukan berulang-ulang antar material membentuk menjadi objek-objek seukuran asteroid yang disebut planetisimal.
Sekitar puluhan juta tahun setelahnya planetisimal semakin besar dan membentuk planet-planet dalam; Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Selagi material planet-planet bertambah akibat tumbukan, tumbukan debris yang laju tinggi menyebabkan suhu planet naik. Karena suhunya yang meningkat dan medan gravitasinya lemah, planet dalam tidak bisa mengakumulasikan unsur-unsur yang ringan seperti hidrogen dan helium, yang kemudian terhembus ke sisi luar tata surya akibat angin matahari.Bersamaan dengan pembentukan planet-planet dalam, planet-planet luar seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus mulai terbentuk dari unsur-unsur yang lebih ringan.
Selagi proses akumulasi material yang membentuk Bumi, tumbukan debris dengan laju tinggi dan peluruhan unsur radioaktif menyebabkan suhu Bumi meningkat perlahan-lahan. Selama periode pemanasan ini, Bumi menjadi cukup panas sehingga unsur besi dan nikel mulai meleleh. Lelehan ini memproduksi cairan logam yang tenggelam ke pusat planet dan membentuk inti Bumi yang kaya besi dan nikel. Periode awal pemanasan menghasilkan proses diferensiasi unsur-unsur. Pada proses ini terbentuk lautan magma yang mungkin beberapa kilometer dalamnya.
Lelehan unsur dengan massa lebih ringan muncul ke permukaan dan memadat membentuk kerak primitif Bumi. Unsur-unsur batuan ini didominasi oksigen, silikon dan alumunium, dengan sedikit unsur-unsur kalsium, natrium, kalium, besi, dan magnesium.Beberapa unsur logam berat semisal emas, timbal dan uranium yang memiliki titik leleh rendah atau mudah larut berkonsentrasi di pertumbuhan kerak ini. Periode awal segregrasi unsur kimia membangun tiga lapisan dasar dari interior Bumi, yaitu inti bumi, kerak bumi, dan mantel bumi.
Baca Juga : Besaran Pokok dan Turunan
Sebagai konsekuensi proses diferensiasi unsur kimia, sejumlah material berwujud gas terlepas dari interior Bumi dan dengan proses ini atmosfer Bumi perlahan mulai terbentuk. Kapan dan tepatnya bagaimana lempeng terbentuk masih dalam penelitian karena kerak primitive telah hilang tererosi atau karena proses geologi lain. Namun ada kesepakatan hipotesa bahwa kerak bumi terbentuk secara bertahap sekitar 4 milyar tahun yang lalu.
Teknonik Lempeng
Berdasarkan model dari teori lempeng tektonik, lapisan padat terluar bumi (lithosfer) terpecah menjadi beberapa bagian yang disebut lempeng lithosfer, yang selalu bergerak secara kontinyu.Seperti yang ada pada gambar 1.2 tersebut, terdapat 7 lempeng mayor diantaranya; lempeng amerika utara.Amerika selatan, indo-australia, Eurasia.Afrika, dan antartika.
Pergerakan lempeng ini utamanya karena perbedaan distribusi panas di lapisan mantel bumi.Batas-batas lempeng adalah kawasan memiliki aktifitas seismik tinggi, yang terjadi karena pembentukan material kerak baru di sepanjang pematang tengah samudera (mid-oceanic ridge), maupun karena material kerak yang tua tersubduksikan di daerah palung.Dengan demikian, batas lempeng ditentukan oleh aktifitas seismik.Kontak antar lempeng dapat berupa:
- Kontak divergen, yang disebut juga dengan spreading center (pusat pemekaran) dimana lempeng-lempeng ini saling menjauh karena hasil dari proses material upwelling dari mantel membentuk dasar samudera baru. Pembentukan dasar samudera ini terjadi pada kontak lempeng seperi di tengah Samudera Atlantik, pematang timur afrika.
- Kontak konvergen, yang terjadi bila dua lempeng bergerak saling mendekat satu sama lain. Pada kontak konvergen, salah satu lempeng menyusup ke bagian bawah yang lain, yang dalam kasus ini kita sebut subduction zone (zona penunjaman atau zona subduksi).Pada kontak ini dapat pula terjadi dua lempeng saling benturan, yang disebut sebagai collisionzone (zona kolisi).Zona subduksi adalah zona tempat lempeng samudera dikonsumsi, seperti Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa; sedang zona kolisi adalah zona tempat terbentuknya kawasan pegunungan, seperti Pegunungan Himlaya.
- Kontak transform fault, terjadi bila dua lempeng berpapasan satu sama lain dengan tepi-tepi lempeng yang saling menggerus. Gempa bumi sering terjadi di kontak lempeng jenis ini.Contohnya adalah kawasan Sesar San Andreas.
Baca Juga : Makalah Pemanasan Global (Global Warming)
Menurut teori ini, laut baru dapat terbentuk karena pecahnya continental crust.Selanjutnya, cekungan samudera tidak tetap posisi maupun ukurannya, dan samudera dapat mengalami pembukaan dan bertambah luas, seperti Samudera Atlantik; dan dapat pula mengalami penutupan dan bertambah sempit, seperti Samudera Pasifik. Selain itu, teori ini juga menerangkan tentang pembentukan deretan gunung apidan kawasan pegunungan. Pergerakan dan perubahan seluruh lempeng di Bumi mengikuti siklus wilsonyang berlangsung selama jutaan tahun.
Proses Terbentuknya Geothermal
Geothermal secara terminologi berasal dari bahasa yunani, “geo” yang berarti Bumi dan “thermal” yang berarti panas, jadi geothermal adalah panas bumi.Geothermal merupakan sumber daya alam berupa energi panas dari tanah bawah permukaan, panas ini berasal dari dapur magma hasil aktivitas vulkanisme. Sebagian besar panas bumi antara 45% hingga 90% dihasilkan dari proses peluruhan unsur-unsur radioaktif utamanya di lapisan mantel bumi.
Sebagian lainnya panas dihasilkan akibat tumbukan dan tekanan selama pembentukan planet bumi. Panas dilepaskan dari logam berat dari inti bumi. Panas laten dilepaskan oleh inti luar cair. Panas juga mungkin dihasilkan oleh gaya pasut di bumi selama berotasi, karena batu tidak dapat mengalir semudah air, maka batu terkompresi dan terdistorsi, kemudian menghasilkan panas.
Batuan dengan kekentalan tinggi atau lelehan pada suhu antara 650°C hingga 1200°C ditemukan dibatas lempeng tektonik. Kemudian suhu terus meningkat dengan kedalaman, di inti bumi diperkirakan suhu berkisar antara 5650 kelvin.Jumlah energi panas di bumi diperkirakan 1031 Joule.Suhu di permukaan bumi dipengaruhi oleh sinaran matahari dan atmosfer, kecuali untuk daerah seperti mata air panas dan aliran lava.
Dari kedalaman dangkal sekitar 61 meter dibawah permukaan tanah, suhu relatif konstan sekitar 11°C.Di zona antara dekat permukaan hingga 122 meter, suhu bervariasi karena dipengaruhi oleh aktivitas atmosfer dan sirkulasi air tanah.Di bawah zona itu, suhu selalu meningkat dengan bertambahnya kedalaman.Bagaimanapun, tingkat kenaikan suhu dengan kedalaman bervariasi tergantung dengan kondisi tektonik daerah tersebut dan sifat dari batuannya.
Baca Juga : Listrik Dinamis
Sistem Tata Surya
Pengertian tata surya, meliputi bumi yang menjadi tempat para makhluk hidup tinggal ini termasuk ke dalam susunan sistem tata surya pada alam semesta. Tata surya terdiri dari kumpulan benda-benda langit yang tersusun dari sebuah bintang besar yang kita kenal dengan matahari, dan semua benda-benda langit yang dipengaruhi oleh gravitasi matahari tersebut. Benda-benda langit tersebut tersusun mengelilingi matahari dengan sedemikian rupa yang kita sebut sebagai susunan tata surya.
Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:
- Berdasarkan massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
- Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri dari: Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
- Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
- Berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet dapat dibedakan atas dua macam planet, yaitu sebagai berikut:
Planet Dalam (Interior Planet)
Planet Dalam yaitu Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah Planet Merkurius dan Venus.
Planet Merkurius dan Venus mempunyai kecepatan beredar mengelilingi Matahari berbeda-beda, sehingga letak atau kedudukan planet tersebut bila dilihat dari Bumi akan berubah-ubah pula. Sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu Planet disebut Elongasi. Besarnya sudut Elongasi yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara 0 -28 derajat, sedangkan sudut Elongasi Bumi-matahari-Venus adalah 0 – 50 derajat.
Planet Luar (Eksterior Planet)
Planet Luar yaitu Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Termasuk ke dalam kelompok Planet Luar adalah Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari Bumi, sudut Elongasi kelompok Planet Luar berkisar antara 0 -180 derajat. Bila Elongasi salah satu Planet mencapai 180 derajat hal ini berarti Planet tersebut sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu kedudukan suatu Planet berlawanan arah dengan posisi Matahari dilihat dari Bumi. Pada saat oposisi, berarti Planet tersebut berada pada jarak paling dekat dengan Bumi.
Planet Merkurius
Merkurius merupakan Planet paling dekat dengan Matahari, jarak rata-ratanya hanya sekitar 57,8 juta km. Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat panas (mencapai 4000C), sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai -2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat besar disebabkan Planet ini tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran paling kecil, garis tengahnya hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan (diameter 3.476 km). Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong) dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode rotasinya sekitar 59 hari.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat Celcius).
Baca Juga : Kromatografi Adalah
Planet Venus
Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km, sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil yang sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Venus sering disebut sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus berada pada posisi elongasi barat dan bintang senja pada waktu elongasi timur. Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari.
Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat, sehingga pada siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer. Diameter planet Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah sesuai jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
Planet Bumi (The Earth)
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar 365,25 hari, dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Planet bumi mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Planet Venus.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer.
Planet Mars
Mars merupakan planet luar (eksterior planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali yaitu pada kedudukan oposisi. Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta km dari bumi, sehingga merupakan satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati dari bumi dengan mempergunakan teleskop, sedangkan planet lain terlalu sulit diamati karena diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain jaraknya yang terlalu jauh.
Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.
Planet Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya, diameter sekitar 142.600 km, terdiri atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hidrogen dan helium. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan sangat cepat yakni sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9 tahun. Planet Jupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling banyak yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar yaitu Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
Yupiter memiliki cincin yang sangat tipis ,berwarna hampir sama dengan atmosfernya dan sedikit memantulkan cahaya matahari. Cincin Yupiter terbentuk atas materi yang gelap kemerah-merahan. Materi pembentuknya bukanlah dari es seperti Saturnus melainkan ialah batuan dan pecahan-pecahan debu. Setelah diteliti, cincin Yupiter merupakan hasil dari gagal terbentuknya satelit Yupiter.
Planet Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar 120.200 km, periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini mempunyai tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar (diameter 273.600 km),
Cincin Tengah (diameter 152.000 km), dan Cincin Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan permukaan Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
Planet Uranus
Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada planet ini searah dengan arah datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet inipun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin, ketebalan cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.
Planet Neptunus
Neptunus merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya paling jauh dari matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km. Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid. Planet Neptunus mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam yang mempunyai lebar sekitar 15 km.Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid dan Larissa.
DAFTAR PUSTAKA
Lutgens, Frederick K dkk. 2012. Essentials of Geology: 11th Edition. Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Pakuan University Press
http://en.wikipedia.org/wiki/geothermal_gradient (diakses pada tanggal 25 Februari 2017 pada pukul 19:22 WIB)
http://encyclopedia.com/earth-and-environment/ecology-and-environmentalism/enviromental-studies/geothermal-gradient
Sekian penjelasan artikel diatas tentang Planet Bumi – Pengertian, Bentuk, Ciri, Jarak, Kecepatan & Gambar semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendidikan.Com