Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Tujuan, Jenis, Perbedaan, Penggunaan dan Pendekatan – Untuk kali ini kami akan bagi materi Bahasa Indonesia mengenai Penelitian Kualitatif yang dalam hal meliputi seperti pengertian menurut para ahli, ciri, tujuan, jenis, perbedaan, penggunaan dan pendekatan, kalau begitu simaka saja uraian dibawah ini.

Penelitian Kualitatif

 

Pengertian Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnography, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.


Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian penelitian kualitatif menurut para ahli, terdiri atas:


  1. Menurut Sukmadinata, 2005

Dasar penelitian kualitatif merupakan konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran ialah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interkasinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002).


  1. Menurut Sugiyono, 2005

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut padang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek. Alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.


  1. Menurut Bogdan dan Taylor

Mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.


  1. Menurut Kirk dan Miller

Mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.


Dasar Teoritis Penelitian Kualitatif

Kajian penelitian kualitatif berawal dari kelompok ahli sosiologi dari “Mazhab Chicago” pada tahun 1920-1930, yang memantapkan pentingnya penelitian kualitatif untuk mengkaji kelompok kehidupan manusia.


Pada waktu yang sama, kelompok ahli antropologi menggambarkan outline dari metode karya lapangan; yang melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mempelajari adat dan budaya masyarakat setempat. Dari awal, tampak bahwa penelitian kualitatif merupakan bidang penyelidikan tersendiri.


Bidang ini bersilang dengan disiplin dan pokok permasalahn lainnya. Suatu kumpulan istilah, konsep, asumsi yang kompleks dan saling terkait meliputi istilah penelitian kualitatif.


Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah:

  • Pendekatan fenemenologis
  • Pendekatan interaksi simbolik
  • Pendekatan kebudayaan
  • Pendekatan etnometodologi

Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri penelitian kualitatif, terdiri atas:


  • Menggunakan Lingkungan Alamiah Sebagai Sumber Data

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi.


Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian, peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula, apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana tingkah laku berlangsung.


  • Memiliki SIfat Deskriptif Analitik

Peneliti kualitatif sifatnya deskriptif analitik, data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.


Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.


Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatau fenomena terjadi, untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.


  • Tekanan Pada Proses Bukan Hasil

Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses b ukan pada hasil, data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan.


Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja.


Pertanyaan diatas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung.


Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.


  • Bersifat Induktif

Penelitian kualitatif sifatnya induktif, penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimuali dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.


Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.


  • Mengutamakan Makna

Penelitian kualitatif mengutamakan makna, makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa, misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya.


Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru, apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina dan bagaimana hal itu terjadi.


Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti supaya dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.


Berdasarkan ciri diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami.


Generalisasi tidak perlu dilakukan sebab deskrpsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan. Sejalan dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen, 1992 menjelaskan bahwa, ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima yaitu:

  1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (enity)
  2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
  3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
  4. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
  5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data
  6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka
  7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
  8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
  9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
  10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)

Tujuan Penelitian Kualitatif

Atas dasar penggunaannya dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:

  • Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lanjut untuk menemukan kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
  • Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
  • Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.

Dalam hal ini bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan, pengolaan/manajeman kelas, kepemimpinan dan pengawasan pendidikan, penilaian pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru dan lain-lain. Selain penelitian kualitatif yang digunakan dalam bidang pendidikan ialah penelitian tindakan kelas.


Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis penelitian kualitatif, terdiri atas:


  1. Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok social. Etnografi juga merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang  dilaksanakan di lapangan dalam latar alami.


Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Peneliti meneliti cirri khas dan kebiasaan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli.


Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.


Artinya etnografi ini lebih terkhusus kepada apa yang menjadi pedoman bagi masyarakat dan dinamika-dinamika social yang ada di masyarakat. Seperti yang dikatakan bahwa etnografi cocok digunakan di bidang pendidikan, karena sekolah-sekolah mempunyai satu cirri khas tersendiri artinya sekolah memiliki kebudayaan tersendiri yang tidak melupakan kebudayaan yang ada didaerah setempatnya.


  1. Studi Kasus (Case Studies)

Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsif. Studi kasus bisa dipakai untuk meneliti sekolah di tengah-tengah kota di mana para siswanya mencapai prestasi akademik luar biasa.


Studi kasus dapat juga digunakan untuk meneliti bagaimana aspek psikologis siswa yang bermasalah. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu contoh studi kasus yang saat ini banyak di gunakan oleh guru untuk meneliti siswa-siswanya. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasusu yang dipelajari berupa program, peristiwa atau individu.


Menurut Stake (dalam Denzin & Lincoln, 1994:236), studi kasus tidak selalu menggunakan pendekatan kualitatif, ada beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Stake, dalam membahas studi kasus, akan menekankan pendekatan kualitatif, bersifat naturalistik, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi.


Studi kasus bukan merupakan pilihan metodologi, tetapi pilihan masalah yang bersifat khusus untuk dipelajari. Terdapat contoh masalah yang dapat bersifat kuantitatif, misalnya; anak yang sakit, dokter mempelajari anak yang sakit dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan dokter lebih bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif.


Contoh lain studi tentang anak yang diabaikan (neglected child) dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan pekerja sosial lebih bersifat kualitatif ketimbang kuantitatif.


Sebagai suatu bentuk penelitian, pemilihan studi kasus lebih ditentukan oleh ketertarikan pada kasus-kasus yang bersifat individual, bukan oleh pemilihan penggunaan metode penelitian. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan Stake sebagai berikut:


“Some case studies are qualitative studies, some are not. In this chapter I will concentrate on case studies where qualitative inquiry dominates, with strong naturalistic, holistic, cultural, phenomenological interests. Case study is not a methodological choice, but a choice of object to be studied. We could study it in many ways. The physician studies the child because the child is ill. The child’s symptoms are both qualitative and quantitative. The physician’s record is more quantitative than qualitative.


The social worker studies the child because the child is neglected. The symptoms of neglect are both qualitative and quantitative. The formal record the social worker keeps in more qualitative than quantitative. In many professional and practical fields, cases are studied and recorded. As a form of research, case study is defined by interest in individual cases, not by methods of inquiry used.”


  1. Studi Dokumen/Teks (Document Study)

Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan  tertulis berdasarkan  konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik.


Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks.


Penelitian ini dapat pula kita lakukan di bidang pendidikan, misalnya mengkaji kurikulum sekolah, RPP, dan berkas-berkas yang ada di sekolah tersebut. Keadaan siswa setiap semester pun dapat dilihat melalui studi dokumen ini.


  1. Pengamatan Alami (Natural Observation)

Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu.


Misalnya, bagaimana perilaku seseorang ketika dia berada kelompok diskusi yang anggota berasal dari latar sosial yang berbeda-beda. Dan, bagaimana pula perilaku dia jika  berada dalam kelompok yang homogen. Peneliti menggunakan kamera tersembunyi atau isntrumen lain yang sama sekali tidak diketahui oleh orang yang diamati (subjek).peneliti bisa mengamati sekelompok anak ketika bermain dengan teman-temannya untuk memahami perilaku interaksi sosial mereka.


  1. Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu.


Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.


  1. Grounded Theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.


Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Metode kuantitatif dan kualitatif berkembang terutama dari akar filosofis dan teori sosial abad ke-20. Kedua metode penelitian di atas mempunyai paradigma teoritik, gaya, dan asumsi paradigmatik penelitian yang berbeda. Masing-masing memuat kekuataan dan keterbatasan, mempunyai topik dan isu penelitian sendiri serta menggunakan cara pandang berbeda untuk melihat realitas sosial.


“Gaya” penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak “kasus” dan subjek yang diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah, peneliti “terpisah” dari subjek yang ditelitinya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Data Adalah


“Gaya” penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Memang dalam penelitian kualitatif kehadiran nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas, melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. Dengan demikian, hal yang umum dilakukan ia berkutat dengan analisa tematik. Peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang ditelitinya.


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, metode penelitian mempunyai pola asumsi paradigmatik. John W. Cresswell menilik beberapa dimensi asumsi paradigmatik yang membedakan penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Dimensi-dimensi tersebut mencakup ontologis, epistemologis, axiologis, retorik serta pendekatan metodologis. Secara ontologis, peneliti kuantitatif memandang realitas sebagai “objektif” dan dalam kacamata “out there”, serta independen dari dirinya. Sementara itu, peneiliti kualitatif memandang realitas merupakan hasil rekonstruksi oleh individu yang terlibat dalam situasi sosial.


Secara epistemologis, peneliti kuantitatif bersikap independen dan menjaga jarak (detachment) dengan realitas yang diteliti. Sementara peneliti kualitatif, menjalin interaksi secara intens dengan realitas yang ditelitinya. Secara retoris atau penggunaan bahasa, penelitian kuantitatif biasanya menggunakan bahasa-bahasa penelitian yang bersifat formal dan impersonal melalui angka atau data-data statistik.


Dengan demikian, terminologi atau konsep-konsep yang jamak ditemukan dalam penelitian kuantitatif misalnya “relationship” dan ”comparison”. Sementara, penelitian kualitatif kerap ditandai penggunaan bahasa informal dan personal seperti “understanding”, “discover” dan “meaning”. Secara metodologis, penelitian kuantitatif lekat dengan penggunaan logika deduktif dimana teori dan hipotesis diuji dalam logika sebab akibat. Desain yang bersifat statis digunakan melalui penetapan konsep-konsep, variabel penelitian serta hipotesis.


Sementara itu, penelitian kualitatif lebih mengutamakan penggunaan logika induktif dimana kategorisasi dilahirkan dari perjumpaan peneliti dengan informan di lapangan atau data-data yang ditemukan. Sehingga penelitian kualitatif bercirikan informasi yang berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial.


Tabel: “Gaya” Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif
Mengukur fakta-fakta objektif Mengkonstruksikan realitas dan makna kultural
Fokus pada variabel-variabel Fokus pada proses dan peristiwa secara interaktif
Reliabilitas adalah kunci Otentisitas adalah kunci
Bebas nilai Hadirnya nilai secara eksplisit
Bebas dari konteks Dibatasi situasi
Banyak kasus dan subyek Sedikit kasus dan subyek
Analisis statistik Analisis tematik
Peneiti terpisah Peneliti terlibat

Tabel: “Gaya” Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Suharsini Arikunto

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1.   Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal. 1.      Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent).
2.   Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun 2.      Langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai
3.   Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.  3.      Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.
4.   Hipotesis: (jika memang perlu)·         Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

·         Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan

4.   Hipotesis:·         Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung

·         Hasil penelitian terbuka

5.   Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan. 5.      Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dippastikan sebelumnya.
6.   Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan 6. Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti
7.   Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul 7. Analisis data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

Tabel: Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Suharsini Arikunto


Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Hamid Potilima

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1.   Satuan-satuan individual tidak dipilah-pilah dalam variabel-variabel 1.   Satuan individu digolongkan ke dalam variabel-variabel dengan ciri tertentu sesuai kepentingan panalitian.
2.   Tidak ada konsep sampel 2. Karena besarnya populasi maka dalam penelitian kuantitatif digunakan sampel
3. Data dalam bentuk narasi atau   angka 3.   Data dalam bentuk angka 
4.   Analisis data dijadikan bukti untuk mendukung kebenaran dari hipotesa yang dibuat 4. Analisis data dijadikan pembuktian yang dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesa yang dibuat
5.   Instrumen penelitian adalah diri sendiri 5.  Instrumen penelitian adalah kuisioner

Tabel: Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Hamid Potilima


Penggunaan Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.


Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.


Pendekatan Penelitian Kualitatif

John W. Creswell ada membagi metode penelitian kualitatif dalam 5 jenis pendekatan yaitu:


  1. Studi Naratif

Studi naratif bisa didefinisikan sebagai studi yang berfokus pada narasi, cerita, atau deskripsi tentang serangkaian peristiwa terkait dengan pengalaman manusia. studi ini bisa mencakup banyak hal, antara lain:

  • Biografi yaitu narasi tentang pengalaman orang lain.
  • Auto-etnografi atau autobiografi yaitu pengalaman yang ditulis sendiri oleh subjek penelitian.
  • Sejarah kehidupan yaitu rekaman sejarah utuh tentang kehidupan seseorang.
  • Sejarah tutur yaitu sejarah kehidupan yang diperoleh dari hasil ingatan peneliti.

Prosedur yang digunakan biasanya berupa restoring, yakni penceritaan kembali cerita tentang pengalaman individu, atau progresif-regresif, di mana peneliti memulai dengan suatu peristiwa penting dalam kehidupan sang partisipan. Pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Analisisnya berpijak pada kronologi peristiwa yang menekankan pada titik-balik atau ephiphanies dalam kehidupan responden.


  1. Studi Fenomenologi

Merupakan studi yang berusaha mencari “esensi” makna dari suatu fenomena yang dialami oleh beberapa individu. untuk menerapkan riset fenomenologis, peneliti bisa memilih antarafenomenologi hermeneutik yaitu yang berfokus pada “penafsiran” teks-teks kehidupan dan pengalaman hidup ataufenomenologi transendental dimana peneliti berusaha meneliti suatu fenomena dengan mengesampingkan prasangka tentang fenomena tersebut.


Prosedurnya yang terkenal adalah Epoche (pengurungan), yakni suatu proses di mana peneliti harus mengesampingkan seluruh pengalaman sebelumnya untuk memahami semaksimal mungkin pengalaman dari para partisipan.


Analisisnya berpijak pada horizonalisasi, di mana peneliti berusaha meneliti data dengan menyoroti pernyataan penting dari partisipan untuk menyediakan pemahaman dasar tentang fenomena tersebut.


  1. Studi Grounded Theory

Studi grounded theory menekankan upaya peneliti dalam melakukan analisis abstrak terhadap suatu fenomena, dengan harapan bahwa analisis ini dapat menciptakan teori tertentu yang dapat menjelaskan fenomena tersebut secara spesifik.


Grounded theory bisa dilakukan dengan berpijak pada pendekatan prosedur sistematis yang memanfaatkan kausalitas, konsekuensi, coding selektif, dan sebagainya dari fenomena yang diteliti atau prosedur konstruktivis yang memanfaatkan pengumpulan data dengan cara memoingterhadap pandangan, keyakinan, nilai, atau idelogi daripara partisipan. Prosedur grounded theory umumnya berpijak pada coding terbuka atas kategori data, selanjutnya coding aksial di mana data disusun dalam suatu diagram logika, dan terakhir mengidentifikasi konsekuensi dari proses coding tersebut, agar bisa sepenuhnya mengembangkan suatu model teoritis tertentu.


  1. Studi Etnografis

Studi etnografis berusaha meneliti suatu kelompok kebudayaan tertentu berdasarkan pada pengamatan dan kehadiran peneliti di lapangan dalam waktu yang lama. pada umumnya, ada dua tipe etnografi yaitu etnografi realis dimana peneliti berperan sebagai pengamat “objektif”, merekam fakta dengan sikap yang tidak memihak dan etnografi kritis dimana studinya diarahkan untuk meneliti sistem kultural dari kekuasaan, hak istimewa, dan otoritas dalam masyarakat untuk menyuarakan aspirasi kaum marjinal dari berbagai kelas, ras dan gender.


Prosedurnya sering kali berdasar pada pendekatan holistikuntuk memotret kelompok kebudayaan tertentu yang analisisnya memanfaatkan data emik (pandangan partisipan) dan data etis (pandangan peneliti) untuk tujuan praktis dan/atau advokatoris demi kepentingan kelompok kebudayaan itu sendiri.


  1. Studi Kasus

Studi kasus merupakan salah satu jenis pendekatan kualitatif yang menelaah sebuah “kasus” tertentu dalam konteks atausetting kehidupan nyata kontemporer. Peneliti studi kasus dapat memilih tipe penelitiannya berdasarkan tujuan, yakni studi kasus instrumental tunggal yang berfokus pada satu isu atau persoalan tertentu, studi kasus kolektif yang memanfaatkan beragam kasus untuk mengilustrasikan suatu persoalan penting dari berbagai perspektif, studi kasus intrinsik yang fokusnya adalah pada kasus itu sendiri, karena dianggap unik atau tidak biasa.


Prosedur utamanya menggunakan sampling purposeful (untuk memilih kasus yang dianggap penting), yang kemudian dilanjutkan dengan analisis holistik atas kasus tersebut melalui deskripsi detail atas pola-pola, konteks dan setting di mana kasus itu terjadi.


Daftar Pustaka:

  1. Elly, 2006. Perilaku Konsumtif Masyarakat Desa Di Lingkungan Industri. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang, Skripsi, Tidak Diterbitkan
  2. Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3
  3. Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta
  4. Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data  Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia Press
  5. Kristi Poerwandari, 2005.  Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia.Fakultas Psikologi UI. Jakarta
  6. Moleong, j. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002.

Demikianlah pembahasan mengenai Penelitian Kualitatif – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Tujuan, Jenis, Perbedaan, Penggunaan dan Pendekatan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.