Plasma Darah

Diposting pada

Pengertian Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdsiri darai dua bagian, yakni bahan interseluler dan sejumlah bahan organik. Volume dari darah secara keseluruhan sekitar satu perdua belas dari berat badan atu lima liter, 55 persennya adalah cairan, sedangkan sisanya adalah sel darah. Plasma darah terdiri dari :


  • Air : 91 %

  • Protein : 8 % (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen)

  • Mineral : 0,9 % (natrium khlorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi)

  • Gas (Oksigen dan Karbondioksida)

  • Hormon-hormon

  • Enzim dan Antigen

Sejumlah bahan organic (glucose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol dan asam amino).

Volume darah konstan jika tubuh dakam keadaan sehat da diatur oleh tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan dalam jaringan sampai batas tertentu.

Plasma-Darah


Darah adalah cairan yang berisi sejumlah sel yang beredar dalam sistem pembuluh darah. Darah terdiri dari unsur padat yaitu butir darah merah, sel darah putih, dan trombositnya yang terdapat dalam medium cair yaitu plasma (Harrow B et al, 1962).


Plasma terdiri dari air, elektrolit metabolit, zat makanan dan hormon. Bagian bagian padat dari plasma adalah sekitar 8 % sampai 9 %. Protein plasma merupakan bagian utama zat padat cairan plasma, yaitu sekitar 6 % sapai 8 %, sehingga nilai berat jenis plasma berhubungan erat dengan total protein yang terkandung didalamnya. Jumlah total protein plasma dapat diperkirakan apabila berat jenis plasma sudah diukur (kleiner is et al, 1962).


Berat jenis plasma dapat diukur dengan menggunakan satu seri larutan CUSO4 yang telah ditentukan berat jenisnya lebih dahulu ( modifikasi dari metode Hammerschlag). Johan A et al, (1991) melaporkan bahwa dengan uji statistik, nilai total protein plasma dari 2 mahasiswa kebidanan yang diukur berdasarkan nilai berat jenis plasma tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p) 0,05) dengan nilai total protein plasma berdasarkan pengukuran fotometrik metode biuret.


Baca Juga :  Pernapasan Dada Dan Perut


Pengertian Plasma Darah

Plasma darah adalah sebuah bagian darah yang berupa cairan yang tersusun dari beberapa komponen dan berwarna kekuningan. Sebagain besar volume darah pada manusia berupa plasma darah yakni sekitar 55 % dari volume totalnya yaitu 91 % bagian dari plasma darah berupa air, dan sisianya berupa sari-sari makanan, garam-garam mineral, sisa-sisa metabolisme dan 7 % berupa protein darah. Plasma darah ini tersusun oleh beberapa unsur yang diantaranya sebagai berikut :

Gambar-plasma-darah


Unsur Plasma Darah Dan Fungsi

  • Air

    Unsur air yang berfungsi melarutkan zat-zat yang terlarut dalam plasma darah seperti glukosa yang digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai sumber energi, asam amino serta ion-ion lain ( natium dan kalor ).

  • Protein

    Merupakan molekul penyusun plasma darah yang keberadaannya sekitar 7 % molekul protein terdiri atas :

    1. Albumin berfungsi untuk mengatur volume darah, menjaga keseimbangan pH dalam darah, serta menjaga keseimbangan kadar air dalam darah, serum albumin keberadaannya dalam plasma darah sekitar 4 %.
    2. Globulin yang berfungsi mengatur peredaran lemak, vitamin dan hormon dalam tubuh serta menghasilkan protombin dan zat antibodi sebagai sistem kekebalan tubuh.
    3. Fibrinogen yang berfungsi untuk menghentikan peredaran jika terjadi luka dengan cara membekukan darah.

  • Serum Plasma Darah

    Berfungsi sebagai antibodi.

  • Opisimin

    Berfungsi untuk menompang tugas leukosit untuk mematikan mikroorganisme asing yang masuk kedalam tubuh ( sifat fagosit ).

  • Antitoksin

    Berfungsi untuk menetralisir toksin ( racun ) yang masuk ke dalam tubuh dengan cara bergabung dengan toksin yang dihasilkan bakteri sehingga toksin itu tidak berbahaya.

  • Garam-Garam Mineral ( NaCi, KCI serta garam-garam fosfat )

    Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan darah, menjaga pH darah serta mengaturdaya serap membran sel.

  • Hormon

    Berperan dalam merangsang serta meningkatkan fungsi kerja alat-alat tubuh.

  • Karbondioksida

    Merupakan hasil respirasi sel yang harus dibuah keluar tubuh.

  • Sampah Nitrogen

    Merupakan hasil metabolisme yang akan dibuang melalui urine yang diekskresikan oleh ginjal.


Baca Juga : Proses Metamorfosis Pada Belalang


Jenis Di Dalam Plasma Darah

Didalam plasma darah juga terdapat beberapa jenis zat antibodi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melindungi tubuh dari penyakit, antibodi tersebut dapat bekerja melalui berbagai jenis yakni menyerang langsung penyebab penyakit yang masuk ke tubuh atau merusak penyabab penyakit yang masuk ke tubuh dengan mengaktifkan sistem komplemen.

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh antibodi untuk melemahkan penyakit atau patogen yang masuk ke tubuh yang diantaranya ialah aglutinasi, presipitasi, netralisasi dan lisis.

  • Aglutinasi

    Proses penyatuan atau pengumpulan sel atau bakteri yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan serum kekebalan yang bersangkutan.

  • Presipitasi

    Merupakan proses pengedapan antigen yang diawali dengan terbentuknya molekul besar yang terletak diantara antigen yang terlarut.

  • Precipitin

    Zat antibodi yang berfungsi untuk mengumpulkan antigen.

  • Lisin

    Zat antibodi yang berfungsi untuk menguraikan antigen.

  • Antitoksin

    Zat antibodi yang berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk kedalam tubuh.


Fungsi Darah

Darah dalam tubuh mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

  1. Bekerja sebagai sistem transport dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen da nzat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fingsi normalnya dapat dijalankan, dan menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan yang lain.

  2. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari karbod dioksida.

  3. Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan karena berakan fagisitosis dari bebrapa sel maka melndungi tubuh terhadap serangan bakteri.

  4. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan : menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuhmenerima makanannya. Merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ exkretorik untuk dibuang.

  5. Hormon dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantaraan darah.


Baca Juga : Organel Sel


Susunan Sel Darah

Sel darah terdiri atas tiga jenis yakni sebagai berikut :

  • Sel Darah Merah atau Eritrosit

Berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang jika dilihat dari samping. Berwarna kuning tua pucat jika dilihat satu per satu, namun berwarna merah jika dilihat dalam jumlah besar dan inilah yang memberi warna merah pada darah strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Jmlah hemoglobin dalam sel darah merah adalah kira-kira 15 gram setisp 100 ml darah.


Sel darah merah dibentuk alam sum-sum tulang terutama dai tulang pendek, pipih dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung pipa dan sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Perkembangan sel darah merah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap yakni :


  1. Mula-mula besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada hemoglobin.

  2. Mulai diiisi oleh hemoglobin.

  3. Kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.

Rata-rata panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati bila terjadi pendarahan maka sel darah merah dan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen akan hilang.


  • Sel Darah Putih atau Lekosit

Bentuknya lebih besar daripada sel darah merah, nam,un jumlahnya lebih sedikit daripada sel darah merah. Rupanya bening dan tidak berwarna. Terdapat 6.000 sampai 10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih dalam setiap millimeter.hampir 70 persen dari jumlah sel darah pitih merupakan granulosit atau sel polimorfonuklear.


Terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini berisi sebuah nucleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya berbulur, karena inilah disebut sel berbulir atau granulosit. Sel darah putih dikenal menurut sifatnya dalam pewarnaan yakni :

  • Sel netrofil

Paling banyak dijumpai. Sel golongan inimewarnai dirinya dengan pewarna netral, atau campuran pewarna asam dan basa, dan tampak berwarna ungu.

  • Sel eonisofil

Hanya sedikit dijumpai. Sel ini menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah.

  • Sel basofil

Menyerap pewarna basa dan menjadi biru.

  • Limfosit

Membentuk 25 persen dari seluruh jumlah sel darah putih sel ini tidak memiliki gerak seperti amuba. Sel ini dibagi lagi dalam bentuk sel besar dan kecil.


Baca Juga : Kromosom Adalah


Dengan kekuatan amubodinya sel darah putih dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh tubuh, sehingga dengan cara ini sel darah putih dapat :

  • Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera.

  • Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya.

  • Menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan kayu, benang jahitan (catgut) dsb dengan cara yang sama.

  • Sebagai tambahan granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.

  • Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhan dimungkinkan.


  • Butir Pembeku atau Trombosit

Sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap millimeter kubik darah. Peranannya penting dalam penggumpalan darah. Penggumpalan (koagulasi) darahdipercepat oleh :

  1. Panas yang sedikit lebih tinggi dari suhu badan.

  2. Kontak dengan bahan kasar seperti pinggiran yang kasar dari pembuluh darah yang rusak.

  3. Dingin.Kalau disimpan dalam tabung berlapis lilin di sebelah dalamnya, sebab darah memerlukan kontak dengan permukaan yang dapat menjadi basah oleh air sebelum dapat bergumpal, sedangkan paraffin tidak memiliki permukaanyang dapat basah oleh air.

  4. Dengan ditambah kalium sitrat atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam kalsium yang dalam keadaan normal ada.


Proses Pembekuan Darah

Hemostasis dan koagulasi merupakan serangkaian kompleks reaksi yang menyebabkan pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cedera. Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan proses yang amat kompleks, berlangsung terus menerus dalam mencegah kehilangan darah secara spontan, serta menghentikan pendarahan akibat kerusakan sistem pembuluh darah. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit  (platelet) serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.


Pada hemostasis primer terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Vasokonstriksi merupakan respon segera terhadap cedera, yang diikuti dengan adhesi trombosit pada kolagen pada dinding pembuluh yang terpajan dengan cedera dengan perantara faktor von Willbrand. Trombosit yang teraktivasi menyebabkan reseptor trombosit Gp IIb/IIIa siap menerima ligan fibrinogen dan terjadi agregasi trombosit dan membentuk plak trombosit yang menutup luka/truma . Proses ini kemudian diikuti proses hemostasis sekunder yang ditandai dengan aktivasi koagulasi melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik. (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia : 2007).


Baca Juga : Jaringan Sklerenkim


Lintasan instrinsik dimulai dengan fase kontak dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, faktor XII dan faktor XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negatif. Kalau komponen dalam fase kontak terkait pada permukaan pengaktif, faktor XII akan diaktifkan menjadi faktor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein.


Begitu faktor XIIa mengaktifkan faktor XI menjadi XIa dan juga melepaskan bradikinin dari kininogen dengan berat molekul tinggi. Faktor XIa dengan adanya ion Ca2+ mengakitfkan faktor IX menjadi enzim serin protease, yaitu faktor IXa. Faktor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam faktor X untuk menghaasilkan faktor Xa. Reaksi belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan komplek tenase, pada permukaan trombosit aktif, yaitu : Ca2+ dan faktor VIIIa disamping faktor IXa dan faktor X. Faktor VIII diaktifkan oleh trombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk faktor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh trombin dalam proses pemecahan selanjutnya.


Lintasan ekstrinsik melibatkan faktor jaringan, faktor VII, X serta Ca2+ dan meghasilkan faktor Xa. Faktor jaringan berinteraksi dengan faktor VII dan mengaktifkannya. Faktor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk faktor VIIa untuk mengaktifkan faktor X. Pada lintasan terakhir yang sama, faktor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsik dan ekstrinsik, akan mengaktifkan protombin menjadi trombin yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Pengaktifan protombin terjadi pada permukaan trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompleks proetombinase yang terdiri atas fosfolipid anionik platelet, Ca2+, faktor Va, faktor Xa dan protombin.


Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, trombin juga mengubah faktor XIII menjadi faktor XIIa. Faktor ini merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silang secara kovalen antar molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptida antara gugus amida residu glutamin dan gugus ε mino residu lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang lebih stabil dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis. (Murray: 2003)


Gangguan Pembekuan Darah

Pembekuan darah adalah cara tubuh untuk menghentikan kehilangan darah. Ketika seseorang mendapat luka di tubuh dengan pisau atau benda tajam lainnya, pembuluh darah pecah dan darah mengalir keluar. Pembuluh darah bisa berupa arteri atau vena. Jika arteri telah dipotong, darah mengalir keluar lebih kuat dan lebih cepat sebagai tekanan datang langsung dari hati, tetapi jika itu pembuluh darah maka darah tumpah keluar lambat. Hidung manusia adalah salah satu dari beberapa bagian tubuh kita yang memiliki banyak saraf dan pembuluh darah. Hal ini terkena kotoran dan polutan itulah mengapa menghasilkan lendir untuk menyaring polutan sebelum mereka mencapai saluran udara dan paru-paru.


Sebuah luka kecil adalah bentuk-bentuk sesuatu seperti simpul di sekitarnya. Darah akan terkena udara sehingga mendapat tebal dan mengering. Ini memiliki tujuan ganda, perangkap simpul sel-sel darah dari bocor keluar dan pada saat yang sama juga mencegah partikel lainnya dari campuran ke dalam aliran darah. Hidung berdarah yang berlangsung selama menit dapat disebabkan oleh sesuatu yang lebih dari menyendok booger. Alasan itu berdarah karena pembuluh darah di dalam telah pecah melalui kulit rusak. Kekeringan di dalam dapat menyebabkan kulit untuk istirahat.


Bekuan darah terdiri dari trombosit yang luka dengan simpul fibrin. Jika darah gumpalan di dalam tubuh maka sangat berbahaya dan perlu mendapat perhatian serius dokter. Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Plasma hampir seluruhnya terdiri dari 95% air dan sisanya terdiri dari garam dan zat terlarut lainnya.


Cedera hidung dapat disebabkan oleh banyak faktor termasuk pembengkakan hidung dari pilek dan alergi rhinitis seperti. Dinginnya di udara selama musim dingin juga dapat mengeringkan lapisan lendir di saluran napas hidung. Anak-anak kecil mungkin benda kecil menempel di hidung mereka, sementara orang tua mungkin akan mengalami infeksi, tekanan darah gangguan darah tinggi, pembekuan dan mereka mungkin akan mengambil obat yang mengganggu pembekuan darah.


Baca Juga : Siklus Hidrologi (Daur Air)


Selama proses kimia pembekuan darah, pembuluh darah yang rusak mengeluarkan enzim yang disebut thrombokinase. Ini bertindak pada protein yang ditemukan dalam aliran darah dan mengubahnya menjadi trombin. Ini tidak dapat terjadi tanpa ion kalsium. Trombin membuat mesh sekitar memotong dan ada juga jejak-jejak mineral dan vitamin di sekitar luka terutama vitamin K.


Jika seseorang mendapat mimisan, metode untuk menghentikan adalah untuk duduk dan bersandar sedikit ke depan. Menjaga kepala di atas jantung akan membuat hidung berdarah kurang. Dengan bersandar ke depan, darah akan mengalir keluar dari hidung bukan di bagian belakang tenggorokan. Dalam hal salah satu bersandar, darah mungkin tertelan.


Hal ini dapat mengakibatkan mual, muntah dan diare. Ibu jari dan jari telunjuk dapat digunakan untuk menekan bersamaan dengan lebut pada hidung Anda. Namun, jika pendarahan tidak berhenti sendiri atau dengan tekanan diterapkan, maka dokter harus dikonsultasikan. Bekuan darah dapat berbahaya jika itu blok aliran darah di vena atau arteri. Penyumbatan ini disebut trombus dan jika blok arteri bisa menyebabkan serangan jantung. Trombus kali hasil dalam kanker atau benar-benar fatal. Bekuan adalah pengingat bahwa pertahanan alami tubuh bekerja dengan baik.


Protein Plasma

Plasma merupakan komponen cairan dari darah yang mengandung fibrinogen terlarut. Setelah aktivasi oleh enzim plasmin, terbentuklah gumpalan fibrin. Sesudah gumpalan ini disingkirkan, sisa yang tertinggal disebut serum. Plasma terdiri untuk sebagian besar dari air dengan terlarut dalam zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin (alfa-, beta-, gamma-), albumin dan faktor pembekuan darah.


Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapi sel


Protein plasma memiliki fungsi yang sangat luas, Beberapa Fungsi dari Protein Plasma antara lain:

  • Sebagai protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma
  • Menerima isyarat (signal) hormonal
  • Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya.

Protein membran plasma juga berfungsi sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler. Molekul-molekul  protein permukaan luar memberikan ciri-ciri individual tiap sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan differensiasi sel.


Jenis-jenis Protein Plasma

  • Albumin

Albumin berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotic darah, Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60% tetepi ukuranya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah. Keberadaannya dalam plasma menciptakan kekuatan osmotik yang mempertahankan volume cairan dalam ruang vaskuler. Suatu prediktor yang sangat kuat kesehatan; albumin rendah adalah tanda kesehatan yang buruk dan prediktor hasil yang buruk.


Baca Juga : 3 Bagian-Bagian Telinga


Optimal Range: 4.5-5.0 g/100ml Optimal Range: 4,5-5,0 g/100ml tingkat Albumin mungkin meningkat dalam:

  • actual Dehidrasi – aktual
  • Gagal Jantung
  • Miskin pemanfaatan protein
  • kelebihan glukokortikoid
  • Bawaan

Tingkat Albumin mungkin akan menurun dalam:

  1. Dehidrasi

  2. Hypothyroidism

  3. Melemahkan penyakit kronis (ex: RA)

  4. Protein defisiensi

    • Pengenceran oleh kelebihan H 2 O (banyak minum air juga, yang disebut “polidipsia,” atau administrasi kelebihan cairan IV)

    • Ginjal kerugian (Nefrotik Syndrome)

    • Protein kehilangan-enteropati (protein yang hilang dari saluran cerna selama diare)

    • Kerugian kulit (luka bakar, dermatitis exfoliative)

    • Hati disfungsi (tubuh tidak mensintesis albumin cukup dan menunjukkan fungsi hati miskin sangat)

  • Globulin

Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Glubolin disusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989) menambahkan bahwa dengan ultrasentrifugasi ditemukan protein utama golongan 2S, 7S, 11S dan 15S.


Fraksi terbesar adalah globulin 7S yang merupakan glikoprotein. Protein globulin dapat mencapai 70% dari total protein. Fraksi 11S sampai sekarang baru dikenal sebagai protein tunggal sedangkan frakti 15S belum dapat diidentifikasikan senyawa penyusunnya. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.


Globulin adalah protein yang termasuk gamma globulin (antibodi) dan berbagai enzim dan / carrier protein transpor. Profil spesifik dari globulin ditentukan oleh elektroforesis protein (SPEP), yang memisahkan protein berdasarkan ukuran dan biaya. Ada empat kelompok utama yang dapat diidentifikasi: gamma globulin, globulin beta, alfa-2 globulin, dan 1 alfa-globulin. Setelah kelompok normal telah diidentifikasi, penelitian lebih lanjut dapat menentukan kelebihan protein tertentu atau defisit.


Karena fraksi gamma biasanya membentuk bagian terbesar dari globulin, kekurangan antibodi harus selalu muncul di pikiran ketika tingkat globulin rendah. Antibodi diproduksi oleh limfosit B matang yang disebut sel plasma, sedangkan sebagian besar protein lain dalam alfa dan beta fraksi dibuat dalam hati. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.


  1. Alfa dan beta globulin disentisas dihati. Dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid. Beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainya.

  2. Gamma globulin (imunoglobin) adalah antibodi. Ada lima jenis imunoglobin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas.


Tingkat globulin mungkin meningkat dalam:

  • Kronis infeksi (parasit, beberapa kasus infeksi virus dan bakteri)

  • Penyakit hati (sirosis bilier, ikterus obstruktif)

  • Carcinoid sindrom

  • Rheumatoid arthritis

  • Ulcerative colitis Colitis

  • Beberapa myelomas, leukemia,’s macroglobulinemia Waldenstrom

  • sistemik lupus, penyakit kolagen

  • Ginjal disfungsi (Nephrosis)


Tingkat globulin serum dapat menurun dalam:

  1. Nephrosis (Suatu Kondisi di mana ginjal tidak menyaring protein dari darah dan kebocoran ke urin)

  2. Alpha-1 antitrypsin Defisiensi (Emfisema)

  3. anemia Anemia hemolitik akut

  4. Disfungsi hati


  • Fibrinogen

Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disentesis dihati dan merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.


Baca Juga : Jaringan Saraf – Pengertian, Jenis, Fungsi, Contoh Dan Gambarnya


Fibrinogen adalah protein yang memainkan peran penting dalam pembekuan darah. Fibrinogen adalah koagulan, lengket berserat dalam darah yang muncul secara signifikan meningkatkan risiko mengalami salah satu penyebab utama kematian dan cacat – stroke. Analisis skala EUROSTROKE proyek-besar (J Epidemiol Community Health 2002; 56 (Suppl I): i14-i18) menunjukkan bahwa “fibrinogen merupakan prediktor kuat stroke” – termasuk stroke fatal dan nonfatal, stroke pertama kalinya, dan hemoragik dan iskemik stroke.


Membagi populasi ke dalam empat kelompok (kuartil) berdasarkan tingkat fibrinogen mereka, peneliti memperkirakan bahwa risiko stroke meningkat hampir 50% untuk masing-masing kuartil naik. dividu yang tingkat fibrinogen berada di kuartil tertinggi hampir tujuh kali lebih mungkin untuk menderita stroke hemoragik, dan lebih dari dua kali lebih mungkin meninggal dari stroke.


Peranan Fibrinogen Dalam koagulasi Fibrinogen (faktor pembekuan I) disintesis di hati dan memainkan peran penting dalam proses hemostatik.. Fibrinogen mempromosikan agregasi platelet dengan merangsang penggumpalan platelet. fibrinogen larut juga diubah menjadi fibrin tidak larut, yang adalah cross-linked untuk membentuk jaringan mesh-suka. Perangkap fibrin mesh sel darah merah dan trombosit dan akhirnya membentuk bekuan darah stabil.


Jaring fibrin bertanggung jawab untuk:

  • Memberikan kekuatan tarik

  • Memastikan stabilitas steker platelet awalnya longgar

  • Mekanis menghambat kehilangan darah pada situs dari cedera pembuluh darah

  • Memberikan struktur pada dinding pembuluh.


Batas normal protein plasma

O2 masuk tubuh lewat paru, berguna untuk oksidasi atau membakar molekul organik untuk menghasilkan energi. CO2 ampas oksidasi, sebagian besar dibuang dari tubuh lewat paru lagi. Mineral berasal dari tanah. Protein selain mengandung C, H, dan O, juga N; sesewaktu juga S dan P. Huruf-huruf besar ini singkatan nama atom unsur kimia: O = oksigen (zat asam), H = hidrogen (zat air), C = carbon (karbon, zat arang), N = nitrogen (zat lemas), S = sulfur (zat belerang), dan P = phosphorus (fosfor). Atom-atom itu bergabung membentuk molekul.


Penggabungan berlangsung lewat perjabatan atau perikanan lengan, diberi tanda dengan garis pendek Ada protein yang tidak lengkap mengandung segala macam asam amino, ada pula yang lengkap. Dari yang 20 macam itu ada 10 macam yang bisa dibikin dalam sel, berbahankan asam amino yang 10 macam. Yang 10 macam lain tidak bisa dibikin sel hewan, disebut asam amino penting atau esensil : valin, leusin, isoleusin, lisin, fenilalamin, arginin, histidin, treonin, triptofan, dan metionin.


Suatu molekul protein terdiri dari untaian banyak asam amino, jumlahnya bisa ratusan sampai ribuan. Ada protein yang asam amino beruntai ke samping, sehingga membentuk cabang. BM suatu protein belasan sampai ratusan ribu. Protein yang tergolong paling besar ialah globulin, dengan BM = 920.000. Jika protein dipecah atau dicernakan, terbentuk suatu hasil antara yang disebut peptida. Peptida dibina atas beberapa asam amino. Dua asam amino beruntai disebut dipeptida, tiga beruntai disebut tripeptida. Jika beruntaian banyak disebut polipeptida. Ada bagian atau organel sel berupa protein, ada dalam bentuk peptida.


Tulang rawan memiliki bahan dasar khondrin, juga protein. Hormon banyak yang protein, peptida, atau ubahan salah satu asam amino. Enzim adalah biokatalisator dan itu adalah protein juga. Protein dibagi atas dua golongan: 1) sederhana; 2) gabungan. Yang sederhana jika diuraikan oleh suatu enzim akan pecah jadi asam amino saja. Yang gabungan terdiri dari gabungan protein dengan bahan organik lain.


PROTEIN gabungan yang kompleks ialah seperti hemoglobin,lipoprotein, dan glikoprotein. Hemoglobin (Hb) adalah pigmen pernapasan dalam eritrosit, berguna untuk mengikat oksigen dalam paru. Pigmen ini mengandung unsur besi (Fe), yang membuat eritrosit dan darah keseluruhan jadi berwarna merah.


Dalam sel tubuh kita protein dibikin dari monomer asam amino. Asam amino yang 20 macam itu tersimpan dalam sitoplasma, yang sewaktu akan bergabung membentuk untaian jika dari inti datang perintah untuk menyintesa sejenis protein. Asam amino dalam sitoplasma itu dibawa darah dari usus, sebagai hasil pencernaan protein dalam bahan makanan. Asalnya protein makanan itu diproduksi oleh tumbuhan.


Meski asam amino berasal dari tumbuhan, tetapi protein yang disentesa hewan beda dengan tumbuhan. Waktu embrio awal, yaitu sampai tingkat morula, semua sel membikin semua macam protein dan bahan organik lain. Ketika embrio telah mengalami diferensiasi, lalu terbentuk berbagai jaringan, maka tiap sel dari setiap jaringan menyintesa protein khusus, yang jadi sisi jaringan bersangkutan.


Meski macam protein sama pada semua individu suatu species, namun antara berbagai individu species bersangkutan terdapat perbedaan kecil atau variasi ultrastruktur setiap macam protein. Itu terjadi karena kalau beda individu bervariasi pula susunan nukleotida DNA gen-gennya. Karena itu beda individu beda pula struktur halus proteinnya.


Sudah pernah dibicarakan bahwa membran sel, yaitu yang menjadi selaput setiap sel dan juga menyelaputi banyak organel dalam sel, dibina atas dua lapis lemak, dan ditunjang oleh banyak molekul protein. Banyak di antara protein membran itu yang bertindak sebagai penerima atau reseptor bagi berbagai zat untuk bisa dibawa masuk ke dalam sel. Ada juga sebagai pengenal sel tetangga atau bahan yang datang dari luar tubuh, disebut protein pengenal.


Protein pengenal akan mengenal sel atau bahan yang berasal dari tubuh sendiri (self), dan yang bukan dari tubuh sendiri (nonself). Protein pengenal kecocokan jaringan disebut HLA (human leukocyte antigen). Jika bahan itu nonself berarti protein pengenal atau HLA-nya tidak cocok atau tidak sama dengan protein pengenal pada membran sel tuan rumah. Protein pengenal bahan asing itu dianggap sebagai antigen, dan terhadapnya lekosit tuan rumah terangsang untuk menghasilkan antibodi dan lekosit yang terangsang untuk meracun dan merusak bahan asing.


  • Perubahan protein plasma pada keadaan patologi pada penyakit tertentu

Gagal Jantung merupakan sindrom klinis yang kompleks dengan gejala-gejala yang tipikal dari sesak napas (dispneu) dari mudah lelah (fatigue) yang dihubungkan dengan kerusakan fungsi maupun struktur dari jantung yang menggangu kemampuan ventrikel untuk mengisi dan mengeluarkan darah ke sirkulasi. Gagal jantung umumnya didapatkan pada populasi usia tua, serta pada orang-orang yang selamat dari infrak miokard dengan kerusakan otot jantung persisten.


Entitas gagal jantung mudah sekali diketahui oleh dokter yang berpengalaman, dapat ditemukan di komunitas masyarakat dan pengobatan yang tepat dapat mengurangi morbiditas dan mortalitasnya. Walaupun biomelekuler dan fisiologi yang terintergrasi dengan gagal jantung masih belum dapat dipahami, beberapa konsep dan prinsip patofiologi telah berkembang dalam satu dekade terakhir ini.


Kunci utama gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk bekerja sebagai pompa. Respon-respon tubuh berupa respon adaptif sekunder tetap mempertahankan fungsi sirkulasi jangka pendek, tetapi kemudian akan menjadi maladaptif dan menjadi gagal jantung kronis. Respon-respon adaptasi pada gagal jantung ini terjadi pada sirkulasi perifer, ginjal maupun otot jantung. Perubahan ini mengakibatkan timbulnya sindrom klinis gagal jantung. Pemahaman bagaimana perubahan ini terjadi menghasilkan pandangan dalam patofisiologi gagal jantung.


Demikianlah pembahasan mengenai Plasma Darah – Pengertian, Fungsi, Jenis, Komponen, Gambar, Ciri semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂