Rasi Bintang

Benda langit di jagat raya ini jumlahnya banyak sekali. Ada yang dapat memancarkan cahaya sendiri ada juga yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari benda lain. Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri (sumber cahaya). Bukan hanya sekedar itu bintang terdefinisikan, melainkan bintang merupakan bola raksasa yang mampu menghasilkan energi radiasi melalui reaksi di pusat (Tjasyono HK, 2013).

Pengertian Bintang

Baca Cepat  tampilkan 

Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya, ada benda langit yang bisa menghasilkan cahaya sendiri, ada juga benda langit yang menerima cahaya dari benda langit lain kemudian mematulkan cahaya tersebut.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Arkeologi adalah

Nah secara umum biasanya istilah bintang hanya dipakai untuk benda langit yang menghasilkan cahaya sendiri. Bintang merupakan semua objek bermassa antara 0,08 sampai 200 massa matahari yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir, bintang yang terdekat dengan bumi ialah matahari.

Sejarah Kuno Bintang

Ribuan tahun yang lalu sejak zaman Mesir kuno, ilmu perbintangan telah dikenal di masyarakat, walaupun masih dalam kepercayaan tahayul dan mitos- mitos. Konsep masyarakat Mesir kuno tentang matahari, bulan, dan bintang- bintang masih sederhana dan keliru. Bumi masih dianggap sebagai pusat dari peredaran matahari, bulan dan bintang-bintang.

Formasi bintang-bintang tertentu yang berbentuk gambaran hewan atau lainnya (yang kemudian disebut rasi bintang) dijadikan ramalan penasiban, bahkan bintang-bintang yang terang dan menarik perhatian orang akan diartikan sebagai petunjuk lahirnya pemimpin dunia.

Warisan peradaban kuno itu sampai sekarang masih tersisa. Misalnya meramal nasib berdasarkan tanggal dan bulan kelahiran seseorang, yaitu yang disesuaikan dengan munculnya rasi bintang tertentu ketika seseorang dilahirkan. Rasi bintang yang digunakan untuk meramal biasanya rasi bintang zodiak. Zodiak adalah 12 rasi bintang sepanjang ekliptika membentuk gelang melingkari garis edar bumi mengelilingi matahari.

Dua belas rasi bintang itu sudah kita kenal yaitu, Capricornus, Pisces, Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo Libra, Scorpio dan Sagitarius. Pada awal tahun 2007, rasi zodiac ditambah satu lagi yaitu rasi Ophiuchus (pawang ular) yaitu muncul pada 29 November samapi dengan 18 Desember.

Selain zodiac, terdapat pula rasi bintang yang lainnya yang sangat terkenal seperti rasi crux yang terkenal sebagai rasi salib atau di Jawa dikenal dengan nama gubuk menceng. Rasi ini berada yang terletak di belahan langit selatan. Jika orang dalam perjalanan kehilangan arah di malam hari, dapat melihat kedudukan rasi bintang ini. Bentuk rasi ini seperti laying-layang. Untuk menentukan titik selatan caranya dengan menarik garis lurus binatng yang paling atas kea rah bumi melalui bintang yang paling bawah. Ujung garis dan seterusnya adalah titik selatan yang sesungguhnya.

Namun jika berada di belahan bumi utara, di sebagian tempat tidak akan melihat rasi bintang gubuk menceng karena bumi berbentuk bulat. Sebagai gantinya di belahan bumi utara dapat memperhatikan rasi bintang ursa minor atau bahasa lainnya juga disebut dengan biduk besar atau beruang besar. Pada ujung ursa minor terdapat bintang Polaris. Seandainya ada orang berdiri di titik kutub utara bumi dan menengadah di langit maka tepat di atas ubun-ubunnya ada bintang Polaris.

Rasi orion waluku dapat dilihat di sebelah barat, tengah dan timur. Kedudukan rasi ini dugunakan petani sebagai pentujuk waktu bercocok taman. Bila orion terbit maka menandakan waktunya bercocok tanam. Bila terbenam maka menandakan musim hujan lebat.

Rasi kala atau scorpio menyerupai bentuk kalajengking. Rasi ini dapat digunakan untuk menunjukkan arah tenggara (Yani, 2009).

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Penjelasan Matahari Beserta Suhu, Perputaran Dan Manfaatnya

Ciri-Ciri Bintang

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri bintang, terdiri atas:

  1. Diameter Bintang

Karena jaraknya yang luar biasa jauh dari matahari semua bintang “kecuali matahari yang jaraknya paling dekat”, tampak seperti titik-titik kecil apabila dilihat dari bumi dengan mata telanjang. Tetapi ukuran sebenarnya dari bintang sangatlah beragam, ada bintang yang ukurannya hanya 20-40 km, ada pula yang ukurannya mencapai 900 juta km.

  1. Kinematika “Pergerakan” Bintang

Pengamatan kinematika bintang biasanya dinilai dengan kecepatan radialnya menuju atau menjauhi matahari dan pergeserannya secara melintang, melalui informasi ini maka ilmuan dapat mengetahui asal mula, umur, bahkan struktur dan evolusi bintang dan galaksi di sekitarnya.

  1. Komposisi Bintang

Bintang bintang yang ada digalaksi kita massanya terdiri dari sekitar 71% hidrogen dan 27% helium serta sisanya biasa ialah molekul yang lebih berat. Karena unsur-unsur berat terus bertambah di awan molekul “tempat terbentuknya bintang”, maka unsur yang dimiliki suatu bintang menjadi faktor penting untuk mengetahui umur bintang tersebut, selain itu unsur yang dimiliki suatu bintang dapat memberikan informasi tentang sistem planet pada bintang tersebut.

  1. Massa Bintang

Massa dari bintang juga sangat bervariasi yang pasti suatu benda dapat dikatakan bintang apabila ia menghasilkan cahayanya sendiri dan memiliki massa 0,08-200 kali massa matahari, salah satu bintang yang paling massive ialah Eta Carinae, Massanya 100-150 kali massa matahari.

  1. Struktur Inti Bintang

Suatu bintang akan terbentuk apabila memiliki bagian inti yang setimbang secara hidrostatis, kesetimbangan hidrostatis ini terjadi ketika tekanan dari dalam ke luar bintang mengimbangi gaya gravitasi yang menarik bintang dari luar ke dalam, selain berada dalam kesetimbangan hidrostatis, inti bintang juga mempertahankan keseimbangan termal “suhu”.

  1. Medan Magnet Bintang

Medan magnet bintang dihasilkan dari bagian inti bintang, dimana terjadinya gerakan plasma yang berfungsi seperti sebuah dinamo. Medan magnet yang dihasilkan tersebut akan meliputi seluruh bintang, massa kandungan bintang dan aktivitas pada permukaan sebuah bintang merupakan faktor yang menentukan kekuatan dari medan magnet yang dimiliki bintang tersebut.

  1. Rotasi Bintang

Alat yang dilakukan untuk mengukur laju rotasi sebuah bintang disebut Spektroskopi, cara lain yang juga sering digunakan ialah sengan mengamati laju rotasi bintik bintang. Bintang yang lebih muda biasanya memiliki laju rotasi yang lebih cepat dibandingkan bintang yang lebih tua, medan magnet dan angin bintang akan mempengaruhi laju rotasi bintang tersebut.

  1. Suhu Bintang

Suhu permukaan suatu bintang akan ditentukan oleh energi di intinya, biasanya suhu suatu bintang ini diperkirakan dari indeks warna bintang, bintang masif biasanya memiliki suhu hingga 50.000 derajat celcius.

  1. Umur Bintang

Umur bintang yang banyak ditemui saat ini biasanya ialah 1-10 milyar tahun, ada bintang yang mungkin lebih tua sedikit, ada pula yang lebih muda. Perkiraan umur sebuah bintang dapat dilihat dari massanya biasanya semakin tinggi massa sebuah bintang maka semakin muda bintang tersebut.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Pengertian Teleskop

Macam-Macam Bintang

Adapun klasifikasi macam-macam jenis bintang yang diantaranya yaitu:

  1. Giant Star (Bintang Raksasa)

Jenis bintang yang pertama adalah bintang raksasa atau yang disebut dengan Giant Star atau bintang raksasa memiliki luminositas atau intensitas cahaya (energy yang dipancarkan oleh bintang per detik) hingga mencapai 1.000 kali luminositas matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Ada beberapa contoh bintang yang termasuk ke dalam Giant Star adalah Aldebaran atau Alpha Tauri yaitu bintang tercerah di konstelasi Taurus.

  1. Supergiant Star (Bintang Super Raksasa)

Jenis bintang yang selanjutnya adalah Supergiant Stars atau bintang yang lebih besar lagi atau bintang super raksasa. Sepanjang sejarah atau sejauh ini, bintang terbesar yang pernah ditemukan memiliki luminositas 10 kali juta luminositas matahari. Apabila matahari memiliki ukuran ukuran hingga sebesar itu maka tidak ada planet karena mungkin sudah tenggelam dan bintang ini ukurannya lebih besar dari itu. Contoh supergiant star ini antara lain Betelgeuse (Alpha Ori), Rigel (Beta Ori) dan Mu Cephei.


  1. Dwarf (Bintang Katai atau Cebol)

Jenis bintang yang selanjutnya adalah Dwarf atau yang dikenal dengan bintang katau atau cebol. Bintang jenis ini ukurannya jauh lebih besar daripada planet Bumi, namun sangat kecil apabila dibandingkan dengan kedua bintang diatas. Bahkan matahari yang merupakan tata surya kita ini termasuk ke dalam bintang jenis ini. Selama masa hidupnya, bintang melalui banyak fase. Ketika ukuran bintang sama dengan massanya, fase tersebut dinamakan fase DwarfDwarf coklat atau brown dwarf merupakan bintang yang gagal yang mana bintang ini tidak cukup panas untuk dapat menjadi bintang yang normal.

Dwarf putih atau white dwarf merupakan bintang yang perlahan-lahan mati dan menghabiskan bahan bakarnya. Meskipun namanya adalah white atau putih, namun bintang ini beralih dari warna putih ke warna merah dan pada akhirnya bintang ini mati dan berubah menjadi warna hitam menjadi black dwarf yaitu bintang mati yang tidak memiliki luminositas. Sementara bintang dwarf putih diyakini menjadi bintang yang menghuni dark matter atau materi gelap yang di jagat raya.

  1. Bintang Neutron

Bintang yang memiliki massa dua kali dari matahari, setelah meledak menjadi supernova kemudian akan menjadi bintang neutron. Bintang neutron ini akan menghancurkan atom-atomnya, serta menyatukan proton dan elektron sehingga hanya akan menyisakan neutron hasil fusi tersebut. Hal itu pula menyebabkan bintang neutron memiliki struktur yang sangat padat dan mampat.

Bintang neutron yang memiliki diameter sekitar 30 km memiliki massa yang hampir sama dengan matahari. Jadi, apabila berhasil memindahkan materi sebanyak satu sendok dari bintang neutron ini ke bumi, maka materi itu bisa jadi seberat gunung. Bintang neutron bisa berputa dengan kecepatan yang sangat tinggi, bisa jadi puluhan atau ratusan kali perdetik.

  1. Pulsar

Selanjutnya adalah bintang ulsar atau pulsating star. Bintang Pulsar atau pulsating star merupakan bintang neutron yang memancarkan getaran radiasi yang sifatnya teratur (biasanya adalah gelombang radio dari kutub magnetiknya). Contoh bintang pulsar adalah PSR+121, yaitu sebuah pulsar radio. Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Radiasi lain yang dipancarkan oleh pulsar ini selain gelombang radio adalah sinar X dan sinar Gamma.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Gambar Planet

  1. Magnetar

Magnetar merupakan salah satu jenis dari bintang neutron. Bintang magnetar ini adalah bintang neutron yang memiliki medan magnet yang jauh lebih kuat daripada bintang neutron (Anonim, Jenis Bintang, 2017).

Rasi Bintang

Berikut ini terdapat beberapa rasi bintang, terdiri atas:

  • RASI BINTANG PARI

Rasi bintang yang bisa ditemukan dan bisa dilihat di langit adalah rasi bintang pari/crux.Rasi bintang ini berbentuk pari/layang-layang/salib dan bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan.Yah, salah satu fungsi rasi bintang juga adalah sebagai petunjuk arah pada malam hari kalo tiba-tiba kita kehilangan arah. Pada setiap rasi bintang, ada satu bintang yang paling terang,dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α (lihat gambar)

  • RASI BINTANG ORION/WALUKU

Rasi bintang kedua yang bisa ditemukan sendiri di langit, tentunya setelah liat peta rasi bintang adalah rasi bintang orion/pemburu.Rasi bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Dinamai Orion, yang artinya adalah pemburu, rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion, putera Neptune, seorang pemburu terbaik di dunia. Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik bagi di rasi orion ini adalah adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya.

Bellatrix identik dengan tokoh dalam Harry Potter, sedangkan Betelgeuse adalah salah satu judul film anak2 waktu dulu. Ternyata kedua nama itu adalah nama bintang, termasuk Sirius, Remus, Regulus, dan lain-lain dalam dunia perfilman. Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini/waluku dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.

  • RASI BINTANG GREAT BEAR/BIDUK

Rasi Bintang ketiga yang mungkin paling populer dan dapat dikenali, menjadi petunjuk arah utara adalah rasi bintang Biduk/Great Bear/Beruang besar yang menunjukkan arah utara. Bentuknya seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh.Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit utara.

  • RASI BINTANG SCORPIO

 

Rasi bintang keempat yang bisa dikenali dan menjadi petunjuk arah adalah rasi bintang scorpio. Rasi bintang satu ini agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak. Rasi Scorpio ini menjadi petunjuk arah tenggara/timur langit. Dalam mitologi yunani kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion. Pada konstelasi ini juga terdapat bintang Antares, salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Planet Bumi

Proses Evolusi Bintang

Secara sederhana evolusi yang dialami oleh bintang dari awal sampai akhir adalah sebagai berikut (Riswanto & Suseno, 2015):

  • Bintang merupakan hasil dari kondensasi dari awan nebula. Akibat dari peristiwa kondensasi tekanan dari dalam awan melakukan ekspansi dengan nilai tekanan yang lebih kecil dari gaya gravitasi yang melingkupi proses Kemudian awan nebula yang pada awalnya menyatu dalam satu gumpalan besar terpecah dan mengalami fragmentasi.
  • Akibat dari tekanan yang besar dan penyusutan volum suhu awan menjadi sangat tinggi dan menyebabkan awan tersebut menjadi berpijar dan menjadi calon bintang (protobintang) dengan unsur penyusun yang dominan adalah hidrogen. Protobintang yang telah selesai berfragmentasi terus mengalami penyusutan sebagai akibat dari gaya gravitasi.
  • Temperatur awal dan luminositas bintang berada dalam angka yang masih rendah. Seiring dengan perubahan kerapatan bintang yang semakin rapat menuju inti maka temperatur dan luminositas bintang ikut mengalami
  • Perubahan dari protobintang menjadi bintang praderet utama ditandai dengan peningkatan temperatur protobintang hingga mencapai keseimbangan Akan tetapi luminositas bintang sangat tinggi sehingga masih banyak energi yang terpancar ke permukaan sehingga menjadi sangat panas.
  • Pada tahap selanjutnya evolusi bintang berjalan dengan sangat lambat hingga mencapai suhu pusat bintang cukup untuk melakukan reaksi termonuklir. Tahap ini ditandai dengan bintang telah menjadi bintang deret utama berumur.
  • Tahap selanjutnya inti bintang terus melakukan reaksi termonuklir yang mengubah kesetimbangan kimia dari inti hingga batas waktu (sekitar 0,1 matahari). Setelah mencapai batas kesetimbangan energi maka bintang akan menjadi hancur dan mengalami.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bintang mengakhiri hidupnya dengan meledak menjadi Supernova, yaitu hanya terjadi pada bintang yang massanya 8 kali massa matahari atau lebih massif dari Matahari. Nah, supernova akan terjadi ketika bintang tersebut tidak lagi memiliki cukup bahan bakar untuk proses fusi di inti bintang. Menciptakan tekanan keluar sehingga memicu terjadinya dorongan gravitasi kedalam massa bintang yang besar (Kutner, 2003).

Daftar Pustaka:

  1. Abdullah. (2003). Tafsir Ibnu Katsir . Bogor: Pustaka Imam Asy-syafi’i. Admiranto, A. G. (2009). Menjelajahi Bintang, Galaksi dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
  2. Al-Mahally, Imam Jalaluddin, & Imam Jalaluddin As-Suyuti. (1990). Tafsir Jalalain Berikut Asbab An-Nujulnya. Bandung: Sinar Baru.
  3. Copeland, L. (2001). Principles of Seed Science and. London: Kluwer Academi. Cox, A. (2000). Allen’s Astrophysical Quantities. New York: Springer-Verlag. Djamaluddin, T. (2005). Menggagas Fiqh Astronomi. Bandung: Kaki.
  4. Hawking, S. (2011). The Theory of Everything. Beverly Hill: Phoenix Book.
  5. Hoskin, M. (1998). The Value of Archives in Writing the History of Astronomy.
  6. ASP Conference Series.
  7. Kemal, T. (2007). Seri Pengetahuan Bintang dan Planet. Jakarta: Erlangga. Kerrod, R. (2005). Bengkel Ilmu Astronomi. (S. Peusangan, Penerj.) Jakarta: Erlangga.
  8. Kutner, M. L. (2003). Astronomy: A Physical Perspektive. New York: Cambridge University Press.
  9. Lyall, F. &. (2009). “Chapter 7: The Moon and Other Celestial Bodies”. . New York: A. Treatise Ashgate Publishing .
  10. Percy, J. R. (2018, September 18). Evolusi Bintang: Kelahiran,Masa Hidup,dan Kematian Bintang. Diambil kembali dari Astrosecundaria: http://sac.csic.es/astrosecundaria/in/cursos/formato/materiales/ppts/confere ncias/C1_in.pdf
  11. Riswanto, & Suseno. (2015). Dasar-Dasar Astronomi dan Fisika Kebumian.
  12. Metro: Lembaga Penelitian UM Metro Press.
  13. Roekhan, A. R. (2012). Seri Pengetahuan Alam Bintang. Surabaya: Tim Pengetahuan Alam.
  14. Shihab, M. (2002). Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
  15. Spaeth, O. (2000). Dating the Oldest Egyptian Star Map. Centaurus International Magazine of the History of Mathematics, Science and Technology, 42(3), 159-179.
  16. Stott, C. T. (2006). Bintang dan Planet. (T. Kemal, Penerj.) Surabaya: Erlangga. Sujadi, F. (2009). Seri Pengetahuan Alam: Alam Semesta yang menakjubkan. Jakarta: Bee Media Indonesia.
  17. Tjasyono HK, B. (2013). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wiramiharja, S. D. (2010).
  18. Yani, D. M. (2009). Handout Matakuliah Kosmografi . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Demikianlah pembahasan mengenai Rasi Bintang – Pengertian, Sejarah, Ciri, Macam dan Proses semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.